Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN PROFESI GURU

Volume xx Nomor xx 2022, pp xx-yy


E-ISSN: 2621-5705; P-ISSN: 2621-5713
DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jippg.v4i3

Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar


Intan Fujiantika1, Bachrul Ikhsan Avandy2, Choirul Ardian Susanto3
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Slamet Riyadi, Surakarta, Indonesia
Corresponding author: intan2407fujiantika@gmail.com, bachrulavandy.13@gmail.com, ardianchoirul@gmail.com

Abstrak
Kebijakan Kurikulum Merdeka telah diterapkan secara luas di Indonesia sejak tahun 2022, dengan salah satu
fokusnya adalah integrasi budaya dalam proses belajar mengajar. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang
integrasi etnosains dalam pendidikan sains. Namun, sejauh ini masih sangat sedikit penelitian yang mencoba
mengkaji hasil analisis artikel tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejumlah
artikel terkait penelitian dengan topik etnosains dalam pendidikan sains sebagai implementasi kebijakan
Kurikulum Merdeka, untuk mengklasifikasikannya berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Penelitian ini
menggunakan metode Sistematika Literatur Review (SLR) yang meliputi tahapan pencarian data dan
pengumpulan artikel, penyaringan artikel, penilaian kualitas dan kesesuaian artikel ilmiah, serta analisis dan
klasifikasi data. Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh lima artikel ilmiah yang diterbitkan pada tiga jurnal
terakreditasi Sinta dengan fokus pendidikan dan diterbitkan antara tahun 2022 hingga 2023. Hasil penilaian
mutu menunjukkan lima artikel memenuhi kriteria kesesuaian. Dengan demikian, artikel-artikel tersebut dapat
dijadikan sebagai sumber informasi terkait penelitian dengan topik implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka
di Sekolah Dasar. Klasifikasi tersebut dilakukan berdasarkan budaya Indonesia yang diintegrasikan ke dalam
pendidikan sains, ujian berstandar nasional, ujian nasional, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan peraturan
penerimaan peserta didik baru (zonasi).
Kata Kunci: kurikulum merdeka, etnosains, pendidikan, implementasi, sekolah dasar

Abstract
The Merdeka Curriculum policy has been implemented extensively in Indonesia since 2022, with one of its
focuses being the integration of culture in teaching and learning. Several studies have been conducted on the
integration of ethnosciences in science education. However, so far, there have been very few studies that
attempt to review the results of the analysis of these articles. Therefore, this study aims to analyze a number of
articles related to research on the topic of ethnosciences in science education as an implementation of The
Merdeka Curriculum policy, in order to classify them based on predetermined categories. This study utilizes the
Systematic Literature Review (SLR) method, which includes the stages of data search and article collection,
article screening, assessment of the quality and suitability of scientific articles, and analysis and data
classification. Based on these stages, five scientific articles were obtained, published in three SINTA-accredited
journals with a focus on education and published between 2022 and 2023. The results of the quality assessment
indicate that four out of the six articles meet the criteria for suitability. Thus, these articles can be considered
as sources of information related to research on the topic an implementation of The Merdeka Curriculum at
Elementary School. The classification has been conducted based on Indonesian culture integrated into science
education, national standard exams, national exams, learning implementation plans, and regulations for
accepting new students (zoning).
Keywords: The Merdeka Curriculum, etnosains, education, implementation, elementary school

1. PENDAHULUAN
Pendidikan itu salah satu faktor terpenting dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia dan kemajuan sebuah bangsa. Proses pendidikan mampu melahirkan ide-ide yang
kreatif, inovatif dalam dinamika perkembangan zaman. Pengembangan kurikulum merupakan
instrumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kebijakan pendidikan yang benar akan
tampak melalui implementasi kurikulum yang diterapkan karena kurikulum merupakan

History: Publisher: Undiksha Press


Received : November 22, 2023 Licensed: This work is licensed under
Revised : November 22, 2023 a Creative Commons Attribution 4.0 License
Accepted : November 23, 2023
Published : November 23, 2023

1
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

jantung pendidikan yang menentukan berlangsungnya Pendidikan . Menurut UU No.20 tahun


2003 kurikulum merupakan seperangkat rencana pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan,
isi, bahan ajar dan cara yang digunakan dan dijadikan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.
Merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif. Salah satu program yang
dipaparkan oleh Kemendikbud dalam peluncuran merdeka belajar ialah dimulainya program
sekolah penggerak. Program sekolah ini dirancang untuk mendukung setiap sekolah dalam
menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang berkepribadian sebagai siswa pelajar
Pancasila.
Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tak lain adalah untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Program Sekolah Penggerak masih secara bertahap
dilaksanakan dan masih memerlukan pendampingan yang terstruktur kepada Sekolah yang
dinyatakan lulus menjadi sekolah penggerak. Namun, program ini telah menjadi
perbincangan di kalangan peneliti dan pengamat pendidikan. Program Sekolah Penggerak
inilah yang nantinya akan menjadi gerbang menuju kurikulum yang berorientasi kepada
kebutuhan murid dengan kesesuaian karakter murid serta karateristik lingkungan sekolah di
Indonesia. Menurut Alexander, dikutip oleh (Angga et al., 2022) mengatakan, kurikulum
berfungsi sebagai penyesuaian, pengintegrasi, pembeda, persiapan, pemilihan dan diagnostik.
Hal ini menjadikan kurikulum sebagai salah satu komponen yang utama dan amat penting
dalam proses pendidikan.

2. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic Literature Review
(SLR) (Xiao & Watson, 2019). Metode SLR dalam penelitian ini digunakan untuk mencari
dan mensintesis artikel ilmiah dengan topik tertentu melalui penilaian kualitas artikel tersebut
(Lame, 2019). Tahapan yang dilakukan dalam proses penelitian ini (Fitriani & Prahmana,
2021; Santosa & Hasibuan, 2022) adalah sebagai berikut: 1) pencarian data dan pengumpulan
artikel; 2) penyaringan artikel; 3) penilaian terhadap mutu dan kesesuaian artikel ilmiah; dan
4) analisis dan klasifikasi data.
Penelitian ini melibatkan pengumpulan data dengan menggunakan bantuan mesin
pencari data yaitu Google Scholar. Teknik pencariannya dengan memasukkan kata kunci
“Implementasi Kurikulum Merdeka” dengan rentang tahun terbit 2022-2023. Pemilihan
rentang tahun terbit ini dikarenakan kebijakan Kurikulum Merdeka sudah banyak diterapkan
di Indonesia sejak tahun 2022. Oleh karena itu, artikel yang diperoleh diharapkan fokus pada
implementasi kebijakan Kurikulum Merdeka.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel
yang berfokus pada mata pelajaran mendasar dan mengembangkan keunikan dan kemampuan
siswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan ada empat gagasan perubahan
yang mendukung program tersebut, antara lain Ujian Berstandar Nasional, Ujian Nasional,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (Zonasi).
Kementerian mendefinisikan Merdeka Belajar sebagai proses pembelajaran yang
memberikan kebebasan dan kewenangan kepada lembaga pendidikan untuk terbebas dari
administrasi yang berbelit-belit. Kurikulum, pembelajaran akan lebih relevan dan interaktif,
dengan pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk
secara aktif mengeksplorasi permasalahan faktual.

2
Intan Fujiantika, Bachrul Ikhsan Avandy, Choirul Ardian Susanto

Ada tiga pendekatan dalam penerapan Kurikulum Merdeka: pertama, menerapkan dan
mengadopsi sebagian prinsip-prinsip kurikulum; kedua, menggunakan kurikulum dengan
sumber belajar yang telah disiapkan; dan ketiga, mengembangkan bahan ajar secara mandiri.
Keunggulan Kurikulum Merdeka adalah kesederhanaan dan kedalamannya.
Kepemimpinan sekolah memegang peranan penting dalam mengembangkan kurikulum
sesuai karakteristik sekolah. Pengawasan dan diskusi berkala dilakukan untuk memantau
proses pembelajaran dan mengatasi kendala yang ada. Dokumen yang terorganisir dengan
baik memudahkan pemantauan administrasi guru. Selain kepemimpinan sekolah, guru juga
berperan penting dalam keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Mereka perlu menjadi
pengajar, fasilitator, dan inspirasi bagi siswa untuk memotivasi mereka menjadi pembelajar
yang aktif, kreatif, dan inovatif. Konsep kebijakan Merdeka Belajar adalah guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan mengobarkan semangat belajar siswa.
Guru hendaknya mempunyai keterampilan menyampaikan pembelajaran yang menyenangkan
dan memanfaatkan teknologi sebagai sumber belajar. Salah satu tantangan bagi guru dalam
menerapkan Kurikulum Merdeka adalah mengalokasikan waktu untuk mempersiapkan
pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menantang setiap hari. Keterlibatan guru dalam
proses pengembangan kurikulum penting untuk menyelaraskan isi kurikulum dengan
kebutuhan siswa di kelas.

Tabel 1. Hasil Penelitian Relevan Mengenai Implementasi Kurikulum Merdeka Di Sekolah


Dasar
HASIL
JUDUL TAHUN PENULIS
PENELITIAN
Implementasi 2022 Dindin Alawi, Artikel tersebut membahas implementasi
Kurikulum Merdeka Agus Sumpena, program Merdeka Belajar di perguruan tinggi
Belajar Kampus Supiana, Qiqi Indonesia. Program ini berfokus pada blended
Merdeka Pasca Yuliati Zaqiah learning, yang menggabungkan metode
Pandemi Covid-19 pembelajaran offline dan online. Kualitas
lulusan dan pencapaian program menjadi
perhatian utama dalam pendekatan ini.
Kualitas lulusan bergantung pada
kemampuannya dalam mencari pekerjaan,
seperti menjadi guru, penerjemah, penulis, dll.
Program ini bertujuan untuk memberikan
standar pembelajaran yang strategis dan
terkini yang menantang siswa untuk terlibat
aktif dengan perkembangan baru di
bidangnya. Penyelenggaraan program tersebut
meliputi pertukaran pelajar, magang,
kolaborasi penelitian, dan kegiatan berbasis
komunitas. Namun terdapat tantangan dalam
pelaksanaan program Merdeka Belajar, seperti
perlunya kesiapan dan komitmen seluruh
pihak yang terlibat, kemitraan terbatas,
pengelolaan dana, serta perlunya peningkatan
kualitas dan produktivitas guru dan siswa.
Tingkat pencapaian pelaksanaan program
berbeda-beda antar lembaga, tergantung pada
persiapan dan ketaatan mereka terhadap
prinsip-prinsip program.
Implementasi 2022 Restu Rahayu, Hasil Penelitian ini membahas tentang
Kurikulum Merdeka Rita Rosita, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai
Belajar di Sekolah Yayu Sri kerangka kurikulum yang lebih fleksibel yang
3
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

Penggerak Rahayuningsih, berfokus pada mata pelajaran mendasar dan


Asep Herry mengembangkan keunikan dan kemampuan
Hernawan, siswa. Kementerian Pendidikan dan
Prihantin Kebudayaan menyatakan ada empat gagasan
perubahan yang mendukung program tersebut,
antara lain Ujian Berstandar Nasional, Ujian
Nasional, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru
(Zonasi). Kementerian mendefinisikan
Merdeka Belajar sebagai proses pembelajaran
yang memberikan kebebasan dan kewenangan
kepada lembaga pendidikan untuk terbebas
dari administrasi yang berbelit-belit.
Kurikulum, pembelajaran akan lebih relevan
dan interaktif, dengan pembelajaran berbasis
proyek memberikan kesempatan yang luas
kepada siswa untuk secara aktif
mengeksplorasi permasalahan faktual. Ada
tiga pendekatan dalam penerapan Kurikulum
Merdeka: pertama, menerapkan dan
mengadopsi sebagian prinsip-prinsip
kurikulum; kedua, menggunakan kurikulum
dengan sumber belajar yang telah disiapkan;
dan ketiga, mengembangkan bahan ajar secara
mandiri. Kepemimpinan sekolah memegang
peranan penting dalam mengembangkan
kurikulum sesuai karakteristik sekolah.
Pengawasan dan diskusi berkala dilakukan
untuk memantau proses pembelajaran dan
mengatasi kendala yang ada. Selain
kepemimpinan sekolah, guru juga berperan
penting dalam keberhasilan penerapan
Kurikulum Merdeka. Konsep kebijakan
Merdeka Belajar adalah guru harus
menciptakan lingkungan belajar yang nyaman
dan mengobarkan semangat belajar siswa.
Guru hendaknya mempunyai keterampilan
menyampaikan pembelajaran yang
menyenangkan dan memanfaatkan teknologi
sebagai sumber belajar. Salah satu tantangan
bagi guru dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka adalah mengalokasikan waktu untuk
mempersiapkan pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan menantang setiap hari.
Keterlibatan guru dalam proses
pengembangan kurikulum penting untuk
menyelaraskan isi kurikulum dengan
kebutuhan siswa di kelas.
Analisis 2022 Ineu Sumarsih , Hasil penelaahan dalam penelitian ini
Implementasi Teni Marliyani, ditemukan adanya kurikulum merdeka yang
Kurikulum Merdeka Yadi menjadi acuan di sekolah penggerak, yang
di Sekolah Hadiyansah, menghasilkan siswa yang berakhlak mulia,
Penggerak Sekolah Asep Herry mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong
dasar Hermawan, royong, rasa kebhinekaan. Kepala sekolah
Prihartini penggerak mendorong berbagai macam

4
Intan Fujiantika, Bachrul Ikhsan Avandy, Choirul Ardian Susanto

program partisipatif, unik, dan banyak inovasi.


Memupuk kerja sama dengan guru-guru yang
mendukung pemimpinnya berpartisipasi
dalam mewujudkan sekolah penggerak.
Program Sekolah Penggerak inilah yang
nantinya akan menjadi gerbang menuju
kurikulum yang berorientasi kepada
kebutuhan murid dengan kesesuaian karakter
murid serta karateristik lingkungan sekolah di
Indonesia.
Implementasi 2023 Johar Artikel ini membahas tentang implementasi
Kurikulum Merdeka Alimuddin kurikulum Merdeka di SD Negeri Sindangsari
di Sekolah Dasar 02 khususnya pada kelas satu dan empat.
Kurikulum tersebut diterapkan berdasarkan
pedoman otoritas terkait dan sebagian besar
sekolah sudah mengadopsinya untuk tahun
ajaran 2022/2023. Penelitian ini fokus pada
penilaian aspek IPAS (Kecerdasan,
Kepribadian, Afektif, dan Sosial) pada kelas
IV dan penguatan profil Pancasila siswa
melalui proyek. Namun penilaian diagnostik
di SD Negeri Sindangsari 02 belum terlaksana
dengan baik. Para guru membuat modul
pengajaran dengan belajar dari internet dan
berkonsultasi dengan rekan-rekan yang
berkompeten dari sekolah lain. Implementasi
Proyek Penguatan Profil Pancasila belum
terlaksana pada semester pertama. Kurangnya
kepala sekolah tetap dan kurangnya pelatihan
luring diidentifikasi sebagai kendala dalam
memahami kurikulum Merdeka. Namun
kegiatan seperti penilaian diagnostik,
pembuatan modul, dan implementasi IPAS
telah dilakukan. Artikel tersebut menekankan
perlunya pelatihan guru untuk meningkatkan
pemahaman dan implementasi kurikulum
mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa
pelatihan harus fokus tidak hanya pada aspek
administratif tetapi juga pada esensi
kurikulum. Artikel tersebut menyimpulkan
bahwa mungkin diperlukan waktu sekitar dua
tahun bagi guru untuk sepenuhnya
menerapkan kurikulum independen jika
pelatihan diberikan secara konsisten dan
berkelanjutan.
Implementasi 2022 Ujang Cepi Penelitan ini membahas tentang perencanaan
Kurikulum Merdeka Barlian, Siti Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN
Dalam Solekah, Puji 244 Guruminda Kota Bandung dimulai
Meningkatkan Mutu Rahayu dengan manajemen kepala sekolah dalam
Pendidikan implementasi kurikulum merdeka.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah SDN 244 Guruminda Kota Bandung,
beliau mengungkapkan dalam perencanaan
pembelajaran terdapat perbedaan. Dalam
kurikulum Merdeka, sekolah memiliki
5
Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

otonomi/ hak pribadi untuk mengungkapkan


perencanaan pembelajaran dalam kurikulum.
Istilah Silabus menjadi ATP (Alur Tujuan
Pembelajaran), ATP dibuat dan dirancang.
RPP diganti menjadi Modul Ajar dan
dikembangkan oleh guru. Dalam Modul Ajar,
pada awal pembelajaran harus ada tes
diagnostic. Implementasi kurikulum merdeka
diawali dengan pelaksanaan asesmen
diagnostik. Pada awal diterapkannya, respon
siswa bingung dan diam, tidak mau bicara,
Implementasi kurikulum Merdeka sebagai
Kurikulum Merdeka dilaksanakan di kelas I
dan IV setelah SDN 244 Guruminda sebelum
pembelajaran, peserta didik distimulus hari
sebelumnya dengan pemberian. Contoh projek
kelas IV yang diajarkan adalah SBK tentang
seni rupa, perbedaan Projek jangka panjang
misalnya menanam tumbuhan obat mulai dari
proses awal kelas I lebih banyak untuk
berkelompok sesuai Profil Pelajar Pancasila.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah dan guru kelas I dan IV serta evaluasi
pembelajaran adalah proses untuk
mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana
dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat penilaian dan
perbaikan yang dibutuhkan untuk didik), dan
untuk mengetahui karakter anak (bahagia/
tidaknya peserta didik). Hasil pembelajaran
projek jangka panjang lebih mengharapkan ke
perubahan. Dalam penilaian pembelajaran
implementasi kurikulum Merdeka terdapat
dua raport f. Hasil belajar berupa raport akan
dilaporkan dan disahkan oleh kepala sekolah
serta melaksanakan dan mengolah asesmen
formatif dan sumatif serta melaporkan hasil.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka
dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel yang berfokus pada mata
pelajaran mendasar dan mengembangkan keunikan dan kemampuan siswa. Kurikulum
Merdeka telah diterapkan secara luas di Indonesia sejak tahun 2022, dengan salah satu
fokusnya adalah integrasi budaya dalam proses belajar mengajar. Kurikulum, pembelajaran
akan lebih relevan dan interaktif, dengan pembelajaran berbasis proyek memberikan
kesempatan yang luas kepada siswa untuk secara aktif mengeksplorasi permasalahan faktual.
Salah satu tantangan bagi guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka adalah memanfaatkan
waktu untuk mempersiapkan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menantang setiap hari.
Keterlibatan guru dalam proses pengembangan kurikulum penting untuk menyelaraskan isi
kurikulum dengan kebutuhan siswa di kelas.

6
Intan Fujiantika, Bachrul Ikhsan Avandy, Choirul Ardian Susanto

Semoga artikel ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam memahami implementasi kurikulum merdeka di Sekolah
Dasar. Harapan saya semoga artikel ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi artikel ini
sehinggakedepannya dapat lebih baik. Artikel ini saya akui masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan artikel ini.

5. DAFTAR RUJUKAN
Alawi, D., Sumpena, A., Supiana, S., & Zaqiah, Q. Y. (2022). Implementasi Kurikulum
Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi Covid-19. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 4(4), 5863-5873. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3531
Alimuddin, J. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah
KONTEKSTUAL, 4(02), 67-75.
Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi kurikulum merdeka dalam meningkatkan
mutu pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2105-
2118.
Rahayu, R., Rosita, R., Rahayuningsih, Y. S., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak. Jurnal basicedu,
6(4), 6313-6319. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3237
Sumarsih, I., Marliyani, T., Hadiyansah, Y., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).
Analisis implementasi kurikulum merdeka di sekolah penggerak sekolah dasar. Jurnal
Basicedu, 6(5), 8248-8258. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i5.3216

Anda mungkin juga menyukai