Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH REVISI BIMBINGAN KONSELING

“Konsep Dasar dan Aspek Peminatan Peserta Didik”


Dosen Pengampu: Dr. H. Mukhlis, M. Ag

Oleh:
Nadia Sapira Putri
210101060

Reviewer:
M. Adrian Saputra
210101042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023
PEMBAHASAN

Layanan peminatan pada peserta didik tidak serta merta ada begitu saja tanpa tujuan yang
jelas. Di masyarakat sering sekali terjadi permasalahan yang timbul karena pemilihan jurusan
ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk itulah layanan peminatan ada agar permasalahan-
permasalahan tersebut dapat diatasi dan diberikan solusi melalui konseling.

A. Konsep Dasar Peminatan

1. Hakekat Peminatan

Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan
oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri
dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling membantu peserta
didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan
diri, serta merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan dan
konseling membantu peserta didik mencapai perkembangan optimal dan kemandirian
dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Di
samping itu juga membantu individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan
karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi
warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui pendidikan.1

2. Pengertian Peminatan

Peminatan berasal dari kata “minat” yang diartikan sebagai kecenderungan atau
keinginan yang cukup kuat berkembang pada diri individu yang terarah dan terfokus
pada terwujudnya suatu kondisi dengan mempertimbangkan kemampuan dasar, bakat,
minat, dan kecenderungan pribadi individu. 2

1
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah,
“Peminatan Peserta Didik SMA dan SMK”, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), hlm. 5
2
Noffita Cahayani, “Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Peminatan Akademik Kurikulum 2013 di
SMAN 1 Sooko Mojokerto” Jurnal BK. Vol.04 No. 03, 2014, hlm. 662

1
Menurut Prayitno dan Erman, peminatan merupakan upaya untuk membantu siswa
dalam memilih dan menjalani program atau kegiatan studi dan mencapai hasil sesuai
dengan kecenderungan hati atau keinginan yang cukup atau bahkan sangat kuat terkait
dengan program pendidikan/ pembelajaran yang diikuti pada satuan dasar dan
menengah.3
Peminatan peserta didik dapat diartikan:
1) suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai kesempatan belajar yang
ada dalam satuan pendidikan.
2) suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik pada kelompok
kelompok mata pelajaran pelajaran, lintas minat atau pendalaman yang ditawarkan
oleh satuan pendidikan.
3) suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan oleh peserta didik tentang
kelompok mata pelajaran, peminatan, bidang keahlian atau kompetensi keahlian
yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang diselenggarakan
pada satuan pendidikan
4) dan suatu proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi peserta didik
mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.4

3. Tujuan Peminatan

a. Secara umum
Tujuan peminatan secara umum ialah membantu peserta didik SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK dalam menanamkan minat mata pelajaran, memantapkan
minat mata pelajaran, serta memilih dan menetapkan minat kelompok mata
pelajaran peminatan, lintas kelompok peminatan dan/atau pendalaman minat yang
diikuti satuan Pendidikan yang sedang ditempuh, pilihan karir dan/atau pilihan
studi lebih lanjut.

3
Prayitno dan Erman, “Dasar-dasar Bimbingan Konseling”, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 56
4
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan, “Pedoman Peminatan Peserta Didik”, (Jakarta: Kemendikbud, 2013), hlm. 12

2
b. Secara khusus
Tujuan peminatan peserta didik secara khusus ialah:
1) Mengarahkan peserta didik SD/MI untuk memahami bahwa pendidikan di
SD/MI merupakan pendidikan wajib yang harus diikuti oleh seluruh warga
negara Indonesia dan setamatnya dari SD/MI harus dilanjutkan ke studi di
SMP/MTs, dan oleh karenanya peserta didik perlu belajar dengan sungguh-
sungguh dan meminati semua mata pelajaran.
2) Mengarahkan peserta didik SMP/MTs untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa:
a) Semua warga negara Indonesia wajib mengikuti pelajaran di sekolah
sampai dengan jenjang SMP/MTs dalam rangka wajib belajar 9 tahun.
b) Peserta didik SMP/MTs perlu memantapkan minat pada semua mata
pelajaran, meminati studi lanjutan yang menjadi pilihan SMA/MA atau
SMK sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat,
dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik, memahami
berbagai jenis pekerjaan/karir dan mulai mengarahkan diri untuk
pekerjaan/karir tertentu.
c) Setamat dari SMP/MTs peserta didik dapat melanjutkan pelajaran ke
SMA/MA atau SMK, untuk selanjutnya bila sudah tamat dapat bekerja atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi. Peminatan di SMP/MTs adalah
mempersiapkan peserta didik untuk menentukan pilihan kelompok mata
pelajaran dan pilihan lintas minat atau pendalaman minat di
SMA/MA/SMK. Jadi peserta didik perlu mendapatkan informasi tentang
kelompok mata pelajaran peminatan, pilihan kelompok lintas peminatan
dan/atau pendalaman minat: keuntungan dan keterbatasannya.
3) Mengarahkan peserta didik SMA/MA untuk memahami dan mempersiapkan
diri bahwa:
a) Pendidikan di SMA/MA merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta
didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.

3
b) Kemandirian tersebut didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi
dasar, bakat, minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
c) Kurikulum SMA/MA memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
memilih dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran, lintas mata
pelajaran dan pendalaman mata pelajaran tertentu sesuai dengan
kemampuan dasar umum kecerdasan bakat minat dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik.
d) Setelah tamat dari SMA/MA peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu
yang masih memerlukan persiapan pelatihan atau melanjutkan ke perguruan
tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan atau
pendalaman mata pelajaran sewaktu di SMA/MA.
4) Mengarahkan peserta didik SMK untuk memahami dan mempersiapkan diri
bahwa:
a) Pendidikan di SMK merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
b) Kemandirian tersebut didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar
bakat minat dan keterampilan pekerjaan atau karir.
c) Kurikulum SMK memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih
dan menentukan peminatan kelompok mata pelajaran, program keahlian,
peminatan lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman mata pelajaran
program keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum
(kecerdasan), bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
peserta didik.

Setelah tamat dari SMK peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai
dengan bidang studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau
melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi dengan memasuki program studi
sesuai dengan pilihan peminatan dan pendalaman minat pada mata pelajaran
sewaktu di SMK. 5

5
Ibid, hlm. 13-15

4
4. Fungsi peminatan

Fungsi peminatan peserta didik di SMA/MA dan SMK adalah:

1) fungsi pemahaman, yaitu berkaitan dengan dipahaminya kemampuan bakat minat


dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik serta lingkungan untuk
menentukan pilihan kelompok mata pelajaran peminatan, pilihan kelompok lintas
peminatan dan atau pendalaman minat yang diikuti arah karir dan studi lanjutan
yang dipilihnya.
2) fungsi pencegahan, yaitu berkaitan dengan tercegahnya berbagai masalah yang
dapat mengganggu berkembangnya kemampuan bakat minat dan kecenderungan
pilihan masing-masing peserta didik secara optimal dalam kaitan dengan pilihan
kelompok mata pelajaran peminatan, pilihan kelompok kualitas peminatan dan
pendalaman minat yang diikuti arah karir dan atau studi lanjutan yang dipilihnya
3) fungsi pengentasan, yaitu berkaitan dengan tertentaskannya masalah-masalah
peserta didik yang berhubungan dengan pemilihan kelompok mata pelajaran
peminatan pilihan kelompok lintas peminatan dan ataupun pendalaman minat yang
diikuti/ arah karir dan studi lanjutan yang dipilihnya.
4) fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu berkaitan dengan terkembangkan
dan terpeliharanya kemampuan bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik secara optimal dalam kaitannya dengan pilihan kelompok
mata pelajaran peminatan, pilihan kelompok kualitas peminatan dan pendalaman
minat yang diikuti arah karir atau studi lanjutan yang dipilihnya.
5) fungsi advokasi, yaitu berkaitan dengan upaya terbelanya peserta didik dari
berbagai kemungkinan yang menderai hak-hak mereka dalam pengembangan
kemampuan bakat minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik
secara optimal dalam pilihan kelompok mata pelajaran peminatan pilihan
kelompok lalu lintas peminatan dan atau pendalaman minat yang diikuti arah karir
atau studi lanjutan. 6

6
Ibid, hlm. 15-16

5
B. Aspek Peminatan

Pemilihan peminatan yang tepat dan mempunyai arti penting bagi kehidupan peserta didik
masa depan adalah tidak mudah untuk itu memerlukan pelayanan bantuan tepat dilakukan oleh
tenaga profesional. Dalam konteks ini, guru BK atau konselor dipandang paling tepat untuk
memfasilitasi pemilihan dan penetapan peserta didik.

Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan penetapan peminatan
peserta didik SMA/MA dan SMK dapat meliputi prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai
ujian nasional, minat belajar yang tinggi, cita-cita, perhatian orang tua dan diteksi potensi
peserta didik.7

1. Prestasi belajar
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu “prestasi” dan “belajar”. Menurut
Djamaroh sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Syafi’I dkk dalam jurnalnya menyatakan
bahwa: Prestasi adalah hasil kegiatan usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap
siswa. 8
Sedangkan belajar menurut Slameto yang dikutip oleh Abdul Hafiz dalam jurnalnya
menjelaskan bahwa: Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9
Prestasi belajar adalah perubahan prilaku yang diperoleh dari proses belajar yang disadari
dan dapat diukur berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut
standar yang ditetapkan serta yang lazimnya ditunjukkan oleh nilai. 10
2. Prestasi non akademik
Prestasi non akademik merupakan prestasi yang didapatkan siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan yang dilaksanakan diluar jam belajar. Dalam kegiatan non

7
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor, (Jakarta:Kemendikbud, 2013),
hlm. 57
8
Ahmad Syafi’I, Tri Marfiyanto dan Siti Kholidatur Rodiyah, “Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam
Berbagai Aspek dan Faktor Yang Mempengaruhi”, Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2 No.2, 2018, hlm. 118
9
Abdul Hafiz, “Prestasi Belajar Siswa yang Bekerja Sebagai Tukang Semir di Kota Bukittinggi”, Jurnal As-
Salam Vol.2, No. 3. 2018,hlm.12
10
Ary Purmadi, “Hubungan Intensitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA”, Jurnal
Teknologi Pendidikan Vol. 1 No. 2, 2016, hlm. 81

6
akademik atau dapat disebut juga kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadikan siswa
menggali dan mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya. Menurut Novan Ardy
sebagaimana dikutip oleh Husni Mubarok dkk mengatakan bahwa: Ekstrakurikuler
merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar jam pembelajaran
inti dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, serta
kemandirian siswa secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.11
Contoh dari kegiatan ektrakurikuler ialah: 1) Pramuka, 2) PMR (Palang Merah Remaja),
3) Seni Tari, 4) Ekskul Musik, 5) Kelas Debat, 6) English Club dan lain sebagainya.
3. Nilai ujian nasional

Nilai Ujian Nasional (UN) yang dicapai merupakan cerminan kemampuan akademik mata
pelajaran tertentu berstandar nasional. Prestasi belajar dapat sebagai pertimbangan untuk
pemilihan dan penetapan peminatan peserta didik. Diasumsikan bahwa peserta didik tidak
mengalami kecelakaan fisik atau psikis dan kebiasaan belajar tetap dapat dipertahankan
bahkan ditingkatkan maka nilai UN tetap sebagai pertimbangan penetapan peminatan
peserta didik sesuai kelompok mata pelajarannya nilai UN diperoleh melalui teknik
dokumentasi berupa fotocopy daftar nilai UN dan daftar isian angket yang disiapkan.12

4. Minat Belajar Tinggi


Minat belajar adalah energi kekuatan yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
belajar. Minat belajar tidak hanya bergantung pada kemampuan, namun juga bergantung
pada apakah seseorang memilih tujuan penguasaan (tujuan mempelajari), yang fokusnya
adalah mempelajari suatu kemampuan baru dengan baik atau tujuan kinerja, yang fokusnya
adalah mendemonstrasikan atau memperlihatkan kemampuan kita pada orang lain.13
Dengan demikian minat belajar dapat ditandai dengan: (a) rasa senang dan suka terhadap
pelajaran; (b) perhatian dalam proses belajar mengajar; (c) ketekunannya dalam belajar;
dan (e) kemauan untuk lebih terlibat dalam berbagai kegiatan.14

11
Husni Mubarok , Suci Rahmawati , Shelli Ovi Monik Prianggawati dan Khairul Anam, “IMPLEMENTASI
PROGRAM EKTRAKURIKULER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK SISWA DI SD AL
MA’SOEM BANDUNG TAHUN 2021”, BINTANG : Jurnal Pendidikan dan Sains Vol. 3, No. 3, 2021, hlm.556
12
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK/Konselor, Op.cit, hlm. 58
13
Andi Achru P, “Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran”, JURNAL IDAARAH, VOL. III, NO. 2,
2019, hlm. 208
14
Asnawati Matondang, “Pengaruh antara Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar”, Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2, No. 2, 2018, hlm. 26

7
5. Cita-cita

Cita-cita sangat berperan penting dalam pencapaian karir sesorang. Motivasi untuk meraih
cita-cita membuat sesorang tetap bersemangat dan bekerja keras. Kendati tidak setiap cita-
cita pasti tercapai, energi yang ditimbulkan oleh semangat meraih cita-cita dapat
mengantarkan seseorang pada titik tertentu yang tidak akan pernah diraih oleh orang yang
tidak mempunyai pandangan hidup tentang masa depan.15

Cita-cita peserta didik untuk studi lanjut pekerjaan dan jabatan erat hubungannya dengan
potensi yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh hasil pengamatan terhadap figur dan
keberhasilan seseorang atau sekelompok dalam kehidupannya. Di samping itu atas dasar
informasi yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh
terhadap munculnya cita-cita peserta didik. Informasi yang jelas dan prospektif juga dapat
merangsang munculnya cita-cita. Keinginan yang kuat untuk mencapai bidang studi lanjut
jabatan dan pekerjaannya sangat berpengaruh positif terhadap aktivitas belajar. Sinkronasi
antara cita-cita dengan potensi peserta didik dan prestasi yang dicapai dengan kesempatan
belajar untuk mencapai cita-cita, dapat menumbuhkan semangat belajar yang dipilihnya.16

6. Perhatian orangtua
Dukungan orangtua adalah suatu pemberian bantuan atau dorongan yang diberikan oleh
orangtua (ibu bapak) kepada anaknya dalam bentuk verbal maupun nonverbal yang
menguntungkan bagi anak, sehingga anak merasa senang, diperhatikan, lebih terarah, dan
dicintai oleh lingkungan sekitar. Apabila anak tersebut sebagai siswa, maka siswa merasa
senang (berminat) menjalankan tugas sekolahnya karena dapat dukungan dari
orangtuanya.17
Dukungan orangtua yang memenuhi kebutuhan siswa secara finansial dan keperluan
lainnya yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari.
Dukungan informasi berupa nasehat, petunjuk-petunjuk dan saran sehingga siswa

15
Nanda Aula Rumana, “Meningkatkan Semangat Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Penyelenggaraan
Kelas Cita Di Sd Negeri Rembul 02 Kabupaten Tegal”, Jurnal Abdimas Vol. 2 No. 2, 2016, hlm. 51
16
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK/Konselor, Loc.cit, hlm. 58

17
Amirah Diniaty, “Dukungan Orangtua terhadap Minat Belajar Siswa”, Jurnal Al-Taujih Vol. 3 No. 1, 2017,
hlm. 95

8
mendapat jalan keluar dari masalah. Adanya dukungan orangtua berupa penghargaan dan
penguatan ketika siswa mendapatkan hal positif di sekolah, maka akan membantu siswa
lebih positif. Hal ini akan membantu menumbuh kembangkan minat siswa dalam belajar.18
7. Diteksi potensi peserta didik

Diteksi potensi menggunakan instrumen tes psikologis atau tes peminatan bagi calon
peserta didik tentang bakat dan minat dapat dilakukan oleh tim khusus yang memiliki
kemampuan dan kewenangan. Hasil diteksi potensi dapat diperoleh kecenderungan
peminatan peserta didik. Rekomendasi peminatan berdasarkan diteksi menggunakan
instrumen tes psikologis dapat dipergunakan sebagai pertimbangan bila terjadi
kebimbangan dalam penempatan peminatan peserta didik. Pelaksanaan deteksi
menggunakan instrumen tes psikologis yang standar dilakukan oleh tenaga ahli atau tes
peminatan yang dikembangkan oleh guru BK atau konselor. Hasil diteksi potensi peserta
didik dapat menggunakan hasil deteksi pada saat SMP/MTs, hasil tes peminatan yang
diselenggarakan di SMA/MA atau SMK dengan data hasil tes peminatan yang
diselenggarakan di SMA/MA atau SMK.19

18
Ibid, hlm. 97
19
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan, “Pedoman Peminatan Peserta Didik”, Op. Cit. hlm. 21

9
DAFTAR PUSTAKA

Syafi’I, A., Marfiyanto , T., & Kholidatur , S. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam
Berbagai Aspek dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.2
No.2, 118.

Cahayani, N. (2014). Pelaksanaan Bimbingan Konseling dalam Peminatan Akademik Kurikulum


2013 di SMAN 1 Sooko Mojokerto. Jurnal BK. Vol. 03 No.03, 662.

Diniaty, A. (2017). Dukungan Orangtua terhadap Minat Belajar Siswa. Jurnal Al-Taujih Vol. 3
No. 1, 95.

Erman, P. d. (2016). Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafiz, A. (2018). Prestasi Belajar Siswa yang Bekerja Sebagai Tukang Semir di Kota Bukittinggi.
Jurnal As-Salam Vol.2, No. 3, 12.

Kemendikbud. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru BK/Konselor.
Jakarta: Kemendikbud.

Matondang, A. (2018). Pengaruh antara Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2, No. 2, 26.

Menengah, D. P. (2013). Peminatan Peserta Didik SMA dan SMK. Jakarta: Kemendikbud.

Mubarok, H., Rahmawati, S., Prianggawati , S. M., & Anam, K. (2021). IMPLEMENTASI
PROGRAM EKTRAKURIKULER DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
AKADEMIK DAN NON AKADEMIK SISWA DI SD AL MA’SOEM BANDUNG
TAHUN 2021. BINTANG : Jurnal Pendidikan dan Sains Vol. 3, No. 3, 556.

P, A. A. (2019). Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran. JURNAL IDAARAH, VOL.


III, NO. 2, 208.

Pendidikan, B. P. (2013). Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Kemendikbud.

Purmadi, A. (2016). Hubungan Intensitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA.
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 1 No. 2, 81.

10
Rumana, N. A. (2016). Meningkatkan Semangat Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui
Penyelenggaraan Kelas Cita Di Sd Negeri Rembul 02 Kabupaten Tegal. Jurnal Abdimas
Volume 2 Nomor 2, 51.

11

Anda mungkin juga menyukai