KI HAJAR DEWANTARA
MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH : KONSEP DASAR PAUD
DOSEN PENGAMPU : RISTA DWI PERMATA, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh : 1. MIRZA ANDRIYANI SAPUTRI (1118210001)
2. Akhsanti Mardliyatul Ulya (1118210017)
3. Dewi Khofifah (1118210018)
4. Umi Ulfatin (1118210019)
Puji dan Syukur penyusun Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membatu kami dalam
penyusunan makalah ini mengenai “MAKALAH PENDIDIKAN MENURUT KI HAJAR
DEWANTARA”.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Penyusun menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari posisi yang sempurna oleh karena itu penyusun
menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan ke posisi sempurna.
Akhir kata penyusun ucapkan trimakasih.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN PERUMUSAN MASALAH.......................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. RIWAYAT HIDUP KI HAJAR DEWANTARA.......................................................2
B. PANDANGAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP PAUD............................4
C. NILAI PENDIDIKAN BERDASARKAN PANDANGAN KI HAJAR
DEWANTARA......................................................................................................................5
D. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI PAUD BERDASARKAN
PANDANGAN HIDUP.........................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN.........................................................................................................10
B. SARAN......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan karena
pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Atau dengan kata lain
pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan” manusia.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan
“sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Pendidikan
dapat mengubah manusia dari yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, asalnya tidak baik
menjadi baik. Sedemikian pentingnya nilai pendidikan bagi manusia, maka keharusan
untuk mendapatkannya pun adalah suatu keharusan.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Riwayat hidup Ki Hajar Dewantara
2. Pandangan Ki Hajar Dewantara terhadap PAUD
3. Nilai Pendidikan berdasarkan pandangan Ki Hajar Dewantara
4. Pelaksanaan pembelajaran di PAUD berdasarkan pandangan hidup
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Muda” Bandung, “Oetoesan Hindia” Surabaya, “Tjahaja Timoer” Malang. Begitu juga
pada tahun 1912, Ki Hajar Dewantara menerima tawaran dari HOS.
Puncak karir Suwardi Suryaningrat dalam jurnalistik adalah saat menulis Als ik eens
Nederlander was pada Buletin Bumi. Buletin ini dicetak 5.000 eksemplar dan menjadi
terkenal di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena tulis-tulisan yang berupa
kritikan tersebut dinilai sangat pedas. Hingga akhirnya Ki Hajar Dewantara, dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Dr. E.F.E. Douwes Dekker ditangkap lalu dipenjara.
Dunia jurnalistik yang ditekuni Suwardi Suryaningrat membuat pergaulannya lebih
luas pandangan politiknya juga lebih berkembang. Ia dapat mengutarakan pemikiran dan
persoalan bangsanya melalui ulisan-tulisan di berbagai surat kabar, majalah, dan brosur
dan memberi penerangan pada bangsanya yang sedang dirundung kegelapan.
Semboyannya yang terkenal hingga saat ini adalah Ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di
tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.
Jejak-jejak peninggalan Ki Hajar Dewantara terpampang rapi di Museum Dewantara
Kirti Griya yang berlokasi di Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Museum yang diresmikan
Nyi Hadjar pada 2 Mei 1970 diberi nama sesuai fungsinya semula. Kirti berarti kerja dan
griya bermakna rumah. Bangunan ini dulu merupakan tempat tinggal Ki Hajar
Dewantara bersama keluarga.
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan merupakan salah satu usaha pokok untuk
memberikan nilai-nilai kebatinan yang ada dalam hidup rakyat yang berkebudayaan
kepada tiap-tiap turunan baru (penyerahan kultur), tidak hanya berupa “pemeliharaan”
akan tetapi juga dengan maksud “memajukan” serta “memperkembangkan” kebudayaan,
menuju ke arah keseluruhan hidup kemanusiaan (Dewantara, 2011: 344). Kebudayaan
yang dimaksud adalah kebudayaan bangsa sendiri mulai dari Taman Indria, anak-anak
diajarkan membuat pekerjaan tangan, misalnya: topi (makuto), wayang, bungkus ketupat,
atau barang-barang hiasan dengan bahan dari rumput atau lidi, bunga dan sebagainya.
Hal ini dimaksudkan agar anak jangan sampai hidup terpisah dengan masyarakatnya
(Dewantara, 2011: 276).
Nilai-nilai kebudayaan bukanlah nilai-nilai yang statis tetapi juga mengalami kemajuan.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan hendaknya usaha kemajuan ditempuh melalui
petunjuk “Trikon”, yaitu : kontinyu dengan alam masyarakat Indonesia sendiri. Artinya,
secara kontinyu kebudayaan harus diestafetkan atau diberikan kepada generasi penerus
secara terus-menerus. Kemudian konvergen dengan budaya luar. Artinya, penerima nilai-
nilai budaya dari luar dengan selektif dan adaptif dan akhirnya bersatu dengan alam
universal, dalam persatuan yang konsentris yaitu bersatu namun tetap mempunyai
kepribadian sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan Indonesia adalah
kebudayaan yang maju tetapi tetap berkepribadian Indonesia (Dewantara, 1994: 371).
Nilai-nilai budaya yang digunakan Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan adalah nilai
budaya yang ada sejak beliau dilahirkan, yaitu pada masa Adipati Paku Alam III tahun
1889, jadi nilai-nilai budaya sekitar abad ke-18 dan 19. Sedang filsafat pendidikan
esensialisme didasarkan pada jaman Renaisans yang muncul sekitar abad ke-15 dan 16.
1.Bentuk U
Kelebihan bentuk ini setiap siswa dapat memperhatikan dan menyimak materi
pembelajaran yang dibwakan atau disampaikan oleh guru, seperti memutar film atau
mendengarkan penjelasan guru.
7
2.Bentuk Kelompok
Bentuk ini sangat baik bila diterapkan untuk pembelajaran yang sifatnya diskusi atau
menyelesaikan masalah dengan cara pembagian kelompok. Kelebihan bentuk ini adalah
peserta didik dalam satu kelompok dapat saling berinteraksi lebih dekat dan dapat
memupuk rasa kerja sama.
3.Bentuk Melingkar
Bentuk ini memberikan kedekatan antara siswa yang satu dengan yang lain. Bentuk kelas
melingkar sangat cocok digunakan dalam pembelajaran bercerita dan bernyanyi.
4.Bentuk Konferensi
Bentuk konferensi merupakan pembentukan kelas seperti bentuk melingkar, akan tetapi
bentuk ini di tengah-tengahnya terdapat meja yang digunakan untuk menulis. Selain itu,
melingkarnya juga tidak sempurna karena harus menyesuaikan dengan bentuk meja
belajar.
5.Bentuk Klasikal
Bentuk klasikal adalah pembentukan kelas secara tradisional yang bisa diterapkan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Bentuk kelas seperti ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa yang sangat banyak sehingga perlu membutuhkan ruang yang cukup luas dan ditata
sedemikian rupa. Meskipun untuk pembelajaran kurang begitu efektif untuk
mengaktifkan peserta didik.
6.Bentuk Acak
Bentuk acak ialah pembentukan kelas dengan cara tidak teratur. Artinya, peserta didik
dapat memilih dan menentukan duduknya masing-masing. Pembentukan kelas ini
biasanya digunakan pada siswa yang melakukan pembelajaran melalui bermain. Di mana
anak melakukan permainannya di situlah tempat ia melangsungkan pembelajaran, seperti
di taman, di halaman maupun ruang sekolah.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini dalam Kurikulum meliputi tiga hal
utama yaitu:
1.Pembukaan
·Pendidik menyampaikan salam
·Mengenalkan diri jika merupakan pertemuan awal guru mengajar
·Membacakan absensi
·Menjelaskan judul atau topik matreri yang akan diajarkan
·Menjelaskan tujuan pembelajaran umum maupun khusus
·Menyampaikan deskripsi sajian yang berisi ruang lingkup meteri dan kegiatan belajar
dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Membuka pembelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun
perhatiannya berpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan
memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
c.Konfirmasi (penguatan/penjelasan)
·Memberikan umpan balik positif
·Memberikan informasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
·Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi
·Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
·Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik
·Membantu menyelesaikan masalah
·Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
3.Penutup
Penutup merupakan kegiatan terakhir dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini
guru dapat mengakhiri pertemuan pembelajaran dengan memberikan suatu kesimpulan
terkait materi kompetensi yang disampaikan.kemusian barulah diakhiri dengan doa dan
salam.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pendidikan Ki Hadjar Dewantara disebut filsafat pendidikan among yang di
dalamnya merupakan konvergensi dari filsafat progresivisme tentang kemampuan
kodrati anak didik untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi dengan
memberikan kebebasan berpikir seluas-luasnya. Di samping itu digunakan kebudayaan
yang sudah teruji oleh waktu, menurut esensialisme, sebagai dasar pendidikan anak
untuk pencapaian tujuannya. Khusus mengenai kebebasan berpikir, menurut Ki Hadjar
Dewantara, bila membahayakan anak didik berbuat salah maka akan diambil alih
pamongnya (Tutwuri Handayani). Selain itu Ki Hadjar Dewantara menggunakan
kebudayaan asli Indonesia, sedangkan nilai-nilai dari Barat diambil secara selektif
adaptatif sesuai dengan teori trikon (kontinyuitas, konvergen dan konsentris).
B. SARAN
Pendidikan harus mengutamakan azas kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang terdapat di pendidikan seharusnya dapat dipraktekkan dalam kehidupan
nyata, dengan cara diamalkan dan diperaktekkan. Tidak hanya mempelajari teori tanpa
amalan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://m.liputan6.com/hot/read/4350679/biografi-ki-hajar-dewantara-singkat-gambarkan-
kiprahnya-di-dunia-jurnalistik (diakses pada tanggal 26 November 2021)
https://media.neliti.com/media/publications/85340-ID-filsafat-pendidikan-ki-hadjar-
dewantara.pdf (diakses pada tanggal 26 November 2021)
Fadillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoritik & Praktik.
Jogjakarta: Ar.Ruzz Media.
Dewantara, Ki Hadjar, 1994, Kebudayaan, Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa,
Yogyakarta.
https://www.kompasiana.com/harlinadwirahmasari/54f740eba33311c70e8b4669/proses-
pembelajaran-anak-usia-dini (diakses pada tanggal 26 November 2021)
11