Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa implementasi Kurikulum Merdeka Belajar pada sekolah
penggerak serta penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berfokus pada
mendeskripsikan suatu peristiwa dan kejadian yang telah terjadi pada saat penelitian dilakukan. Pengumpulan
data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisis data digunakan
manajemen data, pengkodean dan pembuatan tema, dan penyajian hasil olahan data. Hasil Penelitian
menunjukan bahwa dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka pada sekolah penggerak, dimulai dari
perencanaan yang terdiri dari menyusun Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan, pembuatan modul ajar,
selanjutnya tahap pelaksanaan dimulai pembelajaran Intrakurikuler, dan Pembelajaran melalui projek penguatan
profil pelajar Pancasila, dan terakhir dari implementasi kurikulum merdeka yakni evaluasi yang terdiri dari
asesmen, kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan. adanya penghambat dari implementasi kurikulum
merdeka pada sekolah penggerak yakni kurangnya referensi dimana buku buku yang dipersiapakan tidak
lengkap dan tidak sesuai dengan di plafon merdeka belajar, kurangnya pengalaman tenaga pengajar (guru) dan
masih ada guru
yang tidak berubah dalam menerima pembaharuan terkait teknologi.
Abstract. This study aims to analyze the implementation of the Independent Learning Curriculum in driving and
inhibiting schools. This study uses a qualitative approach, which focuses on describing an event and events that
have occurred at the time the research was conducted. Collecting data using observation techniques, interviews
and documentation. To analyze the data used data management, coding and making themes, and presenting the
results of processed data. The research results show that in implementing the independent curriculum in driving
schools, starting with planning which consists of compiling the Education Unit Operational Curriculum, making
teaching modules, then the implementation stage begins with intracurricular learning, and learning through
projects to strengthen the Pancasila student profile, and finally from implementing the independent curriculum
namely evaluation consisting of assessment, grade promotion criteria, and graduation criteria. there are
obstacles to the implementation of the independent curriculum in driving schools namely the lack of references
where the books prepared are incomplete and not in accordance with the independent learning ceiling, the lack
of experience of teaching staff (teachers) and there are still teachers who have not changed in accepting
technology-related updates
773
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
merdeka belajar membentuk kurikulum belajar, dan yang kedua mereka terbiasa
berdasarkan kompetensi, fokus kepada soft skill mendengarkan penjelasan dari guru pada saat
dan pengembangan karakter, sedangkan pada sekolah atau kuliah. Minimnya pengalaman
kategori sistem penilaian, Merdeka Belajar personal guru dapat mempengaruhi cara
menghadirkan penilaian yang bersifat formatif, mengajar mereka di kelas.
serta berdasarkan portofolio. (Kementrian
Pendidikan kebudayaan Riset dan Teknologi, METODE
2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan
Menurut Butar (2020) Pemerintah kualitatif, yang mana pendekatan ini mempunyai
memberikan kebebasan dalam hal kurikulum karakteristik alami (natural setting) sebagai
yang digunakan oleh masing-masing sekolah, sumber data langsung, dan proses lebih
tinggal bagaimana setiap sekolah sebagai satuan dipentingkan dari pada hasil (Nugrahani & Hum,
Pendidikan menyikapi dalam melaksanakan 2014). jenis penelitian yang dipilih ialah jenis
kebijakan tersebut dengan studi kasus (case study). Data Primer dalam
mengimplementasikan di sekolah masing- penelitian ini yaitu data yang diperoleh secara
masing sesuai dengan tujuan yang akan dicapai langsung dari informan di lapangan yaitu
oleh sekolah tersebut. Kemudian menurut melalui observasi dan wawancara mendalam
Hendri, (2020) dalam penelitiannya mengartikan mengenai implementasi kurikulum merdeka
Kemerdekaan dengan suatu kebebasan. Menurut belajar sekolah penggerak. Data sekunder yaitu
Butar (2020) Pemerintah memberikan kebebasan data dokumen tertulis yang diperoleh dari
dalam hal kurikulum yang digunakan oleh sekolah tersebut seperti peraturan tata tertib
masing-masing sekolah, tinggal bagaimana disiplin, foto, dokumen tentang profil sekolah,
setiap sekolah sebagai satuan Pendidikan struktur organisasi, jumlah peserta didik, tenaga
menyikapi dalam melaksanakan kebijakan kependidikan, dan lain-lain. Subjek penelitian
tersebut dengan mengimplementasikan di partisipan dipilih secara “Purpose Sampling”.
sekolah masing-masing sesuai dengan tujuan Menurut Creswell (2007) konsep purposeful
yang akan dicapai oleh sekolah sampling digunakan dalam penelitian kualitatif
tersebutPermasalahan pendidikan adalah masih dimana peneliti memilih individu dan lokasi
banyak upaya pengekangan serta ketrampilan penelitian guna sebuah studi sebab pilihan
guru, sebagai garda terdepan mutu endidikan tersebut bisa memberikan informasi untuk
masih rendah dalam segi kualitas. Guru dan menjawab permasalahan penelitian.”the concept
peserta didik belum merasakan otonomi yang of purposefull sampling is used in qualitative
cukup untuk menentukan arah kebijaksanaan research. This means that the inquirer selects
belajar dan mengajarnya karena masih diatur individuals and sites for the study because they
dengan regulasi yang mengikat. can purposefully inform an understanding of the
Menurut keputusan Menteri Pendidikan, research problems”).
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor Subjek penelitian ini adalah kepala
371/M/2021 tentang Program Sekolah sekolah, Waka kurikulum, Guru, Ketua IKM,
Penggerak. Program Sekolah merupakan salah Ketua Projek dan siswa kelas X dan siswa kelas
satu upaya mewujudkan visi pendidikan XI. Teknik pengumpulan data menggunakan
Indonesia. Wujud dari Visi Pendidikan Nasional observasi, wawancara dan dokumen. Teknik
"Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, pemeriksaan keabsahan data menggunakan
dan Teknologi mewujudkan Indonesia Maju triangulasi dengan mengikuti pendapat Moleong
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian (2014) yang mengatakan bahwa triangulasi
melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang adalah teknik pemeriksaan keabasahan data yang
bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan untuk keperluan pengecekan atau sebagai
berakhlak mulia, bergotong royong, dan pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini
berkebinekaan global". Guru tidak memiliki penulis menggunakan triangulasi sumber dan
pengalaman mengajar dengan program merdeka triangulasi dengan metode. Teknik analisis
belajar, maka hal tersebut menjadi tantangan menggunakan manajemen data, pengkodean dan
tersendiri bagi mereka. Setidaknya terdapat dua pembuatan tema, dan penyajian hasil olahan
kendala yang dirasakan oleh guru untuk data. penyajian hasil olahan data terdiri atas:
mengubah cara mengajar mereka, yang pertama Data Reduction (Reduksi Data), Data Display
yaitu tidak memiliki pengalaman merdeka
774
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
(penyajian data), dan Conclusion Drawing/ mencakup satu tujuan pembelajaran atau
Verification (menarik kesimpulan). beberapa tujuan pembelajaran. 2) Melakukan
asesmen diagnosis mengidentifikasi penguasaan
HASIL kompetensi awal peserta didik. 3) Menentukan
Perencanaan Kurikulum Merdeka pada teknik dan instrumen asesmen sumatif beserta
Sekolah Penggerak SMA Negeri 10 Kota indikator keberhasilan asesmen sumatif yang
Jambi akan dilakukan pada akhir lingkup materi. 4)
Setelah terseleksi menjadi sekolah Menentukan periode waktu atau jumlah Jam
penggerak, ada pelatihan/ IHT yang melibatkan Pembelajaran yang dibutuhkan. 5) Menentukan
Komite Pembelajaran. Komite pembelajaran teknik dan instrumen asesmen formatif
terdiri dari 11 guru mata pelajaran yang berdasarkan aktivitas pembelajaran. 6) Membuat
dilibatkan oleh kepala sekolah untuk mengikuti rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal
diklat dan pembekalan tentang kurikulum sampai akhir. 7) Memastikan aktivitas
merdeka . Setelah menjadi dinyatakan sebagai pembelajaran selaras dengan tujuan
sekolah penggerak, kurikulumnya disebut pembelajaran. 8) Setiap kegiatan dilengkapi
kurikulum operasional satuan pendidikan dengan pemahaman, bermakna dan pertanyaan
(KOSP). Berdasarkan hasil wawancara esensial yang menjadi acuan. 9) Mempersiapkan
mengungkapkan dalam perencanaan lembar belajar, materi belajar, dan media belajar
pembelajaran terdapat perbedaan kurikulum sesuai dengan kesiapan, minat, dan profil belajar
Merdeka dengan kurikulum sebelumnya. peserta didik. 10) Melampirkan instrumen
Langkah pertama dalam perencanaan kurikulum asesmen seperti ceklis, rubrik atau lembar
merdeka pada SMA Negeri 10 Kota Jambi yakni observasi yang dibutuhkan. Ananda, (2019)
dengan menyusun Kurikulum Operasional menyebutkan persiapan dilakukan dari
Satuan Pendidikan atau KOSP. Dimana dalam penentuan tujuan yang akan diperoleh melalui
KOSP terdiri dari karakteristik satuan penyelidikan kebutuhan dan dokumen yang
pendidikan, visi misi serta tujuan SMA Negeri menyeluruh, kemudian menentukan metode-
10 Kota Jambi, pengorganisasian pembelajaran, metode yang harus dilakukan untuk memperoleh
peraturan akademik, serta kalender pendidikan. tujuan tersebut. Kemudian menurut Hanum,
Hal ini relevan dengan UU No 20 Tahun (2017) menjelaskan perencanaan dalam hal
2003 Pasal 1 Ayat (19 ) tentang Sistem pembelajaran sebagai metode penyusunan bahan
Pendidikan Nasional yang mengemukakan pelajaran, pemakaian media pembelajaran,
kurikulum ialah dalam menggapai tujuan metode pembelajaran dan pendekatan, serta
pendidikan akan dilaksanakan pedoman kegiatan penilaian dalam suatu waktu yang akan
pembelajaran yang meliputi seperangkat dilakukan pada waktu tertentu untuk
rancangan dan peraturan yang meliputi isi, memperoleh tujuan yang sudah ditentukan
tujuan dan materi pelajaran. Kemudian,
mengungkapkan mengenai perbedaan kurikulum Pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada
merdeka belajar dengan kurikulum sebelumnya: Sekolah Penggerak SMA Negeri 10 Kota
tidak lagi mengenal KI (Kompetensi Inti) dan Jambi
KD (kompetensi dasar), tapi CP (Capaian Berdasarkan hasil wawancara partisipan
Pembelajaran); a) Silabus menjadi ATP (Alur pelaksanaan kurikulum merdeka belajar pada
Tujuan Pembelajaran); dan b) RPP( Rencana sekolah penggerak SMA Negeri 10 Kota Jambi
Pelaksanaan Pembelajaran) menjadi Modul yakni melakukan pembelajaran sesuai dengan
Ajar; struktur kurikulum dalam kurikulum merdeka
yakni kegiatan pembelajaran intrakurikuler yaitu
Menyusun KOSP ( Kurikulum Operasional kegiatan rutin dan terjadwal berdasarkan muatan
Satuan Pendidikan ) SMA Negeri 10 Kota Jambi pembelajar, serta kegiatan pembelajaran profil
Berdasarkan KOSP ( Kurikulum pancasila dengan pembuatan projek. Menurut
Operasional Satuan Pendidikan ) SMA Negeri Muflihin, (2021) Assesmen kompetensi
10 Kota Jambi (2022) dalam menyusun modul diarahkan agar mampu memberi dorongan yang
ajar guru-guru di SMA Negeri 10 Kota Jambi lebih kuat ke arah pengajaran yang inovatif dan
melakukan langkah-langkah mengembangkan beorientasi pada pengembangan penalaran,
Modul Ajar sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi bukan sekadar hapalan. Survei karakter
tujuan pembelajaran yang bisa dikelompokkan ditujukan untuk mengukur aspek yang
dalam satu lingkup materi. Satu modul ajar bisa mencerminkan penerapaan nilai nilai Pancasila
775
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
di sekolah, seperti karakter siswa dan iklim di evaluasi pembelajaran implementasi kurikulum
sekolah yang meliputi kebhinekaan, perilaku merdeka diantaranya melaksanaan asesmen
anti bullying, dan kualitas pembelajaran. (Tohir, diagnostik, melaksanakan dan mengolah
2019) Guru dan peserta didik memiliki asesmen formatif dan sumatif serta melaporkan
kebebasan dalam berinovasi, mampu belajar hasil belajar. Rambu rambu diawal kurikulum
mandiri dan kreatif.(Brady, 2019) merdeka dilaksanakan di sekolah penggerak ini,
Tahap pelaksanaan bertujuan untuk menurut wawancara dengan kepala sekolah,
melaksanakan blue print yang telah disusun masih dirancang sendiri oleh sekolah, sehingga
dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sekolah belum bisa menerapkan sesuai dengan
sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan semestinya. Untuk asesmen di Erapor mereka
telah ditentukan pada tahap perencanaan membuat sendiri aplikasi memasukan data - data
sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi, sesuai dengan capaian pembelajaran disetiap
sesuai dengan kondisis yang ada. Menurut mata pelajaran, khususnya ditahun 2021, mereka
Nurjanah, (2015). Pelaksanaan kurikulum membuat, merancang sendiri tentang penilian
merupakan implementasi dari RPP (Rencana sumatif dan formatif.
Pelaksanaan Pembelajaran). Pelaksanaan Hal ini sejalan dengan penelitian yang
pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, dilakukan oleh Komar et al., (2019) bahwa
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam sistem monitoring mampu membantu guru untuk
pelaksanaan kurikulum merdeka pada sekolah mengoptimalkan kualitas pendidikan. Guru
penggerak SMA Negeri 10 Kota Jambi, sesuai melaporkan bahwa dengan berpartisipasi dalam
dengan struktur kurikulum dalam kurikulum proyek, mereka meningkatkan keterampilan
merdeka yakni : profesionalnya, meningkatkan penguasaan
1. Pembelajaran Intrakurikuler. Pelaksanaan pedagogik dan keterampilan belajar mandiri,
pembelajaran kurikulum merdeka pada meningkatkan harga diri dan motivasi
sekolah penggerak SMA Negeri 10 Kota mereka.(Komar et al., 2019). Evaluasi
Jambi yakni pembelajaran intrakurikuler. merupakan kegiatan untuk mengumpulkan
Pelaksanaan kurikulum merdeka pada informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
sekolah penggerak SMA Negeri 10 Kota selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
Jambi dilaksanakan melalui pembelajaran menentukan alternatif yang tepat dalam
intrakurikuler mengambil sebuah keputusan Evaluasi
2. Pembelajaran melalui projek penguatan profil dilaksanakan menggunakan suatu metode,
pelajar Pancasila. Tahapan pelaksanaan sarana dan prasarana, anggaran personal, dan
kurikulum merdeka pada sekolah penggerak waktu yang ditentukan dalam tahap
SMA Negeri 10 Kota Jambi yakni dengan perencanaan.
menerapkan pembelajaran melalui projek Mengevaluasi dimaksudkan untuk
penguatan Profil Pelajar Pancasila. mengetahui apakah kurikulum yang
diimplementasikan sudah sesuai dengan tujuan
Evaluasi Kurikulum Merdeka pada Sekolah yang ingin dicapai atau belum. Fungsi evaluasi:
Penggerak SMA Negeri 10 Kota Jambi (1) untuk memperoleh data tentang ketercapaian
Evaluasi pembelajaran adalah proses tujuan atau tingkat penguasaan isi kurikulum
untuk mendapatkan data dan informasi yang oleh peserta didik, yang disebut juga sebagai
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan fungsi sumatif; (2) untuk melihat efektivitas
bagaimana pembelajaran yang telah berjalan proses pembelajaran, apakah program yang
agar dapat membuat penilaian dan perbaikan disusun dapat dianggap sudah sempurna atau
yang dibutuhkan untuk memaksimalkan perlu perbaikan, yang disebut juga sebagai
hasilnya. Evaluasi yang dilaksanakan oleh fungsi formatif. (Mufidah et al., 2021) Dalam
sekolah penggerak SMA Negeri 10 Kota Jambi kegiatan evaluasi terhadap kurikulum merdeka
yaitu melakukan Asesmen baik asesmen pada SMA Negeri 10 Kota Jambi melaksanakan
formatif maupun asesmen sumatif, kemudian hal sebagai berikut :
melakukan kriteria kenaikan kelas, serta yang 1. Asesmen, adalah aktivitas yang menjadi
terakhir yakni kriteria kelulusan. kesatuan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Asesmen dilakukan untuk mencari bukti
kepala sekolah dan guru serta dokumentasi pada ataupun dasar pertimbangan tentang
SMA Negeri 10 Kota Jambi menunjukkan ketercapaian tujuan pembelajaran. Selain
bahwa telah melaksanakan penilaian atau data dari hasil wawancara, pengumpulan data
776
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
juga dilakukan dengan dokumen yakni cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan
dengan melihat KOSP ( Kurikulum sepanjang atau di tengah
Operasional Satuan Pendidikan ) SMA kegiatan/langkah pembelajaran, dan
Negeri 10 Kota Jambi. Berdasarkan dapat juga dilakukan di akhir langkah
kurikulum operasional satuan pendidikan pembelajaran. Asesmen ini juga
SMA Negeri 10 Kota Jambi asesmen yang termasuk dalam kategori asesmen
dilaksanakan yakni : formati.
a. Asesmen Formatif 3) Bentuk asesmen formatif diantaranya
1) Asesmen di awal pembelajaran yang adalah ulangan harian, yang diambil dari
dilakukan untuk mengetahui kesiapan beberapa tujuan pembelajaran dan
peserta didik untuk mempelajari materi capaian pembelajaran, bisa berbentuk
ajar dan mencapai tujuan pembelajaran tugas harian, hasil diskusi, portofolio.
yang direncanakan. Asesmen ini b. Asesmen sumatif
termasuk dalam kategori asesmen Asesmen yang dilakukan untuk
formatif karena ditujukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan
kebutuhan guru dalam merancang tujuan pembelajaran. Asesmen ini
pembelajaran, tidak untuk keperluan dilakukan pada akhir proses pembelajaran
penilaian hasil belajar peserta didik yang atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk
dilaporkan dalam rapor. dua atau lebih tujuan pembelajaran.
2) Asesmen di dalam proses pembelajaran Asesmen sumatif menjadi bagian dari
yang dilakukan selama proses perhitungan penilaian di akhir semester,
pembelajaran untuk mengetahui akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
perkembangan peserta didik dan 2. Kriteria kenaikan kelas
sekaligus pemberian umpan balik yang
Tabel 1
Kriteria kenaikan kelas siswa SMAN 10 Kota Jambi
Kasus Peserta didik Pertimbangan yang diberikan
Peserta didik mempunyai tujuan pembelajaran Dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan
yang belum tuntas (ada tujuan-tujuan pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan
pembelajaran yang hasilnya belum memenuhi pembelajaran yang belum tercapai/tuntas.
pencapaian minimum).
Peserta Didik mempunyai masalah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan
absen/ketidakhadiran yang banyak ketidakhadiran. Jika peserta didik tidak hadir karena kondisi
( kurang dari 85%) keluarga (siswa yang membantu orang tua bekerja karena
alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta didik, maka
dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus.
Jika alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil
kemungkinan untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat
dipertimbangkan naik dengan catatan di rapor bagian sikap
yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya. Misalnya
permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan dalam jangka
waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior
treatment lain.
Keterlambatan psikologis, perkembangan, Bisa dipertimbangkan untuk naik kelas dengan catatan peserta
dan/atau kogniti didik perlu mendapat bimbingan dalam memahami pelajaran
dan/ atau mendapatkan layanan konseling
Sumber . KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) SMA Negeri 10 Kota Jambi, 2022.
777
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
778
Novrita Suryani, Mohamad Muspawi, Aprillitzavivayarti., Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak
779