Dikutip dari video talk show youtube, terkait dengan hak belajar tiga semester di luar
program studi, beliau memberikan analogi “bayangkan semua mahasiswa disuatu hari harus
berenang ke suatu pulau di laut terbuka. Pada saat ini, semua perenang-perenang kita itu hanya
dilatih satu gaya saja, (satu gaya itu adalah prodinya dia) dan hanya dilatih di kolam renang,
(kolam renang itu kampus)”. Dalam hal ini, bagaimana mahasiswa dapat berenang dengan baik
atau menyesuaikan diri berenang di laut terbuka, sedangkan laut terbuka memiliki kondisi yang
bervariatif dan mahasiswa (perenang) tersebut dilatih di kolam renang (kampus). Oleh karenanya
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, hendaknya mahasiswa jangan cuma dilatih di dalam
kampus, karena dikehidupan nyata permasalahannya akan lebih beraneka ragam. Sebagaimana
yang disampaikan Mendikbud bahwa hampir tidak ada profesi di dunia nyata yang hanya
menggunakan satu rumpun ilmu, semua profesi di dunia nyata membutuhkan kombinasi dari
beberapa disimplin ilmu. (Kemendikbud RI, 2020.) Dalam hal ini, mahasiswa sebagai orang
dewasa membutuhkan prinsip pembelajaran tersebut, karena sebagaimana yang telah
dikemukakan oleh Mendikbud bahwa hendaknya mahasiswa dilatih tidak hanya di kolam renang
(kampus), namun juga perlu ke laut terbuka, karena kondisi laut yang bervariatif, atau proses
pembelajaran kampus dapat disimulasikan layaknya laut.
Dari banyaknya kegiatan Kampus Merdeka, salah satu program unggulannya adalah
Kampus Mengajar. Program ini berfokus dalam penguatan literasi dan numerasi, aktualisasi
minat dan potensi, serta membantu administrasi dimana sekolah tersebut merupakan sekolah
yang termasuk dalam kategori 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal). Tidak hanya bertujuan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut, tetapi juga memiliki dampak positif
terhadap kualitas diri mahasiswa. Program Kampus Mengajar melibatkan mahasiswa dalam
kegiatan pengabdian kepada masyarakat, khususnya di wilayah sekitar kampus. Melalui program
ini, mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, pengajaran, dan pembelajaran di sekolah-
sekolah, pusat-pusat pembelajaran, maupun komunitas lokal. Dengan demikian, mereka tidak
hanya memperluas wawasan dan pengetahuan mereka, tetapi juga mengasah keterampilan
kepemimpinan, empati, serta kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dengan beragam
lingkungan.
Salah satu dampak positif utama dari Program Kampus Mengajar adalah peningkatan
kualitas diri mahasiswa. Kualitas tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
Melalui kegiatan mengajar pada program Kampus Mengajar, mahasiswa dapat memahami lebih
dalam materi pelajaran dan keterampilan akademik tertentu.
Saat melakukan pengajaran, kemampuan komunikasi verbal dan non-verbal mahasiswa dapat
meningkat, karena aktivitas tersebut mengharuskan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan baik
dengan peserta didik mereka.
Perencanaan waktu yang efisien untuk mempersiapkan materi pelajaran, mengajar kelas, dan
memberikan umpan balik kepada peserta didik merupakan aktivitas mengajar mahasiswa yang
terlibat dalam program Kampus Mengajar untuk dapat meningkatkan keterampilan pengelolaan
waktu.
Melalui pengalaman mengajar, mahasiswa dapat merasakan peningkatan dalam kepercayaan diri
mereka, terutama dalam kemampuan mereka untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan
efektif.
Mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan tantangan
yang dihadapi oleh individu lain melalui interaksi dengan peserta didik,. Hal ini dapat membantu
meningkatkan rasa empati mereka.
Melihat materi pelajaran dari sudut pandang yang berbeda dan memperdalam pemahaman
mereka melalui pemikiran kritis dan analisis dalam kegiatan mengajar Mahasiswa dapat
meningkatkan kualitas belajar.
Mahasiswa dapat merasa lebih terlibat dan memiliki rasa kepemilikan yang lebih besar terhadap
proses pembelajaran mereka sendiri dalam proses pengajaran.