Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, kelompok 5 bisa menyelesaikan makalah yang Tentang Tokoh-Tokoh
Pendidikan yang Berpengaruh di Idonesia. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dr.Ismaniar, M.Pd selaku dosen pengampuh mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan motivasi dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................. 4
PEENDAHULUAN ..........................................................................................................
BAB II ............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ...............................................................................................................
BAB II ...................................................................................................................................... 12
PENUTUP ....................................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sudah sepatutnya menentukan masa depan suatu negara. Bila visi
pendidikan tidak jelas, yang dipertaruhkan adalah kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
Visi pendidikan harus diterjemahkan ke dalam sistem pendidikan yang memiliki sasaran
jelas, dan tanggap terhadap masalah-masalah bangsa. Karena itu, perubahan dalam
subsistem pendidikan merupakan suatu hal yang sangat wajar, karena kepedulian untuk
menyesuaikan perkembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sudah
sepantasnya sistem pendidikan tidak boleh jalan di tempat, namun setiap perubahan juga
harus disertai dan dilandasi visi yang mantap dalam menjawab tantangan zaman.
Jauh sebelum kemerdekaan RI, banyak tokoh indonesia yang memiliki pemikiran
maju, khususnya dalam bidang pendidikan. Beberapa tokoh pendidikan seperti Ki Hajar
Dewantara, KH Ahmad Dahlan, Mohammad Syafei, Raden Dewi Sartika, Raden Ajeng
Kartini merupakan sejumlah tokoh pendidikan pribumi yang memberikan warna
pendidikan sampai saat ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah insan-insan bermartabat yang
memperjuangkan pendidikan dan sekaligus pejuang kemerdekaan yang berjuang
melepaskan cengkeraman penjajah dari bumi Indonesia.
Atas dasar inilah penulis menjelaskan pokok bahasan ini dengan tujuan agar para
mahasiswa, mahasiswi dan siapa saja yang terlibat untuk selalu mengenang dan tidak
pernah melupakan karya-karya tokoh-tokoh pendidikan yang memiliki pemikiran maju,
dan memberikan warna pendidikan sampai saat ini. Diharapkan pembahasan ini
memberikan perluasan wawasan bagi mahasiswa dan memberikan penjelasan pemahaman
yang lebih baik dari sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KI HAJAR DEWANTARA
5
lapangan perjuangan politik, dengan melalui berbagai rintangan, penjara dan
pembuangan dengan segala hasilnya, menimbulkan pikiran baru untuk meninjau cara-
cara dan jalan untuk menuju kemerdekaan Indonesia (Muchammad Tauchid, 1963:
29).
Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar Dewantara
mencurahkan perhatian di bidang pendidikan sebagai salah satu bentuk perjuangan
meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, pada 3 Juli 1922 Ki
Hajar mendirikan Nationaal Onderwijs Institut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan
Perguruan Nasional Taman Siswa. Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang
bercorak nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta
semangat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Tidak hanya melalui Taman
siswa, sebagai penulis, Ki Hajar Dewantara tetap produktif menulis berbagai surat
kabar. Hanya saja kali ini tulisannya tidak bernuansa politik, namun beralih ke bidang
pendidikan dan kebudayaan.
Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan bangsa memiliki
semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang seorang guru harus bisa
memberikancdorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di
antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada
(di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik).
Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-
sekolah Taman Siswa. Pada masa pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara menjadi
salah satu pimpinan pada organisasi Putera bersama dengan Ir. Soekarno, Drs.
Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur. Dimasa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara
dingkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama.
Perjuangan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak
di anugerahi gelar pahlawan pendidikan Indonesia. Dan setiap tanggal 2 Mei
diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional untuk mengenang dan sebagai
penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan pemikiran-pemikiran beliau
terhadap pendidikan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara memaknai pendidikan secara filosofi sebagai upaya
memerdekakan manusia dalam aspek lahiriah (kemiskinan dan kebodohan), dan
batiniah (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas
demokratik). Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak. Dengan berbagai ide yang dimiliki Ki Hajar Dewantara,
ada satu konsep yang terlupakan, yaitu konsep belajar 3 dinding. Konsep tersebut
menunjukkan betapa luasnya wawasan Beliau dan mampu mengadaptasi konsep
tersebut dalam budaya Indonesia. Banyak karya beliau yang juga menjadi landasan
rakyat Indonesia dalam mengembangkan pendidikan, khususnya kalimat filosofis
(selain dari konsep 3 dinding diatas) seperti Ing Ngarso Suntolodo, Ing Madyo
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
B. MOHAMMAD SYAFEI
6
Mohammad Syafei lahir tahun 1893 di Ketapang (Kalimantan Barat). Beliau diangkat
jadi anak oleh Ibarahim Marah Sutan dan ibunya Andung Chalijah, kemudian dibawa
pindah ke Sumatra Barat dan menetap di Bukit Tinggi. Marah Sutan merupakan seorang
pendidik dan intelektual ternama. Dia telah mengajar diberbagai daerah di Nusantara,
pindah ke Batavia pada tahun 1912 dan aktif dalam kegiatan penertiban dan Indische
Partij. Moh. Syafei menempuh pendidikan di sekolah raja di Bukit tinggi, kemudian
belajar melukis di Batavia sambil mengajar disekolah Kartini. Pada tahun 1922 Moh.
Syafei menuntut ilmu di Negeri Belanda dengan biaya sendiri. Di sana ia bergabung
dengan "Perhimpunan Indonesia", sebagai ketua seksi pendidikan. Moh. Syafei
berpendapat bahwa agar gerakan nasionalis dapat berhasil dalam menentang penjajahan
Belanda, maka pendidikan rakyat haruslah diperluas dan diperdalam. Semasa di negeri
Belanda, Syafei pernah ditawari mengajar dan menduduki jabatan disekolah pemerintah.
Tapi Syafei menolak dan kembali ke Sumatara Barat pada tahun 1925. Ia bertekad
bertekad mendirikan sebuah sekolah yang dapat mengembangkan bakat murid-muridnya
dan disesuaikan dengan kebutuhan rakyat Indonesia, baik yang hidup di kota maupun di
pedalaman.
Moh. Syafei mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Indonesische Nederland
School (INS) pada tanggal 31 oktober 1926. Di Kayu Tanam, sekitar 60 km disebelah
Utara kota Padang. Pendidikan menurut Syafei berfungsi untuk membantu manusia
keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam
penyempurnaann hidup lahir dan batin antar bangsa (Thalib Ibarahim,1978: 25). Manusia
dan bangsa yang dapat bertahan adalah yang dapat mengikuti perkembangan masyarakat
atau zamannya. Untuk kepentingan ini ia mengusulkan konsep sekolah kerja atau sekolah
kehidupan atau sekolah masyarakat. Pemikiran Syafei menyarankan kesempurnaan lahir
dan batin yang harus selalu diperbaharui. Hal ini terungkap dalam pemikiran G. Revesz
seperti yang dikutip oleh Syafei bahwa lapangan pendidikan mesti berubah menurut
zamannya. Seandainya orang masih beranggapan, bahwa susunan pendidikan dan
pengajaran yang berlaku adalah sebaik-baiknya dan tidak akan berubah lagi, maka orang
atau lembaga yang berpendirian dan berpikir demikian telah jauh menyimpang dari
kebenaran. Demikianlah, tujuan pendidikan menurut Syafei yaitu berupa kesempurnaan
lahir dan batin, harus selalu terus disempurnakan sesuai dengan tuntutan perubahan
zaman. Syafei mengajukan pemikiran yang masih relevan untuk zaman kita ini.
Pandangan pendidikan Mohammad Syafei sangat dipengaruhi oleh aliran
Develomentalisme, terutama gagasan sekolah kerja yang dikembangkan John Dewey dan
George Kerschensteiner, serta pendidikan alam sekitar yang dikembangkan Jan Ligthar.
Pandangan John Dewey bahwa pendidikan harus tertuju pada efesiensi sosial, atau
kemanfaatan pada kehidupan sosial; dan belajar berbuat atau belajar melalui pengalaman
langsung yang lebih dikenal dengan sebutan learning by doing, mempunyai pengaruh
besar terhadap konsep pendidikan Muhammad Syafei. Pemikiran Syafei tentang
pendidikan juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran pendidikan awal abad 20 di Eropa,
yaitu pemikiran pendidikan yang dikembangkan berdasarkan konsep sekolah kerja atau
sekolah hidup atau sekolah masyarakat. Menurut konsep ini sekolah hendaknya tidak
mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat.
7
Kurikulum yang dikembangkan Moh. Syafei adalah kurikulum untuk pendidikan
dasar. Untuk tahun awal sekolah dasar ia menghendaki kurikulumnya berupa pendidikan
prasekolah. Contohnya kegiatan bermain-main dengan pasir, kertas dan lain-lain.
Beberapa mata pelajaran yang dibahas Syafei secara khusus, yaitu bahasa ibu,
menggambar, membersihkan sekolah dan kelas, berkebun dan bemain-main. Dasar
pendidikan yang dikembangkan oleh Moh. Syafei adalah kemasyarakatan, keaktifan,
kepraktisan, berpikir logis dan rasional. Isi pendidikan yang dikembangkan berupa bahan-
bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, dan ketrampilan. Lebih dikenal
dengan istilah 3 H, yaitu Head, Heart dan Hand. Implikasinya terhadap pendidikan antara
lain sebagai berikut.
1) Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional
2) Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh.
3) Mendidik anak anak agar menjadi manusia yang berwatak baik.
4) Menanamkan rasa cinta tanah air.
5) Mendidik anak agar mandiri tanpa tergantung pada orang lain.
8
. Ahmad Dahlan bergabung dengan organisasi Budi Utomo dan disana Ia mengajarka
n agama dan pelajaran yang diperlukan anggota. Pelajaran yang diberikan K.H. Ahma
d Dahlan dirasa sangat berguna bagi para anggota Budi Utomo, lalu mereka menyaran
kan agar Ahmad Dahlan membuka sekolah yang ditata rapi serta didukung organisasi
permanen.
Pada 18 November 1912 (8 Djulhijah 1330), K.H Ahmad Dahlan mendirikan
organisasi bernama Muhammadiyah yang bergerak dibidang kemasyarakatan dan pen
didikan. Dengan mendirikan Organisasi ini, Ia berharap dapat memajukan pendidikan
dan membangun masyarakat islam. Ahmad Dahlan mengajarkan Al-Qur’an dengan te
rjemah juga tafsirnya agar masyarakat memahami makna yang ada dalam Al-Qur’an d
an tidak hanya pandai membaca dan melagukannya saja. Pada bidang pendidikan, Da
hlan mengubah sistem pendidikan pesantren pada masa itu. Ia mendirikan sekolah-sek
olah agama yang juga mengajarkan pelajaran umum dan juga bahasa belanda. Bahkan
ada Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S met de Qur’an. Ia memasukan pelajaran ag
ama di sekolah umum pula. Ahmad Dahlan terus mengembangkan dan membangun se
kolah-sekolah. Selain sekolah semasa hidupnya Ia juga mendirikan masjid, langgar, ru
mah sakit, poliklinik, dan juga rumah yatim piatu.
9
D. RAHMA El-YUNUSIIAH
Sumatra Barat, terkenal sebagai tanah kelahiran para ulama dan kyai. Terbukti
dengan adanya beberapa tokoh agama terkemuka yang lahir di daerah tersebut. Hal ini
tak lain dan tak bukan adalah karena letak pulau Sumatra yang strategis. Di tengah jal
ur sutra, tempat persinggahan para pedagang Islam dari tanah arab menuju China. Disi
tulah mereka bersinggah dan menetap hingga melahirkan para pemuda-pemudi cerdas
nan pandai agama. Salah satu diantaranya adalah “Rahma El-Yunusiah”
10
fakultas, yaitu Fakultas Dirasah Islamiyah. Ia juga bercita-cita mendirikan rumah sakit
khusus wanita.
Di bawah kepemimpinan Rahmah, Diniyah Putri berkembang pesat. Keberhasi
lan lembaga ini mendapat perhatian dan pujian dari berbagai tokoh pendidikan, pemi
mpin nasional, politikus dan tokoh agama, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal it
u terbukti pada tahun 1957 Rahmah memperoleh gelar Syaikhah dari Senat Guru Besa
r Universitas Al-Azhar Mesir. Dan gelar ini belum pernah dianugerahkan kepada siap
apun sebelumnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
Penyelenggaraan pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan tuju
an yang sangat bagus pula. Dengan mengaplikasikan tokoh yang berpengaruh di Indone
sia tersebut, diharapkan pendidikan yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia da
pat menjadi lebih baik.Namun masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, b
aik mengenai SDM nya, fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau daerah dal
am memandang arti penting pendidikan, dan kendala-kendala lain. Persoalan pendidikan
merupakan tanggung jawab kita bersama, karenanya tentu secara bersama-sama pula kit
a mencari alternative pemecahannya
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak k
ekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna untuk
kita semua
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarta, I. M., Mardana, I. B., Adiarta, A., & Artanayasa, I. W. (2019). FILSAFAT
PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA (TOKOH TIMUR). Jurnal Filsafat Indonesia,
124-136.
Taqim, A. (2011, Oktober 3). BIOGRAFI MOHAMMAD SYAFEI DAN PEMIKIRANNYA.
Retrieved from scrib.id: https://www.scribd.com/doc/67289344/Biografi-Mohammad-
Syafei
https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-kh-ahmad-dahlan-
tokoh-pendiri-muhammadiyah/
https://pai.unida.gontor.ac.id/rahmah-el-yunusiah-syaikhah-dari-negeri-padang-
panjang/
13