Anda di halaman 1dari 9

Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Sekolah Penyelenggara

Pendidikan Inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate

1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam dunia Pendidikan.

Peserta didik tidak akan mencapai target pembelajaran yang ditargetkan jika

sekolah yang mereka pilih menggunakan kurikulum yang tidak tepat (Saraswati

et al., 2022). Seiring dengan perkembangan zaman kurikulum sendiri juga turut

berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan kondisi peserta didik

yang karakteristiknya selalu berubah sesuai Zaman ( Hamriana, 2021). Pada

Tahun Ajaran 2022/2023 pemerintah memberlakukan kurikulum baru yang

bertujuan untuk memulihkan pembelajaran setelah Pandemi Covid 19, dimana

kurikulum baru ini memiliki tujuan untuk mengoptimalkan bakat dan minat

peserta didik yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter

peserta didik, serta kompetensi peserta didik (Fakih Husni et al., 2022).

Kurikulum baru yang diterapkan pemerintah dinamakan kurikulum merdeka

atau kurikulum prototipe.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang menghargai konsep

keberagaman (diferensiasi)pada peserta didik. Kurikulum Merdeka menghargai

potensi dan karakteristik peserta didik sehingga pembelajaran di kelas yang

harus menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan bukan sebaliknya

(Rahmatullah & Symsu, 2021). Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang

didalamnya guru memiliki kebebasan untuk memilih perangkat ajar sesuai

kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek dalam penguatan pencapaian

profil pelajar Pancasila tidak terikat pada konten mata pelajaran dikarenakan
projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran

tertentu ( Kemendikbudristek, 2022). Kurikulum Merdeka sudah dijalankan

dibanyak sekolah yang ada di Indonesia diantaranya di Kota Ternate sendiri.

SMP Negeri 1 yang merupakan sekolah penyelenggara Pendidikan inklusi

sejak tahun ajaran 2022/2023 sudah menggunakan kurikulum merdeka.

SMP Negeri 1 dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka sendiri

dengan mengembangkan kurikulum operasional satuan Pendidikan

berdasarkan contoh dokumen kurikulum satuan Pendidikan yang disediakan

oleh Kemendikbudristek dengan cara memodifikasi bagian pengorganisasian

dan perencanaan pembelajaran sesuai kondidsi satuan Pendidikan,hal ini

diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah SMP Negeri 1

Kota Ternate. SMP Negeri 1 Kota Ternate merupakan salah satu sekolah

inklusi yang ada di kota ternate sendiri selain SD Negeri 1 Kota Ternate dan SD

Negeri 6 Kota Ternate yang juga merupakan sekolah penyelenggara

Pendidikan inklusi.

Menurut Smith pendidikan inklusi (2006: 18) adalah program pendidikan

yang mengakomodasi seluruh siswa dalam kelas yang sama sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuannya, termasuk di dalamnya siswa yang berlainan.

Di lain pihak, Choate (dalam Dyah 2008) mengemukakan bahwa Sekolah

inklusi adalah sekolah yang mengijinkan peserta didik yang memiliki kebutuhan

khusus untuk dapat belajar di kelas pendidikan umum. Inklusi diperlukan agar

terjadi pemerataanpendidikan dengan memperpendek akses pendidikan ke

pendidikan khusus dan memenuhi hakpendidikan anak. Dengan ini dapat

membantu siswa dengan pemenuhan pendidikan yang berkualitas,


membantu mengoptimalkan potensi mereka sehingga dapat berkontribusi

terhadap komunitas dan masyarakat.Inklusi juga dimaksudkan untuk

mempromosikan perubahan dan nilai-nilaisosial dan mengurangi

diskriminasi dalam masyarakat. Dengan menempatkan siswa ABK setara

dengan siswa normal, masyarakat diharapkan dapat melihat perbedaan

yang ada sebagai keanekaragaman dalam masyarakat (Walker, tth:15).

Program pendidikan inklusi sudah diterapkan berorientasi terhadap

pelayanan kepada anak, sehingga kebutuhan setiap anak terpenuhi. Program

pendidikan inklusi tidak hanya diterapkan pada anak yang memiliki kebutuhan

khusus tetapi untuk semua anak karena pada dasarnya setiap anak memiliki

karakteristik, keunikan, dan keberagamaan secara alamiah sudah ada pada diri

anak. Karakteristik setiap anak ini yang harus difasilitasi dalam semua jenjang

pendidikan pada umumnya dan pendidikan anak usia dini pada khususnya.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

yang mengatur setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

mendapatkan pendidikan dasar yang bermutu baik yang mengalami kelainan

fisik, mental, emosional, intelektual, memiliki bakat istimewa, dan yang tinggal

di daerah terpencil. Undang-Undang tentang sistem pendidikan ini menjelaskan

bahwa pendidikan inkusi tidak hanya untuk anakanak yang mengalami

kebutuhan secara fisik tetapi juga untuk anak-anak yang mempunyai

kebudayaan, sosial, geografi dan bahasa yang berbeda untuk mendapatkan

layanan pendidikan yang sama sesuai kebutuhan setiap anak sehingga dapat

menstimulai perkembangan, pengetahuan dan keterampilan anak (Setianingsih,

2018).
SMP Negeri 1 menyelenggarakan Pendidikan inklusi sejak tahun ajaran

2020/2021. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana

pelaksanaa kurikulum yang baru ini yaitu kurikulum merdeka masuk kesekolah

penyelenggara Pendidikan inklusi dan apakah dengan kurikulum baru ini dapat

menghasil hasil belajar yang lebih baik dari kurikulum belajar sebelumnya.

Alasan lainnya mengapa peneliti ingin meneliti mengenai kurikulum

merdeka dan sekolah inklusi dikarenakan untuk Maluku Utara sendiri sangat

sedikit sekolah penyelenggara Pendidikan inklusi. Daerah Halmahera Barat

dimana peneliti bertugas disalah satu sekolah menengah pertama belum

memiliki sekolah penyelenggara Pendidikan inklusi. Hal ini yang mendorong

peneliti untuk meneliti lebih jauh sekolah inklusi yang kelak bisa menjadi bahan

informasi untuk bisa mendirikan Pendidikan inklusi di sekolah yang ada di

Halmahera Barat.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di sekolah

penyelenggara Pendidikan inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate ?

2. Bagaimana hasil pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di sekolah

penyelenggara Pendidikan inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate ?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui proses pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di sekolah


penyelenggara Pendidikan inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate

2. Mengetahui hasil pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di sekolah

penyelenggara Pendidikan inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate.

4. Metode Penelitian

a) Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan [rnfrkatan

kualitatif. Menurut Sukmadinata (2013: 60) penelitian Kualitatif (Qualitative

research) adalah suatu penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena atau peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

b) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Ternate. Salah satu

alasan dilaksanakannya penelitian di sekolah ini karena sekolah tersebut

merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan inklusi.

c) Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini orang-orang yang dianggap bisa menjawab

rumusan masalah yang akan diteliti. Penentuan subjek penelitian dilakukan

secara purposive sampling yaitu subjek yang didasarkan atas karakteristik atau

sifat-sifat karakteristik atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya.

Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan kurikulum adaptif di sekolah

inklusi, sehinggga subyek penelitian merupakan orang-orang yang terkait

dengan pendidikan inklusi di SMP Negeri 1 Kota Ternate yaitu siswa

berkebutuhan khusus, guru pendamping khusus, guru kelas, kepala sekolah

dan koordinator pendidikan inklusi.


d) Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama merupakan peneliti sendiri,

namun selanjutnya setelah focus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan

akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang diharapkan dapat

melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan

melalui observasi dan wawancara ( Sugianto, 2010:307).

Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan adalah instumen,

monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum adaptif.

Untuk mendapatkan data, digunakan beberapa teknik pengumpulan data

yang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teknik wawancara,

observasi dan dokumentasi.

e) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan yaitu

i. Reduksi Data (data reduction)

Data yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah data mengenai

proses dan hasil pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah inklusi.

ii. Penyajian Data (data display)

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk

teks-naratif. Penyajian data dalam penelitian ini merupakan uraian data

mengenai proses dan hasil pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah

inklusi.

iii. Kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini berangkat dari rumusan

masalah, tujuan penelitian kemudian diperiksa kebenarannya untuk


menjamin keabsahan data penelitian mengenai pelaksanaan kurikulum

adaptif di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi SMP Negeri 1 Kota

Ternate.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berpikir induktif yaitu dari

hal- hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk

mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

deskriptif. Analisis data penelitian kualitiatif dimulai sejak awal terjun di

lapangan sampai penulisan laporan. Diharapkan data-data yang terkumpul

dapat lengkap sesuai yang diharapkan oleh peneliti.

5. Kesimpulan dan Saran

a) Kesimpulan

1. Bagaimana jalannya proses pelaksanaan kurikulum merdeka pada

sekolah penyelenggara di SMP Negeri 1 Kota Ternate.

2. Hasil pelaksanaan kurikulum merdeka pada sekolah penyelenggara di

SMP Negeri 1 Kota Ternate.

b) Saran

1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan tambahan kontirbusi informasi kepada peneliti dibidang

Pendidikan khususnya mengenai kurikulum merdeka dan sekolah

inklusi.

3. Memberikan tambahan kontribusi informasi kepada Dinas Pendidikan

kota Ternate,Kepala Sekolah dan guru sekolah .


6. Rencana Daftar Pustaka.

Arum, Wahyu Sri A. 2005, Perspesktif Pendidikan Luar Biasa dan


Implementasi bagi Penyiapan Tenaga Kependidikan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Burns R. B. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Creswell John. W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dwiyanto, Agus, 2010, Manajemen Pelayanan Publik : Peduli, Inklusif, dan


Kolaboratif. UGM Press, Yogyakarta.

Hadiansyah, R.R., dkk. 2020. Dinamika Perubahan Kurikulum Di Indonesia.


Seminar Nasional - Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang Arah Manajemen Pada Masa
Dan Pasca Pandemi Covid-19

Kustawan, Dedy. 2012, Pendidikan Inklusif dan Upaya Implementasinya.


Luxima.

Lexy. J. 1988. Metode Penelian Kualitatif. Jakarta: Ghalia Indonesia

Manalu, J. B., Sitohang, P., Heriwati, N., & Turnip, H. (2022).


Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Belajar. Jurnal Mahesa ResearchCenter, 1(1), 80–
86. https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.174.

Miles, Huberman. 1984. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Moelong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT


RemajaRosdakarya.

Smith, David J. 2006. Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua.


Terjemahan.Bandung: Nuansa.

Stubs, Sue. 2002. Pendidikan inklusi ketika hanya Sedikit Sumber.


Terjemahan.Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


Suparno dkk. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Suryaman, M. (2020). Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar.


Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 1(1), 13–28.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba/article/view/13357.

Yuastutik, Ida. 2011.Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Inklusi:


Studi Multikasus Tiga Sekolah Inklusidi Kota
Malang.Disertasi,Program Studi Manajemen Pendidikan, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Malang. Diakses pada 07 Juli
2023.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/11266.

Anda mungkin juga menyukai