Anda di halaman 1dari 7

PROCEEDING

Konvensi Nasional XXI


Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Layanan Peminatan: Konsep dan Realita


Tri Cahyono
tricahyonoubt@gmail.com
Universitas Borneo Tarakan

ABSTRAK
Layanan peminatan adalah salah satu layanan kekhasan bimbingan dan konseling di sekolah. Salah
satu tujuan layanan penempatan dan penyaliran adalah menempatkan siswa pada bidang yang sesuai
dengan minat dan bakatnya. Dengan adanya penelusuran minat dan bakat siswa bisa mencapai
kompetensi puncak yakni menjadi ahli dan professional pada bidang yang ditekuninya. Penelitian ini
berfokus pada evaluasi proses pelaksanaan layanan peminatan pada sekolah menengah di provinsi
Kalimantan Utara Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah layanan terdapat empat kendala yang
dihadapi konselor, yakni 1) kolaborasi antara konselor, wali kelas, orang tua dan elemen lain masih
kurang; 2) tidak ada rekam jejak yang cukup bagi konselor SMA untuk menelusuri bakat/minat
peserta didik di jenjang sekolah sebelumnya; 3) dukungan orang tua terhadap pengembangan
bakat/minat siswa sangat kurang; 4) peserta didik tidak cukup memiliki kemantaban dalam memilih
pilihan karir yang tepat untuk dirinya. Saran diajukan kepada sekolah maupun orang tua agar sedini
mungkin bersama-sama untuk mengetahui arah dari perkembangan bakat dan minat siswa.
Pendeteksian bakat dan minat siswa akan berimbas besar pada arah kompetensi anak disekolah.
Semakin dini kompetensi dilatih, semakin tinggi pula pencapaian prestasi yang ditekuninya.

Kata Kunci : layanan peminatan, evaluasi

Published by Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, 27-29 April 2019

PENDAHULUAN (Kemendikbud, 2016). Pada jenjang sekolah


menengah atas (SMA) layanan peminatan didasarkan
Salah satu kekhasan layanan bimbingan dan pada pemilihan dan penetapan kelompok mata
konseling pada kurikulum 2013 adalah adanya layanan pelajaran atau pendalaman minat yang didasarkan atas
peminatan. Keunikan layanan ini adalah diberikannya potensi diri seperti kecerdasan umum, bakat, minat dan
kesempatan kepada peserta didik untuk cita-cita. dukungan orang tua/wali, dan peluang yang
mengembangkan kemampuan sesuai dengan prinsip- diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
prinsip peminatan yang diinginkannya. Peminatan Pada jenjang SMA,peminatan kelompok mata
peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pelajaran dan pilihan mata pelajaran merupakan upaya
pilihan dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
keahlian yang didasarkan atas pemahaman potensi diri mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan
dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan pendidikan, memahami dan memilih arah
dan konseling membantu peserta didik untuk pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta
memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan
mengambil keputusan diri, merealisasikan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat,
keputusannya secara bertanggung jawab (Pedoman minat dan kecenderungan pilihan masing-masing
Peminatan SMA-SMK, 2013) peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta
Layanan peminatan merupakan layanan didik tersebut menuntut adanya kolaborasi yang baik
bimbingan dan konseling yang disediakan untuk antara guru mata pelajaran, guru wali kelas, Guru
mengakomodasi pilihan minat, bakat serta kemampuan BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah
peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan orang tua/wali, seperti pelayanan pendalaman
dan pendalaman mata pelajaran atau muatan kejuruan materi yang dilakukan guru mata pelajaran merupakan
82
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran 2) konselor secara mandiri mempelajari konsep
(Kemendikbud, 2013). layanan peminatan melalui jejaring sosial dan modul-
Penyelenggaraan layanan peminatan pada modul yang beredar luas di media sosial dan 3) tidak
dasarnya tidak sebatas memilih dan menetapkan siswa semua konsep layanan penempatan dapat dilaksanakan
pada bidang yang diminati atau sesuai bakat yang telah dengan optimal. Berbagai pemaparan diatas menjadi
dimiliki siswa, namun didalam layanan peminatan dasar bagi peneliti untuk mempelajari lebih jauh
juga termasuk adanya langkah lanjutan seperti tentang penerapan layanan peminatan, terutama pada
pendampingan, pengembangan, penyaluran, evaluasi latar belakang sekolah yang sudah menerapkan
dan tindak lanjut. Peminatan siswa merupakan upaya kurikulum 2013.
advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik
agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya METODOLOGI
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Penelitian ini menggunakan metode penelitian
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak studi kasus dengan memfokuskan kepada kendala
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, yang muncul dalam penerapan layanan peminatan
masyarakat, bangsa, dan negara sehingga mencapai yang dilakukan oleh konselor di Sekolah Menengah
perkembangan optimal. (Arahan Pasal 1 angka 1 UU Atas (SMA) pada provinsi Kalimantan Utara yang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan menerapakan kurikuum 2013. Sumber datadalam
Nasional). penelitian ini adalah salah satu sekolah yang
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merupakan sekolah perintis K13. Metode
melakukan pemilihan dan penetapan peminatan pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi,
peserta didik SMA/MA dan SMK dapat meliputi wawancara dan angket terbuka.
prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai ujian Secara garis besar tahapan peneltian studi kasus
nasional, pernyataan minat peserta didik, cita-cita, ini terdiri dari : 1) Pemilihan Tema, Topik dan Kasus;
perhatian orang tua dan penelusuran potensi peserta 2) Pembacaan Literatur; 3) Perumusan Fokus dan
didik (Abkin, 2013). Dengan demikian, akan Masalah Penelitian; 4) Pengumpulan Data; 5)
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk Penyempurnaan Data; 6) Analisis Data; 7) Dialog
mengembangkan kemampuan, bakat dan minat secara Teoretik; 8) Triangulasi (Konfirmabilitas) ; 9)
lebih luas dan terbuka sesuai dengan prinsip perbedaan Simpulan Hasil Penelitian.
individu. Ini memungkinkan peserta didik berkembang
over achievement, yakni peserta didik yang memiliki HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat penguasaan di atas standar yang telah Pada studi ini, peneliti membagi penelitian
ditentukan baik dalam pengetahuan, sikap, maupun berdasarkan tahapan layanan peminatan yang sesuai
keterampilan dengan Pedoman PeminatanSMA-SMK (2013) yang
Disisi lain, penerapan layanan peminatan yang terdiri dari enam tahapan.
dilakukan oleh konselor sekolah tidak semuanya 1. Pemberian Informasi Peminatan
berjalan dengan optimal. Beberapa kendala kerap 2. Pengumpulan Data
ditemukan pada implementasi layanan tersebut, antara 3. Identifikasi dan Penetapan Peminatan
lain: 1) banyaknya orang tua yang 4. Penyesuaian dan Pendampingan
memaksakan anaknya untuk masuk ke kelompok 5. Monitoring dan Tindak Lanjut
peminatan jurusan tertentu (Dewi & Nuryono, 2014); Hasil penelitian ini di susun berdasarkan
2) kurangnya pemahaman guru bimbingan konseling perbedaan konsep dan realita. Secara umum hasil
tentang peminatan akademik, waktu pelaksanaan yang penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
relatif singkat, serta ketidaksesuaian antara keputusan
sekolah dengan keinginan siswa dan orang tua mereka
(Cahayani dkk, 2014) dan 3) hasil penempatan yang
tidak mendapat dukungan dari orangtua (Suwandi dll,
2014).
Ditemukannya berbagai kendala tersebut
membuat peneliti melakukan observasi terhadap dua
sekolah di provinsi kaltara. Berdasarkan observasi
awal pada dua sekolah tersebut diketahui sebagai
berikut: 1) tidak semua konselor sudah mengikuti
pelatihan K13 pada bidang bimbingan dan konseling,
83
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

NO TAHAP KONSEP REALITA PEMBAHASAN


1 Pemberian a. Dilakukan saat pertama kali masuk sekolah (bersamaan Informasi peminatan dilakukan Pelaksanaan sosialisasi mengenai
Informasi dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB)) atau saat peserta didik SMA informasi peminatan yang
Peminatan setelah dinyatakan diterima (awal masa orientasi studi dinyatakan diterima (awal masa dilakukan saat peserta didik SMA
(MOS)). orientasi studi (MOS) dinyatakan diterima (awal masa
b. Calon peserta didik/peserta didik diberikan informasi Informasi yang diberikan orientasi studi (MOS) dinilai
selengkapnya tentang pilihan peminatan kelompok mata tentang pilihan peminatan kurang maksimal karena tidak
pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran, dan kelompok mata pelajaran, disertai dengan pelatihan memilih
peminatan pendalaman materi mata pelajaran yang ada peminatan lintas mata peminatan kelompok mata
di SMA pelajaran, dan peminatan pelajaran, peminatan lintas mata
pendalaman materi mata pelajaran, dan peminatan
pelajaran yang ada di SMA pendalaman materi mata pelajaran.
c. Sejak masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) atau Peserta didik belum mampu Dengan melakukan pelatihan
setelah dinyatakan diterima (awal masa orientasi studi sepenuhnya memantabkan tersebut siswa bisa menentukan
(MOS), peserta didik dapat memilih kelompok mata pilihan mata pelajaran lintas pilihan peminatan kelompok mata
pelajaran, pilihan mata pelajaran lintas minat, dan minat, dan pendalaman materi pelajaran, peminatan lintas mata
pendalaman materi mata pelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang sesuai pelajaran, dan peminatan
minatnya dengan minatnya pendalaman materi mata pelajaran
dengan tepat
2 Pengumpulan a. Dapat digunakan teknik tes (tes bakat/minat) maupun Pengumpulan data Pengumpulan data dengan berbagai
Data teknik non-tes (dokumentasi, angket bakat/minat, menggunakan teknik non-tes instrumen untuk mengetahui
wawancara, observasi, dll) dengan dua jenis metode bakat/minat peserta didik terlaksana
pengumpulan data yakni angket dengan baik dan bisa menjadi
bakat/minat dan wawancara informasi awal bagi konselor untuk
b. Data yang dapat diperoleh dianalisisis dan dipergunakan Data yang dapat diperoleh menetapkan peminatan kelompok
sebagai dasar penetapan peminatan peserta didik. dianalisisis dan dipergunakan mata pelajaran, pilihan mata
sebagai dasar penetapan pelajaran lintas minat, dan
peminatan peserta didik. pendalaman materi mata pelajaran

3 Identifikasi a. Menyebarkan angket untuk menjaring pilihan peserta  Menyebarkan angket pilihan Angket yang disebarkan ke siswa
dan Penetapan didik terhadap kelompok peminatan mata pelajaran, minat mata pelajaran, lintas tidak mewakili bakat/minat yang
Peminatan lintas mata pelajaran, dan pendalaman mata pelajaran. mata pelajaran, dan sesungguhnya dari peserta didik.
Ket: Dalam pemilihan peminatan peserta didik pendalaman mata pelajaran Tanpa ada wawasan yang cukup
diharuskan mempertimbangkan potensi diri, yang diinginkan. mengenai tatacara menentukan dan
prestasi belajar dan prestasi non akademik yang  Siswa bimbang dan belum memantabkan pilihan peminatan
telah diperoleh, cita-cita, minat belajar dan paham sepenuhnya mengenai sehingga siswa hampir seluruh
perhatian orang tua. Dalam pemilihan dan cara mengetahui potensi siswa merasakan kebimbangan.
84
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

penetapan peminatan, peserta didik harus dalam dirinya Koordinasi dalam pemilihan
membicarakan dengan orang tua. Apabila terjadi  Rendahnya dukungan dari peminatan adalah hal yang mutlak
kesulitan atau ketidakcocokan antara pilihan konselor SMP dalam karena dalam hal pemilihan
peserta didik dengan orang tua, maka peserta memberikan arahan kelompok mata pelajaran, konselor
didik dan/atau orang tua dapat berkonsultasi peminatan pasca SMP SMP lebih memahami. Tanpa
dengan Guru BK/Konselor)  Sebagian orang tua memiliki adanya catatan rekam jejak dari
dukungannya rendah konselor SMP akan menyulitkan
 Orang tua tidak mengerti konselor SMA untuk menentukan
bakat/minat anaknya namun arah peminatan yang tepat bagi
memaksakan anaknya kepada peserta didik. Disisi lain, orang tua
satu minat belajar tertentu tidak sepenuhnya memahami
sesuai pemahamannya bakat/minat dari anaknya. Persepsi
 Tingkat konsultasi orang tua yang keliru bahwa kelompok mata
kepada konselor sangat pelajaran IPA lebih menjamin
rendah sukses dibanding kelompok mata
b. Guru BK/Konselor dengan menganalisis nilai raport Menganalisis nilai raport kelas pelajaran lain belum sepenuhnya
kelas VII, VIII, IX, Nilai UN di SMP, dan prestasi non VII, VIII, IX, Nilai UN di SMP, hilang. Perlu ada re-edukasi kepada
akademik dan prestasi non akademik orang tua mengenai berbagai
c. Mempertimbangkan antara pilihan pribadi dan Melakukan pertimbangan keunikan anak beserta
kemampuan peserta didik antara pilihan pribadi dan bakat/minatnya.
kemampuan peserta didik
d. Menetapkan peminatan peserta didik pada pilihan Menetapkan peminatan peserta
peminatan kelompok mata pelajaran, pilihan peminatan didik pada pilihan peminatan
lintas mata pelajaran, dan pilihan peminatan pendalaman kelompok mata pelajaran,
mata pelajaran pilihan peminatan lintas mata
pelajaran, dan pilihan
peminatan pendalaman mata
pelajaran
4 Penyesuaian a. Peserta didik melakukan penyesuaian terhadap  Peserta didik melakukan Kasus siswa meminta berpindah
dan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas penyesuaian terhadap kelompok mata pelajaran kerap
pendampingan mata pelajaran, dan peminatan pendalaman mata peminatan kelompok mata terjadi bahkan sampai akhir tahun
pelajaran yang dipilih dan ditetapkan pelajaran, peminatan lintas pelajaran. Konselor perlu
mata pelajaran, dan melakukan pendampingan secara
peminatan pendalaman mata lebih kuat dengan berkolaborasi
pelajaran yang dipilih dan dengan guru mata pelajaran dan
ditetapkan wali kelas. Masih kurangnya
b. Peserta didik/orang tua dapat berkonsultasi kepada  Minat peserta didik/orang tua dukungan dari anggota sekolah lain
85
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

konselor saat bimbang, ragu atau khawatir dengan untuk berkonsultasi kepada juga membuat sisw sulit meiliki
peminatan yang dipilihnya konselor masih rendah, pemantaban hati sesuai dengan
terutama saat bimbang, ragu pilihan peminatan kelompok mata
atau khawatir dengan pelajaran.
peminatan yang dipilihnya
c. Konselor melakukan konseling kepada peserta didik Konselor melakukan konseling
yang membutuhkan pengentasan terkait penyesuaian kepada peserta didik yang
peminatan membutuhkan pengentasan
terkait penyesuaian peminatan
6 Monitoring a. Guru BK/Konselor, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Guru BK/Konselor dan Guru Kolaborasi antar konselor, guru
dan Tindak Wali Kelas secara berkolaborasi melakukan monitoring Wali Kelas berkolaborasi mata pelajaran dan wali kelas perlu
Lanjut kegiatan peserta didik secara keseluruhan dalam melakukan monitoring kegiatan didukung oleh kepala sekolah agar
menjalani program pendidikan yang diikuti peserta didik peserta didik secara kesinambungan tetap terjaga.
keseluruhan dalam menjalani Monitoring tak akan mampu
program pendidikan yang berjalan maksimal jika hanya
diikuti peserta didik dilakukan oleh konselor saja.
b. Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik Tindak lanjut atas permasalahan Karena tindak lanjut atas pilihan
yang terjadi pada peminatan kelompok mata pelajaran, peserta didik yang terjadi pada peminatan berlaku sampai peserta
peminatan lintas mata pelajaran, dan peminatan peminatan kelompok mata didik lulus jenjang SMA.
pendalaman mata pelajaran di tindaklanjuti melalui pelajaran, peminatan lintas
pelayanan bimbingan dan konseling sara tepat mata pelajaran, dan peminatan
(bimbingan klasikal/kelompok, konseling pendalaman mata pelajaran
individu/kelompok, studi kasus, konferensi kasus, alih rendah.
tangan kasus, dll)

86
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

KESIMPULAN menelusuri bakat/minat siswa di jenang SMP


Implementasi pelaksanaan layanan peminatan maupun SD. Konselor SMP perlu juga
merupakan upaya kolaboratif antara konselor,orang mengembangkan layanan peminatan demi
tua, guru mata pelajaran, wali kelas dan anggota kemudahan pilihan peminatan peserta didiknya.
sekolah yang lain. Tanpa adanya kolaborasi dari Ketiga, dukungan orang tua terhadap
berbagai elemen sekolah layanan peminatan peserta pengembangan bakat/minat siswa sangat kurang,
didik kedalam kelompok mata pelajaran, peminatan yang menyebabkab anak tidak bisa menemukan
lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman potensi sesungguhnya yang dia miliki. Keempat,
mata pelajaran tidak bisa berjalan dengan baik. peserta didik tidak cukup memiliki kemantaban
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam memilih pilihan karir yang tepat untuk
menunjukkan bahwa ada empat kendala paling dirinya. Hal ini disebabkan tidak adanya cukup
dasar yang terjadi pada implementasi layanan dukungan dari berbagai pihak selama peserta didik
peminatan. Pertama, kolaborasi antara konselor, itu berada pada jenjang SD maupun SMP.
wali kelas, orang tua dan elemen lain masih kurang Secara lebih jelas kendala implementasi
sehingga menyebabkan berbagai kebuntuan dalam layanan peminatan dapat dilihat pada gambar
penyesuaian pilihan peminatan. Kedua, tidak ada berikut.
rekam jejak yang cukup bagi konselor SMA untuk

Peserta didik tidak Kolaborasi elemen


punya arah sekolah dan orang
orientasi karir tua kurang

Kualitas
Layanan
Peminatan
Rendah
Dukungan orang Tidak ditemukan
tua rendah rekam jejak potensi
peserta didik

Gambar kendala implementasi layanan peminatan

Saran diajukan kepada sekolah maupun orang perlu memahami akan pentingnya menempatkan
tua agar sedini mungkin bersama-sama untuk peserta didik sesuai dengan bakat/minat atau
mengetahui arah dari perkembangan bakat dan kompetensi yang menjadi bidang keahlian masing-
minat siswa. Pendeteksian bakat dan minat siswa masing peserta didik.
akan berimbas besar pada arah kompetensi anak
disekolah. Semakin dini kompetensi dilatih,
semakin tinggi pula pencapaian prestasi yang DAFTAR PUSTAKA
ditekuninya.
Perlu adanya kolaborasi lebih besar antar ABKIN (2013). Panduan Khusus Pelayanan
jenjang sekolah agar tidak terjadi missing-link Bimbingan dan Konseling (Peminatan
rekam jejak siswa. Konselor, guru dan orang tua Siswa)
87
PROCEEDING
Konvensi Nasional XXI
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
Bandung, 27-29 April 2019

Cahayani, dkk (2014) Pelaksanaan Bimbingan Dan


Konseling Dalam Pelayanan Peminatan
Akademik Kurikulum 2013 Di SMAN I Sooko
Mojokerto. Jurnal BK UNESA Vol 4, No 3
(2014)

Dewi, dkk (2014). Survei Tentang Hambatan-


Hambatan Selama Proses Peminatan
(Dalam Konteks Bk) Berdasarkan Kurikulum
2013 Bagi Siswa Di SMA Negeri Se-Kota
Surabaya. Jurnal BK UNESA. Volume 04
Nomor 03 Tahun 2014

Kemendikbud (2013). Modul Pelatihan


Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru
BK/Konselor Implementasi Pelayanan
Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Ditjen
GTK

Kemendikbud (2016). Panduan operasional


Penyelenggaraan bimbingan dan konseling sekolah
Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTK

Suwandi, dkk (2014). Implementasi Kurikulum


2013 Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pelaksanaan Layanan Peminatan Peserta
Didik SMA Negeri 2 Lamongan Tahun
Ajaran 2013/2014. Jurnal BK Unesa Vol 4,
No 3 (201

88

Anda mungkin juga menyukai