Anda di halaman 1dari 16

MODEL, METODE PEMBELAJARAN INKLUSI DI SEKOLAH ALAM

PURWAKARTA

Ani Suarni
STAI Dr.Khez Muttaqien Purwakarta
anisuarni91@gmail.com
Nadia Pratanti Sunardi
STAI Dr.Khez Muttaqien Purwakarta
nadyapratantie@gmail.com

DOI:
Received: Revised: Approved:

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model dan metode pembelajaran inklusi di
sekolah alam purwakarta. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif studi
langsung lapangan. Pengumpulan data kajian teori menggunakan buku-buku yang berkaitan
dengan materi ini. Data dianalisis menggunakan narasi deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa guru sudah melakukan pembelajaran adaptif bagi anak berkesulitan belajar yaitu
pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi siswa. Artinya pembelajaran tersebut
menyesuaikan dengan kondisi peserta didik itu sendiri, bukan peserta didik menyesuaikan
dengan pembelajaran, yang tentunya penyesuaian tersebut berkaitan dengan metode strategi,
materi, alat/media pembelajaran, dan lingkungan belajar. Model pembelajaran yang dilakukan
yaitu model klasikal dimana siswa normal dan berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran
dalam satu kelas. Model kedua yaitu model pembelajaran individual dimana siswa yang
mengalami kesulitan belajar/berkebutuhan khusus memiliki kurikulum yang berbeda Hasil
penelitian mengiplikasikan bahwa fasilitas alam dan ruang terbuka sangat membantu siswa
regular maupun yang berkebutuhan khusus untuk mengembangkan segala potensi nya, memiliki
ruang gerak yang leluasa dan baik model ataupun metode yang dipakai sudah relevan dengan
kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci: Profil sekolah alam purwakarta, Pendidikan Inklusi, Model pembelajaran, Metode
pembelajaran.
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hak yang harus didapatkan oleh setiap manusia.
Lebih spesifik, UUD RI 1945 pasal 28C ayat (1) menyatakan bahwa setiap orang berhak
mengembangkan diri dan mendapatkan pendidikan yang layak. Maka dari itu, pendidikan
wajib diberikan tidak hanya untuk orang-orang normal saja, tetapi dapat diperoleh juga
oleh mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
untuk mengakomodasi kebutuhan dari peserta didik berkebutuhan khusus dan
nonberkebutuhan khusus adalah melalui penerapan pendidikan inklusif.
Di kota Purwakarta – Jawa Barat kebijakan penanganan pendidikan bagi anak yang
memiliki kebutuhan khusus, dari mulai jenjang taman kanak-kanak telah diberlakukan di
semua sekolah melalui sekolah inklusif, namun dalam kenyataannya belum semua
sekolah melaksanakan, hanya beberapa sekolah saja yang sudah menerapkan sekolah
inklusi ini salah satunya yaitu sekolah yang menjadi onbjek observasi penulis yaitu
Sekolah Alam Purwakarta, di sekolah ini terdapat beberapa jenjang pendidikan di mulai
dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah pertama, namun dalam studi ini
penulis focus pada jenjang taman kanak-kanak. Permasalahannya adalah: (1) Apakah
pembelajaran untuk anak yang mengalami kesulitan belajar sudah mempergunakan
Model Pembelajaran yang sesuai; (2) Apakah Model Pembelajaran untuk anak yang
mengalami kesulitan belajar sudah tersedia secara khusus. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data mengenai model pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk
anak yang berkebutuhan khusus di TK Alam Purwakarta.

Metode Observasi
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif studi langsung di lapangan.
Pengumpulan data kajian teori menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan materi ini,
data dianalisis menggunakan narasi deskriptif (wawancara) dan dokumentasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teori
Pendidikan inklusif adalah suatu proses pendidikan yang memungkinkan semua
anak berkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan kelas regular,
tanpa memandang kelainan, ras, atau karakteristik lainnya. Inklusi merupakan
perubahan praktis yang memberi peluang kepada anak dengan latar belakang dan
kemampuan berbeda bisa berhasil dalam belajar. Perubahan ini tidak hanya
menguntungkan anak yang sering tersisihkan, seperti anak berkebutuhan khusus (child
with special needs), tetapi semua anak dan orangtuanya, semua guru dan administrator
sekolah, dan setiap anggota masyarakat.

Pembelajaran bagi ABK haruslah yang akomodatif, sehingga dapat memfasilitasi


perbedaan antara anak ABK dengan siswa regular. Materi pembelajaran dirancang
sefleksibel mungkin agar dapat dengan mudah tersampaikan kepada siswa ABK. Materi
pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus juga bukan hanya pada bidang akademik
saja, akan tetapi guru juga perlu memberikan pengetahuan yang fungsional dalam
kehidupannya. Metode pembelajaran yang dilaksanakan di kelas hendaknya juga
bervariatif, agar siswa tidak bosan. Media pembelajaran yang dapat digunakan bagi
siswa adalah media yang sesuai dengan karakteristiknya, yakni media yang konkret dan
mudah digunakan.

Model pembelajaran memiliki pengaruh besar bagi kesuksesan belajar


pembelajaran, karena jika kerangka konseptual pembelajaran matang dibentuk dan
dilaksanakan, maka akan menciptakan pembelajaran yang efektif di sekolah. model
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kondisi siswa, akan memberikan
kenyamanan baik bagi pendidik, siswa dan lingkungan pembelajaran

Masalah yang ada dalam pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus adalah
penggunaan model pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran secara tepat
sehingga potensi yang dimiliki para peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Agar peserta didik dapat berkembang, pembelajaran harus berlangsung dalam suasana
yang tidak hanya berfokus kepada guru, harus fleksibel, berorientasi pada kepentingan
peserta didik, dan dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan peserta didik.

1. Model Pembelajaran
Secara umum model pembelajaran ABK sama dengan anak normal
lainnya sehingga secara psikologi tidak merasa berbeda dengan anak normal
lainnya. Namun Model pembelajaran ABK harus menekankan pada
pendampingan, pelayanan, keamanan, kenyamanan dan perkembangan yang
sesuai dengan kebutuhan anak. Model pembelajaran pada kelas inklusi
sebaiknya memperhatikan karakteristik dan potensi anak serta guru memiliki
keilmuan dan pengalaman menangani ABK (Norma Yunaini, 2021).1
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, eksperimen, pengalaman
lapangan, bainstorming, debat, symposium, dan sebagainya.2
Metode pembelajaran adalah cara – cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan.3 
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai
suatu maksud. Dari beberapa definisi di atas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi yang terkandung dalam isi kurikulum secara efektif.4

1
Norma, Y. (2021). Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi. Journal of Elementary
School Education, 1, 19. https://doi.org/https://doi.org/10.52657/jo uese.v1i1.1326
2
Kustawan, Dedy. (2013). Analisis Hasil Belajar. Jakarta: Luxima Metro Media.hlm 12
3
Dr. M. Sobry Sutikno , (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect. Hlm 88
4
WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1999). Metode Khusus Pelajaran IPS di Sekolah Dasar –
Depdikbud;1995. 1. 767.
B. Deskripsi Objek Observasi

1. Identitas Sekolah
a. Nama Lembaga : Sekolah Alam Purwakarta
b. NPSN : 69948917
c. Status : Swasta
d. Bentuk Pendidikan : TK
e. Status Kepemilikan : Yayasan
f. SK Pendirian Sekolah : 002/YRL/VII/2013
g. Tanggal SK Pendirian : 2013-03-01
h. SK Izin Operasional : 421.10/424/PNFI/2015
i. Tanggal SK Izin Operasional : 2015-11-30
j. Kepala Sekolah : Vina Meilisa
k. Operator : Nia Nurhalimah
l. Akreditasi :A
m. Kurikulum : Individu

2. Sejarah Sekolah
Sekolah Alam Purwakarta awal beridiri pada tahun 2013 dengan jumlah murid 2
anak, 1 anak tingkat SD dan 1 anak tingkat TK dengan jumlah guru 2, 1 untuk guru SD
dan 1 untuk guru TK. Pada tahun 2014 jumlah siswa meningkat menjadi 16 siswa dan
salah satu nya penyandang anak berkebutuhan khusus yang bernama Andika. Semakin
tahun siswa yang mendaftar di sekolah alam ini semakin bertambah, adapun rasio untuk
penerimaan siswa berkebutuhan khusus ini adalah 10% dari siswa reguler, jadi jika
total siswa regular ada 10 orang maka rasio penerimaan ABK adalah 1 orang.
Seiring berjalan nya pendidikan sekolah alam inklusi purwakarta ini semakin
banyak anak berkebutuhan khusus yang mendaftar maka manajemen sekolah alam ini
mendirikan sebuah divisi khusus inklusi yang di kordinatori oleh Ibu Diana. Yang
kemudian untuk TK pembagian kelas di bagi menjadi 3 Cluster yaitu :

a) Kelas reguler : Anak berkebutuhan khusus tanpa pendampingan dengan anak


keterlambatan belajar (Slow Learning).
b) Kelas reguter dengan Pendampingan (Shadow Teacher) : Anak-anak yang
memiliki masalah dengan tahapan perkembangan yang belum selesai.dan
memiliki terapi perilaku (diluar sekolah).
c) Kelas transisi : Kelas ini di namakan kelas transisi karena sebagai kelas terapi
untuk anak ABK menuju persiapan memasuki kelas regular, di kelas transisi ini
semua siswa ABK dengan berbagai tingkatan usia di gabungkan dari
TK,SD,SMP,SMA. Jika anak dirasa sudah siap untuk memasuki kelas regular
maka siswa transisi ini akan memasuki kelas regular sesuai dengan tingkatanya.
Anak dikelas transisi ini ada yang sesekali masuk kekelas regular.
d) Full Kelas transisi: Anak yang masuk kekelas ini yaitu anak yang sama sekali
belum bisa atau belum siap masuk kekelas regular.

3. Data Siswa TK Alam Purwakarta


Pada tahun ajaran ini yaitu tahun ajaran 2022 – 2023, tercatat jumlah siswa sebanyak
 Kelas TK A : 10 anak reguler + 1 anak ABK (dengan shadow teacher)
 Kelas TK B : 14 anak regular + 1 anak ABK ( tanpa shadow teacher)

4. Sumber yang di wawancara


 Nama : Diana Novita
 Jabatan : Kepala Unit Inklusi
 Alamat : Simpang, Jl. Kapten Halim, RT : 21/ RW : 04, Ds.
Bongas, Kec.Sindangkasih, Kab. Purwakarta
 Pendidikan Terakhir : S1 Ekonomi
B. Hasil Observasi

TK Alam Purwakarta merupakan salah satu penyedia layanan pendidikan yang


menerapkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Kota Purwakarta. Di sekolah
ini terdapat 2 kelas untuk jenjang TK.
Tk A dengan 1 ABK ( Dengan shadow teacher)
Tk B dengan 1 ABK (Tanpa shadow teacher)

Terdapat kelas transisi yaitu kelas yang khusus untuk anak ABK di kelas ini
anak special di gabung menjadi 1 dengan berbagai usia atau tingkatan, kelas ini di
gunakan untuk melatih kesiapan anak dalam memasuki kelas regular, kebetulan untuk
tahun ajaran ini 2022 – 2023 tidak ada siswa tingkat TK di kelas transisi ini.
Pemeriksaan anak di lakukan di awal masuk sekolah di lakukan oleh ahli atau dokter
yang terkait, yang kemudian hasil asessment dari kelinik ini akan di konfirmasikan
kepada orang tua siswa terkait kondisi anak tersebut, beberapa hasil assessment tersebut
adalah : anak normal, anak berkebutuhan khusus perlu guru pendamping, dan anak
berkebutuhan khusus tanpa guru pendamping.

Bahan ajar ; media terapi, trampoline, bola gym, bola sikap, bola duri dan
selebihnya sekolah tk alam purwakarta ini menggunakan bahan alam sebagai media
terapi anak. Mengacu pada sekolah alam batu raden yaitu menciptakan green terapi di
mana green terapi ini menggunakan bahan-bahan alam sebagai media terapinya contoh
untuk melatih sensor motoric nya biasanya klinik menggunakan sejenis karpet yang
berduri, nah sedangkan di sekolah alam anak bias langsung menggunakan media alam
seperti bermain langsung di sawah, kemudian untuk keseimbangan biasanya di klinik
menggunakan papan titian sebagai media terapi sedangkan di sekolah alam ini anak
dapat langsung menggunakan sebagai potongan bambu, kayu, galengan sawah atau
yang lainya. Terapi lainya yg di gunakan di sekolah ini yaitu seperti terapi peluk pohon,
macam2 batu yabg dapat digunakan untu melatik sesor perabanya, terapi meremas daun
seperti daun kering dan daun basah di sini selain anak melatik sensor perabanya,
kognitif anak juga di latih untuk membedakan meremas Antara daun kering dan daun
basah.
a. Metode pembelajaran di TK Alam Purwakarta

Beberapa metode yang digunakan di TK Alam Purwakarta ini yaitu :

1. Ceramah

Metode Ceramah yaitu cara penyampaian informasi secara lisan yang dilakukan
oleh sumber belajar kepada warga belajar. Metode ini merupakan yang paling
banyak digunakan dalam kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-
kegiatan pembelajaran. Hal ini diakibatkan adanya kemampuan setiap orang untuk
berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada orang lain

2. Eksperimen

Yakni suatu metode pemberian kesempatan kepada peserta didik baik perorangan
atau kelompok untuk dilatih dan melakukan sebuah proses atau percobaan. Kegiatan
eksperimen sains sederhana dilaksanakan pada saat program pembelajaran harian
dan disesuaikan dengan tema pembelajaran. .  Kegiatan  eksperimen ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap-sikap ilmiah dalam diri siswa, seperti:
sikap teliti, tekun, kritis, jujur, tanggung jawab, dapat dipercaya, berani bertanya,
berani menjawab pertanyaan, dan bersikap toleran.

3. Kunjungan lapangan/kunjungan edukatif

Kegiatan mengunjungi objek pembelajaran secara langsung sehingga seluruh


aspek dalam diri anak dapat terasah dengan baik. Siswa menjadi kaya akan
pengalaman dan langsung belajar pada tempat/ sumbernya. Kunjungan edukatif juga
berperan untuk mengenalkan siswa pada lingkungan sekitarnya mulai dari tempat
bernuansa alam maupun lokasi-lokasi yang berkaitan dengan pembelajaran budaya.
Sehingga semakin tumbuhlah kecintaan pada kota kelahirannya sendiri.

4. Story telling

Storytelling dapat mengembangkan kemampuan anak berbicara, melalui cerita,


siswa dapat memiliki kosakata yang kaya. Selain itu, mereka juga dapat mempelajari
bagaimana menggunakan ungkapan tertentu dan juga bagaimana menyusun kalimat
yang baik. Hal tersebut sangat penting supaya siswa dapat menyampaikan ide atau
pendapat mereka dengan baik dan mudah dimengerti oleh lawan bicaranya. Hal
lainnya adalah saat dibacakan cerita, Guru dapat merangsang rasa ingin tahu siswa
dan mendorong mereka untuk berani bertanya dan mengungkapkan pendapat
mereka.

Runtutan kegiatan : pagi : anak melakukan jurnal (menggambar bebas, yang


kemudian gambar tersebut akan di ceritakan kembali sebagai bentuk ungkapan dari
kondisi emosional nya hari itu).

Jurnal ini adalah salah satu bentuk upaya terapi yang digunakan oleh sekolah
dengan berbagai tujuan yaitu :

1. Anak mampu mengungkapkan emosi nya melalui gambar dan cerita tersebut
2. Guru mampu mengetahui kondisi emosi anak
3. Refleksi untuk anak sehingga lebih siap untuk mengikuti pembelajaran
4. Memudahkan guru untuk memberikan berbagai pembelajaran

Jurnal ini di lakukan anak dengan bentuk gambar bebas setiap harinya yang
kemudian akan di kumpulkan per anak sehingga bisa di gunakan sebagai laporan
kondisi emosi anak setiap harinya dan juga sebagai laporan perkembangan anak juga.

Dalam kegiatan ini guru juga memiliki beberapa kendala seperti anak yang tidak
mau membuat jurnal, sedang kesal atau yang lainya, maka upaya yang dilakukan oleg
guru adalah dengan melakukan pendekatan individu terhadap anak, ikut merasakan apa
yang anak rasakan, kemudian memvalidasi kekesalan atau perasaan anak saat itu,
memberikan waktu untuk anak meluapkan emosi nya, setelah itu guru menenangkan
dan menanyakan kegiatan apa yang ingin di lakukan anak saat itu terkait pembelajaran
saat itu

Persiapan sholat duha, setelah anak2 berwudhu dan siap melaksanakan solat
duha akan di adakan kegiatan story telling terlebih dahulu , kemudian solat duha
berjamaah. Selesai melakukan solat duha anak2 melakukan kegiatan baca iqro dan
hafalan surat2 pendek, kemudian di jam 9 anak2 melakukan kegiatan snack time, dan
selanjutnya anak-anak diberi kesempatan waktu untuk melakukan free play setelah itu
masuk ke pembelajaran, pembelajaran di lakukan kadang di dalam kelas dengan
menggunakan metode ceramah, kadang di lakukan di luar kelas, anak-anak
melakukakan berbagai macam praktek langsung seperti eksperimen, bersepedah,
menangkap ikan, out bound, farming, cooking, kunjungan edukatif, aqua play
(berenang), camping with father (kegiatan semester) dll.

Setelah melakukan pembelajaran, anak2 melakukan makan siang bersama di


kegiatan ini ada jadwal piket anak dimana tugasnya untuk anak yang piket hari itu
adalah menyiapkan makan siang, kemudian setelah selesai makan setiap anak mencuci
piring nya sendiri dan membereskan tempat makan nya masing-masing. Setelah makan
siang anak-anak melakukan solah dzuhur berjamaah dan terakhir melakukan refleksi
sebelum pulang, guru dan anak melakukan Tanya jawab tentang kondisi pembelajaran
hari itu dan kondisi anak dalam mengikuti pembelajaran hari itu.

Menurut nara sumber yang di wawancarai model dan metode yang sudah di
rancang, di buat dan digunakan di Sekolah Alam sejauh ini sudah efektif, dan adapun
kesulitan2 yang dialami oleh pendidik yaitu terkait kepada anak-anak special, di mana
kondisi anak special itu biasa nya tidak stabil dan cenderung naik turun, terkadang juga
anak-anak special ini juga mengalami tantrum di kelas. Beberapa upaya guru dalam
menangani kondisi ini adalah :

1. Memberi pemahaman kepada anak2 reguler di kelas tersebut bahwa anak


teman kita yang berbeda dan kita harus saling menghargai
2. Membawa anak special yang sedang tantrum ini keluar kelas untuk di
tenangkan terlebih dahulu
3. Kadang teman-temanya yang regular yang menenangkan dan mengajak
anak special untuk mengikuti pembelajaran kembali

Factor yang membuat tantrum anak special adalah :


1. Karena anak special ini biasanya belum mengetahui aturan misal saat
memasuki kegiatan solat duha anak special ini tidak mau melakukan solat dan
ingin makan terlebih dahulu
2. Ketika kondisi di rumahnya tidak stabil, misal saat bangun tidur anak di suruh
mandi tetapi anak tidak mau sehingga terjadi selisih Antara anak dan orang tua
yang menjadikan mood anak tersebut kurang baik saat ke sekolah.

Di sekolah ini juga terdapat program ceria, terbagi menjadi 2 yaitu kelas teraphy
dan kelas terampil

a. kelas teraphy
Di sebut juga kelas stimulus yaitu suatu program yang di lakukan pada
anak-anak special yang berada di taman kanak-kanak dengan tujuan untuk
menstimulus perkembangan-perkembangn yang terlambat misal terlambat pada
perkembangan fokusnya makan guru akan memberikan berbagai kegiatan yang
dapat menstimulasi keterlambatan tersebut. Program ini dilakukan setiap 2
bulan sekali.
b. Kelas terampil
Kelas terampil merupakan lanjutan dari kelas teraphy. Di lakukan pada
anak dengan level di atas kelas teraphy, jika kelas teraphy tersebut adalah
untuk menuntaskan permasalahan-permasalahan perkembangan dasar anak,
maka kelas terampil ini lebih mengarahkan sesuai bakat-bakat atau potensi
yang dimiliki setiap siswanya.

Program Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (PPABK) selain


memperhatikan prinsip-prinsip, kurikulum dan model pembelajaran inklusi dalam
penyelenggaraan pendidikan inklusi, proses pembelajaran dalam setting inklusi selalu
berupaya melakukan beberapa langkah, seperti :
a. Merancang proses pembelajaran, dengan menyusun Program Pembelajaran
Individual (PPI), dengan melibatkan Kepala Sekolah, Koordinator PPABK,
guru kelas, guru pembimbing khusus, tenaga ahli, dan orang tua peserta didik
sesuai dengan kebutuhan anak dan memperhatikan aspek akademik dan aspek
non akademik.
b. Mengatur proses belajar yang memperhatikan metode dan teknik guru dalam
mengajar, dan memperhatikan moda belajar anak
c. Guru menyiapkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
memudahkan anak memahami konsep pembelajaran
d. Materi pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak
sesuai dengan kurikulum yang dikembangkan untuk anak
e. Dalam penyampaian materi ajar, guru menggunakan bahasa yang dikenal dan
dikuasai anak, agar materi yang disampaikan dapat dimengerti anak.
f. Setiap proses pembelajaran perlu dievaluasi untuk menggambarkan
keberhasilan proses belajar mengajar dengan menetapkan sistem penilaian
yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak.

Di TK Sekolah Alam Purwakarta terdapat guru pendamping dan Shadow teacher


yang bertugas mendampingi anak ketika di dalam pembelajaran mengalami kesulitan.
Strategi guru dalam mengajar kelas inklusi yaitu guru menyampaakan materi pelajaran
yang diselingi dengan sedikit permainan atau games. Hal ini dikarenakan siswa kelas
inklusi cenderung memiliki tingkat konsentrasi yang dibawah rata-rata.

Guru pendamping (shadow teacher) memiliki tugas yaitu membantu


anak/peserta didik untuk;

1) Tetap focus pada pelajaran,


2) Berpartisipasi secara tepat di kelas,
3) Memberitahu guru jika anak tidak memahami materi,
4) Bersikap positif pada tugas-tugas baru dan control diri
5) Berbagi kepentingan khusus dengan anak-anak lain,
6) Merespon dengan tepat terhadap teman-teman dalam situasi sosial,
7) Memperoleh informasi dan ketrampilan baru,
8) Meningkatkan sosialisasi dengan teman sebaya,
9) Mandiri dalam kegiatan kelas.

Shadow teacher dapat berkolaborasi dengan orang tua, guru, staf sekolah dan
professional lain dalam mendampingi masing-masing anak berkebutuhan khusus.
b. Model Pembelajaran di TK Alam Purwakarta
Model pembelajaran di TK Sekolah Alam Purwakarta menekankan pada model
pembelajaran Adaptif. Pembelajaran adaptif adalah model pembelajaran yang diharapkan
mampu memfasilitasi peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat
melibatkan seluruh pengembangan aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
peserta didik. Kata adaptif berasal dari bahasa Inggris yaitu adapt yang artinya
menyesuaikan, jadi pembelajaran adaptif bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus
adalah pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi peserta didik. Hal ini berarti
bahwa pembelajaran harus menyesuaikan dengan kondisi peserta didik itu sendiri, bukan
peserta didik yang menyesuaikan dengan pembelajaran.
Dalam pembelajaran adaptif, guru melakukan penyesuaian berbagai macam
komponen pembelajaran, seperti materi, metode, media pembelajaran, lingkungan belajar,
dan penilaian. Hal ini bertujuan untuk menyediakan kesempatan kepada peserta didik yang
berkebutuhan khusus untuk mengikuti pembelajaran di sekolah.
Pembelajaran adaptif adalah pembelajaran biasa yang dimodifikasi dan dirancang
sedemikan rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan, dan memenuhi kebutuhan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Dalam pembelajaran
adaptif bagi anak berkebutuhan khusus harus dirancang mengenai pengelolaan kelas,
program dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.5

5
Hosni, Irham. (2013). Pembelajaran Anak Tunanetra Pada Sekolah Inklusif. Bandung: Makalah Workshop Peningkatan
Kompetensi Guru dalam Pendidikan Inklusif di SMA Negeri 4
Bab V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di TK Sekolah Alam Purwakarta
diketahui bahwa guru sudah melakukan pembelajaran adaptif bagi anak berkesulitan
belajar yaitu pembelajaran yang menyesuaikan dengan kondisi siswa. Artinya
pembelajaran tersebut menyesuaikan dengan kondisi peserta didik itu sendiri, bukan
peserta didik menyesuaikan dengan pembelajaran, yang tentunya penyesuaian tersebut
berkaitan dengan metode strategi, materi, alat/media pembelajaran, dan lingkungan
belajar. Model pembelajaran yang dilakukan yaitu model klasikal dimana siswa normal
dan berkebutuhan khusus mengikuti pembelajaran dalam satu kelas. Model kedua yaitu
model pembelajaran individual dimana siswa yang mengalami kesulitan
belajar/berkebutuhan khusus memiliki kurikulum yang berbeda.
Daftar Pustaka

- Dr. M. Sobry Sutikno , (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Prospect.


- Hosni, Irham. (2013). Pembelajaran Anak Tunanetra Pada Sekolah Inklusif. Bandung:
Makalah Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pendidikan Inklusif di SMA
Negeri 4
- Kustawan, Dedy. (2013). Analisis Hasil Belajar. Jakarta: Luxima Metro Media
- Norma, Y. (2021). Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting
Pendidikan Inklusi. Journal of Elementary School Education, 1, 19.
https://doi.org/https://doi.org/10.52657/jo uese.v1i1.1326
- WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1999). Metode Khusus
Pelajaran IPS di Sekolah Dasar – Depdikbud;1995. 1. 767.

Anda mungkin juga menyukai