MAKALAH
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
ANSHARULLAH,S.Ag,M.Pd.I
Alhamdullilah Segala puji bagi allah tuhan semesta alam yang telah memberika
kekuatan dan semangat dalam kehidupan dan perjalana.dengan segala rahmad hidayah
allah memudahkan saya dalam menyelesaikan makaalh ini dengan tepat
waktu,sehingga saya dapat memperluas wawasan intelektual.
DAFTAR ISI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ................................................................................. 0
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1.
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA ........................................................Kesalahan! Bookmark tidak didefinisikan.
BAB 1
PENDAHULUAN
RIWAYAT TOKOH
BAB 2
PEMBAHASAN
RUMUSAN MASALAH
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
BAB 1
Pendahuluan
A.latar belakang
B. rumusan masalah
BAB 2
PEMIKIRAN TOKOH
B.lingkungan sekolah
Sekolah Bantu orang tua mengembangkan kebiasaan yang baik dan menanamkan
karakter yang baik akhlak yang baik
Berbeda dengan makhluk lain, manusia dididik, sedangkan Organisme lain tidak
berbudaya. Maka cara yang efisien untuk membuat manusia Lebih manusiawi adalah
pengembangan budaya. Masalahnya adalah budaya Masyarakat berbeda. Ki Hajar
Dewantara sendiri menginginkan dengan mengganti namanya Menunjukkan
perubahan sikapnya terhadap pendidikan, yaitu dari satria pinandita menjadi Pinandita
satria dari pahlawan berkarakter guru menjadi guru batin Ksatria yang
mempersiapkan diri dan siswanya untuk melindungi negara dan bangsa. Orang
merdeka adalah tujuan pendidikan nasional kita. kebebasan itu baik Secara fisik,
mental dan spiritual. Suasana yang dibutuhkan dunia pendidikan adalah suasana Ini
didasarkan pada kasih sayang, kebaikan, empati, cinta, dan rasa hormat masing-
masing anggotanya. Jadi hak setiap orang harus dihormati pendidikan Siswa harus
dibantu untuk menjadi mandiri dan mandiri secara fisik, mental dan rohani.
Pendidikan bukan hanya tentang mengembangkan aspek intelektual Karena itu akan
memisahkan Anda dari kebanyakan orang. Dalam kaitan dengan ini penting dengan
formance penampilan seseorng yang perpesionalan :secara fisik intelektual relasi
sosial keperibadian nilai nilai dan keharmonian dan bisa menjadi monivator.singkat
nya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang perfesional produktif dan kolaboratif
demi pemanusiaan secara utuh setiap perserta didik.menurut ki hajar dewantara
pendidikan dalam pendidikan itu periu ditanamDalam filsafat pendidikan Ki Hajar
Dewantara, ada dua hal yang harus dibedakan, yaitu;"Pengajaran" dan "pendidikan"
harus saling melengkapi. seperti pendapatnya pengajaran adalah pemindahan manusia
dari aspek eksternal kehidupan (kemiskinan dan ketidakpedulian). Padahal pendidikan
mengarah pada pembebasan manusia dari segala aspek kehidupan Gagasan (otonomi
berpikir dan pengambilan keputusan, martabat, pola pikir demokratis). jadi jelas
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak bernyawa secara jasmani dan rohani
Mengganggu orang lain, tetapi dia mampu berdiri di atas kakinya sendiri. Ini berarti
sistem pendidikan yang memungkinkan setiap orang untuk hidup dan berpikir secara
mandiri sendiri. Sistem pendidikan yang sejati adalah sistem yang mengasuh,
melindungi, dan melindungi simulasi. Terhadap latar belakang munculnya globalisasi
dalam komunikasi dan teknologi, orang semakin individualisme. Mereka adalah
"technophiles", asyik dan terpesona dengan penemuan/hal baru di bidang teknologi
mutakhir, sehingga cenderung Lupakan kebahagiaan Anda sendiri sebagai pribadi,
semakin melupakan semua aspek sosialitasnya. Oleh karena itu, pendidikan dan
pembelajaran harus diperkuat sehingga Seimbangkan aspek kepribadian dengan aspek
sosial atau kehidupan Persatuan sebagai masyarakat manusia. Begitu juga pendidikan
dan pembelajaran Kembali ke sisi manusia yang perlu Anda kembangkan pelajar.Ki
Hadjar Dewantara datang dengan ajaran Trikon. Teori Trikon merupakan upaya
membudayakan budaya bangsa yang terdiri dari tiga unsur yaitu Kontinuitas,
konsentrisitas dan konvergensi.
kontinuitas
Dasar kesinambungan berarti bahwa budaya, budaya atau garis hidup bangsa adalah
esensinya Terus menerus, tanpa gangguan. Saat budaya berkembang dan berkembang,
garis Kehidupan bangsa senantiasa dipengaruhi oleh nilai-nilai baru, dan ditarik garis
kemajuan bangsa melanjutkan. Bukan lompatan terputus-putus dari garis aslinya. batu
loncatan bertitik akan kalah berurusan dengan. Kemajuan suatu bangsa merupakan
kelanjutan dari garis hidup aslinya dan penyerapan terus menerus Dengan merangkul
nilai-nilai baru dari perkembangannya sendiri dan dari luar. jadi kesinambungan
Dapat diartikan bahwa dalam membangun dan membudayakan karakter bangsa perlu
dilakukan Lanjutkan budayamu sendiri.
konsentris
.konvergensi
Dasar konvergensi adalah bekerja sama dengan bangsa lain untuk membudayakan
karakter kosmopolitan, yaitu budaya persatuan bangsa sekaligus membudayakan
karakter bangsa. Mendunia (fusion) tanpa mengorbankan individualitas atau identitas
masing-masing negara. Untuk pembangunan, kekhususan budaya nasional Indonesia
tidak dapat dihapuskan budaya dunia. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam perkembangannya Pembentukan dan penanaman kebudayaan nasional
harus merupakan kelanjutan dari kebudayaan nasional (kontinuitas) menuju kesatuan
budaya dunia (konvergensi), dan terus memiliki Kembangkan sifat kepribadian
(konsentrisitas) dalam lingkungan kemanusiaan global. Oleh karena itu, ia harus
terbuka terhadap pengaruh budaya yang masuk, Seiring dengan sikap selektif agar
tidak menghapus jati diri sendiri.
terlebih dalam zaman modern sekarang ini yang dikenal dengan abad cyhemetica,
pendidikan diakui sebagai satu kekuatan (education as power) yang menentukan pres-
tasi dan produktivitas di bidang yang lain. Karena, menurut Theodore Brameld bahwa
Education as power means competent and strong enough to enable us, the majority of
people, to decide what kind of a world we want and how to achieve that kind world.
(Pendidikan sebagai kekuatan berarti mempunyai kewenangan yang cukup kuat bagi
kita, bagi rakyat banyak untuk menentukan suatu dunia bagaimana yang kita inginkan
dan bagaimana mencapai dunia semacam itu. Tidak ada satu fungsi dan jabatan di
dalam masyarakat tanpa melalui proses pendidikan). Pendek kata, seluruh aspek
kehidupan memerlukan proses pendidikan baik di dalam maupun di luar lembaga
formal. Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses pendidikan di
masyarakat memengaruhi perkembangan kepribadian manusia. Untuk memperoleh
hakikat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut turut dalam
kehidupan sehari hari. istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas
mengenai pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama mem-
perkenalkan kepada warga mengenai tanggung jawab ber- sama di dalam masyarakat.
Jadi, pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari pada proses yang
berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang
memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang
kompleks, fungsi pendidikan mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan
pendidikan formal, yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan
informal di luar sekolah.Satu. motto dalam sistem pendidikan yang dia gunakan
sekarang Ia sangat terkenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara keseluruhan,
semboyannya adalah bahasa Jawa Bacaan ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun
karso, tut wuri handayani. ("di depanMisalnya memberi semangat di tengah dan
memberi semangat di belakang"). Motto Masih digunakan di kalangan pendidikan
masyarakat Indonesia, khususnya di sekolah. Motto menggambarkan peran guru atau
pendidik . Kumpulan peran lengkap yaitu: menjadi panutan,Menginspirasi dan
memberikan semangat. Fei-Fei sebenarnya adalah seorang guru.Interpretasi dan
implementasi yang hati-hati akan memberikan efek yang sangat baik murid-muridnya.
Dari ketiga pepatah tersebut, yang paling kita kenal saat ini adalah Tut Wuri
Handayani, biasa ditulis di peci siswa sekolah dasar dan menengah.
Kajian ringkas, masih dalam arti luas, memberikan orientasi kepada kita bahwa
pendidikan selalu saling berhubungan antara pendidikan formal dan pendidikan
informal.karena pendidikan formal tidak banyak mempersiapkan tenaga yang mampu
memangku satu jabatan dalam fungsi sosial di masyarakat dalam upaya memajukan
dan meningkatkan baik mental,pikiran dan jenis- jenis keterampilan.
Menurut lodge pendidikan itu kadang kadang- mempunyai pengertian yang luas dan
kadang mempunyai makna yang sempit.dalam pengertian yang luas seperti
pengalaman dapat disebut pendidikan,segala sesuatu yang kita lakukan dan perbuat
baik dari benda mati maupun benda- benda hidup.dalam pengertian pendidikan yang
lebih luas hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah peroses hidup.keduanya
tidak dapat dipisahkan karena berlangsung didalam kehidupan masyarakat,jadi
pendidikan meliputi seluruh manusia di sepanjang sejarah manusia dan
kehidupannya.sedangkan pendidikan dalam pengertian yang lebih sempit diartikan
oleh lodge bahwa pendidikan dibatasi dengan fungsi tertentu dalam masyarakat
dengan penyerahan adat istiadat dengan melatar belakangi sosial dengan pandangan
generasi ke generasi berikutnya dan demikian seterunya1.identiknya dengan sekolah
yaitu dengan pengajaran formal dalam kondisi dan situasi yang diatur yang
menyangkut pribadi yang secara sukarela mengikutinya.dalam negara berkembang
negara maju pendidikan diwajibkan untuk masyarakat dengan tingkatan pendidikan
tertentu,hal ini adalah nilai betapa penting nya pendidikan bagi manusia.ada beberapa
hal yang menjadikannya perbedaan pengertian pendidikan menurut beberapa ahli
antaranya pendidikan (education) dan pengajaran (instrucional,theaching).adanya
perbedaan pendapat tentang pengertian tersebut bersuber dari bahwa pendidikan dan
mendidik mengenal aspek-aspek keperibadian,seperti sikap ,budi
1
file:///C:/Users/ACER/Downloads/darmana,+Artikel+nomor+124-136%20(1).pdf
perkerti,mental ,kesadaran sosial dan sebagainya.sedangkan pengajaran dan mengajar
adalah memberikan ilmu tertentu untuk peserta didik.perkembangan Pendidikan, juga
dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Setiap jenis pengetahuan, dalam bentuk materi,
memiliki nilai pendidikan. Adapun perbedaan antara nilai pendidikan dan keefektifan
pedagogik suatu ilmu dan materi, pada hakekatnya hanya bergantung pada tujuan
akhir yang ingin dicapai atau pada aspek kepribadian yang dianggap sebagai tujuan
akhir pendidikan.Dalam setiap materi (ilmu) yang diajarkan selalu ada nilai formal,
materi dan praktis. Nilai formal adalah nilai pembentukan dan pembinaan kepribadian,
dan nilai material adalah pengalaman, pengetahuan atau penguasaan pengetahuan itu
sendiri. Juga, nilai praktis terkait dengan nilai guna atau aspek praktis dari
pengetahuan, proses pendidikannya berbeda.
Selain itu, beberapa orang berpikir Juga bahwa, telah dikemukakan proses
pendidikan tidak sama dengan apa yang dimaksud dengan mengajarkan ilmu. Proses
pendidikan lebih baik dan ideal, dan mengajarkan ilmu hanya mengajar. Meskipun
mengajar memiliki teorinya (pedagogi metodologis), itu tetap merupakan seni.
Pengajaran ekspresif adalah seni, dan seperti yang dikatakan Brubach, itu disebut seni
pendidikan, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Pendidikan seni atau pedagogi berbeda dengan ilmu pendidikan karena yang terakhir
berkaitan dengan prinsip-prinsip universal yang berlaku untuk semua peserta didik.
Seni pendidikan mungkin dan seringkali didasarkan pada prinsip-prinsip seperti itu,
tetapi seringkali ada kelemahan antara prinsip dan praktik. Melalui seni guru
mengambil kelonggaran, membuat penyesuaian antara prinsip-prinsip umum dan
kekhususan individu peserta didik.Juga, telah dikemukakan bahwa proses pendidikan
tidak sama dengan apa yang dimaksud dengan mengajarkan ilmu. Proses pendidikan
lebih baik dan ideal, dan mengajarkan ilmu hanya mengajar. Meskipun mengajar
memiliki teorinya (pedagogi metodologis), itu tetap merupakan seni. Pengajaran
ekspresif adalah seni, dan seperti yang dikatakan Brubach, itu disebut seni pendidikan
atau seni pendidikan, seperti yang dijelaskan di bawah ini.Karena banyaknya aliran
filsafat pendidikan yang terus berkembang dan berkembang, serta pengamatan yang
mendalam, terdapat perbedaan teori dan praktik, yaitu perbedaan metode pendidikan
dan pandangan dasar. Perbedaan tersebut baru dapat diketahui setelah dilakukan
kajian secara cermat dan mendalam berdasarkan klasifikasi yang ada.
Dalam Filsafat Pendidikan Modern oleh John S. Brubacher, terungkap berbagai aliran filsafat
pendidikan. Misalnya, naturalisme pragmatis, rekonstruksionisme, naturalisme romantik,
eksistensialisme, idealisme, realisme, humanisme rasional, realisme skolastik, antidemokrasi,
komunisme, dan demokrasi.Klasifikasi Brubacher lainnya kemudian diidentifikasi oleh
Theodore Brameld. Pembedaan klasifikasi ini tidak bersifat definitif dan formal, tetapi
perbedaannya hanya pada penekanan pada ciri sistem dan ajaran filsafat pendidikan. dan etika
dalam lingkungan pun termasuk pendidikan yang harus diajarkan kepada manusia
keselurauhan untuk bisa merawat lingkungan,Manfaat ini termasuk siswa membangun
pengetahuan mereka tentang konsep Pendidikan yaitu memahami hubungan antara filsafat
dan biologi Lingkungan pada umumnya dan lingkungan pada khususnya. Pengembangan
pengetahuan prosedural Mengembangkan keterampilan dan kemampuan terapan peserta didik
Prinsip etika lingkungan mencakup sikap hormat dan bertanggung jawab terhadap alam
Tanggung jawab, solidaritas , kasih sayang dan cinta alam, tidak merugikan, hidup
Kesederhanaan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, integritas moral. Pelajar
Mendorong pengembangan pribadi sebagai pribadi yang cerdas dan bermoral Dengan kata
lain, orang yang berusaha untuk menjadi altruistik di lingkungannya. Terbangunnya
pengetahuan prosedural untuk mengembangkan keterampilan dan kapasitas peserta didik
dalam menerapkan prinsip-prinsip etika lingkungan yang terdiri dari sikap hormat terhadap
alam sikap tanggung jawab, solidaritas kosmis, kasih sayang dan kepedulian pada alam, tidak
merugikan, hidup sederhana dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, integritas
moral.Terwujudnya intervensi pendidikan untuk kondisi lingkungan yang lebih baik dengan
memperhatikan permasalahan linkungan dan berusaha memberikan solusinya. Berhasil
mengembangkan sikap dan kepercayaan para peserta didik untuk berusaha menjadi manusia
dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai berwawasan lingkungan guna
membentuk masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang sesuai dengan tujuan
Education for Sustainable Development.terwujudnya intervensi pendidikan untuk kondisi
lingkungan yang lebih baik, berhasil mengembangkan sikap dan kepercayaan para
peserta didik untuk berusaha menjadi manusia dengan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai berwawasan lingkungan guna membentuk masa depan yang
berkelanjutan bagi generasi mendatang2.Manusia moderen yang tertuju pada
rasionalitas dan dasar ilmu yang tertuju kepada kaum kaku. positivisme telah
membua tcara kebahagiaan yang hanya bersifat material.akibatnya manusia jauh dari
nilai dan kata spiritualitas yang membuat manusia tersaing dan nestapa dalam
2
https://yenifarikha.wordpress.com/2012/05/08/makalah-fungsi-pendidikan-dalam-manusia-sebagai-
makhluk-biologis/
kehidupannya.sipiritualitas adalah kehidupan dengan kekuatan mendasyat yang
menjadikan manusia terhubung dengan keadaan dalam dirinya.
Pendidikan juga sangat penting dalam aspek mahluk bioligis dalam hal apapun
sehingga pendidikan mempunyai sasaran untuk membanngkitkan potensi manusia
agar pendidikan dapat dilakukan dengan tepat dan benar manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam kehidupan hak diartikan sebagai kesenangan dan kewajiban sebagai
beban. Namun menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukanlah suatu beban
melainkan sebagai kebutuhan bagi seseorang, mengetahui berarti mengingkari
kemanusiaan, sebaliknya menunaikan kewajiban berarti kebajikan. Perwujudan hak
dan pemenuhan kewajiban erat kaitannya dengan keadilan, dapat dikatakan bahwa
ketika hak dan kewajiban selaras, maka keadilan dapat diwujudkan. Kemampuan
untuk memenuhi kewajiban tidak muncul dengan sendirinya.Pendidikan
perkembangan yang disampaikan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Seluruh umat manusia berkembang sebagai satu jika dilayani secara seimbang.
Meskipun diakui bahwa nilai manusia pada akhirnya ditentukan oleh aspek
spiritualnya, seperti cerdas, berpikiran terbuka, energik, kreatif, dll., aspek
fisik/fisiologis juga tidak dapat diabaikan, karena kondisi fisik/fisiologis sangat
penting. tidak baik dan mempengaruhi peningkatan semangat dalam pembangunan.
Demikian pula dengan empat dimensi, jika tidak terlayani dengan baik,
perkembangan manusia tidak akan lancar.3
3
books/edition/Filsafat_Pendidikan/ImaDEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=filsafat+pendidikan+mahlu
k+biologi&pg=PT29&printsec=frontcover
berdasarkan prinsip-prinsip tinggi mereka pegang. mereka tidak akan goyah Dalam
hal-hal yang mungkin membawa mereka ke dalam jurang kesesatan, Ini akhirnya
menyakiti mereka. kata Ki Hadjar Dewantara Berperilaku baik, setiap Manusia berdiri
sebagai manusia bebas, yang dapat mengontrol dan memerintah . Inilah manusia
beradab inilah tujuan pendidikan besarnya. Pada dasarnya, pendidikan memiliki
kekuatan untuk mengalahkan dasar jiwa Manusia, baik dalam arti menghilangkan
Dasar kejahatan, memang Hilangkan atau kurangi atau tutupi ciri-ciri karakter yang
tak terhapuskan Tidak sama sekali, karena terikat pada jiwa.budi pekerti seseorang
dapat mewujudkan sifat kebatinan dengan pasti dan tetap .seperti halnya roman
wajah manusia tidak ada yang sama.Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan
karakter dapat dilakukan melalui:Sistem Trisentra, yaitu perkumpulan tiga tempat
sebagai pusat pendidikan. Ada tiga tempat dalam kehidupan seorang anak masyarakat
merupakan pusat pendidikan Yang sangat penting baginya adalah dunia keluarga,
dunia universitas dan dunia olahraga remaja. Pertama, pendidikan akan sempurna jika
bukan hanya dukungan Sikap dan tenaga pendidik juga harus dibarengi dengan
suasana yang sesuai Untuk tujuan pendidikan. Kemudian Kedua, bahwa tanpa
pendidikan diri (individual education) tidak mungkin membangkitkan, meningkatkan
dan membangkitkan emosi sosial yang menjadi dasar pendidikan akhlak. perilaku
yang membuat Anda merasa Komunitas dan sosialisasi. Ki Hadjar Dewantara juga
menambahkan bahwa setiap pusat pendidikan harus mengetahui kewajiban dan
Mengakui hak pusat lainnya. keluarga adalah garda terdepan Membentuk dasar
perilaku moral dan sosial. Universitas sebagai balai wiyata, mencari dan menyebarkan
ilmu Pengetahuan, selain pendidikan intelektual. sebagai gerakan pemuda daerah
Kemerdekaan Pemuda atau "Kerajaan" "Pemuda" memanggil tembakan Ego, yang
sangat diperlukan untuk pembentukan tabia4.kerakter diasosiasikan dengan
temperemen yang memberinya sebuah devinisi yang menekankan unsur pisikososial
yang dikaitkan dengan pendidikan dan lingkungan,kerakter juga dipandang dari
behavioral yang menekankan unsur pisikis yang dimiliki oelh indivindu sejak
lahir .5Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membimbing dan mendorong peserta
didik agar memiliki karakter Positif (baik).
4
Ningsih, T. (2015). Implementasi pendidikan
5
4Doni Koesoemo Albertus, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2010), hlm.78-79.
Tujuan pendidikan karakter antara lain: Berikut ini:
2) mengembangkan kebiasaan dan Perilaku siswa yang terpuji dan konsisten dengan
nilai-nilai Tradisi budaya nasional universal dan religius.
dari berbagai penjelasan yang diterapkan sudah jelas banyak pengertian tentang
pendidikan kerakter bertujuan untuk membentuk, menanamkan ,memberi tempat
dengan mengembangkan nilai-nilai positif pada peserta didik sehingga dapat menjadi
unggul dan bermartabat dalam kehidupan.
6
6Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2010), hlm.7.