Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL PENELITIAN

“HUBUNGAN LITERASI INFORMASI KARIER DENGAN KEMAMPUAN

MEMILIH PEMINATAN DI SLTA PADA SISWA SMP NEGERI 2

BOAWAE”

OLEH:

MARIA CONSTANTINA MEME DHOGI

NIM: 1601160083

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang berkembang ini, dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi menuntut individu untuk memilih karier yang

sesuai dengan minat dan harapan. Saat ini setiap individu memiliki minat dan

kesukaan terhadap berbagai macam hal. Karena pada dasarnya setiap manusia

memiliki minat dan bakat, sehingga antara individu yang satu dengan

individu yang lain tidak bisa disamaratakan dalam menanggapinya. Begitu

juga bagi siswa, mereka memiliki banyak kegemaran seperti kegiatan sehari-

hari, kegiatan ekstrakurikuler, hobi, atau pun mata pelajaran.

Ada beberapa jalur dan jenjang pendidikan formal di Indonesia

meliputi pendidikan dasar yaitu SD/MI, SMP/MTS, pendidikan menengah

yang meliputi SMA/MA atau SMK/MAK, dan Perguruan Tinggi (PT).

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang paling awal dan wajib

ditempuh oleh seluruh warga indonesia. Pada jenjang pendidikan SD/MI

peserta didik perlu disiapkan dan dibina antara lain untuk mengikuti

pendidikan pada jenjang SMP/MTS. Jenjang pendidikan SMP/MTS sebagai

kelanjutan jenjang SD/MI bertugas antara lain menyiapkan lulusannya untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan SMA/MA atau SMK/MAK.

Diyakini bahwa keberhasilan peserta didik dalam menjalani pendidikan di

SMA/MA atau SMK/MAK ditentukan oleh berbagai faktor yang seharusnya

difasilitasi sejak SMP/MTS. Peserta didik SMA/MA dan SMK/MAK

diwajibkan mengikuti pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku

1
yang ditujukan kepada pengembangan dan pembinaan pribadi peserta didik

dalam merebut pasar kerja tertentu atau melanjutkan studi ke jenjang

pendidikan tinggi.

Penyelenggaraan pendidikan dalam satuan pendidikan di SMA/MA

dan SMK/MAK sebelum kurikulum 2013 terdapat program penjurusan

peserta didik, bagi peserta didik SMA/MA dilaksanakan di kelas XI dan di

SMK/MAK program penjurusan dilaksanakan bersamaan dengan penerimaan

siswa baru. Istilah penjurusan peserta didik tidak tertuang dalam kurikulum

2013, istilah yang muncul adalah peminatan peserta didik.

Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak

sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya langkah

lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi dan tindak

lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang peminatannya apabila

memperoleh informasi yang memadai atau relevan, memahami secara

mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan maupun kelemahannya.

Pendampingan dilakukan melalui proses pembelajaran yang mendidik dan

terciptanya suatu kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif. Penciptaan

kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif dilakukan oleh guru mata

pelajaran bersama guru BK/konselor serta kebijakan kepala sekolah dan

layanan administrasi akademik yang mendukung. Pengembangan dalam arti

bahwa adanya upaya yang dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan

dalam arti bahwa upaya yang dilakukan untuk penyaluran dan pengembangan

potensi peserta didik misalnya dilakukan melalui magang, untuk itu

diperlukan kerjasama yang baik antara sekolah dan pihak lain yang terkait.

2
Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi

menunjukkan bahwa peserta didik tamatan SMP/MTS yang memasuki SLTA

belum semuanya didasarkan atas peminatan yang didukung oleh potensi dan

kondisi secara optimal seperti kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,

minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karier mereka.

Peminatan merupakan program kurikuler sebagai salah satu bagian dari upaya

implementasi Kurikulum 2013 yang ditujukan untuk membantu

mengakomodasi pilihan minat, bakat dan kemampuan peserta didik.

Peminatan perlu dikenalkan sejak dini, bertahap, dan berkesinambungan, atau

melalui bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat merencanakan

masa depannya sendiri, tidak mengalami hambatan dan kesulitan dalam

memilih jurusan dan kelanjutan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan

dan minatnya setelah lulus SMP.

Peminatan dalam proses pendidikan di SMP tidak serta merta

muncul tanpa alasan yang jelas. Permasalahan yang timbul di masyarakat

mengenai pemilihan jenis sekolah dan jurusan atau arah peminatan

merupakan gambaran keraguan peserta didik dalam menentukan pilihan jenis

sekolah dan mata pelajaran atau jurusan pada sekolah lanjutan atas (jenjang

pendidikan menengah) yang sesuai dengan kemampuannya. Mengingat

betapa pentingnya pemilihan jenis sekolah dan jurusan pada jenjang

pendidikan menengah, maka sejak dini peserta didik SMP perlu dipersiapkan

dan dibantu merencanakan hari depan, melalui layanan bimbingan dan

konseling yang berkoordinasi dan berkolaborasi dengan layanan

pembelajaran serta manajemen/kepemimpinan di sekolah.

3
Pelayanan peminatan peserta didik di SMP merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam program pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK)

pada komponen program peminatan dan perencanaan individual. Artinya,

program pelayanan BK pada satuan pendidikan SMP yang lengkap harus

memuat kegiatan pelayanan peminatan dan perencanaan individual peserta

didik. Upaya ini mengacu kepada program pelaksanaan kurikulum,

khususnya terkait dengan peminatan akademik, peminatan kejuruan, lintas

minat dan pendalaman mata pelajaran, dan peminatan studi lanjutan. Program

bimbingan dan konseling dengan pelayanan peminatan peserta didik itu

sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab guru bimbingan dan konseling

atau konselor di setiap satuan pendidikan.

Dengan demikian, penyelenggaraan peminatan di SMP pada dasarnya

ditujukan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui kegiatan-

kegiatan yang mengarah kepada pengembangan aspek-aspek kepribadian

peserta didik secara terpadu, dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

sehingga dapat menentukan pilihan program peminatan pada jenjang

pendidikan menengah. Sering dijumpai adanya kebingungan, keragu-raguan

dan kesulitan diantara para siswa yang sedang menekuni studinya dan akan

mempersiapkan dirinya untuk meniti karier dimasa mendatang, terutama

karena di antara para siswa kurang memahami dirinya, memahami dunia

kerja, ambisinya dalam dunia kerja dan peningkatan kariernya.

Guru atau pembimbing sering pula menghadapi anak-anak yang

mengalami kesulitan untuk melanjutkan studinya. Anak kurang mampu untuk

menemukan jurusan yang tepat dan sesuai dengan kemampuannya ( dalam

4
Walgito: 2010). Hal ini didukung dengan pengamatan penulis waktu PPL di

SMA Kristen 1 Kupang, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa mereka

yang melanjutkan dari jenjang SMP ke SLTA banyak yang belum didasarkan

pada potensi yang dimiliki peserta didik. Pemilihan dan keputusan untuk

melanjutkan juga belum didukung oleh kondisi peserta didik secara memadai

sebagai modal pengembangan potensi secara optimal, seperti kemampuan

dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan kondisi fisik serta sosial dan

minat karier mereka. Dampak dari ketidaksesuaian ini diantaranya tidak

optimalnya peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya,

kegagalan studi, bahkan kondisi lain yang tidak diharapkan seperti depresi

dan stres dalam mengikuti pembelajaran.

Untuk itulah kiranya kepada para siswa selalu diberikan informasi

atau penerangan tentang dirinya. Informasi yang cukup memadai dan tepat

tentang pribadinya sendiri merupakan suatu bahan yang berguna bagi dirinya

untuk mengadakan pemahaman tentang faktor-faktor yang ada pada dirinya,

faktor kekuatan maupun faktor kelemahan, arah minat, kebutuhan-kebutuhan

dan faktor-faktor lainnnya.

Di samping itu, dengan memperoleh informasi yang memadai dan

tepat, individu akan memahami dirinya sendiri, potensi-potensinya dan

kebutuhan-kebutuhannya, sehingga ia akan mempertimbangkan berbagai

alternatif masa depan, memahami dengan seksama tujuan pendidikan,

pekerjaan dan prospek kehidupannya mendatang. Dengan demikian maka

dapat mengarahkan dan menetapkan terhadap suatu pilihan pendidikan dan

pekerjaan yang cocok, serasi dan memuaskan diri pribadinya.

5
Dalam peminatan, peran guru bimbingan dan konseling sangat besar

untuk membantu siswa memahami rencana dalam pemilihan peminatannya ke

sekolah menengah atas, sehingga siswa harus dibantu untuk mencari

minatnya dan mampu mengambil keputusan melalui literasi informasi karier.

Literasi informasi merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap

orang. Karena dengan memiliki literasi informasi, setiap orang dapat

mengetahui dan menggunakan informasi yang mereka butuhkan dengan tepat,

relevan, dan fleksibel. Proses pemenuhan kebutuhan informasi akan berhasil

jika semua elemen di sekolah memahami literasi informasi. Literasi informasi

merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengakses,

mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi dalam proses

belajar, pemecahan masalah, membuat keputusan formal dan informal dalam

konteks belajar, pekerjaan, rumah ataupun dalam pendidikan. Hal utama yang

membuat perlunya literasi informasi adalah kebutuhan seseorang akan

kemampuan belajar terus-menerus dan mandiri agar dapat hidup sukses.

Adanya literasi informasi karier dalam pemilihan peminatan di SMP

diharapkan dapat menimbulkan kemandirian dan kemantapan pilihan sekolah

lanjutan siswa. Berbagai informasi karier mencakup informasi tentang;

kepribadian, informasi dunia kerja, pendidikan, dan sosial budaya. Hal ini

didasari alasan bahwa pilihan pendidikan yang semakin banyak. Terkait

dengan pemilihan sekolah lanjutan, konselor mempunyai cara untuk

mencegah terjadinya kesalahan dan pemilihan sekolah lanjutan. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan layanan informasi

sekolah lanjutan kepada siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

6
literasi informasi karier perlu diberikan kepada siswa untuk menyaring serta

menyeleksi potensi yang dimiliki oleh para siswa dalam menentukan

pilihannya untuk mewujudkan dirinya pada sekolah lanjutan yang akan

ditempuh dikemudian hari.

Hal ini yang mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan literasi informasi karier dengan kemampuan

memilih peminatan di SLTA pada siswa SMP Negeri 2 Boawae”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka masalah dalam

penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap kemampuan

memilih peminatan di SLTA, sehingga rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana gambaran literasi informasi karier siswa SMP?

2. Bagaimana gambaran kemampuan pemilih peminatan di SLTA pada siswa

SMP?

3. Adakah hubungan literasi informasi karier dengan kemampuan memilih

peminatan di SLTA?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Gambaran literasi informasi karier siswa SMP

b. Gambaran kemampuan pemilih peminatan di SLTA pada siswa SMP

c. Hubungan literasi informasi karier dengan kemampuan memilih

peminatan di SLTA.

7
2. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi dan

manfaat secara teoritis serta secara praktis.

a. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini tentang kemampuan memilih peminatan di SLTA,

ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan

memperkaya wawasan pada bidang bimbingan dan konseling terutama

bimbingan karier.

b. Manfaat secara praktis

1. Untuk sekolah

Memberikan masukan bagi sekolah dalam menempatkan siswa

dalam peminatan sesuai bakat dan minat siswa tersebut.

2. Untuk guru BK

Memberikan masukan bagi guru BK untuk memberikan literasi

informasi karier sehubungan dengan peminatan siswa di SLTA,

sehingga siswa dapat memilih peminatan di SLTA sesuai bakat dan

minatnya.

3. Untuk siswa

Memberi masukan bagi siswa agar memilih peminatan di SLTA

sesuai dengan bakat dan minatnya.

4. Bagi peneliti lain

Memberikan masukan bagi peneliti untuk mengetahui hubungan

literasi informasi karier dengan kemampuan memilih peminatan di

SLTA.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Literasi informasi

1. Pengertian

Literasi adalah kemampuan memahami, mengakses, dan

menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain

membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara (Direktorat jenderal

pendidikan dasar dan menengah kementrian pendidikan dan kebudayaan

tahun. 2016).

Literasi informasi merupakan sebuah kemampuan mengakses,

mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi dalam proses

belajar, pemecahan masalah, membuat keputusan formal dan informal

dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah, ataupun dalam pendidikan. Hal

utama yang membuat perlunya literasi informasi adalah kebutuhan

seseorang akan kemampuan belajar terus-menerus dan mandiri agar dapat

hidup sukses dalam masyarakat informasi.

Konsep literasi informasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974

di Amerika oleh Paul Zurkowski (president of information industries

association). Zurkowski (1974) dalam Septiyantono (2017:6) berpendapat,

people trained in the application of information resources to their work

can be called information literate. They are learned techniques and skill

for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources

in molding information solution to their problems. Makna dari konsep

tersebut yang dimaksud adalah orang yang terlatih untuk menggunakan

9
sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka yang

disebut juga orang literasi informasi.

UNESCO dalam information for all programm (2008) dalam

Septiyantono (2017:7) mengemukakan bahwa literasi merupakan

kecakapan seseorang untuk menyadari kebutuhan informasi, menemukan

dan mengevaluasi kualitas informasi yang didapatkan , menyimpan, dan

menemukan kembali, membuat dan menggunakan informasi secara etis

dan efektif, serta mengomunikasikannya.

Pengertian literasi informasi berdasarkan perspektif pendidikan

disampaikan. Bruce (2003) dalam Septiyantono (2017:9) ia mengatakan

bahwa literasi informasi merupakan sebuah kemampuan mengakses,

mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi dalam proses

belajar, pemecahan masalah, membuat keputusan formal dan informal

dalam konteks belajar, pekerjaan, rumah, ataupun dalam pendidikan.

UNESCO dalam information for all programne (2008) dalam

Septiyantono (2017:9) mengemukakan bahwa literasi informasi

merupakan kemampuan seseorang untuk :

a. Menyadari kebutuhan informasi

b. Menemukan dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang diperoleh

c. Menyimpan dan menemukan kembali informasi

d. Membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efektif

e. Mengomunikasikan pengetahuan

Pendapat lain menyatakan bahwa literasi informasi adalah serangkaian

keterampilan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi,

10
meyusun, menciptakan, menggunakan, dan mengomunikasikan informasi

kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar suatu

masalah. Literasi informasi juga dinyatakan sebagai seperangkat

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui

kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk menempatkan,

mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.

American Assosiation of school librarians (1998) dalam Septiyantono

(2017:10) menyatakan bahwa siswa yang melek informasi adalah siswa

yang bisa mengakses informasi secara efisien dan efektif, mampu

mengevaluasi informasi secara kritis, serta menggunakan informasi secara

akurat dan kreatif.

Doyle (2004) dalam Septiyantono (2017:10) mengatakan bahwa

literasi informasi adalah kemampuan mengakses, mengevaluasi, dan

menggunakan informasi dari berbagai sumber.

Literasi informasi merupakan keterampilan penting yang harus

dimiliki setiap orang. Karena dengan memiliki literasi informasi, setiap

orang dapat mengetahui dan menggunakan informasi yang mereka

butuhkan dengan relevansi. Perkembangan informasi dan sumber

informasi yang begitu pesat menuntut siswa untuk memiliki keterampilan

atau skill untuk memenuhi kebutuhan informasi yang sering disebut

dengan istilah literasi informasi. (Widiyasari, 2014).

Literasi informasi secara umum dinyatakan sebagai kemampuan

seseorang mengenali kapan informasi itu dibutuhkan serta seperangkat

keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mencari, menemukan,

11
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi yang

berfungsi dalam pemenuhan kebutuhan informasi yang akan memecahkan

berbagai masalah. Literasi informasi sebagai keterampilan yang mencakup

kemampuan untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan,

mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan beserta sumber-sumbernya,

menempatkan dan mengakses informasi secara efektif dan efisien,

mengevaluasi informasi secara kritis, menata dan menggabungkan

informasi ke dalam pengetahuan, menggunakan informasi secara legal dan

etis, serta mengomunikasikan informasi tersebut Wijaya (2008) dalam

Septiyantono (2017:58)

Berdasarkan berbagai pengertian literasi informasi yang diuraikan

diatas, berikut ini secara ringkas pengertian literasi informasi adalah

Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mencari informasi,

menemukan informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi informasi,

dan mengkomunikasikan informasi yang berfungsi dalam pemenuhan

kebutuhan informasi untuk memecahkan berbagai masalah. Oleh karena

itu, pentingnya literasi informasi merupakan proses pembelajaran seumur

hidup yang akan menjadi bekal seseorang dalam mencari informasi, bukan

hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam bermasyarakat.

2. Tujuan Literasi Informasi

Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang strategis dalam

meningkatkan kemampuan kita manjadi manusia pembelajar. Semakin kita

terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan

12
informasi, semakin terbukalah kesempatan kita untuk selalu melakukan

pembelajaran.

Keterampilan literasi informasi akan memungkinkan seseorang untuk

mendapatkan informasi dengan cara yang cepat pula. Seseorang yang

mempunyai kemampuan literasi yang tinggi dicirikan oleh kemampuannya

dalam memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasannya dengan

baik. Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting

dimiliki seseorang, terutama dalam dunia pendidikan, karena pada saat ini

semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang

berkembang sangat pesar termasuk informasi karir. Literasi informasi akan

memudahkan seseorang untuk mencari, menemukan, mengevaluasi, dan

menggunakannya untuk belajar secara mandiri tanpa dibatasi ruang dan

waktu serta berienteraksi dengan berbagai informasi. Literasi informasi

juga sangat berguna dalam dunia pendidikan dan dalam implementasi

kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk

menemukan informasi untuk dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai

jenis sumber informasi.

UNESCO (2005) dalam Septiyantono (2017:17) menyatakan bahwa

literasi informasi memberikan kemampuan seseorang untuk menafsirkan

informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi

bagi dirinya sendiri. UNESCO juga menyatakan bahwa tujuan literasi

informasi sebagai berikut:

13
a. Memberikan keterampilan seseorang agar mampu mengakses dan

memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan,

pekerjaan mereka, dan lain-lain.

b. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang tepat mengenai

kehidupan mereka.

c. Lebih bertanggung jawab tehadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, literasi informasi itu

membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya, baik

untuk kehidupan pribadi, pekerjaan, maupun lingkungan sosial

masyarakat. Literasi informasi merupakan keterampilan yang sangat

dibutuhkan seseorang dalam era globalisasi informasi. Keterampilan

tersebut bertujuan agar seseorang memiliki kemampuan menggunakan

informasi dan teknologi komunikasi serta aplikasinya untuk mengakses

dan membuat informasi. Sebagai contoh, kemampuan menggunakan alat

penelusuran informasi lewat internet dengan menggunakan search engine,

seperti google.com, yahoo.co, dan lain-lain. Literasi informasi memiliki

tujuan untuk membantu seseorang memenuhi kebutuhan informasi dalam

kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) ataupun lingkungan

masyarakat.

3. Manfaat Literasi Informasi.

Literasi informasi bermanfaat diera informasi bagi semua orang, baik

peserta didik, pekerja, maupun dalam lingkungan masyarakat. Setiap orang

yang menguasai literasi informasi dapat menciptakan pengetahuan baru.

Lalu, ia menggabungkannya dengan pengetahuan sebelumnya telah

14
dimiliki sehingga memudahkannya dalam pengambilan keputusan ketika

menghadapi berbagai masalah ataupun ketika membuat suatu kebijakan.

Peserta didik dan pengajaran dapat menguasai pelajaran dalam proses

belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena

dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang

dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di

lingkungan belajar. Peserta didik yang literat juga akan berusaha belajar

mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-

sumber informasi.

B. Informasi Karier

1. Pengertian informasi karier

Informasi karier adalah berbagai keterangan yang berkaitan dengan

karier. Menurut Farlex (dalam Hartono, 2016) karier adalah the general

progression of your working or professional life. Suatu kemajuan umum

tentang pekerjaan anda atau kehidupan profesional. Menurut defenisi ini,

berbagai informasi yang berkaitan dengan kemajuan kerja seseorang,

ragam kerja, kondisi aktivitas kerja, jaminan hari tua atau pensiun, besar

kecilnya kompensasi atau gaji, persyaratan melamar suatu pekerjaan,

kompetensi dan keterampilan kerja, pendidikan dan pelatihan suatu

pekerjaan, dan yang terkait dengan itu, disebut sebagai informasi karier.

Defenisi di atas tidak berbeda dengan defenisi yang dirumuskan oleh

Chaplin (dalam Hartono, 2016), bahwa informasi sebagai satu perangkat

fakta atau ide yang diperoleh lewat penyelidikan, pengalaman atau praktik.

Fakta-fakta mengenai karier yang diperoleh melalui eksplorasi karier,

15
pengalaman maupun praktik pelayanan bimbingan karier akan

menghasilkan informasi karier yang berguna. Munandir (dalam Hartono,

2016) mengemukakan secara umum bahan informasi dibagi atas dua

golongan, yaitu informasi kuantitatif dan informasi kualitatif. Informasi

karier yang berupa data statistik dan tren pekerjaan adalah contoh

informasi kuantitatif, sedangkan uraian pekerjaan, syarat pekerjaan,

silabus, resiko kerja, macam-macam pekerjaan, dan macam-macam

jurusan/ program studi di berbagai perguruan tinggi merupakan contoh

informasi karier kualitatif.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan defenisi layanan

informasi karier adalah berbagai keterangan, fakta, dan ide mengenai

karier yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, atau gabungan

keduanya. Berbagai informasi karier mencakup informasi tentang;

kesuksesan kerja seseorang dalam berbagai bidang, macam-macam kerja,

kondisi aktivitas kerja (aktivitas kerja yang memberikan pelayanan kepada

manusia, aktivitas kerja yang menggunakan peralatan atau teknologi, dan

aktivitas kerja yang berada di ruang terbuka), kompensasi kerja seperti:

gaji, jaminan kesehatan dan hari tua/pensiun, syarat pekerjaan, yaitu

kompensasi yang harus dimiliki, jenjang pendidikan, pengalaman kerja,

dan informasi berbagai perguruan tinggi yang terkait dengan jenis

pekerjaan.

2. Kegunaan informasi karier

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan karier siswa/konseli,

informasi karier merupakan faktor penting, di samping faktor pemahaman

16
diri. Informasi karier diperlukan siswa/konseli khususnya untuk

memperoleh pemahaman tentang karier. Pemahaman karier siswa/konseli

adalah penguasaan siswa/konseli tentang dunia karier yang ditandai

dengan pengenalan mendalam mereka tentang berbagai informasi karier.

Jadi untuk memperoleh pemahaman karier dibutuhkan informasi karier.

Menurut Stoss dan Parris (dalam Hartono, 2016) apa yang diinginkan,

dimiliki, dan apa yang dilakukan individu dalam karier merupakan tiga hal

yang saling berkaitan. Secara implisit pendapat ini, mengungkapkan

betapa pentignya informasi karier.

Informasi karier dipandang sebagai faktor penting dalam kerangka

pemahaman karier dan pengambilan keputusan karier. Informasi karier

sangat berguna bagi siswa untuk memperoleh pemahaman karier,

perencanaan karier, dan menentukan alternatif pilihan karier.

a. Pemahaman karier

Pemahaman karier adalah derajat penguasaan siswa tentang dunia

karier yang ditandai dengan pengenalan mendalam mereka tentang

berbagai informasi karier. Siswa yang memiliki pemahaman karier

yang baik dan ditunjang dengan tingkat pemahaman dirinya juga baik

akan menunjang terhadap kegiatan perencanaan karier, penyusunan

alternatif pilihan karier, evaluasi alternatif pilihan karier dan

pengambilan keputusan karier (dalam Hartono, 2016).

b. Perencanaan karier

Perencanaan karier adalah suatu proses untuk menyusun dan

melaksanakannya dalam upaya meraih suatu karier yang diinginkan.

17
Untuk dapat membuat perencanaan karier diperlukan berbagai

informasi karier yang sahih, andal (dapat dipercaya), baru, rinci dan

cermat (dalam Hartono, 2016).

c. Alternatif pilihan karier

Alternatif pilihan karier adalah suatu daftar kemungkinan pilihan

karier yang dibuat oleh siswa. Berdasarkan pemahaman diri dan

pemahaman karier, siswa diharapkan mampu membuat daftar pilihan

kariernya. Untuk dapat membuat alternatif pilihan karier juga

diperlukan berbagai informasi karier yang sahih, andal (dapat

dipercaya), baru, rinci dan cermat.

3. Ragam informasi karier

a. Karakteristik pribadi/ kepribadian

Setiap orang pada hakikatnya berbeda daripada manusia yang

lain. Tiap orang mempunyai kepribadiannya sendiri yang berbeda

dari yang lain, bahkan tidak ada seorang pun di seluruh dunia ini

yang identik, sekalipun lahir kembar dari satu rahim. Terbentuknya

pola kepribadian seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

faktor bawaan (fisik dan psikis), faktor pengalaman awal dalam

keluarga, dan faktor-faktor pengalaman dalam kehidupan seterusnya.

Faktor kepribadian ini memiliki peranan yang berpengaruh bagi

seseorang dalam menentukan arah pilihan jabatan. Hoppock (dalam

Sukardi: 1994) Informasi mengenai diri sendiri mempengaruhi

pilihan pekerjaan, jabatan atau karier, karena demikian seseorang

akan mengetahui apa yang ia inginkan, dan ia mengetahui pekerjaan

18
yang tepat bagi potensi dirinya. Jadi, dengan demikian teori

menekankan bahwa dalam menentukan arah pilih jabatan perlu

digunakan pengetahuan akan diri sendiri. Aspek kepribadian

individu mencakup aspek inteligensi, bakat, dan minat.

1) Kecerdasan

Kecerdasan atau inteligensi merupakan salah satu aspek

yang penting dalam pendidikan (dalam Rahardjo & Gudnanto:

2017). Tingkat kecerdasan ditentukan oleh bakat bawaan

(hereditas) dan faktor lingkungan. Hereditas merupakan gen

yang diturunkan oleh orangtuanya, sedangkan yang termasuk

lingkungan adalah semua pengalaman dan pendidikan yang

pernah diperoleh seseorang terutama pada tahun-tahun pertama

dalam kehidupan mempunyai dampak yang kuat terhadap

kecerdasan seseorang. Secara umum inteligensi dapat

dirumuskan sebagai:

a) Kemampuan untuk berpikir abstrak

b) Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan dan

untuk belajar.

c) Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-

situasi baru.

Rumusan pertama memandang inteligensi sebagai

kemampuan berpikir, perumusan kedua sebagai kemampuan

belajar, dan perumusan ketiga sebagai kemampuan untuk

menyesuaikan diri. Ketiga-tiganya kelihatannya menunjukkan

19
aspek yang berbeda dari inteligensi, namun sebenarnya ketiga

aspek tersebut saling berkaitan. Keberhasilan seseorang dalam

penyesuaian diri tergantung dari kemampuannya untuk

berpikir dan belajar. Sejauh mana seseorang belajar dari

pengalaman-pengalamannya akan menentukan penyesuaian

dirinya. Ungkapan-ungkapan, pikiran-pikiran, cara berbicara,

cara mengajukan pertanyaan, cara menjawab pertanyaan,

kemampuan memecahkan masalah, merupakan beberapa

contoh perilaku seseorang yang menunjukkan kapasitas

inteligensinya.

2) Bakat

merupakan suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki

individu yang memungkinkan individu itu untuk berkembang

pada masa mendatang. Untuk itulah kiranya perlu sedini

mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anak-anak

di sekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan

belajar yang paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih

lanjut dalam rangka memprediksi bidang kerja, jabatan atau

karir para murid setelah menamatkan studinya perlulah setiap

siswa di sekolah dilaksanakan tes bakat (dalam Sukardi, 1994).

Bakat-bakat yang diukur beberapa diantaranya termasuk:

a) Penalaran verbal

b) Kemampuan numerikal

c) Penalaran abstrak

20
d) Relasi ruang

e) Penalaran mekanik

f) Kecepatan dan ketelitian klerikal

g) Pemakaian bahasa

h) Bakat skolastik

3) Minat

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari

kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan,

prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan

lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan

tertentu (dalam Sukardi, 1994). Minat sangat besar

pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan,

jabatan atau karir. Berkaitan dengan pilihan karier, minat

karier merupakan suatu sikap ketertarikan tertentu yang

disertai adanya perhatian dan perasaan senang dalam

melakukan aktivitas bidang karier tersebut.

b. Informasi dunia kerja

Hoppock (dalam Sukardi:1994) informasi mengenai jabatan akan

membantu dalam pemilihan jabatan karena informasi tersebut

membantunya di dalam menemukan apakah pekerjaan-pekerjaan itu

dapat memenuhi kebutuhannya, dan membantunya untuk

mengantisipasi seberapa jauh kepuasan yang dapat diharapkan dalam

suatu pekerjaan bila dibandingkan dengan pekerjaan lain. Informasi

pekerjaan ialah unsur penunjang kedua dari teori trait and factor.

21
Peran konselor adalah membantu konseli untuk mengumpulkan

informasi pekerjaan. Untuk mengumpulkan informasi tidak perlu

tergantung hanya kepada pengetahuan karier konselor, tetapi

menggunakan banyak sumber untuk menambah pengetahuan ini.

Informasi pekerjaan dapat dieksplorasi dari berbagai sumber yang

berbeda, contohnya melalui brosur yang dibuat oleh asosiasi

pekerjaan profesional, pamflet yang biasa didapatkan melalui

penerbit khusus yang mengenal tentang informasi pekerjaan. Tipe

informasi yang paling penting untuk konselor adalah mengetahui

uraian tentang berbagai jenis pekerjaan. Terdapat tiga aspek penting

terkait dengan informasi pekerjaan, yaitu:

1) Jenis pekerjaan

a) Kode 0 yaitu tentara nasional indonesai (TNI) dan kepolisian

negara republik indonesia (POLRI)

b) Kode 1 yaitu Manajer

c) Kode 2 yaitu profesional

d) Kode 3 yaitu teknisi dan asisten profesional

e) Kode 4 yaitu tenaga tata usaha

f) Kode 5 yaitu tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan

g) Kode 6 yaitu pekerja terampil pertanian, kehutanan dan

perikanan

h) Kode 7 yaitu pekerja pengolahan, kerajinan dan YBDI

i) Kode 8 yaitu operator dan perakit mesin

j) Kode 9 yaitu pekerja kasar

22
2) Tugas dari pekerjaan

a) Tentara nasional indonesai (TNI) dan kepolisian negara

republik indonesia (POLRI)

Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan

negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan

bangsa dan negara.

POLRI merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan

peran memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,

pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

terpeliharanya keamanan dalam negeri.

b) Manajer

Tugasnya meliputi: merumuskan dan memberikan

saran tentang kebijakan, anggaran, hukum dan peraturan

perusahaan, pemerintahan dan unit organisasi lainnya;

menetapkan tujuan dan standar dan merumuskan serta

mengevaluasi program, kebijakan dan prosedur untuk

pelaksanaannya; memastikan sistem dan prosedur yang tepat

untuk dikembangkan dan diimplementasikan dalam

pengawasan anggaran; menguasai sumber daya material,

23
manusia dan keuangan untuk melaksanakan kebijakan dan

program organisasi; monitoring dan evaluasi kinerja

organisasi atau perusahaan dan kinerja staf; menyeleksi, atau

menyetujui pemilihan staf; memastikan pemenuhan syarat

kesehatan dan keselamatan kerja; merencanakan dan

mengarahkan kegiatan operasional harian; mewakili dan

mengadakan negosiasi atas nama pemerintah, perusahaan

atau unit organisasi dalam pertemuan atau forum lainnya.

c) Profesional

Tugasnya meliputi: melakukan analisis dan penelitian

dan mengembangkan konsep, teori dan metode operasional,

dan memberikan masukan atau penerapan pengetahuan yang

ada yang berhubungan dengan ilmu fisik termasuk

matematika, teknik dan teknologi dan ilmu hayat termasuk

jasa medis dan kesehatan serta ilmu sosial dan humaniora;

mengajar teori dan praktek dari satu atau lebih disiplin ilmu

pada tingkat pendidikan yang berbeda; mengajar dan

mendidik orang-orang cacat, menyediakan berbagai jenis jasa

bisnis, hukum dan sosial; menciptakan dan enampilkan karya

seni; memberikan bimbingan rohani; mempersiapkan karya

ilmiah dan laporan, dapat juga mengawasi tenaga kerja lain

yang terlibat dalam kegiatannya.

24
d) Teknisi dan asisten profesional

Tugasnya meliputi: bertanggungjawab dan

mengerjakan pekerjaan teknis yang berhubungan dengan

penelitian dan aplikasi konsep dan metode operasional di

bidang ilmu fisika termasuk permesinan dan teknologi, ilmu

hayati termasuk kesehatan dan ilmu social serta humaniora;

jasa teknis terkait perdagangan, keuangan, administrasi,

termasuk administrasi hukum dan peraturan pemerintahan

dan pekerjaan sosial; menyediakan dukungan teknis untuk

kesenian dan hiburan; berpartisipasi di kegiatan olahraga;

melaksanakan tugas keagamaan.

e) Tenaga tata usaha

Tugas meliputi: stenografi, mengetik, dan

mengoperasikan mesin pengolah kata dan mesin perkantoran

lainnya; mengentri data ke komputer; menjalankan tugas

kesekretariatan; mencatat dan menghitung data numerik;

menyimpan catatan yang berkaitan dengan persediaan,

produksi dan transportasi; menyimpan catatan yang berkaitan

dengan angkutan penumpang dan barang; melaksanakan

tugas-tugas administrasi di perpustakaan, mengarsip

dokumen; melaksanakan tugas surat menyurat;

mempersiapkan dan memeriksa bahan untuk pencetakan;

menulis untuk orang-orang buta huruf; menangani

operasional keuangan; menangani pengaturan perjalanan;

25
menyediakan informasi yang diminta oleh klien dan

membuat keputusan; mengoperasikan switchboard telepon.

Pengawasan pekerja lain dapat disertakan.

f) Tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan

Tugas meliputi: mengatur dan menyediakan layanan

selama perjalanan; kerumahtanggaan, mempersiapkan dan

menyajikan makanan dan minuman; merawat anak-anak,

menyediakan perawatan kesehatan pribadi dan dasar di

rumah atau di lembaga-lembaga, serta penataan rambut,

perawatan kecantikan dan pendampingan, meramal,

pembalseman dan mengatur pemakaman; menyediakan jasa

keamanan dan perlindungan individu dan properti terhadap

kebakaran dan tindakan pelanggaran hukum, menegakkan

hukum dan ketertiban; berpose sebagai model untuk iklan,

penciptaan artistik dan pameran barang; menjual barang di

perusahaan grosir atau eceran, serta di warung dan di pasar;

memeragakan barang ke pelanggan potensial. Pengawasan

pekerja lainnya mungkin disertakan.

g) Pekerja terampil pertanian, kehutanan dan perikanan

Tugasnya meliputi: menyiapkan tanah; menabur,

menanam, menyemprot, memupuk dan memanen tanaman;

menanam buah-buahan serta pohon dan tanaman semak

lainnya; menanam sayuran dan produk hortikultura;

mengumpulkan buah-buahan dan tanaman liar;

26
membiakkan, membesarkan, merawat atau berburu hewan

terutama untuk memperoleh daging, susu, rambut, bulu,

kulit, ternak ulat sutera, pengusahaan lebah atau produk

lainnya; membudidayakan, mengkonservasi dan

memanfaatkan hutan; membiakkan atau menangkap ikan;

membudidayakan atau mengumpulkan hewan air lainnya;

menyimpan dan melakukan pengolahan dasar produk;

menjual produk kepada pembeli, organisasi pemasaran atau

di pasar. Pengawasan pekerja lain dapat disertakan.

h) Pekerja pengolahan, kerajinan dan YBDI

Tugasnya meliputi: membangun, memelihara dan

memperbaiki bangunan dan struktur lainnya; mengecor,

mengelas dan membentuk logam; memasang dan mendirikan

struktur logam berat, katrol, dan peralatan terkait; membuat

mesin, perkakas, perlengkapan, dan barang logam lainnya;

mengatur untuk operator, atau mengatur dan mengoperasikan

berbagai perkakas mesin; menyesuaikan, memelihara dan

memperbaiki perlengkapan industri, termasuk mesin dan

kendaraan, serta peralatan listrik dan elektronik dan peralatan

lainnya; membuat alat presisi, perhiasan, peralatan rumah

tangga dan barang dari logam mulia lainnya, keramik, gelas

dan produk-produk terkait; memproduksi kerajinan;

melakukan pekerjaan pencetakan; mengolah dan

memproduksi makanan dan berbagai barang yang terbuat dari

27
kayu, tekstil, kulit dan bahan-bahan terkait. Pengawasan

pekerja lain dapat disertakan.

i) Operator dan perakit mesin

Tugasnya meliputi: mengoperasikan dan mengawasi

mesin pertambangan atau industri lainnya serta

perlengkapannya untuk pengolahan logam, bahan galian,

kaca, keramik, kayu, kertas, atau bahan kimia;

mengoperasikan dan memantau mesin dan peralatan yang

digunakan untuk menghasilkan barang-barang yang terbuat

dari logam, bahan galian, bahan kimia, karet, plastik, kayu,

kertas, tekstil, bulu, atau kulit, dan yang digunakan dalam

mengolah bahan makanan dan produk terkait; mengendalikan

dan mengoperasikan kereta api dan kendaraan bermotor;

mengendalikan, mengoperasikan dan memantau mesin

industri dan pertanian yang bergerak serta peralatannya;

merakit produk dari bagian-bagian komponen yang sesuai

spesifikasi dan prosedur yang ketat. Dapat juga mengawasi

tenaga kerja lain yang terlibat dalam kegiatannya.

j) Pekerja kasar

Tugasnya meliputi: membersihkan, menstok ulang

persediaan dan melakukan pemeliharan dasar di apartemen,

rumah, dapur, hotel, kantor, dan bangunan lain; mencuci

mobil dan jendela; membantu di dapur dan melakukan tugas

sederhana dalam penyiapan makanan; mengirimkan pesanan

28
atau barang-barang; membawa tas dan menangani bagasi dan

muatan; menyuplai mesin vending atau membaca dan

mengosongkan meteran, mengumpulkan dan menyortir

sampah; menyapu jalan dan tempat-tempat sejenis;

mengerjakan berbagai tugas sederhana pertanian,

pemancingan, perburuan atau penangkapan; mengerjakan

tugas sederhana yang berhubungan dengan pertambangan,

konstruksi, dan industri pengolahan termasuk penyortiran

produk; mengepak dan membongkar produk dengan tangan

dan mengisi rak; menyediakan berbagai jasa di jalanan;

mengayuh atau mengemudi kendaraan untuk mengangkut

penumpang dan barang; mengendarai kendaraan yang ditarik

hewan atau mesin. Pengawasan pekerja lain dapat

dimasukkan.

3) Syarat memasuki pekerjaan

a) Tentara nasional indonesai (TNI) dan kepolisian negara

republik indonesia (POLRI)

Tenaga kerja dalam golongan pokok ini mencakup

anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara

Republik Indoneisa yaitu mereka yang berdinas aktif dalam

salah satu unsur Tentara Nasional Indonesia dan kepolisian

Negara Republik Indonesia, termasuk mereka yang

membantu dalam menyelenggarakan jasa, baik atas dasar

sukarela atau atas dasar yang lain dan yang tidak sepenuhnya

29
melakukan pekerjaan sipil. Yang termasuk dalam golongan

pokok Tentara Nasional Indonesia dan kepolisian Negara

Republik Indonesia adalah mereka yang berdinas aktif di

kesatuan angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara,

kepolisian dan unsur-unsur pertahanan dan keamanan

lainnya, termasuk anggota Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian Negara Indonesia yang dikerahkan untuk

mengikuti latihan militer secara penuh dalam jangka waktu

tertentu. Dikecualikan dari golongan pokok ini adalah tenaga

kerja yang melakukan pekerjaan sipil seperti tenaga

administrasi yang berada di bawah naungan departemen

pertahanan dan keamanan, inspektur pabean dan anggota

dinas sipil yang bersenjata, anggota militer cadangan yang

tidak menjalankan dinas aktif secara penuh, termasuk tenaga

kerja yang untuk sementara ditarik dari kehidupan sipil untuk

mengikuti wajib militer (wamil) dalam jangka waktu tertentu.

b) Manajer

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya terdiri dari menentukan dan merumuskan

kebijaksanaan pemerintah, dan juga undang-undang dan

peraturan pemerintah, mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan

pemerintah, undang-undang dan peraturan pemerintah,

mewakili pemerintah dan bertindak atas nama pemerintah,

atau merencanakan, mengarahkan dan mengkoordinasikan

30
kebijaksanaan dan kegiatan perusahaan dan organisasi, atau

departemen.

c) Profesional

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya memerlukan pengetahuan dan pengalaman

profesional tingkat tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan

alam dan ilmu pengetahuan hayat, atau ilmu pengetahuan

sosial dan kemanusiaan.

d) Teknisi dan asisten profesional

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya memerlukan pengetahuan teknik dan pengalaman

dalam satu atau lebih bidang ilmu pengetahuan alam dan

ilmu pengetahuan hayat, atau ilmu pengetahuan sosial

kemanusiaan.

e) Tenaga tata usaha

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya memerlukan pengetahuan yang cukup untuk

mengatur, menyimpan, menghitung, dan menggunakan

kembali informasi.

f) Tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang

cukup untuk melakukan jasa perlindungan dan jasa

31
perorangan, dan untuk menjual barang dagangan di tiki atau

di pasar.

g) Pekerja terampil pertanian, kehutanan dan perikanan

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang tugas

utamanya memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang

cukup untuk memproduksi hasil-hasil pertanian, kehutanan

dan perikanan.

h) Pekerja pengolahan, kerajinan dan YBDI

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang

tugas-tugasnya memerlukan pengetahuan dan pengalaman

keterampilan atau kerajinan terlatih yang mana diantaranya

termasuk memahami bahan dan peralatan yang digunakan,

seperti semua langkah-langkah proses produksi, termasuk

karakteristik dan penggunaan produk pada akhir yang

diharapkan.

i) Operator dan perakit mesin

Operator dan perakit mesin mengoperasikan dan

mengawasi mesin industri dan pertanian serta

perlengkapannya secara langsung atau melalui alat kontrol,

mengendalikan dan mengoperasikan kereta api, kendaraan

bermotor dan mesin bergerak serta perlengkapannya, atau

merakit produk dari bagian-bagian komponen sesuai dengan

spesifikasi dan prosedur yang ketat. Pekerjaan ini

memerlukan pengalaman dan pemahaman tentang mesin

32
industri dan pertanian serta peralatannya serta kemampuan

untuk mengatasi pengoperasian permesinan dan beradaptasi

dengan inovasi teknologi. Sebagian besar pekerjaan dalam

kelompok ini memerlukan keterampilan pada tingkat kedua

dalam ISCO

j) Pekerja kasar

Golongan pokok ini mencakup jenis jabatan yang

memerlukan pengetahuan dan pengalaman cukup untuk

melakukan tugas-tugas yang sangat rutin dan sederhana,

dengan menggunakan peralatan yang dikendalikan dengan

tangan dan dalam beberapa hal memerlukan kekuatan fisik,

dan sedikit menggunakan inisiatif dan pertimbangan yang

terbatas.

c. Pendidikan

Informasi pekerjaan (dalam Gibson dan Mitchell:2016) adalah

data tentang pelatihan dan program pendidikan terkait karier, pola

karier, dan kecenderungan dan peluang bagi pekerjaan tertentu.

Pendidikan karier (dalam Gibson dan Mitchell:2016) merupakan

pendidikan terencana yang memfasilitasi pengembangan karier

seseorang dan mempersiapkannya masuk ke dunia kerja. Totalitas

pengalaman di mana seseorang belajar dan mempersiapkan diri

untuk terlibat di dalam pekerjaan sebagai bagian dari cara

memperoleh penghasilan. Tanggung jawab dengan fokus kepada

pembelajaran, perencanaan dan persiapan memasuki sebuah karier.

33
Pendidikan kerja merupakan persiapan bagi sebuah karier di suatu

pekerjaan atau bidang teknis tertentu. Pendidikan karier adalah

proses yang bersifat seumur hidup dan pendidikan karier merupakan

penunjang utama perkembangan karier. Maka dengan demikian

pendidikan karier yang ikut menunjang proses perkembangan karier

perlulah kiranya diselenggarakan secara terpadu dan baik mulai dari

jenjang pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi, serta

institusi-institusi atau lembaga lain yang berkaitan dengan layanan

dalam dunia kerja.

Untuk jenjang pendidikan menengah pada SMA/MA peminatan

akademik meliputi: Peminatan matematika dan ilmu pengetahuan

alam, peminatan ilmu pengetahuan sosial, dan peminatan ilmu

bahasa dan budaya. Untuk jenjang pendidikan menengah pada

SMK/MAK peminatan akademik meliputi: peminatan bidang

teknologi dan rekayasa, peminatan bidang teknologi informasi dan

komunikasi, peminatan bidang kesehatan, peminatan bidang

agribisnis dan agroteknologi, peminatan bidang perikanan dan

kelautan, peminatan bidang bisnis dan manajemen, peminatan

bidang pariwisata, peminatan bidang seni rupa dan kriya, dan

peminatan bidang seni pertunjukan.

Institusi program pendidikan karier di sekolah-sekolah pada

umumnya dilaksanakan dengan tujuan, yaitu:

1) Membantu para siswa untuk mengeksplorasi terhadap

sekelompok pekerjaan

34
2) Menyiapkan berbagai informasi tentang karir dan pasar kerja

secara luas.

3) Menyiapkan dan memperlengkapi para siswa dengan

kecakapan umum dan kecakapan khusus serta memiliki

keyakinan yang mantap dalam rangka memasuki pekerjaan.

4) Menyiapkan berbagai bentuk bantuan dari konselor atau guru

BK kepada siswa dalam proses perencanaan karier.

d. Sosial budaya

Untuk memungkinkan setiap warga negara indonesia dapat hidup

rukun, sejak dini mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan

pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial-budaya berbagai

daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial-

budaya yang meliputi: (1) macam-macam suku bangsa; (2) adat

istiadat dan kebiasaan-kebiasaan; (3) agama dan kepercayaan-

kepercayaan; (4) bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat

menimbulkan kesalah potensi-potensi daerah; dan (5) kekhususan

masyarakat atau daerah tertentu.

Informasi itu perlu diperluaskan sampai menjangkau informasi

tentang bangsa-bangsa lain, khususnya untuk melihat kemajuan-

kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa lain itu. Dengan

informasi seperti itu, diharapkan masyarakat kita terutama generasi

mudanya terangsang untuk maju lebih cepat lagi mengejar budaya

yang telah lebih maju itu terutama dalam bidang ilmu dan

teknologinya. Beberapa hal yang bisa disampaikan kepada peserta

35
didik mengenai informasi sosial-budaya diantarnya: (1) problem

pergaulan remaja dan cara pengendaliannya; (2) hak dan kewajiban

sebagai anggota sekolah dan masyarakat; (3) etika pergaulan antara

pria dan wanita; (4) pengenalan dan pemahaman norma agama, adat,

sosial dan hukum.

4. Cara mengakses informasi karier

Cara mengakses informasi karier didefenisikan sebagai metode yang

digunakan oleh siswa/ konseli terlibat atau dilibatkan secara aktif dalam

melakukan asesing informasi karier. Metode ini dikelompokkan menjadi

dua yaitu:

a. Metode online

Metode online adalah teknik yang dilakukan siswa/ konseli untuk

mengakses informasi karier melalui jaringan internet.

b. Metode tidak online (Offline)

Metode tidak online adalah teknik yang dilakukan siswa/ konseli

untuk mengakses informasi karier melalui sumber-sumber informasi

karier yang bukan internet seperti sumber informasi: guru BK, guru

mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, teman sebaya, siaran radio,

berbagai media cetak seperti surat kabar, majalah, buku-buku, leaflet

atau brosur (dalam Hartono, 2016:131).

5. Cara memahami dan mengevaluasi informasi karier

Memahami informasi karier adalah upaya untuk mengerti secara

mendalam tentang berbagai informasi karier yang telah diakses

(diperoleh). Cara memahami informasi karier dengan melakukan

36
penelaahan atau pengkajian pada semua informasi karier yang hendak

dipahami. Memahami berbagai informasi karier sebagai aktivitas-aktivitas

kognisi. Cara yang bisa dilakukan adalah menelaah atau melakukan kajian

pada semua informasi karier yang hendak dipahami.

Mengevaluasi informasi karier adalah membandingkan informasi karier

yang telah diperoleh dengan kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang dapat

digunakan, yaitu: tujuan-tujuan karier seseorang, aspirasi, kompensasi,

sistem promosi, dan keberlanjutan. Menurut Sukardi (1994), untuk melihat

ada tidaknya informasi karier yang cukup memadai dan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan dari siswa, ada beberapa kriteria yang bisa

dipergunakan diantaranya, ialah:

a. Ketepatannya

Apakah materi dari informasi itu akurat? Tepat tidaknya materi

informasi karier berpengaruh di dalam rangka mengambil suatu

keputusan karier. Maka dari itu ketepatan suatu materi informasi karier

mutlak diperlukan dalam pengambilan keputusan karier. Walaupun

suatu materi informasi telah memenuhi kriteria yang lainnya, kalau

tidak menggambarkan suatu kenyataan maka nilai dari materi

informasi itu akan kurang berharga. Maka dari itu pembimbing

termasuk pula konselor haruslah secara selektif, dan meneliti bahan-

bahan informasi dengan informasi lainnya, menalar data-data

informasi, serta menghubungkan dengan perkembangan karier yang

ada pada saat ini.

37
b. Kebaruannya

Apakah bahan informasi itu up to date atau apakah informasi itu masih

tepat atau benar sekarang? Maka dari itu kebaruan suatu bahan

informasi memberikan arti bahwa bahan-bahan informasi memberikan

arti bahwa bahan-bahan informasi itu masih tepat atau benar sekarang.

Apabila informasi itu masih tepat dan baru maka masih bisa dipakai

dalam pengambilan keputusan karier. Jadi seorang konselor yang

profesional hendaknya selalu meneliti dengan cermat materi informasi

dengan membandingkan dan menalar data tersebut dengan

perkembangan jabatan yang ada.

c. Berlangsungnya penawaran

Dalam mempertimbangkan manfaat dari beberapa materi pekerjaan,

masalah penawaran harus diperhatikan dengan cermat dan seksama.

Penawaran dalam informasi karier berpengaruh dalam rangka meniti

karier untuk selanjutnya. Untuk itu kemampuan untuk menembus

beberapa aspek dalam pekerjaan memegang peranan penting. Masalah

penawaran biasanya berkaitan dengan sifat-sifat dari pekerjaan,

keperluan jabatan, metode memasuki pandangan terhadap pekerjaan,

kondisi dari pekerjaan, upah atau gaji, riwayat yang menggambarkan

tentang pekerjaan sebagian besar materi informasi karier itu berpusat

pada aspek ekonomi dari pekerjaan tanpa mengabaikan faktor-faktor

psikologis dan sosiologis.

38
d. Minat terhadap pekerjaan

Seorang konselor profesional yang bergerak dalam membantu

memberikan layanan karier seharusnya memilki pemahaman yang

mendalam mengenai informasi karier yang disenangi dan diminati oleh

para siswa. informasi karier yang diberikan kepada siswa akan lebih

bermanfaat apabila diminati oleh sebagian besar siswa yang dibantu.

Hampir sebagian besar dari informasi jabatan yang diterbitkan

menggambarkan tentang sifat-sifat pekerjaan. Hal-hal yang bermanfaat

yang perlu dipersiapkan untuk meneliti pekerjaan mana yang paling

diminati, adalah pertama membaca dan menelaah deskripsi karier, serta

yang kedua harus selalu bertanya pada dirinya sendiri (siswa) tentang

suatu pekerjaan yang paling diminati.

C. Literasi Informasi Karier

Literasi informasi karier merupakan kemampuan untuk memahami,

mengakses, mengorganisasikan dan menggunakan berbagai keterangan, fakta,

dan ide mengenai karier yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, kualitatif,

dan gabungan keduanya.

D. Ciri-ciri siswa yang memiliki kemampuan literasi informasi

1. Kebutuhan informasi karier

Kemampuan yang pertama adalah siswa dapat memahami bahwa dirinya

membutuhkan informasi karier, dan mengetahui bahwa informasi karier

yang tersebar itu tersedia dalam berbagai media (online dan tidak

online/offline)

39
2. Sumber referensi yang tersedia

Siswa mendapatkan sumber informasi karier yang beragam

3. Bagaimana mendapatkan informasi karier

Siswa memiliki kemampuan untuk mencari sumber referensi yang sesuai

dan mengidentifikasi secara efektif sehingga informasi karier yang

didapat benar-benar relevan dengan kebutuhan.

4. Bagaimana mengevaluasi informasi karier hasil temuan

Siswa dapat mengevaluasi keaslian, keakuratan, dan kekinian informasi

karier yang telah ditemukan.

5. Bagaimana mengolah informasi karier

Siswa dapat menganalisis dan mengolah informasi karier untuk

menciptakan informasi karier yang akurat sehingga dapat

dikomunikasikan kepada orang lain dan juga dapat menciptakan suatu

pengetahuan dan pemahaman yang baru.

6. Penggunaan informasi karier secara bertanggung jawab dan etis

Siswa mengetahui mengapa informasi karier harus digunakan secara

bertanggung jawab dan etis.

7. Bagaimana mengkomunikasikan informasi karier/hasil temuan kepada

orang lain

8. Setelah menemukan dan mengolah informasi karier, tahap berikutnya

adalah siswa dapat mengkomunikasikannya dengan orang lain.

40
9. Bagaimana menyimpan informasi

Informasi karier yang telah selesai digunakan/dikomunikasikan kemudian

disimpan. Sistem penyimpanan yang efektif suatu saat informasi karier

yang sama dibutuhkan kembali, dapat ditemukan secara mudah.

E. Peminatan

1. Pengertian

Peminatan berasal dari kata minat yang berarti kecenderungan atau

keinginan yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah

dan terfokus pada terwujudkannya suatu kondisi dengan

mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat, minat, dan kecenderungan

pribadi individu. Minat secara umum dapat didefenisikan sebagai kekuatan

yang dapat menarik dan mempertahankan perhatian seseorang terhadap

sesuatu (Miller, dalam Purwanto: 2007). Berdasarkan pengalaman pribadi

penulis, cukup banyak siswa yang memilih jurusan studi di SMA/MA dan

SMK/MAK dipengaruhi oleh teman, pendapat/ keinginan orangtua, atau

memilih jurusan yang dianggap populer. Namun, hal ini tentu saja

memiliki potensi kendala. Contohnya, siswa sebenarnya kurang

mengetahui secara jelas, apa minat pribadinya, namun lebih dipengaruhi

oleh pendapat teman atau orang lain di sekitarnya, sehingga apa yang

menurutnya dianggap sebagai minatnya, sebenarnya merupakan harapan

pribadi/ teman/ orangtua.

Dalam dunia pendidikan, peminatan individu atau peserta didik

pertama-tama terarah dan terfokus pada peminatan studi dan karir atau

pekerjaan. Peminatan pada diri individu/peserta didik dikembangkan dan

41
diwujudkan pertama-tama didasarkan pada potensi atau kondisi yang ada

pada diri individu itu sendiri (yaitu potensi kemampuan dasar mental,

bakat, minat, dan kecenderungan pribadi), dan kedua dipengaruhi secara

langsung atau tidak langsung oleh kondisi lingkungan, baik bersifat

natural, kehidupan keluarga, kelompok dan masyarakat serta budaya,

maupun secara khusus pendidikan yang diperoleh peserta didik.

Pelayanan Arah Peminatan Studi Peserta Didik merupakan upaya

untuk membantu peserta didik dalam memilih dan menjalani program

atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai dengan kecenderungan hati

atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait dengan

program pendidikan/pembelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan

dasar dan menengah (SD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB dan

SMK/MAK). Dalam pelayanan ini peserta didik memahami potensi dan

kondisi diri sendiri, memilih dan mendalami mata pelajaran/kelompok

peminatan mata pelajaran, memahami dan memilih arah pengembangan

karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan dan karir

sampai ke perguruan tinggi. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling

(BK) upaya pelayanan ini merupakan salah satu bentuk layanan

penempatan/penyaluran dan keterkaitannya dengan jenis layanan lain serta

kegiatan pendukung BK yang relevan.

Peminatan peserta didik/konseli adalah suatu proses pengambilan

pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang

didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Peminatan

peserta didik dapat diartikan:

42
a. Suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan

belajar yang ada dalam satuan pendidikan.

b. Suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada

kelompok mata pelajaran atau bidang kompetensi keahlian yang

ditawarkan oleh satuan pendidikan.

c. Suatu proses pengambilan pilihan serta keputusan oleh peserta didik

tentang peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, bidang

keahlian atau kompetensi keahlian yang didasarkan atas pemahaman

potensi diri dan peluang yang diselenggarakan pada satuan pendidikan.

d. Suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta

didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta

perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional.

Peminatan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan tidak

sebatas pemilihan dan penetapan saja, namun juga termasuk adanya

langkah lanjut yaitu pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi

dan tindak lanjut. Peserta didik dapat memilih secara tepat tentang

peminatannya apabila memperoleh informasi yang memadai atau relevan,

memahami secara mendalam tentang potensi dirinya, baik kelebihan

maupun kelemahannya.

Dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan SLTA, peserta didik

diberikan mata pelajaran wajib yang ditempuh selama pendidikan yaitu

kelompok mata pelajaran kelompok A dan kelompok B. Dalam

pelaksanaan peminatan peserta didik, guru bimbingan dan konseling atau

43
konselor perlu menyusun kelengkapan berupa format laporan pelaksanaan

peminatan peserta didik.

2. Tujuan

Peminatan bertujuan memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai

proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional. Secara umum peminatan peserta

didik bertujuan untuk membantu peserta didik menetapkan minat pilihan

kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman

mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh

dan pilihan karier. Secara khusus pelayanan peminatan peserta didik pada

satuan pendidikan SMP/MTs yaitu mengarahkan peserta didik untuk

memahami dan mempersiapkan diri bahwa:

a. Semua warga indonesia wajib mengikuti pelajaran disekolah sampai

dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka wajib belajar 9 tahun.

b. Peserta didik SMP/MTs perlu memantapkan minat pada semua mata

pelajaran, meminati studi lanjutan yang menjadi pilihan SLTA sesuai

dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat, dan

kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, memahami

berbagai jenis pekerjaan/ kariri dan mulai mengarahkan diri untuk

pekerjaan/ karir tertentu.

c. Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke

SLTA, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja atau

melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs

adalah mempersiapkan peserta didik untuk menentukan pilihan

44
kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran di SLTA. Jadi,

peserta didik perlu mendapatkan informasi tentang peminatan

kelompok mata pelajaran. Lintas mata pelajaran dan pendalaman mata

pelajaran: keuntungan dan keterbatasannya.

3. Fungsi peminatan peserta didik

Fungsi peminatan peserta didik adalah:

a. Fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan,

bakat, minat, dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik

serta lingkungan untuk menentukan peminatan kelompok mata

pelajaran dan pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/ atau

studi lanjutan yang dipilih.

b. Fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai

masalah yang dapat mengganggu berkembangnya kemampuan, bakat,

minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara

optimal dalam kaitan dengan peminatan kelompok mata pelajaran yang

diikuti, arah karir dan/ atau studi lanjutan yang dipilih.

c. Fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan terentaskannya masalah-

masalah peserta didik yang berhubungan dengan peminatan kelompok

mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan yang

dipilihnya.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan

terkembangkan dan terpeliharanya kemampuan, bakat, minat, dan

kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik secara optimal

dalam kaitannya dengan peminatan kelompok mata pelajaran dan

45
pilihan mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/ atau studi lanjutan

yang dipilihnya.

e. Fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik

dari berbagai kemungkinan yang mencederai hak-hak mereka dalam

pengembangan kemampuan, bakat, minat, dan kecenderungan pilihan

masing-masing peserta didik secara optimal dalam peminatan

kelompok mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran serta pendalaman

mata pelajaran yang diikuti, arah karir dan/atau studi lanjutan.

4. Klasifikasi peminatan di SLTA

Untuk jenjang pendidikan menengah pada SMA/MA peminatan akademik

meliputi:

a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan matematika dan ilmu

pengetahuan alam sebagai pilihan pertama.

2) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan ilmu

pengetahuan alam semester 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan UN lebih tinggi.

3) Diutamakan memiliki prestasi non akademik yang relevan

dengan bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam.

4) Memiliki data perhatian orang tua.

5) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

matematika dan ilmu pengetahuan alam.

b. Peminatan ilmu Pengetahuan Sosial

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan ilmu-ilmu sosial

sebagai pilihan pertama.

46
2) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran ilmu pengetahuan sosial

pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan UN lebih tinggi.

3) Diutamakan memiliki prestasi non akademik yang relevan

dengan bidang ilmu pengetahuan sosial.

4) Memiliki data perhatian orang tua.

5) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

ilmu pengetahuan sosial.

c. Peminatan ilmu Bahasa dan Budaya

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan ilmu bahasa dan

budaya sebagai pilihan pertama.

2) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran bahasa (indonesia dan

inggris) pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan UN lebih tinggi.

3) Diutamakan memiliki prestasi non akademik yang relevan

dengan bidang mata pelajaran bahasa (indonesia dan inggris).

4) Memiliki data perhatian orang tua.

5) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

ilmu bahasa dan budaya.

Untuk jenjang pendidikan menengah pada SMK/MK peminatan akademik

meliputi:

a. Peminatan bidang Teknologi dan Rekayasa

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok teknologi

dan rekayasa sebagai pilihan pertama

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

47
3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan bahasa

inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang teknologi dan rekayasa.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

teknologi dan rekayasa.

b. Peminatan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok teknologi

informasi dan komunikasi sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan bahasa

inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang informasi dan komunikasi.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

teknologi informasi dan komunikasi.

c. Peminatan bidang Kesehatan

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok kesehatan

sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

48
3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran ilmu pengetahuan alam

(IPA) dan matematika pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN

yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang kesehatan.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

kesehatan.

d. Peminatan bidang Agribisnis dan Agroteknologi

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok agribisnis

dan agroteknologi sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran ilmu pengetahuan alam

(IPA), matematika dan bahasa inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5,

6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang agribisnis dan agroteknologi.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

agribisnis dan agroteknologi.

e. Peminatan bidang Perikanan dan Kelautan

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok perikanan

dan kelautan sebagai pilihan pertama.

49
2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan bahasa

inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang perikanan dan kelautan.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

perikanan dan kelautan.

f. Peminatan bidang Bisnis dan Manajemen

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok teknologi

informasi dan komunikasi sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan bahasa

inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang informasi dan komunikasi.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

teknologi informasi dan komunikasi.

g. Peminatan bidang Pariwisata

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok pariwisata

sebagai pilihan pertama.

50
2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran matematika dan bahasa

inggris pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang pariwisata.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

teknologi pariwisata.

h. Peminatan bidang Seni Rupa dan Kriya

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok seni rupa

dan kriya sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran ilmu pengetahuan alam

dan bahasa (indonesia dan inggris) pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,

dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang seni rupa dan kriya.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

seni rupa dan kriya.

51
i. Peminatan bidang Seni Pertunjukan

1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan kelompok seni

pertunjukan sebagai pilihan pertama.

2) Hasil tes fisik dan kesehatan yang normal (menyesuaikan

kebutuhan sekolah)

3) Memiliki nilai rata-rata matapelajaran ilmu pengetahuan alam

dan bahasa (indonesia dan inggris) pada semester 1, 2, 3, 4, 5, 6,

dan UN yang lebih tinggi.

4) Diutamakan memiliki prestasi Non akademik yang relevan

dengan bidang seni pertunjukan.

5) Memiliki data perhatian orangtua

6) Memiliki rekomendasi dari guru BK SMP/MTs pada peminatan

seni pertunjukan.

5. Langkah-langkah layanan peminatan

a. Pengumpulan data

Ketepatan dalam penetapan peminatan peserta didik memerlukan

berbagai macam data atau informasi tentang diri peserta didik. Data

yang dapat digunakan dalam layanan peminatan peserta didik antara

lain prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai ujian nasional,

pernyataan minat peserta didik, kondisi keluarga dan lingkungan, mata

pelajaran wajib dan pilihan jalur peminatan yang ada informasi

pekerjaan/karier, informasi pendidikan lanjutan dan kesempatan kerja

dan data khusus tentang pribadi peserta didik. Teknik yang digunakan

dalam pengumpulan data untuk peminatan peserta didik tersebut dapat

52
digunakan teknik tes dan teknik nontes. Teknik non tes yang dapat

digunakan dalam pengumpulan data meliputi teknik dokumentasi,

angket, wawwancara, dan observasi (dalam Andori & Zainudin:2013)

b. Informasi peminatan

Informasi tentang pendidikan di sekolah tempat bekerja kepada

masyarakat umum dan calon peserta didik baru. Disamping itu juga

memberikan informasi bersamaan dengan Masa Pengenalan

lingkungan Sekolah (MPLS). Calon peserta didik atau peserta didik

diberikan informasi selengkapnya tentang pilihan peminatan mata

pelajaran, Cara-cara belajar, kegiatan pengembangan minat dan bakat,

dan sarana dan prasarana belajar yang ada di SMP, peminatan lintas

mata pelajaran, dan peminatan pendalaman materi mata pelajaran yang

ada di SMP. Guru bimbingan dan konseling atau konselor juga

memberikan informasi pada kelas IX tentang. Fokus Peminatan di

SMP meliputi : 1) Kelas VII fokus pada aspek pemahaman diri dan

nilai-nilai Kehidupan yaitu pemahaman terhadap sifat-sifat diri dan

nilai-nilai kehidupan yang berhubungan dengan pencapaian cita-cita,

2) Kelas VIII fokus pada aspek pengenalan lingkungan efektif yaitu

pengenalan lingkungan efektif yang meliputi lingkungan pendidikan

dan bidang pekerjaan (aktivitas produktif) yang berhubungan dengan

mata pelajaran, 3) Kelas IX fokus pada aspek peminatan di

SMA/SMK/Keagamaan lainnya serta jenis pekerjaan yang perlu

dipahami dan/atau yang dapat dijangkau setelah tamat mengikuti

pendidikan yang sedang ditempuh serta enterprenership (dalam

53
Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal guru dan

tenaga kependidikan: 2016).

c. Identifikasi dan penetapan peminatan

Langkah ini terfokus pada mengidentifikasi potensi diri, minat

dan kelompok peminatan mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan

pendalaman mata pelajaran yang ada disatuan pendidikan yang

dimasukinya. Dalam kurikulum 2013, minimal ada dua hal yang

menjadi pertimbangan penetapan peminatan peserta didik yaitu, pilihan

dan kemampuan peserta didik.

Pilihan peserta didik terhadap kelompok peminatan mata

pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran

dijaring melalui angket. Dalam pemilihan peminatan tersebut, peserta

didik diharuskan mempertimbangkan potensi diri, prestasi belajar dan

prestasi non akademik yang telah diperoleh, cita-cita, minat belajar dan

perhatian orang tua. Dalam pemilihan dan penetapan peminatan,

peserta didik harus membicarakan dengan orang tua. Apabila terjadi

kesulitan atau ketidakcocokan antara pilihan peserta didik dengan

orang tua, maka peserta didik dan/atau orang tua dapat berkonsultasi

dengan guru BK/Konselor. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan

peserta didik dilakukan oleh guru BK/Konselor dengan menganalisis

nilai raport kelas VII, VIII dan IX, nilai UN di SMP dan prestasi non

akademik. Dari analisis tersebut ditetapkan kecenderungan peminatan

peserta didik pada pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, pilihan

peminatan lintas mata pelajaran dan pilihan peminatan pendalaman

54
mata pelajaran. Bila tersedia data lain seperti deteksi potensi peserta

didik dan rekomendasi guru BK/Konselor SMP/MTs dapat juga

dijadikan pertimbangan (dalam Andori & Zainudin: 2013).

d. Penyesuaian

Langkah selanjutnya adalah penyesuaian terhadap peminatan

kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan

peminatan pendalaman mata pelajaran yang dipilih dan ditetapkan

peserta didik. Apabila peserta didik masih bimbang, ragu atau khawatir

dengan peminatannya, maka dapat berkonsultasi dengan guru

BK/Konselor. Apabila keputusan pilihan peminatan peserta didik tepat

tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti tidak tersedia

pilihan yang diinginkan, maka peserta didik yang bersangkutan dapat

dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih jauh,

apabila pilihan dan keputusan tepat dan fasilitas di sekolah/madrasah

tersedia, tetapi dukungan moral dan financial orang tua tidak ada,

maka perlu dilakukan konseling individual dengan peserta didik dan

pembahasan dengan oran tua peserta didik untuk mencari solusi yang

menguntungkan bagi peserta didik. Apabila pilihan dan keputusan

tidak tepat, maka peserta didik yang bersangkutan dapat mengganti

pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata

pelajaran dan peminatan pendalaman mata pelajaran yang lain dan

perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri peserta didik dan

pihak-pihak yang terkait. Sebagai tindak lanjut, peserta didik diberi

layanan konseling individual untuk membantu memperlancar dalam

55
mengatasi dan mengentaskan masalah yang dihadapinya sehingga akan

menunjang keberhasilan dalam proses dan hasil belajar (dalam Andori

& Zainudin: 2013).

F. Kerangka Berpikir

Dalam memilih peminatan di SLTA, siswa perlu diberikan informasi

mengenai peminatan sejak SMP yang dilakukan melalui literasi informasi

karier. Jika literasi informasi karier diberikan kepada siswa di sekolah

menengah pertama, maka kemampuan siswa untuk memilih peminatan di

SLTA menjadi baik dan siswa memilih peminatan di SLTA disesuaikan

dengan minat dan potensi yang dimiliki.

Penelitian ini terdiri dari dua (2) variabel, yaitu variabel bebas (X)

literasi informasi karier dan variabel terikat (Y) peminatan. Literasi informasi

karier berpengaruh terhadap kemampuan memilih peminatan di SLTA dan

keduanya saling berhubungan.

(X) (Y)

Literasi informasi karier Peminatan di SMP ke SLTA

1. Pemahaman 1. SMA/MA

2. Pengaksesan 2. SMK/MAK

3. Pengorganisasian

4. penggunaan

56
G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2017).

Maka hipotesis penelitian ini adalah:

Ha= Ada korelasi positif yang signifikan, antara variabel X (Literasi informasi

karier) dengan variabel Y (peminatan).

57
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian

kuantitatif korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada

tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti

atau tidak hubungan itu. Korelasi (correlation) berarti hubungan dan saling

hubungan timbal balik. Korelasi dalam ilmu statistik adalah hubungan antar

dua variabel (bivariate correlation) dan hubungan antar dua variabel

(multivariate corellation). Uji korelasi disebut dengan teknik korelasi. Teknik

ini merupakan salah satu jenis statistik inferensial yang lazim digunakan

untuk menguji keberadaan hubungan atau pengaruh antara variabel dengan

variabel yang lain atau antar sejumlah variabel.

B. Lokasi penelitian

Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMP Negeri

8 Kota Kupang tepatnya di Jln. S. K. Lerik, Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa

Tenggara Timur.

Adapun sekolah tersebut adalah sekolah menengah pertama yang di

dalamnya diajarkan berbagai macam disiplin ilmu bagi siswa untuk mengasah

kemampuan spesifik siswa di bidang tertentu. SMP Negeri 2 Boawae

merupakan sekolah yang banyak diminati siswa untuk menempuh pendidikan.

Hal tersebut dikarenakan memiliki berbagai macam fasilitas lengkap dalam

melayani siswa untuk mengasah kemampuannya di sekolah.

58
C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti. Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuanitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu

(dalam Sugiyono, 2017). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas IX SMP Negeri 8 Kota Kupang yang berjumlah 70

siswa yang terdiri dari 3 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling atau sampel bertujuan yang dilakukan dengan cara

mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu (dalam Sugiyono,2017). Rumus

untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlah

adalah sebagai berikut:


2
γ . N . P .Q
s= 2 2
d . ( N −1 ) +γ . P .Q

Ket:

S= Jumlah sampel

γ2= Harga chi-kuadrat dengan dk=1 dan tingkat kesalahan 10 %

N= Jumlah populasi

59
P = Peluang benar (0,5)

Q= Peluang salah (0,5)

d= Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi (0,05)

Jadi, sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas IX

SMP Negeri 8 Kota Kupang dengan jumlah 56 orang.

D. Variabel Penelitian

Ada dua variabel yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi.

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah literasi informasi

karier.

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel akibat. Yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah peminatan.

E. Defenisi Variabel

Literasi informasi karier adalah kemampuan yang harus dimiliki

dalam mengenali kapan suatu informasi dibutuhkan yang berkaitan dengan

karier, mampu mencari informasi tersebut, mengevaluasi dan

menggunakannya secara efektif. Kemampuan literasi informasi ini

memudahkan siswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan

kebutuhan. Kemampuan literasi informasi sangat penting karena pesatnya

kemajuan teknologi. Ledakan informasi menyebabkan masyarakat

memerlukan keahlian ini. Literasi dapat membantu untuk menemukan

informasi yang dibutuhkan secara cepat, mudah dan relevan. Dapat memilih

dan membedakan informasi mana yang benar dan meragukan atau tidak benar

akan informasi yang sedang berkembang saat ini.

60
Peminatan adalah kecenderungan atau keinginan yang cukup kuat

pada diri individu yang terarah dan terfokus pada terwujudnya suatu kondisi

dengan mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat, minat, dan

kecenderungan pribadi individu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017:199). Angket ini digunakan

karena teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan

pernyataan tertulis kepada sampel untuk mendapatkan informasi mengenai

literasi informasi karier dan peminatan ke SLTA. Angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang tersaji dalam bentuk

pernyataan dengan pilihan jawaban singkat dalam bentuk skala likert.

Responden diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban dari yang

tersedia sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan. Pada penelitian ini,

jawaban angket diberikan dalam bentuk skala likert dengan empat kategori ,

yaitu:

1. Sangat setuju (SS) dengan bobot 4

2. Setuju (S) dengan bobot 3

3. Tidak setuju (TS) dengan bobot 2

4. Sangat tidak setuju (STS) dengan bobot 1

61
G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesasihan suatu

tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria

(dalam Sugiyono, 2017:348). Cara mencari validitas suatu tes instrumen

dengan menggunakan rumus korelasi Bivariate pearson (product moment

pearson) sebagai berikut:

Rumus:

n ( Σ XY )−(Σ X )(Σ Y )
r hitung =
√ {n . Σ X 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X = Nilai variabel X

Y = Nilai variabel Y

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes adalah tingkat keajekan (konsistensi) suatu tes, yakni

sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk mengahasilkan skor yang

ajek, relatif tidak berubah walaupun digunakan pada situasi yang berbeda-

beda (dalam Sugiyono, 2017:354). Pengujian reliabilitas instrumen

dilakukan dengan internal consistensy dengan teknik belah dua atau split

half yang dianalisis dengan rumus Spearmen Brown, sebagai berikut:

62
2 rb N ∑ XY −∑ X ∑ Y
r i¿ rb =
1+ r b
√{ N ∑ x −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2 2 2

keterangan:

ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

N = Banyaknya responden

X = Belahan pertama

Y = Belahan kedua

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari aktivitas responden

terkumpul (dalam Sugiyono, 2017). Pada penelitian ini peneliti menggunakan

analisis korelasi. Uji korelasi memiliki fungsi untuk mencari arah dan

kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat

simetris, kausal dan reciprocal.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis korelasional

bivariat. Korelasional bivariat ialah teknik analisis korelasi yang mendasar

pada dua variabel.

1. Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu harus melakukan

uji coba asumsi dasar sebagai prasyarat untuk dapat menggunakan analisis

korela sebagai teknik analisis datanya. Uji asumsi dasar yaitu uji

normalitas data, uji linearitas data dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap variabel-

variabel berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk

63
mengetahui nilai normalitas adalah dengan rumus Kolmogrov

Smirnov menggunakan program bantu SPSS. Jika signifikansi lebih

besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya

jika signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak

berdistribusi normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk

mengetahui status linear tidaknya suatu data. Dalam perhitungannya

peneliti menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan

keputusannya yaitu jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

data dikatakan linear. Sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari

0,05 maka data dikatakan tidak linear.

c. Uji homogenitas

Uji homogenitas merupakan suatu uji yang dilakukan untuk

mengetahui bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari

populasi yang memiliki varians sama (homogen) atau tidak. Dalam

perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS. Jika nilai

signifikasi (p) > 0,05, menunjukkan kelompok data berasal dari

populasi yang memiliki varians yang sama (homogen). Sebaliknya

jika nilai signifikansi (p) < 0,05 menunjukkan masing-masing

kelompok data berasal dari populasi dengan varians yang berbeda

(tidak homogen).

64
2. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis korelasi

a. Analisis korelasi

Teknik ini merupakan salah satu jenis statistik inferensial yang lazim

digunakan untuk menguji keberadaan hubungan atau pengaruh antara

variabel dengan variabel yang lain atau antar sejumlah variabel. Untuk

mengetahui hubungan Literasi Informasi Karier dengan Kemampuan

Memilih Peminatan di SLTA, maka teknik yang digunakan adalah

teknik korelasi product moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk

mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel

bila data variabel berbentuk interval dan ratio, dan sumber data dari

dua variabel atau lebih . dengan rumus sebagai berikut:

rxy¿ ∑ xy−¿ ¿

Ket:

rxy = korelasi antara variabel x dan y

n= Banyaknya data

x= variabel independen

y= variabel dependen

b. Uji Signifikansi (t-tes atau t-hitung)

Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan

tabel, juga dapat dihitung dengan uji t dengan rumus:

r √n−2
t=
√ 1−r 2
Ket:

65
r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

Besarnya nilai t tabel untuk taraf signifikansi adalah 5%, hasil t hitung

diperoleh dengan menggunakan SPSS. Jika t hitung lebih besar dari t

tabel maka korelasi signifikansi dengan kata lain Ha diterima dan Ho

ditolak.

66
Daftar Pustaka

ABKIN. (2013). Panduan khusus Bimbingan dan Konseling (pelayanan arah


peminatan peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengahSD/MI, SMP/MTs/SMPLB, SLTA/MA/SLTALB dan SMK/MAK.
Jakarta.

Andori & Zainudin, A. (2013). Mengenal peminatan untuk SMP/MTs (dilengkapi:


cara menyususun rekomendasi peminatan, prospek karier,
kelompokpeminatan, pedoman peminatan peserta didik). Yogyakarta:
Paramitra Publishing.

Anggoro, M. (2011). Metode penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik.


Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Azzet. Akhmad, Muhaimin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Fitrianthamy, Ayu. (2017). Pengaruh layanan informasi karier dalam pemilihan


jurusan di perguruan tinggi pada peserta didik kelas XI di sekolah
menengahatas Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun pelajaran 2015/2016.
Skripsi (yang diterbitkan), diakses 31 maret 2020.

Gibson, L & Mitchell, H. (2016). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta:


PUSTAKA PELAJAR.

Hartono. (2016). Bimbingan karier. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Ismaya, Bambang. (2015). Bimbingan dan Konseling: Studi, Karier dan


Keluarga. Bandung: PT. REFIKA ADITAMA.

Jurnal psikologi pendidikan dan konseling, Vol. 7. No. 1 Hal. 49-57.


(http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK), diakses 19 Mei 2019.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal guru dan tenaga


kependidikan. (2013). Pedoman peminatan peserta didik. Jakarta.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal guru dan tenaga


kependidikan. (2016). Panduan operasional penyelenggaraan bimbingan
dan konseling sekolah menengah pertama (SMP). Jakarta.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal guru dan tenaga


kependidikan. (2017). Pedoman peminatan pada sekolah menengah
pertama. Jakarta.

67
Kusri, A. Muhammad. (2016). Pengaruh layanan informasi peminatan terhadap
kematangan pilihan sekolah lanjutan.
Nurul Widiyasari. (2014). Literasi Informasi Lulusan Program EAP (English For
Academi Purpose, vol: 3, no: 1- diakses 06 juli 2019.

Nurishan, Achmad Juntika. (2014). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai


Latar Belakang. Bandung: PT. REFIKA ADITAMA.

Purwanto, dkk. (2007). Kuliah ke luar negeri dan pilihan karier. Jakarta: PT.
Gramedia.

Priyatni, Endah & Nurhadi. (2017). Membaca kritis dan Literasi kritis.
Tangerang: TIRA SLTART.

Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2017). Pemahaman individu: teknik nontes.


Jakarta: KENCANA.

Septiyantono, Tri. (2017). Literasi Informasi. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

Sugiyono. (2017). Statistik untuk penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sukardi, Dewa. (1994). Bimbingan karir di sekolah-sekolah. Jakarta: CV. Ghalia


Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan


konseling di sekolah. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA.

Trianto. (2011). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi


pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: KENCANA.

Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling: Studi dan Karier. Yogyakarta:
CV. ANDI OFFSET.

Wardani, E. Kusuma. (2016). Peningkatan pemahaman sekolah lanjutan dengan


menggunakan layanan bimbingan kelompok di MTS Ma’arif 02 Kota
Gajah tahun ajaran 2015/2016. Skripsi (yang diterbitkan), diakses 10
agustus 2019.

Yulingga, N. Hanief & Wasis, Himawanto. (2017). Statistik pendidikan.


Yogyakarta: Deepublish.

68

Anda mungkin juga menyukai