Anda di halaman 1dari 9

PERAN GURU TERHADAP PERMASALAHAN EKONOMI DI INDONESIA

1. Rena Refiana
(FKIP Pendidikan Ekonomi UNPAS)
(refianarena@gmail.com)

2. Neng Mona Ratuliu


(FKIP Pendidikan Ekonomi UNPAS )
(nengmonaratuliu77@gmail.com)

3. Hanif Muslim
(FKIP Pendidikan Ekonomi UNPAS)
(hanifmuslim996@gmail.com )

4. Resa Nur Asyfa


(FKIP Pendidikan Ekonomi UNPAS)
(resanurasyfa1@gmail.com )

ABSTRAK

Tujuan artikel ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan pendidikan di Indonesia.


Dengan mengetahui permasalahan pendidikan yang ada diharapkan dapat dibuat suatu
kebijakan yang sesuai untuk meningkatakan mutu dan profesionalisme Guru. Pendidikan
sebagai suatu sistem terbuka tidak lepas dari masalah, baik masalah mikro ataupun
masalah makro. Masalah mikro, yaitu masalah yang timbul dalam komponen – komponen
yang terdapat dalam pendidikan itu sendiri sebagai suatu sistem, antara lain masalah
kurikulum, masalah pendidikan, administrasi pendidikan dan sebagainya. Masalah makro,
yaitu masalah yang muncul dalam pendidikan itu sebagai suatu sistem dengan sistem –
sistem lainnya yang lebih luas didalam seluruh kehidupan menusia, antara lain masalah
kurang meratanya pendidikan, rendahnya mutu pendidikan, masalah efisiensi, relevasi
dan lain – lain. Berkaitan dengan permasalahan yang sering terjadi di Indonesia, Guru
dianggap sebagai sumber dari permasalahan tersebut, sehingga dengan mengidentifikasi
permasalahan pendidikan kita mengetahui letak permasalahan yang sebenarnya dan
berusaha untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

Kata kunci : Masalah Pendidikan, Mutu, Profesionalisme Guru.

1
ABSTRACT

The purpose of this article is to identify the problems of education in Indonesian. By


knowing the problems existing education are expected to be made an appropriate policy
tomimprov the quality and professionalism of teachers. Education as an open system is
not free of problems, both thr problems mocro and macro issues. Micro issues, the
problems arisig in the components contained in the education itself as a sytem, among
others, issues of curriculum, education, educational administration and so on. Macro
issues, namely the problems that arise in the education system as a system with other
system broader in all human life, among other, issues less inequality in education, low
qulity of education, issues of efficiency, relevance and other In connection with the
problems that often occur in Indonesian, the teacher is considered as the source of these
problems, so as to identify educational problems we know where the real problems and
seeks to provide solutions to these problems.

Keywords: Education Problems, Quality of Education, Profesionalime of Teachers

A. PENDAHULUAN

Peranan ekonomi dalam pendidikan pendidikan yang semuanya bermuara


cukup menentukan seseorang dalam pada perkembangan peserta didik.
mencapai suatu pendidikan, tetapi bukan
menjadi salah satu peran utama. Ada hal Persoalan ekonomi
lain yang lebih menentukan hidup merupakan salah satu persoalan sangat
seseorang dalam mencapai tujuan penting dalam proses pendidikan formal.
pendidikan. Pendidikan adalah lembaga Oleh karena itu, bila mana ekonomi
yang berkewajiban mengembangkan seseorang mengalami kesuraman
masa depan seseorang. Kehidupan pastinya proses pendidikan akan
seseorang banyak dipengaruhi oleh terhambat. Bahkan akan terjadi proses
pendidikan yang diterima di sekolah dan pendidikannya akan terhenti disebabkan
di perguruan tinggi. oleh tidak mampunya ekonomi
keluarganya untuk membiayai
Fungsi ekonomi seharusnya dalam pendidikan. Sementara biaya pendidkan
dunia pendidikan adalah untuk saat ini, semakin hari semakin meningkat
menunjang kelancaran proses seiring dengan meningkatnya bebagai
pendidikan. Bukan merupakan modal kebutuhan dalam rumah tangga,
untuk di kembangkan, dan bukan untuk ditambah lagi semakin meningkatnya
mendapatkan keuntungan, tetapi kebutuhan pokok sehari-hari.
ekonomi dalam pendidikan berfungsi Berdasarkan latar belakang diatas maka
untuk sumber-sumber yang lain, seperti penulis membahas mengenai masalah
guru, kurikulum, alat peraga, dan lain pendidikan menjadi salah satu masalah
sebagainya, untuk menyukseskan misi ekonomi.

2
B. LANDASAN TEORI

a. Masalah

Dalam kehidupan, manusia sering masalah, baik masalah ringan maupun


kali dihadapkan oleh masalah. Berbagai masalah berat, namun pada hakikatnya
macam masalah hadir tanpa diundang ke itu sendiri masalah dapat diartikan :
kehidupan kita. Masalah sering kali
dikaitkan dengan kesialan dan juga “Masalah adalah pelajaran ketika Anda
bencana. Padahal, jika dikaji lebih sadar sebagai kesadaran jiwa, Anda
mendalam lagi mengenai hakekat dasar dapat melihat dengan mudah berbagai
dari masalah, masalah sebenarnya tidak kelemahan dan masalah dalam hidup
melulu menghasilkan dampak negatif. Anda.” Menurut Irmansyah Effendi.

Terkadang masalah hadir sebagai “Masalah adalah bagian kecil dari


bentuk peluang untuk memperbaiki kehidupan. Setiap manusia pasti pernah
berbagai kelemahan yang ada dalam diri memiliki dan menghadapi masalah baik
sendiri. Dalam dunia Pendidikan-pun yang berasal dari diri sendiri maupun
pasti mengenal yang dinamakan dengan yang bersumber dari orang lain.”
Menurut Abdul Cholil

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana untuk dalam Taman Siswa tidak boleh


seseorang utnuk mendapatkan ilmu, dipisahkan bagian-bagian itu agar
namun selain itu terdapat definisi lain supaya kita memajukan kesempurnaan
dari pendidikan itu. Dalam Kamus Besar hidup, kehidupan, kehidupan dan
Bahasa Indonesia, pendidikan berasal penghidupan anak-anak yang kita didik,
dari kata dasar didik (mendidik), yaitu selaras dengan dunianya” (Ki Hajar
memelihara dan memberi latihan (ajaran, Dewantara, 1977:14)
pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Ki Hajar Dewantara, Melalui pendidikan manusia
sebagai Tokoh Pendidikan Nasional menyadari hakikat dan martabatnya di
Indonesia, peletak dasar yang kuat dalam relasinya yang tak terpisahkan
pendidkan nasional yang progresif untuk dengan alam lingkungannya dan
generasi sekarang dan generasi yang sesamanya. Itu berarti, pendidikan
akan datang merumuskan pengertian sebenarnya mengarahkan manusia
pendidikan sebagai berikut : menjadi insan yang sadar diri dan sadar
lingkungan. Dari kesadarannya itu
“Pendidikan umumnya berarti daya mampu memperbarui diri dan
upaya untuk memajukan bertumbuhnya lingkungannya tanpa kehilangan
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), kepribadian dan tidak tercerabut dari
pikiran (intelektual dan tubuh anak); akar tradisinya.

C. METODELOGI

Metode yang digunakan ialah seperti buku, referensi, catatan, majalah


mengggunakan metode studi pustaka dan lainnya guna untuk mendapatkan
dimana mengumpulkan informasi dan landaan teori terhadap masalah yang
data dengan berbagai macam material akan dipecahkan.

3
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kondisi Pendidikan Indonesia saat yang mendapat pengakuan dunia dalam


Ini
kategori The Middle Years Program
Kualitas pendidikan di Indonesia (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata
sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan
hanya tujuh sekolah saja yang mendapat
antara lain dengan data UNESCO (2000)
tentang peringkat Indeks Pengembangan pengakuan dunia dalam kategori The
Manusia (Human Development Index), Diploma Program (DP).
yaitu komposisi dari peringkat
pencapaian pendidikan, kesehatan, dan Apa makna data-data tentang
penghasilan per kepala yang
rendahnya kualitas pendidikan Indonesia
menunjukkan, bahwa indeks
pengembangan manusia Indonesia ityu? Maknanya adalah, jelas ada
makin menurun. Di antara 174 negara di something wrong (masalah) dalam
dunia, Indonesia menempati urutan ke- sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau
102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998),
secara perspektif ideologis (prinsip) dan
dan ke-109 (1999). Menurut survei
Political and Economic Risk Consultant perspektif teknis (praktis), berbagai
(PERC), kualitas pendidikan di Indonesia masalah itu dapat dikategorikan dalam 2
berada pada urutan ke-12 dari 12 negara
(dua) masalah yaitu :
di Asia.Posisi Indonesia berada di bawah
Vietnam.Data yang dilaporkan The World
Pertama, masalah mendasar,
Economic Forum Swedia (2000),
Indonesia memiliki daya saing yang yaitu kekeliruan paradigma pendidikan
rendah, yaitu hanya menduduki urutan yang mendasari keseluruhan
ke-37 dari 57 negara yang disurvei di
penyelenggaran sistem pendidikan.
dunia. Dan masih menurut survai dari
lembaga yang sama Indonesia hanya
Kedua, masalah-masalah
berpredikat sebagai follower bukan
sebagai pemimpin teknologi dari 53 cabang, yaitu berbagai problem yang
negara di dunia.Kualitas pendidikan berkaitan aspek praktis/teknis yang
Indonesia yang rendah itu juga berkaitan dengan penyelenggaraan
ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa
dari 146.052 SD di Indonesia ternyata pendidikan, seperti mahalnya biaya
hanya delapan sekolah saja yang pendidikan, rendahnya prestasi siswa,
mendapat pengakuan dunia dalam rendahnya sarana fisik, rendahnya
kategori The Primary Years Program
kesejahteraaan guru, dan sebagainya.
(PYP).

Dari 20.918 SMP di Indonesia


ternyata juga hanya delapan sekolah

4
b. Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan

Mahalnya pendidikan masih harus dikeluarkan masyarakat untuk


menjadi perbincangan dan mengenyam bangku pendidikan.
permasalahan masyarakat setiapkali Mahalnya biaya pendidikan dari Taman
pergantian tahun ajaran, bukan hanya Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan
terjadi pada sekolah swasta tetapi juga Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin
sekolah yang berstatus negeri.Orangtua tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak
siswa harus berfikir kembali untuk bersekolah. Orang miskin tidak boleh
melanjutkan anaknya pada jenjang yang sekolah. Untuk masuk TK dan SDN saja
lebih tinggi akibat semakin tingginya saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000,-
biaya pendidikan.Sehingga muncul kata sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang
dalam salahsatu buku Eko Prasetyo memungut di atas Rp 1 juta.Masuk
kalau “orang miskin dilarang sekolah”. SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta
sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya
pendidikan adalah suatu bentuk
pendidikan sekarang ini tidak lepas dari
hak asasi yang harus dipenuhi dari
kebijakan pemerintah yang menerapkan
lembaga atau institusi yang berkewajiban
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).
memenuhinya secara merata, sehingga
MBS di Indonesia pada realitanya lebih
semua masyarakat dalam suatu bangsa
dimaknai sebagai upaya untuk
tersebut dapat menikmatinya.Bukannya
melakukan mobilisasi dana. Karena itu,
hanya ditujukan untuk orang yang
Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang
mampu membayarnya.Mengingat
merupakan organ MBS selalu
pentingnya pendidikan untuk semua
disyaratkan adanya unsur pengusaha.
warga, sehingga posisinya sebagai
salahsatu bidang yang mendapat Asumsinya, pengusaha memiliki
perhatian serius dalam konstitusi Negara akses atas modal yang lebih
kita, dan menjadi salah satu tujuan luas.Hasilnya, setelah Komite Sekolah
didirikannya Negara Republik Indonesia. terbentuk, segala pungutan uang selalu
berkedok, "sesuai keputusan Komite
Pendidikan bermutu itu mahal.
Sekolah".
Kalimat ini sering muncul untuk
menjustifikasi mahalnya biaya yang .

5
c. Masalah Ekonomi Dalam Pendidikan

Bagi orang-orang yang berkompeten yang cukup menentukan. Mengapa


terhadap bidang pendidikan akan demikian ?sebab tanpa ekonomi yang
menyadari bahwa dunia pendidikan kita
sampai saat ini masih mengalami “sakit”. memadai, dunia pendidikan tidak akan
Dunia pendidikan yang “sakit” ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.
disebabkan karena pendidikan yang
seharusnya membuat manusia menjadi
manusia, tetapi dalam kenyataannya Seperti sekolah yang roboh karena
seringkali tidak begitu. Seringkali gempa atau disapu oleh gelombang
pendidikan tidak memanusiakan tsunami, akan membuat anak-anak dan
manusia. guru mengungsi ketempat lain seperti
balai desa atau tempat ibadah untuk
Oleh sebab itu dibawah ini akan belajar. Situasi seperti ini jelas dapat
diuraikan beberapa penyebab atau mengurangi intensitas proses belajar
masalah-masalah Pendidikan yang mengajar. Namun situasi ekonomi
teridiri dari: tersebut diatas, tidak
bisa mengakibatkan suatu sekolah
1. Pendidikan adalah lembaga yang menjadi mati.
berkewajiban mengembangkan
masa depan seseorang.
Persoalan ekonomi
merupakan salah satu persoalan sangat
Kehidupan seseorang banyak
dipengaruhi oleh pendidikan yang penting dalam proses pendidikan formal.
diterima di sekolah dan di perguruan Oleh karena itu, bila mana ekonomi
tinggi. Melihat kenyataannya tersebut, seseorang mengalami kesuraman
sudah pasti pendidikan tidak akan
pastinya proses pendidikan akan
membawa pendidik ke arah hidup yang
membingungkan, menyusahkan, dan terhambat. Bahkan akan terjadi proses
sengsara, walaupun bisa mencari uang pendidikannya akan terhenti disebabkan
banyak.
oleh tidak mampunya ekonomi
2. Dunia pendidikan bukanlah dunia keluarganya untuk membiayai
bisnis atau tempat mencari uang, pendidikan. Sementara biaya pendidkan
melainkan dunia pembinaan
saat ini, semakin hari semakin meningkat
Dimana tempat peserta didik seiring dengan meningkatnya bebagai
belajar agar bias hidup wajar dan damai. kebutuhan dalam rumah tangga,
Sebagai tempat pembinaan, pendidikan ditambah lagi semakin meningkatnya
tidak memandang ekonomi sebagai kebutuhan pokok sehari-hari.
pemeran utama seperti halnya di dunia
bisnis.Ekonomi hanya pemegang peran .

6
d. Peran Guru Terhadap Masalahan Ekonomi di Indonesia

Ada beberapa peran Guru ekonomi menciptakan kewirausahaan dengan ide-


terhadap masalah ekonomi di Indonesia ,
ide kreatif dan bisa membuka lapangan
yakni :
pekerjaan. Melahirkan penerus bangsa
1. Peran seorang guru untuk
yang dapat memberikan solusi untuk
mewujudkan cita-cita bangsa begitu masalah-masalah yang dihadapi oleh
penting, seorang guru harus memiliki negara Indonesia di masa mendatang.
profesional yang tinggi untuk bisa
mencerdaskan peserta didik, salah Dalam hal ini, seorang gurupun

satunya guru ekonomi yang merupakan harus memperhatikan bagaimana cara ia

salah satu guru terdepan dalam mengajar didalam kelas, seperti halnya

menggerakan prekonomian diabad 21 guru harus mampu, memiliki kompetensi

ini. pedagogik dimana kompetensi


pedagogik guru mampu merencanakan,
Dalam konteks ini seorang guru mengevaluasi dan menilai. guru harus
ekonomi harus mampu menggerakan mengambil bagian dan berinteraksi
peserta didiknya untuk mau peduli dengan lingkungan dan profesional
terhadap bagaimana kondisi dalam arti siap meningkatkan
prekonomian di Indonesia, mampu kemampuan dan siap berbagi dan
meningkatkan motivasi dan aktivitas berusaha selalu mendapat informasi.
peserta didik siswa dalam bidang Lalu, kompetensi kepribadian, karena
ekonomi, contohnya menumbuhkan seorang guru harus memiliki ciri
keinginan peserta didik dalam kepribadian sebagai orang yang harus
berwirausaha. diteladani.

Permasalahan prekonomian di 2. Peran guru yang menjadu


Indonesia bisa dilihat dari dua segi, fasilitator dan motivator khusus guru
pertama dari segi makro, kedua dari segi ekonomi mampu memberikan solusi dari
mikro. Peran guru harus mampu masalah-masalah prekonomian dengan
mengaktifkan peserta didik agar mau menjadikan peserta didiknya dengan
terjun menjadi pemecah permasalahan wirausaha, dengan melihat jumlah
prekonomian di Indoensia, menggiring wirausaha di Indonesia masih sangat
peserta didik agar mau mencoba sedikit yaitu sekitar 0,18% dari jumlah
berwirausaha sejak dini, agar dimasa penduduknya. Padahal, suatu negara
mendatang menjadikan peserta didik dikatakan maju apabila negara tersebut
sebagai pelaku ekonomi dengan memiliki jumlah minimum wirausaha

7
sebesar 2% dari penduduknya. Oleh atas atau jenjang SMA. Oleh karena
karena itulah maka pemerintah melalui itulah maka perlu adanya penanaman
kurikulum 2013 ini mencantumkan mata nilai-nilai kewirausahaan dengan
pelajaran kewirausahaan menjadi salah mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan
satu mata pelajaran wajib yang harus kewirausahaan ke dalam kurikulum yang
dipelajari mulai dari tingkatan sekolah digunakan saat ini.
dasar sampai dengan sekolah menengah

E. PENUTUP

a. Kesimpulan

Pendidikan umumnya berarti Fungsi ekonomi seharusnya


daya upaya untuk memajukan budi dalam dunia pendidikan adalah untuk
pekerti ( karakter, kekuatan bathin), menunjang kelancaran proses
pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak pendidikan. Bukan merupakan modal
selaras dengan alam dan untuk di kembangkan, dan bukan untuk
masyarakatnya. Kualitas pendidikan di mendapatkan keuntungan, tetapi
Indonesia sangat memprihatinkan. Ini ekonomi dalam pendidikan berfungsi
dibuktikan antara lain dengan data untuk sumber-sumber yang lain, seperti
UNESCO (2000) tentang peringkat guru, kurikulum, alat peraga, dan lain
Indeks Pengembangan Manusia (Human sebagainya, untuk menyukseskan misi
Development Index), yaitu komposisi dari pendidikan yang semuanya bermuara
peringkat pencapaian pendidikan, pada perkembangan peserta didik.
kesehatan, dan penghasilan per kepala
Peran guru yang menjadu
yang menunjukkan, bahwa indeks fasilitator dan motivator khusus guru
pengembangan manusia Indonesia ekonomi mampu memberikan solusi dari
masalah-masalah prekonomian dengan
makin menurun. Di antara 174 negara di menjadikan peserta didiknya dengan
dunia, Indonesia menempati urutan ke- wirausaha, dengan melihat jumlah
wirausaha di Indonesia masih sangat
102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), sedikit yaitu sekitar 0,18% dari jumlah
dan ke-109 (1999). Mahalnya biaya penduduknya. Padahal, suatu negara
dikatakan maju apabila negara tersebut
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak memiliki jumlah minimum wirausaha
(TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) sebesar 2% dari penduduknya.
membuat masyarakat miskin tidak
memiliki pilihan lain kecuali tidak
bersekolah.

b. Saran

8
Adapun saran yang dapat penulis
sampaikan melalui jurnal ini adalah Selain itu sebagai mahasiswa
semua pihak harus bekerjasama dalam khususnya calon pendidik, kita harus
upaya penanggulangan permasalahan menyadari dan memahami berbagai
pokok pendidikan. Untuk meminimalisir macam permasalahan pendidikan yang
masalah-masalah yang disebabkan terjadi dilapangan sehingga dapat
dalam Pendidikan tersebut sehingga merumuskannya serta mencari alternatif
harus ada perencanaan yang baik pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa
terhadap system pendidikan. Seperti sekaligus Calon Pendidik yang peka
meningkatkan kualitas pendidik dalam terhadap berbagai permasalahan
usaha peningkatan mutu pendidikan, pendidikan.
serta penyediaan sarana dan prasarana
yang lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai