Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN KURIKULUM MERDEKA


BELAJAR PADA SISWA DI SD GMIT KOLHUA TAHUN 2023

NAMA :Marni N. Boymau

NIM :1.01.2022.02 34

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN


INSTITUTAGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah salah satu dasar dalam membangun bangsa yang lebih baik dan
juga meningkatkan serta mengembangkan SDM yang berkualitas, bahkan dapat
membentuk karakter manusia yang baik. Pendidikan dapat memberikan perubahan pada
karakter manusia yang baik, pendidikan dapat meberikan perubahan pada karakter manusia
yang buruk menjadi manusia yang berkarakter mulia. Untuk mencapai tujuan tersebut
tentunnya dibutuhkan usaha dari keluarga, sekolah dan masyarakat. Sekolah merupakan
suatu lembaga pendidikan yang formal dan sebagai tempat yang sangat strategis untuk
membentuk karakter siswa. Selain itu peran sekolah tidak hanya mencipatakan siswa yang
berprestasi akan tetapi sekolah diharapkan harus bisa menciptakan karakter siswa yang
baik.

Dalam mewujudkan siswa yang berkarakter baik, sekolah dalam hal ini guru atau
tenaga pendidik harus dengan jeli menerapkan kurikulum yang ada agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik. Kurikulum merupakan suatu alat yang penting bagi
pendidikan karena pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika di ibaratkan, kurikulum
layaknnya jantung dan tubuh manusia, jika jantung masih berfungsi dengan baik maka
tubuh akan tetap hidup dan berfunsi dengan baik. Begitu pula dengan kurikulum dn
pendidikan, apabila kurikulum berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-
komponen yang berjalan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik
dan menghasilkan peserta didik yang baik pula.

Kurikulum dipakai untuk mencapai sebuah pembelajaran. asumsi filosoffis


mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau bahan intruksional,
penentuan strategi, dan peran siswa dan guru. latar belakang psikolohi berkaitan dengan
teori belajar kognitif, perilaku, dan humanistic.
Kurikulum akan berubah terus menerus dan berkelanjutan. Perubahan kurikulum
yang tersu menerus dan berkelanjutan semestinya diikuti dengan kesiapan untuk berubah
dari seluruh pihak yang bersangkutan dengan pendidikan di Indonesia karena kurikulum
bersifat dinamis bukan statis. Menurut Kurinasih dan Sani (2014) salah satu hal yang
kursial dalam implementasi kurikulum 2013 adlah masalah kesiapan para pendidik atau
guru, persoalan guru dirasakan kursial karena apabila guru tidak siap
mengimplementasikan kurikulum baru, maka sebaik apapun kurikulum tidak akan
membawa perubahan apapun pada dunia pendidikan nasional

Dengan adanya perubahan kurikulum berarti sistem yang ada dalam pelajaran juga
berubah, setiap kurikulum memiliki pemasalahan tersendiri yang harus diterapkan pada
dunia pendikan guna memajukan pendidikan di Indonesia yang lebih berkarakter. Dalam
dunia pendidikan terdapat beberapa kurikulum yang sudah beberapa kali diganti sejak 2014
dunia pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013 atau istilah yang biasa
dipakai K13. Namun ketika memasuki tahun 2021 sudah berahlih dari K13 menjadi
kurikulum merdeka atau sering disebut Merdeka Belajar.

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrkurikuler yang


beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keluasan untuk memilih
berbagai perangkat pembelajaran dapat disesuaikan dengan dengan kebutuhan belajar dan
minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajarn tertentu sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran.

Kebijakan pembelajaran mandiri, yang juga mencakup peningkatan kualitas SDM,


pendidik dan peningkatan kesejahteraan guru, harus mempertimbangkan nasib guru
sukarelawan. untuk menghasilkan lulusan yang luar biasa, semua kurikulum harus
dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru. pendidikan untuk masa depa
membutuhkan pembuatan kebijakan yang merespon harapan dan tantangan zaman.
transformasi dibentuk oleh tingkat proses belajar dalam aktifitas belajar siswa. sehingga
kurikulum merdeka yang sudah diterapkan di Indonesia sejak merebaknya pandemic Covid
19 ini dipakai untuk mengatasi krisis berbagai tantangan. Maka memerlukan perubahan
yang sistematik yang mempengaruhi metode mengajar yang digunakan guru untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik. guru selalu perlu mengetahui persiapan apa saja
diperlukan dan bentuk penilaian apa diperlukan saat memperkenalkan kurikulum
pembelajaran mandiri kedalam proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini secara khusus
ingin menemukan kesiapan sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka. penerapan
kurikulum merdeka yang dilaksanakan di SD GMIT KOLHUA KOTA KUPANG, masih
minim. sebagian besar guru belum mengerti cara menyusun kurikulum merdeka.

sehingga sesuai dengan penjelasan di atas maka peneliti ingin meneliti tentang “
Kesiapan Sekolah Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar Pada Siswa di
SD GMIT KOLHUA tahun 2023”

1.2. Fokus Masalah

Yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah upaya sekolah dalam
kesiapan menerapkan kurikulum merdeka belajar pada siswa di SD GMIT KOLHUA tahun
2023

1.3. Rumusan Masalah

berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Apa saja yang dipersiapkan sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar?

2) Bagaimana hasil belajar siswa dalam menggunakan kurikulum merdeka belajar?


1.4. Tujuan Penelitian

berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan permasalahan


dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Menemukan apa yang dipersiapkan sekolah dalam menerapkan kurikulum


merdeka belajar.

2) Menganalisis hasil belajar siswa dalam penggunaan merdeka belajar.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dibedakan atas manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk sekolah
dalam memahami dan menerapkan kurikulum merdeka belajar.

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi guru dan siswa Sd Gmit Kolhua dalam
menggunakan kurikulum merdeka belajar.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

1.1. Kajian pustaka

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
ditulis dalam jurnal Pendidikan dan Konseling oleh para dosen IAKN Kupang dalam
penelitian di Rote Ndao dengan judul penelitian “kesiapan Sekolah Dalam Menerapkan
Kurikulum Merdeka di Rote Ndao” dalam penelitian tersebut menggunakan Metode survey
untuk mengumpulkan informasi tentang tempat-tempat alam tertentu, tetapi peneliti
melakukan perawatan pada pengumpulan data, seperti penyebaran kuesioner, tes dan
wawancara terstruktur. (Arifin, 2020). Robert Groves mengatakan survei menyediakan data
yang bersifat statistik. Survei adalah bentuk dasar dari kuantitatif . Penelitian tersebut
menguraikan hasil analisis deskriptif untuk variabel tunggal penelitian yaitu kesiapan
sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan table.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sama-sama
mendeskripsikan penerepan kurikulum merdeka belajar di Sekolah Dasar.

1.2. Konsep

1) penerapan

Pengertian Penerapan Menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan


adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu
kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. Penerapan
merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara individu maupun kelompok
dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Cahyononim dalam J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain (2010:1487)


“penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Adapun menurut Lukman Ali (2011:104),
“penerapan adalah mempraktekkan atau memasangkan”. Penerapan dapat juga
diartikan sebagai pelaksanaan.

Sedangkan Riant Nugroho (2014:158) “penerapan pada prinsipnya cara


yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan”.

2) kurikulum merdeka

Kurikulum dan Pendidikan Negara Republik Indonesia bertujuan untuk


mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu contohnya ialah dengan terus
mengembangkan kurikulum pendidikan, karena kurikulum yang baik, diyakini
dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peningaktan kualitas pendidikan.
Dewasa ini,
merdeka belajr merupakan perkembang terbaru dari kurikulum yang
digunakan oleh oleh Indonesia berdsarkan pada gagsan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.

Melihat bagaimana merdeka belajar terbentuk sebagai kurikulum yang baru,


menimbulkan berbagai sudut pandang yang berbeda, kajian ini menggunakn
metode studi Literatur. Pada kajian terdahulu mengenai pandangan merdeka
belajar dalam perspektif prosesivisme menurut jhon dewey, sedang dalam kajian
ini akan membahas merdeka belajar dalam persektif humanism menurut Arthur W
Combs, yang pada dasarnya memiliki kemiripan dalam demokratis pendidikan,
dua padangan ini juga sama-sama memberikan kebesan pada siswa untuk berfikir,
namun pada progresivisme cenderung melihat siswa sebagai bagian dari social,
sedangkan humanism melihat siswa sebagai manusia utuh yang individualis.

1. Pendahuluan Negara republik Indonesia pada sejarah berdirinya, terdapat tujuan


untuk melindungi segenap bangsa Indonesua, serta semua tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdsarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social, yang secara jelas tertera dalam Jurnal Pendidikan,

2. pembukaan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, demi


tercapainya tujuan tersebut, maka diperlukan penataan juga pelaksanaan yang
baik. Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia ialah mencerdaskan kehidupan
bangsa,

2.3. Kerangka teoretis

Berdasarkan objek penelitian yang diteliti maka teori yang digunakan peneliti
dalam menganalisis hasil penelitian adalah teori belajar konstruktivisme menurut
Piaget
Teori belajar konstruktivisme pasti sudah bukan hal yang asing lagi di telinga
Guru Pintar. Piaget adalah psikolog pertama yang dikenal menggunakan filsafat
konstruktivisme dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses
pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektualnya.

Siswa adalah objek utama dalam pembelajaran di sekolah. Kesuksesan siswa


dalam belajar adalah tanggung jawab semua pihak seperti guru, lingkungan, orang tua,
teman, dan sebagainya. Sebagai seorang guru, Guru Pintar memang tidak dapat
mengontrol faktor yang berasal dari luar jangkauan, meskipun demikian Guru Pintar
harus terus berupaya agar siswa dapat mempelajari dan memahami berbagai
pengetahuan serta menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran yang bersifat membangun atau konstruktivisme adalah jawaban


Ketika siswa sudah tidak bisa diberi pembelajaran satu arah. Pembelajaran
konstruktivisme memberi kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dengan media
dan bahan ajar yang ada dan aktif untuk menggali informasi di dalamnya.

2.3.1 Pengertian teori belajar konstruktivisme

adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan mencipta serta membangun


dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan membangun (konstruktif) dapat memacu
siswa untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan turut meningkat.

Ada beberapa ahli yang mendefinisikan teori belajar konstruktivisme. Hill


memberikan pengertian bahwa teori belajar konstruktivisme adalah tindakan mencipta
suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang. Shymansky mengatakan bahwa
teori belajar konstruktivisme merupakan aktivitas yang aktif, ketika siswa melatih
sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah dipelajari, dan merupakan proses
menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.
Ahli lainnya yang turut memberikan pengertian tentang teori belajar ini adalah
Karli dan Margareta. Menurut mereka teori belajar konstruktivisme adalah sebuah
proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya
pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa lewat pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan Samsul Hadi berpendapat bahwa teori belajar
konstruktivisme merupakan sebuah upaya membangun tata susunan hidup berbudaya
modern

2.3.2. Tujuan Teori Konstruktivisme

Dalam teori belajar konstruktivisme, Piaget menekankan bahwa kecerdasan


berasal dari proses mengorganisasikan (organizing) dan mengadaptasi (adaption).
Pengorganisasian diartikan sebagai kecenderungan setiap anak untuk mengintegrasikan
proses menjadi sebuah sistem yang saling berhubungan (Simatwa, 2010). Sedangkan
Bodner(1986) mengartikan adaptasi (adaption) sebagai kecenderungan bawaan dari
seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Dan interaksi-interaksi tersebut
akan menumbuhkan perkembangan dari organisasi mental yang kompleks secara progresif.
Menurut Baharuddin (2008), proses adaptasi merupakan proses yang berisi dua kegiatan
yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang membuat seseorang
mampu mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau
pola yang sudah ada di dalam pikirannya.

Proses asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif yang


menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema
yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus menerus sehingga setiap orang selalu
mengembangkan proses ini (Suparno, 2012).

Dalam kenyataannya terkadang terjadi Ketika seseorang menghadapi rangsangan


atau pengalaman yang baru, orang tersebut tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang
baru itu dengan skema yang telah ia miliki. Pengalaman yang baru itu bisa jadi tidak cocok
sama sekali dengan skema yang telah ada. Berkaitan dengan hal ini Baharuddin (2008)
mendefinisikan akomodasi sebagai suatu proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai
dengan pengalaman baru. Proses ini dapat menghasilkan terbentuknya skema baru dan
berubahnya skema lama.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan (Paradigma) Penelitian

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan strategi untuk

mendapatkan data atau informasi, tindakan dan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan

kehidupan manusia. Pendekatan ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan

secara jelas fakta yang sebenarnya. Hakekat dari pendekatan kualitatif adalah mengamati

orang dalam lingkungan hidupnya dan berinteraksi dengan mereka.

Metode deskriptif adalah metode yang meneliti tentang sekelompok manusia, suatu

objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

sekarang. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau

melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat menggenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang di selidiki (Moh. Nasir, 1998 ).

Selanjutnya, Djajasudama (1993: 15-16), mengemukakan bahwa metode kualitatif

menekankan kualitas sesuai dengan pemahaman deskriptif dan alamiah itu sendiri. Dalam

deskriptif, data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka melainkan berupa kata-kata atau

gambaran tertentu.

Penelitian Kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang-orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati dan berinteraksi dengan orang-orang yang

berhubungan dengan focus penelitian dengan tujuan memahami, menggali, pandangan dan

pengalaman mereka untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang analisis upaya sekolah dalam kesiapan menerapkan


kurikulum merdeka belajar pada siswa di SD Gmit Kolhua tahun 2023

dilakukan dengan mengambil data di Sekolah Dasar Gmit Kolhua , Kecamatan Maulafa,

Kota Kupang

Penelitian tentang analisis upaya sekolah dalam kesiapan menerapkan kurikulum

merdeka belajar pada siswa di SD Gmit Kolhua tahun 2023 akan dilakukan selama Enam

bulan terhitung sejak penyusunan proposal hingga tahap laporan dalam bentuk skripsi.

(jadwal penelitian terlampir).

3.3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini akan didapat dari Kepala Sekolah dan para guru
yang mengajar di SD Gmit Kolhua tahun 2023.

3.4. Instrumen penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.


Maksudnya adalah peneliti yang berkecimpung di dunia akademisi dan memiliki kualifikasi
dalam bidang linguistic khususnya wacana, secara sungguh-sungguh melakukan penelitian
ini. Dalam hal ini peneliti memiliki pengetahuan tentang kajian wacana dalam
mengumpulkan data yang berkaitan dengan indicator wacana. Selain penulis sendiri
sebagai instrument kunci dalam penelitian ini secara umum pertanyaan yang berkaitan
dengan upaya sekolah dalam kesiapan menerapkan kurikulum merdeka belajar pada siswa
di SD Gmit Kolhua tahun 2023. Daftar pertayaan yang disiapkan digunakan sebagai
pedoman bagi peneliti dalam melakukan wawancara dengan para narasumber agar alur-alur
pembicara selama kegiatan wawancara tidak membias di luar objek atau aspek yang diteliti

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode dan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

metode pengamatan (observasi), dan metode wawancara. Dengan metode pengamatan, itu

berati peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap situasi berbahasa di lokasi

penelitian. Sementara metode wawancara, yang digunakan untuk menggali data yang

dibutuhkan dengan bertanya jawab dan berdiskusi dengan narasumber.

Dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan kedua jenis metode

diatas, maka Teknik penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengamatan berpartisipasi, yaitu peneliti turut berpartisipasi secara lengkap

dalam arti peneliti menjadi anggota dari kelompok yang diamati, sehingga

peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh serta mendalam sebagaimana

yang dialami subjek yang akan diteliti.

2. Wawancara, yaitu untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti akan

melakukan wawancara dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan terlebih dahulu. Peneliti akan melakukan wawancara langsung

dengan tokoh adat dan beberapa masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan
data dan informasi akurat berhubungan dengan perubahan makna berdasarkan

konteks situasi dalam bahasa dawan .

3. Teknik rekam, selama melakukan wawancara, peneliti akan merekam data

dengan menggunakan alat bantu (handphone) untuk mengambil bukti fisik

berupa suara penutur selama wawancara berlangsung. Perekaman dalam

penelitiaan ini dilakukan dengan tujuan agar data yang diperoleh tidak hilang

dan dapat di dengar ulang pada saat melakukan analisis data.

4. Teknik catat, selama melakukan wawancara, peneliti membuat catatan dari apa

yang dituturkan oleh informan, mekanisme mencatat dalam wawancara akan

dilakukan sedemikian rupa, agar tidak mengganggu proses wawancara yang

sedang dilakukan.

5. Dokumentasi, untuk melengkapi data penelitian, maka peneliti akan mengambil

dokumen menggunakan kamera foto pada saat menjelang ataupun selama

penelitian berlangsung.

3.6. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan metode padan dengan Teknik

Pilah Unsur Penentu yang merupakan daya pilah bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti.

Sesuai dengan jenis penentu yang akan dipisah-pisahkan atau dibagi atas berbagai unsur

itu, maka daya pilah itu dapat disebut daya pilah referensi, daya pilah otografi, dan daya

pilah pragmatis. Dasar pembagiannya sudah tentu disesuaikan dengan sifat atau karakter
unsur itu masing-masing. Perbedaan konsep “alat” (yang berupa daya pilah) dengan

konsesp “alat pengukur” dengan “krtiterium tertentu”. (Sudaryanto, 1993: 17).

Adapun Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisi data adalah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasi data yang terkumpul,

2. Mengklasifikasikan data yang telah teridentifikasi sesuai dengan perincian aspek

tujuan khusus yang ditentukan,

3. Menentukan makna data yang telah diklasifikasikan untuk memperoleh data yang

akan dideskripsikan,

4. Mendeskripsikan data yang sudah dideskripsikan pada tahap di atas yang meliputi

upaya sekolah dalam kesiapan menerapkan kurikulum merdeka belajar pada siswa

di SD Gmit Kolhua tahun 2023.

Anda mungkin juga menyukai