Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MELANJUTKAN

PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI (KASUS PADA REMAJA DI DESA


SEPADU)

Mardi Lestari, Amrazi Zakso, Riama Al Hidayah


Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Pontianak
Email: mardipensos@gmail.com

Abstract
This study is entitled, "Factors causing the low interest in continuing education
to tertiary institutions (the case of adolescents in Sepadu Village, Semparuk
District, Sambas Regency)". The purpose of this study is to describe the factors
causing the lack of interest in continuing education to tertiary institutions (the
case of adolescents in Sepadu Village, Semparuk District, Sambas Regency).
The research method used is descriptive method with a form of qualitative
research. The data source of this research was Regular A sociology education
class of 2015 FKIP UNTAN. Data collection techniques used were interview
and documentation techniques. Data collection tools used are interview guides,
archive books and records. The analysis in this study was presented in a
descriptive qualitative manner using 3 informants. The results of this study are:
1. Internal factors that cause the low interest in continuing education to college
is the lack of motivation or desire to go to college and want to be independent
looking for work. 2. External factors that cause low interest in continuing
education to tertiary institutions are economic limitations or expensive tuition
fees and social environment factors.

Keywords: Education , Higher Education, Interest

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sesuatu yang sehingga banyak ahli yang berbeda dalam
penting dalam kehidupan, salah satunya penentuan rentang usianya. Namun, secara
adalah perguruan tinggi. Akan tetapi, dengan umum dapat dikatakan bahwa masa remaja
melihat kondisi nyata saat ini tentang berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia
perguruan tinggi, tidak banyak orang yang belasan ketika pertumbuhan fisik hampir
menginginkan hal tersebut. Hal ini disebabkan lengkap. Dengan peralihan fungsi sosial dari
karena menurunnya minat belajar mereka dan masa anak-anak kemasa dewasa memicu
kurangnya harapan untuk menjadi orang yang minat anak remaja terhadap berbagai macam
lebih maju melalui perguruan tinggi. pilihan dalam lingkungannya terhadap
Kehidupan manusia ditandai dengan prioritas hidup, khususnya dalam dunia
fase pertumbuhan dan perkembangan mulai pendidikan.
dari bayi sampai dengan meninggal dunia. Kehidupan masyarakat modern yang
Dari fase perkembangan manusia tersebut, berpikiran maju akan dipengaruhi oleh
salah satu yang paling penting dan menjadi lingkungan dan masyarakat tidak lepas dari
pusat perhatian adalah masa remaja. Masa dukungan kesadaran kolektif, tidak ada
remaja merupakan masaperpindahan antara pembatasan-pembatasan alamiah apapun pada
masa anak-anak dan masa dewasa. Batasan kebutuhan dan hasrat manusia, maka minat
usianya tidak ditentukan dengan jelas, masyarakat khususnya pada anak remaja tidak

1
terbatas, yaitu memiliki minat yang tinggi adalah sesuatu yang membuat seseorang
tanpa memandang stratifikasi kelas sosial. berminat yang datangnya dariluar diri, seperti:
Dengan adanya minat remaja terhadap lingkungan, orang tua, teman, guru, dan
pendidikan maka mendorong atau memotivasi fasilitas.
bagi anak remaja untuk berusaha kerja keras Namun, minat anak remaja terhadap
agar dapat berpartisipasi aktif dalam pendidikan terutama di perguruan
mewujudkan cita-citanya. tinggiterkadang mengalami kebimbangan,
Menurut Ahmad (2016:38) khususnya anak remaja yang sudah selesai
pendidikan adalah “suatu proses interaksi dari bangku SMAnya, apakah tetap
manusia dengan lingkungannya yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
berlangsung secara sadar dan terencana dalam ataukah langsung mencari pekerjaan yang
rangka mengembangkan segala potensinya, hanya membutuhkan ijazah tamatan SMA
baik jasmani (kesehatan fisik) dan ruhani saja?
(pikir, rasa, karsa, karya, cipta, dan budi Di dunia kerja untuk menjadi seorang
nurani) yang menimbulkan perubahan positif pegawai pada instansi pemerintah harus
dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun memiliki ijazah terakhir minimal setingkat
psikomotorik yang berlangsung secara terus- Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
menerus guna mencapai tujuan hidupnya”. Menengah Atas (SMA), dan ijazah perguruan
Sedangkan menurut Sugihartono dkk (dalam tinggi dengan gelar sarjana sebagai
Irham dan Wiyani, 2016:19) pendidikan persyaratan. Begitupun persyaratan untuk
adalah “usaha sadar dan terencana yang menjadi karyawan untuk sebuah perusahaan
dilakukan oleh pendidik untuk mengubah paling tidak tamatan SMA dan lebih baik
tingkah laku manusia, baik secara individu kalau lulusan perguruan tinggi.
maupun kelompok untuk mendewasakan Realitas empirik masyarakat lebih
manusia tersebut melalui proses pengajaran menghargai orang yang sementara kuliah di
dan pelatihan”. perguruan tinggi atau mereka yang sedang
Mengingat sulitnya mendapatkan menyandang gelar sarjana. Di dunia kerja
pekerjaan ditengah persaingan masyarakat latar belakang pendidikan sangatlah penting
luas. Perguruan tinggi itu sangatlah penting sebagai persyaratan untuk dapat diterima
agar memiliki kemampuan dan keterampilan bekerja di sebuah instansi atau perusahaan.
yang cukup sebagai bekal untuk menjadi Untuk itu banyak orang tua yang
tenaga kerja. Lebih bermutunya sebuah menyekolahkan anaknya hingga keperguruan
pekerjaan apabila mengikuti pendidikan di tinggi demi perbaikan nasib, agar kehidupan
perguruan tinggi tidak hanya mementingkan sosial ekonominya lebih meningkat.
teori melainkan juga praktik. Selain itu, akan Para pengguna tenaga kerja umumnya
lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan hanya menyerap lulusan perguruan tinggi.
dengan posisi yang lebih dan layak. Akibat stratifikasi sosial menempatkan
Minat yang timbul dalam diri mereka yang bergelar sarjana pada lapisan
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, sosial kelas atas. Sementara mereka yang
baik faktor yang berasal dari dalam diri hanya tamatan SMP, SMA, atau bahkan bagi
individu itu sendiri (faktor intrinsik) maupun mereka yang tidak sempat mengenyam
faktor yang berasal dari luar individu itu pendidikan formal, menempati kelas bawah.
sendiri (faktor ekstrinsik). Menurut Prapanca Berdasarkan hasil observasi yang
(dalam Armalita, 2016:12-13) faktor-faktor dilakukan oleh peneliti di lapangan sebanyak
yang dapat mempengaruhi minat dibedakan dua kali pada tanggal 25 Juni dan 28 Juni
sebagai berikut: Faktor internal adalah sesuatu 2018, peneliti menemukan masih ada remaja
yang membuat seseorang berminat yang yang sudah tamat SMA tetapi tidak
datangnya dari dalam diri, seperti: perhatian, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,
motivasi, kebutuhan, keingintahuan, dia hanya membantu orang tuanya di sawah,
semangat, dan aktivitas. Faktor eksternal bekerja di pasar sebagai penjaga toko dan

2
bekerja di luar negeri sebagai TKI mayoritas penduduknya berprofesi sebagai
dibandingkan harus melanjutkan pendidikan petani. Kesadaran masyarakatnya akan
mereka kejenjang perguruan tinggi. Hal ini di pendidikan masih tergolong rendah sehingga
buktikan pada saat peneliti melakukan prariset banyak anak remaja yang setelah lulus SMA
pada tanggal 25 Juni dan tanggal 28 Juni memilih untuk bekerja mengolah sawah
2018. Peneliti melakukan observasi secara sebagai petani, bekerja di pasar sebagai
langsung mengenai situasi yang berhubungan penjaga toko atau mencari pekerjaan lain di
dengan faktor penyebab kurangnya minat luar negeri sebagai TKI dibandingkan harus
remaja terhadap pendidikan ke perguruan melanjutkan pendidikan mereka kejenjang
tinggi di Desa Sepadu Kecamatan Semparuk perguruan tinggi.
Kabupaten Sambas Berdasarkan uraian di atas, maka
Para pengguna tenaga kerja umumnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
hanya menyerap lulusan perguruan tinggi. di Desa Sepadu Kecamatan Semparuk
Akibat stratifikasi sosial menempatkan Kabupaten Sambas supaya lebih mengetahui
mereka yang bergelar sarjana pada lapisan dengan jelas tentang faktor-faktor penyebab
sosial kelas atas. Sementara mereka yang rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke
hanya tamatan SMP, SMA, atau bahkan bagi perguruan tinggi (kasus pada remaja di Desa
mereka yang tidak sempat mengenyam Sepadu Kecamatan Semparuk Kabupaten
pendidikan formal, menempati kelas bawah. Sambas).
Desa Sepadu adalah bagian dari
Kecamatan Semparuk. Pada awalnya desa METODE PENELITIAN
sepadu terdiri dari tiga kampung yaitu Pendekatan penelitian yang
kampung Semayang, kampung Seladu dan digunakan dalam penelitian ini adalah
kampung Sungai Palai A, berada di wilayah penelitian kualitatif dengan metode penelitian
Kecamatan Pemangkat. Pada tahun 1987 deskriptif. Menurut Satori dan Komariah
pemuka masyarakat kampung Sungai Palai A (2011:25) penelitian kualitatif adalah “suatu
mengadakan musyawarah tentang pemekaran pendekatan penelitian yang mengungkapkan
kampung, lahirlah kampung Karangan dan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan
kampung Permai dan pada tahun yang sama kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-
keempat kampung disatu padukan menjadi kata berdasarkan teknik pengumpulan dan
Desa Sepadu. analisis data yang relevan yang di peroleh dari
Dengan adanya pemekaran situasi yang alamiah”.
Kecamatan, Kecamatan Pemangkat di Menurut Iskandar (2009:61)
mekarkan menjadi tiga Kecamatan yaitu; penelitian deskriptif merupakan “penelitian
Kecamatan Pemangkat, Kecamatan Salatiga untuk memberi uraian mengenai fenomena
dan Kecamatan Semparuk. Desa Sepadu atau gejala sosial yang diteliti dengan
merupakan salah satu dari 5 desa di mendeskripsikan tentang nilai variable
Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas mandiri, baik satu variabel atau lebih
yang terletak di sebelah Timur kota Sambas (independent) berdasarkan indikator-indikator
dengan jarak dengan ibu kota kecamatan dari variabel yang diteliti tanpa membuat
sejauh 7 km dan jarak dengan ibu kota perbandingan atau menghubungkan antara
Kabupaten 34 km yang dapat di tempuh variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi
dengan kendaraan bermotor selama 60 menit. dan klasifikasi dengan mendeskripsikan
Di desa Sepadu Kecamatan Semparuk sejumlah variabel yang berkenaan dengan
Kabupaten Sambas minat para remaja untuk masalah variabel yang diteliti”.
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Dapat disimpulkan bahwa metode
masih sangat rendah, banyak anak remaja deskriptif adalah metode yang menggunakan
desa yang tidak melanjutkan pendidikan ke langkah-langkah untuk pemecahan masalah
perguruan tinggi setelah mereka lulus SMA. dengan menggambarkan atau melukiskan
Desa Sepadu adalah sebuah daerah yang keadaan subyek atau obyek sesuai dengan

3
fakta-fakta atau sebagaimana yang terjadi Analisis data dalam penelitian ini
dilapangan. Alasan peneliti menggunakan adalah reduksi data yang berarti merangkum
metode penelitian jenis deskriptif karena atau memilih hal-hal yang pokok,
peneliti mendeskripsikan tentang apa saja memfokuskan pada hal-hal yang penting, di
faktor-faktor penyebab rendahnya minat cari tema dan polanya dan membuang yang
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tidak perlu mengenai faktor-faktor penyebab
(kasus pada remaja di Desa Sepadu rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke
Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas). perguruan tinggi.
Pada penelitian kualitatif deskriptif Penyajian data maksudkan untuk
ini yang menjadi instrumen penelitian adalah menyusun segala informasi atau data yang di
peneliti sendiri yang menetapkan fokus dapat agar dapat mempermudah penulis dalam
penelitian, memilih informan sebagai sumber menganalisis data-data yang sudah terkumpul.
data, melakukan pengumpulan data, dan Setelah melakukan penyajian data maka
menilai kualitas data, menganalisis data, tahapan selanjutnya adalah menganalisis data-
menafsirkan data, serta membuat kesimpulan data yang sudah di kumpulkan. Peneliti coba
dari yang diteliti. Guna menyikapi hal mengambil kesimpulan dari data yang telah di
tersebut, peneliti sebagai instrumen penelitian peroleh sebagai jawaban akhir dari penelitian.
harus memiliki kesiapan dalam melaksanakan Rencana pengujian keabsahan data
proses penelitian dimulai pada tahap awal dapat dilakukan melalui perpanjangan
hingga tahap akhir penelitian. pengamatan ini berarti hubungan peneliti
Metode deskriptif adalah metode dengan narasumber akan semakin akrab (tidak
yang menggunakan langkah-langkah untuk ada jarak), semakin terbuka, saling
pemecahan masalah dengan menggambarkan mempercayai sehingga tidak ada informasi
atau melukiskan keadaan subyek atau obyek yang disembunyikan lagi dan peneliti dapat
sesuai dengan fakta-fakta atau sebagaimana memperoleh data secara lengkap. Lama
yang terjadi dilapangan. Alasan peneliti perpanjangan pengamatan tergantung pada
menggunakan metode penelitian jenis kedalaman, keluasan dan kepastian data yang
deskriptif karena peneliti mendeskripsikan diperoleh peneliti. Setelah itu dilakukan
tentang apa saja faktor-faktor penyebab triangulasi.
rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke Menurut Sugiyono (2016:372)
perguruan tinggi (kasus pada remaja di Desa “triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
Sepadu Kecamatan Semparuk Kabupaten diartikan sebagai pengecekkan data dari
Sambas). Agar bahan dan keterangan serta berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
informasi yang di peroleh dari sumber data berbagai waktu”. Dengan demikian, terdapat
benar dan tepat, peneliti menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik
beberapa teknik pengumpulan data yaitu pengumpulan data, dan waktu. Akan tetapi
wawancara, dokumentasi. Sedangkan alat penelitian ini hanya akan menggunkan
pengumpulan datanya berupa pedoman triangulasi sumber. Triangulasi merupakan
wawancara, buku catatan dan arsip-arsip serta pengecekan dangan cara memeriksa ulang.
alat dokumentasi. Pemeriksaan ulang biasa dilakukan sebelum
Adapun lokasi dari penelitian ini atau sesudah data dianalisis. Pemeriksaan
dilakukan di Desa Sepadu yang terletak di dengancara triangulasi dilakukan untuk
Kecamatan Semparuk, Kabupaten Sambas, meningkatkan derajat keterpercayaan dan
Provinsi Kalimantan Barat. Alasan peneliti akurasi data.
mengambil lokasi ini sebagai tempat
penelitian karena masih ditemukan rendahnya HASIL PENELITIAN DAN
minat melanjutkan pendidikan ke perguruan PEMBAHASAN
tinggi (kasus pada remaja di Desa Sepadu Hasil Penelitian
Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas). Penyajian data merupakan suatu
proses yang dilakukan setelah mereduksi data.
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan

4
untuk memudahkan dalam menganalisis data melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
sehingga permasalahan dalam penelitian ini Sedangkan informan ketiga dari latar
dapat terjawab seluruhnya. Masalah umum belakang ekonomi yang kurang mampu, tetapi
dalam penelitian ini adalah “Apa faktor-faktor dia tidak mempunyai niat melanjutkan
penyebab rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
pendidikan ke perguruan tinggi (kasus pada Penelitian dilakukan mulai dari 22April
remaja di Desa Sepadu Kecamatan Semparuk 2019 sampai dengan tanggal 20Mei 2019.
Kabupaten Sambas)”.Adapun sub-sub Wawancara dilakukan berdasarkan tanggal
masalahdalampenelitianiniadalahapa saja sebanyak 3 kali pada orang tuadananak, yaitu
faktor-faktor internal yang menyebabkan pada tanggal 22, 23, dan 24 April
rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke 2019.Berdasarkan hasil wawancara pertama,
perguruan tinggi (kasus pada remaja di Desa dapat diambil kesimpulan bahwa keinginan
Sepadu Kecamatan Semparuk Kabupaten untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
Sambas) dan apa saja faktor-faktor eksternal tinggi sangat rendah, sikap pesimis bahwa
yang menyebabkanrendahnya minat kuliah hanya menghabiskan waktu, tenaga,
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pikiran dan biaya ditambah belum tentu
(kasus pada remaja di Desa Sepadu mendapat pekerjaan sudah mengakar dibenak
Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas). dan pikiran mereka. Hal ini dialami oleh
Selanjutnya untuk menjawab masalah informan Adetya Laviandi, dia tidak
umum dan sub-sub masalah yang telah melanjutkan kuliah karena keinginan dirinya
dikemukakan di atas, peneliti melakukan sendiri untuk tidak kuliah. Dia tidak memiliki
observasi dan wawancara terhadap informan. motivasi dalam diri untuk melanjutkan
Adapun yang menjadi informan adalah remaja pendidikannya ke perguruan tinggi. informan
yang sudah tamat SMA tetapi tidak tersebut memilih untuk melanjutkan usaha
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi orang tuanya. Kurangnya motivasi ini juga
dan orang tua di Desa Sepadu Kecamatan dipengaruhi kesadaran dirinya tentang
Semparuk Kabupaten Sambas. Berikut ini pendidikan masih sangat kurang.
akan peneliti sajikan data berupa hasil Kedua, dapat diambil kesimpulan
observasi, wawancara dan studi dokumentasi. bahwa ada juga yang mengatakan tidak
Informan dalam penelitian ini adalah remaja melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
Desa Sepadu dan orang tua remaja yang karena alasan ingin mencari kerja. Dirinya
terlibat langsung dalam faktor penyebab beranggapan bahwa menempuh pendidikan di
rendahnya minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada akhirnya bertujuan
perguruan tinggi. Informan utama dalam untuk mencari pekerjaan dan uang, sedangkan
penelitian ini adalah remaja Desa Sepadu apa yang dilakukan sekarang sudah bisa
sedangkan informan pendukung adalah orang menghasilkan uang. Kasus di atas dialami
tua remaja Desa Sepadu. oleh informan Pelli yang memilih bekerja
Data identitas informan dalam sebagai TKW di Negara Malaysia. Dirinya
penelitian ini, diantaranya adalah Pak Hendri menilai bahwa mencari kerja setelah tamat
orang tua dari Adetya Laviandi, Pak Musliadi SMA lebih baik dari pada harus kuliah yang
orang tua dari Redi dan Pak Heriyanto orang menghabiskan banyak uang.
tua dari Pelli. Alasan saya mengambil Ketiga, seperti yang dialami oleh Pak
informan ini, karena mereka mempunyai latar Musliadi orang tua dari Redi. Keterbatasan
belakang yang berbeda dari segi ekonomi dan ekonomi dan biaya kuliah yang mahal
niatnya. Informan pertama dari latar belakang membuat informan tidak melanjutkan
ekonomi yang mampu, tetapi dia tidak pendidikan ke perguruan tinggi. Pasalnya
mempunyai niat untuk melanjutkan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
pendidikan ke perguruan tinggi. Informan tinggi memerlukan biaya yang relatif tinggi,
kedua dari latar belakang yang kurang sehingga hanya orang tua tertentu saja yang
mampu, tetapi dia mempunyai niat untuk bisa menyekolahkan anaknya ke perguruan

5
tinggi. Mereka adalah orang tua yang berlatar Dari hasil wawancara dengan
belakang pendidikan tinggi dengan gelar beberapa informan, ada juga yang
akademis yang profesinya sebagai pegawai mengatakan tidak melanjutkan pendidikan ke
negeri atau swasta, dan orang tua yang perguruan tinggi karena alasan ingin mencari
berlatang belakang dengan memiliki investasi kerja. Dirinya beranggapan bahwa menempuh
yang tinggi di bidang pertanian dan pendidikan di perguruan tinggi pada akhirnya
perkebunan. Sebaliknya orang tua yang bertujuan untuk mencari pekerjaan dan uang,
pendidikan rendah, pekerjaannya sebagai sedangkan apa yang dilakukan sekarang sudah
petani penggarap dengan pendapatan rendah, bisa menghasilkan uang.
sehingga tidak mampu menyekolahkan
anaknya di perguruan tinggi. Faktor-faktor eksternal yang
menyebabkan rendahnya minat
Pembahasan melanjutkan pendidikan ke perguruan
Faktor-faktor internal yang menyebabkan tinggi (kasus pada remaja di Desa Sepadu
rendahnya minat melanjutkan pendidikan Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas)
ke perguruan tinggi (kasus pada remaja di Faktor eksternal yang menyebabkan
Desa Sepadu Kecamatan Semparuk kurangnya minat remaja melanjutkan
Kabupaten Sambas) pendidikan ke perguruan tinggi adalah karena
Berdasarkan hasil wawancara yang faktor keterbatasan ekonomi/biaya pendidikan
dilakukan, terdapat dua faktor internal secara yang mahal dan faktor lingkungan pergaulan.
besar yang menyebabkan kurangnya minat Biaya pendidikan yang mahal, apalagi
remaja melanjutkan pendidikan ke perguruan kuliah di kota yang tentu membutuhkan dana
tinggi yaitu: kurangnya motivasi dan yang tidak sedikit menyebabkan banyak orang
keinginan untuk kuliah, ingin mandiri cari tua yang tidak mengkuliahkan anaknya.
kerja. motivasi seseorang akan mempengaruhi Kondisi masyarakat Desa Sepadu yang tidak
tindakannya, ada juga kalanya remaja yang terlalu baik dimana mayoritas penduduknya
tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan bermata pencaharian sebagai petani.
tinggi disebabkan oleh kurangnya atau Hambatan yang paling utama bagi anak yang
keinginan remaja itu sendiri untuk tidak berminatmelanjutkan pendidikan ke
kuliah. Rendahnya kesadaran remaja di Desa perguruan tinggi adalah status sosial ekonomi
Sepadu untuk melanjutkan pendidikan ke orang tua yang rendah. Padahal, setiap orang
perguruan tinggi dipengaruhi oleh pola tua memiliki harapan agar dapat
perilaku dan motivasi remaja itu sendiri. menyekolahkan anaknya sampai ke
Keinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi tapi mereka memiliki
pendidikan ke perguruan tinggi sangat rendah, keterbatasan dalam biaya.
sikap pesimis bahwa kuliah hanya Anak umumnya mempunyai kemauan
menghabiskan waktu, tenaga, pikiran dan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
biaya ditambah belum tentu mendapat tinggi. Adanya kemauan untuk melanjutkan
pekerjaan sudah mengakar dibenak dan pendidikan ke perguruan tinggi dikarenakan
pikiran mereka. Hal ini dialami oleh informan adanya cita-cita tertentu yang ingin dicapai
Adetya Laviandi, dia tidak melanjutkan kuliah oleh anak. Keinginan untuk memperdalam
karena keinginan dirinya sendiri untuk tidak ilmu pengetahuan tertentu turut mendorong
kuliah. Dia tidak memiliki motivasi dalam diri kemauan anak untuk melanjutkan pendidikan
untuk melanjutkan pendidikannya ke ke perguruan tinggi. Dengan memperdalam
perguruan tinggi. informan tersebut memilih pengetahuan tersebut mereka berharap dapat
untuk melanjutkan usaha orang tuanya. memperoleh pekerjaan yang lebih mapan
Kurangnya motivasi ini juga dipengaruhi seperti yang dicita-citakan.
kesadaran dirinya tentang pendidikan masih Berbanding berbalik dengan
sangat kurang. kenyataannya, banyak orang tua
mengharapkan dapat menyekolahkan anaknya

6
sampai meraih gelar sarjana. Mereka sadar dari kondisi kehidupan dan kenyataan yang
bahwa dengan pendidikan yang tinggi akan sudah seharusnya mereka terima.
dapat menjadi alat untuk mencapai kemajuan
ke arah kehidupan yang lebih baik. Namun SIMPULAN DAN SARAN
dengan ekonomi yang tidak mendukung, Simpulan
mengakibatkan orang tua hanya dapat Berdasarkan hasil penelitian
menyekolahkan anaknya hanya sampai mengenai Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya
tingkat SMA saja. Minat Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan
Lingkungan dapat menjadi pengaruh Tinggi (Kasus Pada Remaja di Desa Sepadu
perkembangan mental dan prilaku anak. Tidak Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas)
bisa di elakkan lingkungan menjadi salah satu maka diperoleh kesimpulan Faktor-faktor
bagian yang membentuk perkembangan internal yang menyebabkan rendahnya minat
psikologi anak. Dengan adanya interaksi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dengan lingkungan yang beraneka ragam, (kasus pada remaja di Desa Sepadu
anak dapat terpengaruh oleh hal yang negatif Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas)
dan yang positif. Orang tua tidak bisa selalu adalah kurangnya motivasiatau keinginan
mengawasi pergaulan anak di lingkungan untuk kuliah dan ingin mandiri cari
masyarakat setiap detiknya. kerja.Faktor-faktoreksternal yang
Lingkungan tempat tinggal juga menyebabkan rendahnya minat melanjutkan
mempengaruhi tingkat pendidikan seseorang. pendidikan ke perguruan tinggi (kasus pada
Jika di tempat tinggalnya banyak yang remaja di Desa Sepadu Kecamatan Semparuk
maksimal lulusan SMA bahkan ada yang Kabupaten Sambas) adalah faktor
hanya lulusan SD kemudian melanjutkan keterbatasan ekonomi ataubiaya pendidikan
bekerja, maka seolah-olah lingkungan akan yang mahal dan faktor lingkungan pergaulan.
membentuknya seperti itu. Apabila
lingkungan tempat tinggalnya banyak yang Saran
berpendidikan hingga perguruan tinggi, maka Sebaiknya pemerintah Desa Sepadu
seseorang akan mengimbangi dengan melakukan pembenahan dan pengarahan
menganggap bahwa pendidikan itu sangatlah untuk masyarakat di bidang pendidikan
penting. dengan memanfaatkan dana Desa yang ada,
Banyak anak remaja di Desa Sepadu sehingga membuka wawasan kepada orang
yang menganggur dan mereka lebih suka tua dan para remaja tentang betapa pentingnya
pekekerjaan yang gajinya sedikit, mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
tidak berusaha untuk meningkatkan taraf Walaupun mereka tidak bisa melanjutkan
hidup. Lingkungan masyarakat sekitar yang pendidikan ke perguruan tinggi, pemerintah
kurang mendukung adalah faktor dapat Desa Sepadu juga bisa melatih skill para
mempengaruhi dan menghambat kemajuan remaja. Sehingga memudahkan mereka untuk
siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan mendapatkan pekerjaan.
tinggi. Hal ini disebabkan karena lingkungan Sebaiknya orang tua memahami
terdekat yang sangat mempengaruhi minat betapa pentingnya pendidikan dalam
para remaja untuk melanjutkan pendidikannya kehidupan anak yang akan datang,
ke perguruan tinggi adalah lingkungan memberikan pengarahan dan pemahaman
keluarga lalu kemudian beralih ke lingkungan tentang pendidikan kepada anaknya serta
masyarakat yang jangkauannya lebih luas. mendukung anak untuk melanjutkan
Sehingga orang tersebut tidak bisa mengikuti pendidikan ke perguruan tinggi.
pendidikan yang lebih tinggi. Jika kita Sebaiknya remaja Desa Sepadu
dihadapkan pada persoalan atau permasalahan memahami betapa pentingnya melanjutkan
seperti ini, para remaja tidak dapat disalahkan pendidikan ke perguruan tinggi. Walaupun
sepenuhnya. Karena faktor penyebabnya mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke
bukan berasal dari remaja tersebut, akan tetapi perguruan tinggi karena keterbatasan

7
ekonomi, mereka juga bisa mendapatkan Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian
pekerjaan dengan skill yang mereka punya. Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif
dan Kualitatif). Jakarta: Gaung
DAFTAR RUJUKAN Persada Press.
Ahmadi, Rulam. (2016). Pengantar Komariah, Aan & Satori, Djam’an. (2011).
Pendidikan: Asas & Filsafat Metodologi Penelitian Kualitatif.
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Bandung: Alfabeta.
Media. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Armalita, Sinta. (2016). Faktor-Faktor yang Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Mempengaruhi Minat Untuk Kualitatif, dan R&D). Bandung:
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Alfabeta.
Siswa Kelas XII Jurusan Tata Boga di Wiyani, Ardy, Novan & Irham, Muhammad.
SMK Negeri 4 dan SMK Negeri 6 (2016). Psikologi Pendidikan: Teori
Yogyakarta. Skripsi Program Studi dan Aplikasi dalam Proses
Pendidikan Teknik Boga Jurusan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Pendidikan Teknik Boga dan Busana. Media.
Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai