Anda di halaman 1dari 15

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN JENJANG SEKOLAH DASAR

DI INDONESIA
MINI PAPER
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Problematika dan Manajemen Strategis di SD
Dosen pengampu : Prof. Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd.

Disusun oleh:

Lusi Amalida (2208630)


Sindi Ladya Baharizqi (2208143)

MAGISTER PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS DAERAH CIBIRU
2022
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah salah satu hal yang penting kita perhatikan, pentingnnya
pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu membutuhkan ijazah
sesuai dengan jabatan yang akan kita lamar. Jabatan yang tinggi tentunya membutuhkan
orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah.
Tapi, apakah ijazah yang notabene merupakan simbol tingkat pendidikan sesorang
berbanding lurus dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini patut kita perhatikan dan amati
bersama, apalagi di era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang
menghalalkan segala cara untuk memenangkan kompetensi tersebut.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan.
Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.
Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan,
dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak
pernah terpikirkan sebelumnya. Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita
masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan
yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya
pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan
yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk.
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di
bidang pendidikaN. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral
bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap
orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini
hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu
prioritas dalam pembangunan negeri ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan?
2. Apa saja masalah pokok pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasinya?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui arti problematika pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam masalah pokok pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui solusi dari masalah-masalah pendidikan di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Problematika Pendidikan


Pendidikan memiliki suatu arti yaitu cara manusia untuk dapat membentuk suatu
kepribadian yang dapat sesuai dengan nilai-nilai dala masyarakat dan kebuadayaan dalam
suatu tempat. Pendapat mengenai pengertian pendidikan memiliki tujuan yang sama untuk
membentuk manusia menjadi insan yang memiliki kepribadian yang baik. Hal ini sajalan
dengan pendapat Ki Hajar Dewantara. Menurut Ki hajar dewantara Pendidikan yaitu
tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala kekuatan
kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat
mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Pendidikan
merupakan aspek pencipta manusia cerdas dan merupakan wahana penentuk kehidupan
manusia (Supriadi, 2016). Sedangkan menurut Undang-undang Sisdiknas NOMOR 20
TAHUN 2003 dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan memiliki Fungsi yaitu suatu proses yang sangat penting dan tidak dapat
terlepas dari kehidupan manusia. Pendidikan harus terus berjalan agar dapat menjaga
keberlangsungan hidup manusia karena tanpa pendididikan manusia tidak dapat
berkembang dikehidupannya. Hal ini sejalan dengan Undang Undang Sisdiknas Nomor 23
Tahun 2003 pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Persoalan pendidikan di Indonesia begitu komplek. Berbagai problematika muncul
tidak hanya dalam permasalahan konsep pendidikan, peraturan, dan anggaran saja, namun
persoalan pelaksanaan pendidikan dari berbagai sistem di Indonesia juga turut serta
menambah kompleknya problematika pendidikan di Indonesia. Afifah, N (2015).
Pengertian problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang
artinya persoalan atau masalah, dalam kamus bahasa Indonesia, problema berarti hal yang
belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan. Masalah adalah suatu kendala
atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan
antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang
maksimal. Yang dimaksud dengan problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan
dan kenyataan yang membutuhkan penyelesaian atau pemecahan. Adapun yang dimaksud
dengan problematika pendidikan adalah, persoalan-persoalan atau permasalahan-
permasalahan yang di hadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia. (Abd.
Muhith, 2018).

B. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA


Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan
baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Sementara itu, Pendidikan adalah
persoalan asasi bagi manusia. Manusia sebagai makhluk yang dapat didik dan harus dididik
akan tumbuh menjadi manusia dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya.
Semenjak kelahirannya, manusia telah memiliki potensi dasar yang bersifat universal.
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional
adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab dan
kemasyarakatan dan kebangsaan.” Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu
dipecahkan adalah :
1. Kurang meratanya pelayanan pendidikan
2. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran
3. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan
4. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian
5. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
6. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional
7. Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional
8. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar
9. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah dicerna, dan mudah
diperoleh.
10. Belum meluasnya kesempatan kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi,
komunikasi, software dan hardware).(Madyo Eko Susilo, 2016)
Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain,
masalahnya bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Seberapa
besar keterkaitan suatu masalah pendidikan dengan masalah-masalah social lain dalam
masyarakatnya, secara sederhana masalah pendidikan dapat dikelompokan kedalam
beberapa jenis, :
1. Masalah pemerataan
2. Masalah Mutu / kualitas
3. Masalah efektivitas dan relevansi
4. Masalah efisiensi. (Hasbullah, 2012)
Pemecahan masalah-masalah pendidikan yag komplek itu dengan cara pendekatan
pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena itulah inovasi atau
pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia pendidikan mulai dirintis
sebagai alternative untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang belum dapat
diatasi dengan cara konvensional secara tuntas.(Hasbullah, 2012)
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
a. Pengertian Pemerataan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal
dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala
penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata
pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan
melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan
masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan
yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat
memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut
perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh
pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial,
agama, maupun letak lokasi geografis. Dalam propernas tahun 2000-2004 yang
mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan
pada poin pertama menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan
memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju
terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran
pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan
Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap
warga negara. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan
merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat
dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah
yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang
paling rumit untuk ditanggulangi. Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena
kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan
terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah
pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga
pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol
pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-
daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia
yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan
sebagaimana yang diharapkan. Permasalahan pemerataan pendidikan dapat
ditanggulangi dengan menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan
masyarakat yang wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana
pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan
mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang
dijalankan ini.
b. Tujuan pemerataan Pendidikan
Tujuan pemerataan pendidikan adalah menyiapkan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan bangsa, oleh karena itu
setelah pelaksanaan pemerataan pendidikan terpenuhi maka yang marus dilakukan
selanjutnya adalah meningkatkan mutu pendidikan. Sebagaimana dijelaskan UU
Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (sisdiknas) bab 3
mengenai penyelenggaraan pendidikan pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :
1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan
sistem terbuka multibermakna.
3) Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung seumur hidup.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, serta mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran
5) Proses pendidikan dikembangkan dengan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi setiap masyarakat.
6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami
pendidikan diindoesia dilaksanakan berdasarka kebutuhan warga
masyarakat dalam pemberdayaan terhadap warga negara dengan
menjunjung tunggi nilai-nilai demokratis dan keadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Masalah Mutu Pendidikan
a. Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan
yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga
profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan
relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan
dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang
pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini
diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan
prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan dapat
mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan. Oleh sebab itudalam mengatasi
masalah ini pemerintah telah berusaha dengan sebaik mungkin untuk meningkatkan
kemampuan guru melalui training-training, dengan menambah fasilitas, dengan
menambah dana pendidikan, mencari sestem pengajaran tepat guna, serta sistem
eveluasi yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan mutu pendidikan
secara bertahap.
b. Tujuan Mutu pendidikan
Tujuan mutu pendidikan adalah untuk memberikan jaminan kualitas pendidikan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Oleh karena itu mutlak dilakukan atau
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan
lembaga pendidikan, yaitu sekolah yang merupakan lembaga pendidikan secara
khusus yang mengembangkan SDM. (Abdul Kadir, 2012)
3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi
a. Pengertian Efektifitas dan Efisiensi
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran
pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah
lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan
efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi
internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang
pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan
dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang
ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan proses pendidikan
yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan
biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal.
Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana
pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang
diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas
pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak
menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan
yang mereka jalani. Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana
hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan
sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak
terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas SDM
sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari
tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan
peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan
pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan
menghasilkan masalah lain seperti pengangguran. Penanggulangan masalah
pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika
kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau
produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan
penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang
efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak
kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang
lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat
dalam usaha penghematan waktu dan tenaga. Pendidikan diusahakan agar dapat
memperoleh hasil yang baik dengan adanya biaya dan waktu yang sedikit. Ini
artinya harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, yang
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan. (Hasbullah, 2012)
b. Tujuan Efisiensi Pendidikan
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan diindonesia erat kaitannya
dengan profesional dalam management nasional pendidikan yang diterapkan, antara
lain : disiplin keahlian, etos kerja, dan cost effectiveness. Bedasarkan uraian diatas
dapat dipahami bahwa efisiensi pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam membentuk lembaga pendidikan yang efektif serta sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu proses pendidikan harus diusahakan agar memperoleh
hasil yang maksimal denga waktu yang terbatas.(Abdul Kadir, 2012)
4. Permasalahan Relevansi
a. Pengertian Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan
perkembangan di masyarakat. Misalnya:Lembaga pendidikan tidak dapat mencetak
lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan
dengan tuntutan perkembangan ekonomi.(Hasbullah,2012). Masalah relevansi ini
pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan
output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama dalam
hubungannya dengan persiapan kerja. Hal tersebut lebih jelas dengan digulirkannya
konsep Link and Match yang salah satu tujuannya adalah untuk mengatasi
persoalan relevansi tersebut.
b. Tujuan Relevensi
Upaya peningkatan relevasi dalam sstem pendidikan bertujuan agarhasil
pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dalam artian prosese pendidikan
dapat memberikan dampak pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik kebutuha
kerja , kehidupan dimasyarakat, dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
(Abdul Kadir, 2012)
Masalah-masalah yang berkaitan dengan substansi manajemen pendidikan dan
perundang-undangan adalah sebagai berikut:
1. Masalah Kurikulum
Kurikulum adalah seluruh program, fasilitas, dan kegiatan suatu lembaga
pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misi lembaganya. Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Dalam pengelolaan kurikulum sekolah dapat
mengembangkan kurikulumnya sendiri namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum
yang berlaku secara nasional yang dikembangkan oleh pemerntah pusat. Sekolah juga
diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal.
2. Masalah Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan pilar yang paling utama dalam melakukan
implementasi desentralisasi pendidikan. Kunci utama agar perencanaan dan program-
program pengembangan pendidikan di sekolah berjalan optimal berada di tangan para
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Dengan demikian jelaskan masalah
peningkatan profesionalisme ketenagaan sangatlah penting untuk diperhatikan.
3. Masalah Dana, Sarana, dan Prasarana Pendidikan
Dalam hal pelaksanaan proses pembelajaran, selama ini sekolah-sekolah
menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. Hal ini
dipengaruhi oleh ketersediaan dana dan sarana-prasarana. Prasarana dan sarana
pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan
perlu peningkatan terus-menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cukup canggih.
4. Masalah Pembinaan dan Koordinasi
Pembinaan dan koordinasi perlu dilakukan untuk meminimalisir permasalahan
yang muncul. Pemerintahan daerah hendaknya memberikan pembinaan dan koordinasi
kepada lembaga-lembaganya, bukan hanya pembinaan mengenai pendanaan
pendidikan saja tetapi menyangkut aspek-aspek pendidikan lainnya yang menunjang
proses pembelajaran.
C. SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA
Menururt Afifah, N (2015) solusi mengatasi probelmatika pendidikan yaitu :
1. Arah Baru pembelajaran di Indonesia
Hendaknya seorang guru tidak hanya mengutamakan mata pelajaran, tetapi harus
memperhatikan anak itu sendiri sebagai manusia yang harus dikembangkan
pribadinya. Seorang guru harus memelihara perkembangan intelektual dan psikologi
anak secara seimbang. Tujuan utama dalam pembelajaran tidak hanya cukup
penguasaan aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Pendidikan
memerlukan kebebasan sekaligus pengendalian. Larangan dan konflik maupun
kebebasan dan kepuasan merupakan bagian dari penddikan. Terlalu banyak tekanan
atau kebebasan dapat menghalangi perkembangan siswa. Demikian juga terlalu banyak
otoritas dapat menghalangi siswa bersikap mandiri.( S, Nasution 20016) . Dalam
konsep pembelajaran antara metode konvensional dan metode modern hendaknya
diterapkan secara seimbang.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Guru harus dapat mengebangkan komptensi agar mampu mengikuti perkembangan
zaman. Kompetensi tersebut antara lain yaitu kompetensi pedagogik, komptensi sosial,
kompetensi profesional, dan kompetensi kepribasian sesuai dengan UU No 14 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Guru sebagai Suri Taulladan.
Definisi yang kita kenal sehari-hari bahwa guru adalah orang yang harus digugu dan
ditiru, dalam arti bahwa guru adalah orang yang mempunyai wibawa atau kharisma
hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru mempunyai pengaruh terhadap
perubahan prilaku siswa.

Sedangakan Menurut Tirta rahardja pada (2010:249) beberapa upaya yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah actual pendidikan, antara lain sebagai
berikut:
1) Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung
hanya secara incidental, pendekatan keterempilan proses yang sudah
disebarluaskan konsepnya perlu ditinjaklanjuti dengan penyebaran buku
penduannya kepada sekolah-sekolah. Dalam hubungan ini pelaksanaan pendidikan
kesenian perlu diperhatikan khusus sehingga tidak menjadi pelajran yang
dikesamingkan.
2) Pelaksanaan KO dan ekstrakulikurel dikerjakan dengan penuh kesungguhan dan
hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan, untuk itu
perlu dikaitkan dengan pemberian intensif bagi guru.
3) Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar keperguruan tinggi
dengan yang akan terjun ke masyarakat, merupakan hal yang prinsip karena pada
dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar diperguruan tinggi.
Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya antara
lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanyak dengan berbagai jenisnya.
Disegi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS
diperketat.
4) Pendidikan tenaga kependidiakn (pejabat dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian
khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama
lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan. PKG (pusat
kegiatan guru),MGBS (musyawara guru bidang studi) dan MGMP (musyawara
guru mata pelajaran) perlu ditumbuhkembangkan terus sebagai model
pengembangan kemampuan guru (self sustaining competencies). Pendayagunaan
dumber belajar yang beraneka ragam perlu ditingkatkan, upaya ini menjadi
tanggung jawab kepala sekolah, guru dan teknisi sumber belajar.
PENUTUP

Pendidikan merupakan tolak ukur maju mundurnya suatu bangsa. Tentunya bangsa
Indonesia tidak mau hidup terbelakang akibat aspek pendidikan tidak mendapat porsi yang
cukup seiring dengan kemajuan dibidang lain. Di Indonesia sekarang menganut sistem
pendidikan nasional, beberapa sistem pendidikan Indonesia yang telah dilaksanakan, di
antaranya adalah Sistem Pendidikan yang berorientasi pada nilai, sistem pendidikan terbuka,
Sistem pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem
pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman. Pada dasarnya ada beberapa masalah
pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia yaitu mengenai bagaimana
pengupayaan agar semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan serta
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapat
terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat. Jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan
yang diprioritaskan penanggulangannya di Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan,
masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah relevansi pendidikan dan
sarana prasarana. Hal yang mendasar bagi pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh dimensi
kepemimpinan atau pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah. Pemberlakuan
desentralisasi pendidikan pada gilirannya untuk memberdayakan dan membangun manusia
Indonesia melalui jalur pendidikan. Oleh karena itu, kebijakan pemimpin harus merata kesetiap
daerah sehingga kesenjangan tidak lagi terjadi. Namun kita harus menyadari masalah
pembangunan pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi
tanggung jawab semua pihak.
Daftar Pustaka

Abdul Kadir (2012). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.


Abd. Muhith, Problematika Pembelajaran Tematik Terpadu di MIN III Bondowoso,
(Indonesian Journal of Islamic Teaching Vol. 1 No. 1, 2018), hal 47
AFIFAH, N (2015). PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA (Telaah dari Aspek
pembelajaran) Elementary Vol. I Edisi 1 Januari 2015. 41-47
Hasbullah (2012). Dasar-Dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta:Raja Grafindo.
Madyo Eko Susilo-RB, Kasihadi (2016) Dasar-Dasar Pendidikan. Semarang : Effhar
Publishing.
Supriadi, H. (2016). Peranan Pendidikan Dalam Pengembangan Diri Terhadap Tantangan Era
Globalisasi. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, 3(2), 92–119.
Tirta rahardja (2010). Pengantar Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta
Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai