Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING ISLAM

ELEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN


(LAYANAN PEMINATAN DAN DUKUNGAN SISTEM)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Islam)

Dosen Pengampu : Ibu Athia Tamyizatun Nisa, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Endang Setyaningsih (203111286)


2. Faizar Aulia Rachman (203111311)
3. Achmad Nauval Bahrul Umar (203111305)
4. Wisnu Zuhri Musthofa (203111314)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID

SURAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan pendidikan yang bukan hanya mengedepankan aspek akademis-intelektual


namun juga aspek pribadi, sosial dan sistem nilai tentu tidak cukup diperoleh hanya dengan
mengandalkan pada pelayanan yang bersifat instruksional yakni melalui kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, namun juga harus disertai dengan
pendekatan lain yang bersifat interpersonal seperti bimbingan dan konseling. Perspektif
optimalisasi dan keutuhan dalam memperkembangkan diri individu atau siswa sebagai insan
yang dididik melalui intervensi pendidikan formal, menjadi dasar esensi dan relevansi
keberadaan bimbingan dan konseling di sekolah. Bimbingan dan konseling dalam konteks
sistem pendidikan nasional Indonesia ditempatkan sebagai bantuan kepada peserta didik
untuk dapat menemukan pribadi, dan mengembangkan potensi diri agar peserta didik dapat
merencanakan masa depannya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Prayitno dan Emran
Amti (dalam Hikmawati, 2010) mengenai tujuan bimbingan dan konseling sebagai berikut

“Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu


memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi
yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang
yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya.”

Dalam pelaksanaannya, bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan cara dan


strategi yang sangat berbeda dengan kegiatan pembelajaran. Kegiatan bimbingan dan
konseling dilakukan melalui pelayanan dasar, pelayanan responsif, perencanaan individual
dan dukungan sistem. Pelayanan dasar, responsif dan perencanaan individual merupakan
pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung,
sedangkan dukungan sistem merupakan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung
berfungsi untuk memperlancar pelaksanaan layanan-layanan langsung tersebut.(Febritus et
al., n.d.)

Dengan  ruang  lingkup  layanan  yang  semakin  luas  dan  kompatibilitas  tujuan 
dengan  tujuan  pendidikan,  pengelolaan  dan  pengembangan  BK  sebagai  suatu 
program tidaklah mungkin dilakukan dengan cara yang sederhana dan terkesan asal jalan begi
tu saja. Jika petugas BK dan konselor menginginkan capaian dan target yang betulbetul 
maksimal  dan  mampu  memunculkan  perubahanperubahan  yang  positif  dalam  diri 
peserta  didik,  maka  pengelolaan  dan  pengembangan  program  ataupun  layanan  BK 
harus  memanfaatkan  pendekatan  manajemen  yang  rasional  dan  ilmiah.  Modul  ini  tidak 
hanya  memberikan  keterampilan praktis berupa langkahlangkah  praktikal  dalam 
menyusun  dan  mengembangkan  program  BK.  Lebih  daripada  itu, petugas BK  dan 
konselor  perlu memiliki  penguasaan  yang memadai tentang asumsi  pokok,  prinsip  dasar, 
serta  acuan  konseptual  yang  melatarbelakangi  penyusunan  suatu program.

Salah satu kekhasan layanan bimbingan dan konseling pada kurikulum 2013 adalah
adanya layanan peminatan. Keunikan layanan ini adalah diberikannya kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan prinsipprinsip peminatan
yang diinginkannya. Peminatan peserta didik merupakan suatu proses pengambilan pilihan
dan keputusan oleh peserta didik dalam bidang keahlian yang didasarkan atas pemahaman
potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini, bimbingan dan konseling membantu
peserta didik untuk memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan
diri, merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab.(Cahyono, 2019)

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dari layanan peminatan?
2. Apa tujuan dari layanan peminatan?
3. Bagaimana focus pengembangan layanan peminatan?
4. Apa Teknik dan jenis layanan peminatan?
5. Apa yang di maksud dari dukungan sistem?
6. Apa tujuan dari dukungan system?
7. Bagaimana focus pengembangan dukungan system?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu layanan peminatan!
2. Untuk mengentahui apa itu dukungan sistem!
3. Untuk mengetahui tujuan dari layanan peminatan!
4. Untuk mengetahui focus pengembangan layanan peminatan!
5. Untuk mengetahui Teknik dan jenis layanan peminatan!
6. Untuk mengetahui apa itu dukungan system!
7. Untuk mengetahui tujuan dari dukungan system!
8. Untuk mengetahui focus pengembangan dukungan system!

BAB II

PEMBAHASAN

A. Layanan Peminatan
1. Pengertian
Layanan peminatan merupakan layanan bimbingan dan konseling yang
disediakan untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat serta kemampuan
peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan pendalaman mata
pelajaran atau muatan kejuruan (Kemendikbud, 2016). Pada jenjang sekolah
menengah atas (SMA) layanan peminatan didasarkan pada pemilihan dan
penetapan kelompok mata pelajaran atau pendalaman minat yang didasarkan
atas potensi diri seperti kecerdasan umum, bakat, minat dan cita-cita.
dukungan orang tua/wali, dan peluang yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan.(Cahyono, 2019)
Layanan peminatan adalah salah satu layanan kekhasan bimbingan dan
konseling di sekolah. Salah satu tujuan layanan penempatan dan penyaluran
adalah menempatkan siswa pada bidang yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Dengan adanya penelusuran minat dan bakat siswa bisa mencapai
kompetensi puncak yakni menjadi ahli dan professional pada bidang yang
ditekuninya.(Sari & Abdet, 2017)
Pada jenjang SMA, peminatan kelompok mata pelajaran dan pilihan
mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam
memilih dan mendalami mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan,
memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta
memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan
kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-
masing peserta didik. Upaya mengoptimalkan potensi peserta didik tersebut
menuntut adanya kolaborasi yang baik antara guru mata pelajaran, guru wali
kelas, Guru BK/Konselor atau konselor, kepala sekolah/madrasah dan orang
tua/wali, seperti pelayanan pendalaman materi yang dilakukan guru mata
pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran.(Cahyono,
2019)
Penyelenggaraan layanan peminatan pada dasarnya tidak sebatas
memilih dan menetapkan siswa pada bidang yang diminati atau sesuai bakat
yang telah dimiliki siswa, namun didalam layanan peminatan juga termasuk
adanya langkah lanjutan seperti pendampingan, pengembangan, penyaluran,
evaluasi dan tindak lanjut. Peminatan siswa merupakan upaya advokasi dan
fasilitasi perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sehingga mencapai
perkembangan optimal. (Arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemilihan dan
penetapan peminatan peserta didik SMA/MA dan SMK dapat meliputi prestasi
belajar, prestasi non akademik, nilai ujian nasional, pernyataan minat peserta
didik, cita-cita, perhatian orang tua dan penelusuran potensi peserta didik
(Abkin, 2013). Dengan demikian, akan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat secara
lebih luas dan terbuka sesuai dengan prinsip perbedaan individu. Ini
memungkinkan peserta didik berkembang over achievement, yakni peserta
didik yang memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan
baik dalam pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.(Cahyono, 2019)
2. Tujuan
Tujuan dalam layanan peminatan antara lain:(Kemendikbud, 2016)
1. Sekolah Dasar (SD)
Tujuan layanan peminatan pada sekolah dasar adalah untuk membantu
peserta didik mengenali potensi dan peluang pendidikan serta karir
masa depan, terampil membuat keputusan, mengembangkan tujuan,
dan menyelesaian berbagai persoalan secara bijak.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Peminatan bertujuan memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai
keberhasilan proses dan hasil belajar serta perkembangan optimal
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA)
Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sesuai dengan minat, bakat dan atau
kemampuan akademik dalam sekelompok mata pelajaran keilmuan.
4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Secara umum tujuan peminatan peserta didik adalah membantu peserta
didik di smk dalam menanamkan minat mata pelajaran, memantapkan
minat mata pelajaran, serta memilih dan menetapkan minat kelompok
mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan pendalaman mata pelajaran
yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh. pilihan
karir dan/atau pilihan studi lanjutan sampai keperguruan tinggi.

Secara khusus tujuan peminatan peserta didik adalah mengarahkan peserta


didik smk untuk memahami dan mempersiapkan diri bahwa:

a. Pendidikan di smk merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik


menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat.
b. Kemandirian harus didasarkan pada kematangan pemenuhan potensi dasar,
bakat.
c. Minat, dan keterampilan pekerjaan/karir.
d. Kurikulum smk memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memilih dan
menentukan peminatan kelompok mata pelajaran program keahlian, peminatan
lintas mata pelajaran dan peminatan pendalaman mata pelajaran program
keahlian tertentu sesuai dengan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat,
minat dan kecenderungan pilihan masing-masing peserta didik. setelah tamat
dari smk peserta didik dapat bekerja di bidang tertentu sesuai dengan bidang
studi keahlian/kejuruan yang telah dipelajarinya, atau melanjutkan studi
keperguruan tinggi dengan memasuki program studi sesuai dengan pilihan dan
pendalaman mata pelajaran sewaktu di smk.
3. Fokus Pengembangan
Fokus pengembangan layanan peminatan peserta didik diarahkan pada
kegiatan meliputi:(Kemendikbud, 2013)
1) pemberian informasi program peminatan.
2) melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik
(pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data dan
penetapan peminatan peserta didik.
3) layanan lintas minat.
4) layanan pendalaman minat.
5) layanan pindah minat.
6) pendampingan dilakukan melalui bimbingan klasikal,
bimbingankelompok, konseling individual, konseling kelompok, dan
konsultasi.
7) pengembangan dan penyaluran.
8) evaluasi dan tindak lanjut.

Konselor atau guru bimbingan dan konseling berperan penting dalam


layanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan
cara merealisasikan 8 (delapan) kegiatan tersebut. Dalam penetapan peminatan
peserta didik/konseli SMTA memperhatikan data tentang nilai rapor
SMP/MTs atau yang sederajat, nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang
sederajat, minat peserta didik dengan persetujuan orang tua/wali, dan
rekomendasi guru Bimbingan dan Konseling/KonselorSMP/MTs atau yang
sederajat. Untuk menuju peminatan peserta didik/konseli yang tepat
memerlukan arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai
semenjak menempuh pendidikan formal.(Ria Kumara & Lutfiyani, 2019)

4. Jenis dan Teknik


Jenis dan Teknik Layanan pada Pelayanan Peminatan dan rencanaan
Individual Di dalam Permendikbud 111 tahun 2014, disebutkan bahwa
aktivitas guru BK/ konselor dalam pelayanan peminatan, meliputi:
(Kemendikbud, 2013)
1. Memberikan informasi kepada peserta didik tentang program sekolah.
2. Melakukan pemetaan dan penetapan peminatan peserta didik (dengan
aktivitas pengumpulan data, analisis data, interpretasi hasil analisis data
dan penetapan peminatan peserta didik, denganmenggunakan teknil tes
maupun non tes).
3. Layanan lintas minat.
4. Layanan pendalaman minat.
5. Layanan pindah minat.
6. Layanan pendampingan peminatan ( dilakukan melalui bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok, konseling individual, konseling
kelompok, dan konsultasi.
7. Pengembangan dan penyaluran.
8. Evaluasi dan tindak lanjut.

Konselor atau guru BK mempunyai peran penting dalam layanan


peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 dengan cara
merealisasikan 8 kegiatan tersebut. Agar pemilihan peminatan peserta
didik/konseli bisa tepat, sesuai antara potensi dengan bidang yang dipilih,
maka konseli perlu mendapat arahan semenjak usia dini, dan secara sistematis
dapat dimulai semenjak menempuh pendidikan formal. Sementara dalam
perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek pribadi,
sosial, belajar, dan karir. Dalam hal peminatan maupun perencanaan
individual, konselor membantu konseli dalam mengenali potensi bakat dan
minat yang dimiliki. Selanjutnya konseli dibantu dalam menganalisis kekuatan
dan kelemahan dirinya, sehingga ia bisa memahami diri, menerima diri,
mengarahkan dan dapat mengambil keputusan secara tepat perencanaan yang
terkait dengan pendidikan, karier maupun perencanaan hidup yang lain.(Ria
Kumara & Lutfiyani, 2019)

Disisi lain, penerapan layanan peminatan yang dilakukan oleh konselor


sekolah tidak semuanya berjalan dengan optimal. Beberapa kendala kerap
ditemukan pada implementasi layanan tersebut, antara lain:(Dewi, 2014)
a) Banyaknya orang tua yang memaksakan anaknya untuk masuk ke
kelompok peminatan jurusan tertentu
b) Kurangnya pemahaman guru bimbingan konseling tentang peminatan
akademik, waktu pelaksanaan yang relatif singkat, serta ketidaksesuaian
antara keputusan sekolah dengan keinginan siswa dan orang tua mereka
dan
c) Hasil penempatan yang tidak mendapat dukungan dari orangtua.
B. Pengertian Dukungan Sistem
1. Pengertian
Dukungan system adalah komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (Teknologi Informasi dan Komunikasi),
dan pengembangan kemampuan para profesional konselor/guru pembimbing
secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
Program bimbingan dan konseling komprehensif mengandung empat
komponen pelayanan, yaitu pelayanan dasar, responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem. Mengenai dukungan sistem (Nurihsan,
2009) menyatakan:
“Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang
bertujuan untuk memantapkan, memelihara serta meningkatkan program
bimbingan. Komponen dukungan sistem membantu staf atau personel
bimbingan dan konseling dalam melaksanakan layanan dasar bimbingan,
responsif dan perencanaan individual”
Berdasarkan hal tersebut dukungan sistem merupakan salah satu
bentuk strategi dalam implementasi program bimbingan dan konseling yang
secara tidak langsung memberikan bantuan atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan konseli, dengan cara memperlancar penyelenggaraan layanan
dasar, responsif, dan perencanaan individual.(Ria Kumara & Lutfiyani, 2019)
Dukungan sistem penyelenggaraan bimbingan dan konseling menurut
(Yusuf, 2006) meliputi dua aspek, yang terdiri dari:
1. Pemberian layanan konsultasi/kolaborasi
Pemberian layanan ini menyangkut kegiatan guru pembimbing yang
meliputi
a. kolaborasi dengan guru-guru.
b. menyelenggarakan program kerja sama dengan orang tua siswa
atau masyarakat.
c. berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah.
d. bekerjasama dengan personel sekolah lainnya dalam rangka
menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif bagi
perkembangan siswa.
e. melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan
erat dengan bimbingan dan konseling.
2. Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen ini merupakan upaya untuk memantapkan,
memelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling
melalui kegiatan kegiatan sebagai berikut:
a. pengembangan program.
b. pengembangan staf.
c. pemanfaatan sumber daya.
d. pengembangan penataan kebijakan.

Dengan demikian dukungan sistem dalam penyelenggaraan bimbingan


dan konseling meliputi dua aspek kegiatan. Pertama, aspek pengembangan
jejaring atau networking yang dilakukan melalui kolaborasi dengan personel
sekolah khususnya guru bidang studi dan wali kelas, kolaborasi dengan orang
tua siswa dan kolaborasi dengan ahli lain terkait dengan kegiatan bimbingan
dan konseling. Kedua, aspek manajemen yang dilakukan melalui
pengembangan staf, penyediaan sarana dan prasarana bimbingan dan
konseling, dan penataan kebijakan

2. Tujuan
Komponen ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada
konselor/ guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan
bimbingan dan konseling. Sedangkan bagi personil pendidik lainnya adalah
untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/
madrasah.(Yuningsih & Herdi, 2021)
3. Fokus Pengembangan
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor atau guru bimbingan
dan konseling yang meliputi:(Rahman, 2008)
1) konsultasi.
2) menyelenggarakan program kerjasama.
3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan satuan
pendidikan.
4) melakukan penelitian dan pengembangan. Suatu program layanan
bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan
tujuannya tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan yang
bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan sebagai bagian integral dari
sistem pendidikan secara utuh diarahkan untuk memberikan kesempatan
kepada konselor atau guru Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan
kapasitas dan kompetensi melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam
jabatan maupun kegiatan-kegiatan pengembangan dalam organisasi profesi
Bimbingan dan Konseling, baik di tingkat pusat, daerah, dan kelompok
musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling. Melalui kegiatan tersebut,
peningkatan kapasitas dan kompetensi Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dapat mendorong meningkatnya kualitas layanan bimbingan dan
konseling.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Layanan peminatan adalah salah satu layanan kehusus dari bimbingan dan
konseling di sekolah. Salah satu tujuan layanan penempatan dan penyaluran adalah
menempatkan siswa pada bidang yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Pada
dasarnya seorang konselor atau guru BK membantu mengarahkan dan menuntun
seorang peserta didik untuk memilih masa depannya. Tujuan dari layanan
peminatan ini sendiri juga berbeda beda menurut tingkat Pendidikan nya dari
SD,SMP, dan SMA memiliki tujuan yang berbeda beda.

Agar pemilihan peminatan peserta didik/konseli bisa tepat, sesuai antara


potensi dengan bidang yang dipilih, maka konseli perlu mendapat arahan semenjak
usia dini, dan secara sistematis dapat dimulai semenjak menempuh pendidikan
formal. Sementara dalam perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. Dalam hal peminatan
maupun perencanaan individual, konselor membantu konseli dalam mengenali
potensi bakat dan minat yang dimiliki.

Dukungan sistem merupakan salah satu bentuk strategi dalam implementasi


program bimbingan dan konseling yang secara tidak langsung memberikan bantuan
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli, dengan cara memperlancar
penyelenggaraan layanan dasar, responsif, dan perencanaan individual. Dan
komponen ini juga bertujuan untuk memberikan dukungan kepada konselor/ guru
pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling. Sedangkan bagi personil pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/ madrasah.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, T. (2019). Layanan Peminatan : Konsep dan Realita. Asosiasi Bimbingan Dan
Konseling Indonesia, April, 27–29.

Dewi. (2014). Survei Tentang Hambatan_Hambatan Selama Proses Peminatan (Dalam


Konteks Bk) Berdasarkan Kurikulum 2013 Bagi Siswa Di SMA Negeri Se-Kota
Surabaya. Jurnal BK UNESA. 4.

Febritus, W., Dahlan, S., & Rosra, M. (n.d.). Dukungan Sistem Penyelenggaraan Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Menengah Kecamatan Sekampung (Vol. 1).

Hikmawati, F. (2010). Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.

Kemendikbud. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru


BK/Konselor Implementasi Pelayanan Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Ditjen GTK.

Kemendikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling


Sekolah Menengah Atas (SMA). Jakarta: Ditjen GTK.

Nurihsan, A. J. (2009). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:
PT. Refika Aditama.

Rahman, F. (2008). Penyusunan Program BK di Sekolah. Yogyakarta, Universitas Negeri


Yogyakarta, 1–23.

Ria Kumara, A., & Lutfiyani, V. (2019). Strategi Bimbingan Dan Konseling Komprehensif
Dalam Perencanaan Karir Siswa Smp. G-Couns: Jurnal Bimbingan Dan Konseling,
1(2), 1–12. https://doi.org/10.31316/g.couns.v1i2.46

Sari, Y. R. P., & Abdet, C. H. (2017). Pengembangan Panduan Keterampilan Mengakes


Informasi Pekerjaan Melalui Internet pada Siswa SMK. Jurnal Program Studi
Bimbingan Dan Konseling, 5(June).
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/view/11049

Yuningsih, A. T., & Herdi. (2021). Studi Literatur Mengenai Perancangan Program
Bimbingan dan Konseling Komprehensif Bidang Layanan Perencanaan Individual.
Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 7(1), 15–26.

Yusuf, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA).
Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Anda mungkin juga menyukai