KI HADJAR DEWANTARA
OLEH:
BANJARMASIN
TAHUN 2023/1445 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat taufiq dan hidayah-
Nya lah tugas ini daat diselesikan dengan baik dan tepat waktu. Terimakasih saya
ucapkan pada dosen pengampu kami Bapak Drs Amal Fathullah, M.Pd. I, beserta
seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. KI HADJAR DEWANTARA......................................................5
1. Biografi Ki Hadjar dewantara................................................5
2. Metode pemikiran menurut Ki Hadjar Dewantara.................6
3. Karya-Karya Ki hadjar dewantara..........................................8
A. Simupulan....................................................................................10
B. Saran.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KI HADJAR DEWANTARA
Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 1di Yogyakarta dengan nama
RM Soewardi Soerjaningrat (SS), putra GPH Soerjaningrat, atau cucu Sri Paku
Alam III. Dari genealoginya SS adalah keluarga bangsawan Pakualaman. Sebagai
bangsawan Jawa, SS mengenyam pendidikan ELS (Europeesche Lagere
School)– Sekolah Rendah untuk Anak-anak Eropa. Kemudian SS mendapat
kesempatan masuk STOVIA(School tot Opleidingvoor Inlandsche Artsen) biasa
disebut Sekolah Dokter Jawa. Namun karena kondisi kesehatannya tidak
mengizinkan sehingga SS tidak tamat dari sekolah ini.Adapun profesi yang
digelutinya adalah dunia jurnalisme yang berkiprah di beberapa surat kabar dan
majalah pada waktu itu: Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia,
Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara yang melontarkan kritiksosial-
politikkaumbumiputrakepadapenjajah.Tulisannya komunikatif, halus, mengena,
tetapi keras. Jiwanya sebagai pendidik tertanam dalam sanubarinya
direalisasikan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa (1922) guna mendidik
masyarakat bumiputra.Sebagai igur dari keluarga bangsawan Pakualaman SS
berkepribadian sangat sederhana dan sangat dekat dengan kawula (rakyat).
Jiwanya menyatu lewat pendidikan dan budaya lokal (Jawa) guna menggapai
kesetaraan sosial-politik dalam masyarakat kolonial. Kekuatan-kekuatan inilah
1
Dewantara, Ki Hajar. "Ki hadjar dewantara." Jogjakarta: Majelis Leluhur Taman
Siswa (1967).
5
yang menjadi dasar SS dalam memperjuangkan kesatuan dan persamaan lewat
nasionalisme kultural sampai dengan nasionalisme politik.
metode pendidikan yang cocok dengan karakter dan budaya orang Indonesia tidak
memakai syarat paksaan. Orang Indonesia adalah termasuk ke dalam bangsa
6
timur. Bangsa yang hidup dalam khasanah nilai nilai tradisional berupa kehalusan
rasa, hidup dalam kasih saying, cinta akan kedamaian, ketertiban, kejujuran dan
sopan dalam tutur kata dan tindakan. Nilai-nilai itu disemai dalam dan melalui
pendidikan sejak usia dini anak. Dalam praksis penyemaian nilai-nilai itu,
pendidik menempatkan peserta didik sebagai subyek, bukan obyek pendidikan.
Artinya, peserta didik diberi ruang yang seluasnya untuk bereksplorasi,
berekspresi,berkreatifitas, secara mandiri dan bertanggung jawab.
Sistem Among 2
dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal
yaitu: kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan
dengan secepat-cepatnya dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan
dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri.
Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi:
guru harus bisa membangun semangat, motivasi, dan gairah hidup untuk menuju
masa depan yang lebih baik. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi seorang guru
harus mampu memberikan dorongan serta motivasi bagi peserta didik untuk dapat
mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya.
7
seorang harus dapat mengikuti dengan baik terhadap para murid yang telah
menunjukkan sikap perilaku yang benar (baik,jujur,cerdas).
Buku ini membahas gagasan dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam bidang
Pendidikan di antaranya mengenai Pendidikan nasional. Pendidikan kanak-kanak,
Pendidikan Sistem Pondok, Adab dan etuka keteladanan, Pendidikan dan
kesusilaan. Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa kemerdekaan bangsa untuk
mendapat kesejahteraan tidak hanya dicapai melalui jalan politik, tetapi juga
melalui pendidikan.
Dalam buku ini, Ki Hajar Dewantara menulis tentang kebudayaan dan kesenian
antara lain: Pembangunan Kebudayaan Nasional, Kebudayaan SIfat Pribadi
Bangsa, Asosiasi antara Barat dan Timur.
Buku ini berisi tulisan-tulisan mengenai politik antara tahun 1913-1922 yang
membuat ramai dunia imperialis Belanda dan tulisan-tulisan mengenai wanita dan
perjuangannya.
Hidup Penulis Pada buku bagian keempat ini, Ki Hajar Dewantara banyak
melukiskan kisah kehidupan dan perjuangan hidup perintis.
3
gramedia.com/best-seller/biografi-ki-hajar-dewantara/
8
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Ki Hajar Dewantara atau dikenal juga dengan nama Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia dan
pelopor pendidikan bagi penduduk asli Indonesia pada masa penjajahan Belanda.
Ia dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara
mendirikan sekolah Taman Siswa yang memberikan pendidikan bagi masyarakat
adat, sebuah prestasi yang signifikan karena pendidikan sebelumnya hanya
terbatas pada kalangan bangsawan Jawa. Ia menganjurkan agar pendidikan dapat
diakses oleh semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka, dan percaya
bahwa pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, dan
hak untuk mencari pengetahuan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10