Anda di halaman 1dari 6

ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255

ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

Faktor Penghambat dan Pendukung Implementasi Kurikulum


Merdeka Serta Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa
Sofyan Iskandar1, Primanita Sholihah Rosmana2, Audrey Rosdiana Putri3,
Dona Reza Sudirja4, Kartika Sari5, Winda Ros Citra6
1,2,3,4,5,6 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan
Indonesia, Purwakarta, Indonesia

Email: sofyaniskandar@upi.edu1, primanitarosmana@upi.edu2,


audreyrosdiana@upi.edu3, donarezasudirja@upi.edu4, 2100535@upi.edu5,
windaroscitra@upi.edu6

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan kurikulum yang terjadi di Indonesia saat ini.
Penelitian ini membahas mengenai faktor penghambat dan pendukung implementasi
kurikulum merdeka serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Teknik yang
digunakan pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi, serta kajian
pustaka guna mendukung informasi yang didapatkan. Penelitian ini mendeskripsikan terkait
apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dari adanya kurikulum merdeka, juga
mencari tahu adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan: 1)
faktor pendukung kurikulum merdeka; 2) faktor penghambat implementasi kurikulum merdeka;
dan 3) pengaruh faktor penghambat dan pendukung implementasi kurikulum merdeka
terhadap hasil belajar siswa.

Kata kunci : Kurikulum, Hasil Belajar, Siswa

Abstract

This research is motivated by the curriculum challenges that are currently happening in
Indonesia. This study discusses the inhibiting and supporting factors for the implementation of
the independent curriculum and their influence on the learning outcomes of elementary school
students. This study uses a qualitative approach with analytic descriptive method. The
techniques used in this research were observation, interviews, documentation, and literature
review to support the information obtained. This study describes what are the obstacles and
supports for the existence of an independent curriculum, and also seeks to find out whether
there is an influence on student learning outcomes. The results of the study show: 1) the
supporting factors for the independent curriculum; 2) the inhibiting factors for the
implementation of the independent curriculum; and 3) the influence of inhibiting and supporting
factors on the implementation of the independent curriculum on student learning outcomes.

Keywords: Curriculum, Learning Outcomes, Students

PENDAHULUAN
Dinamika kurikulum yang kerap terjadi di Indonesia tidak lain merupakan untuk
memberi arahan agar pendidikan yang sudah terlaksana dapat berkembang kearah yang lebih
baik. Diantara dari penyebab dinamika kurikulum tersebut tentunya diselaraskan dengan
berbagai tujuan dari pendidikan nasional, sosio-kultural, kondisi lingkungan, kebutuhan akan
pengembangan, serta IPTEK.
Pendidikan dan kurikulum merupakan 2 hal yang sangat berkaitan erat. Hal ini
demikian karena proses pendidikan tidak akan bisa berjalan jika tidak ada kurikulum.

Jurnal Pendidikan Tambusai 4250


ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

Kurikulum sendiri merupakan suatu struktur sistematis dari sebuah proses pendidikan yang
ada (Sulaeman, 2022). Kurikulum adalah suatu pijakan atau landasan yang diperlukan dalam
meraih tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dirumuskan sebelumnya sehingga
nantinya proses pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya (Wahyuni, 2015). Senada
dengan tersebut, maka kurikulum tidak bisa diremehkan semata-mata hanya sebagai
dokumen pelengkap saja, melainkan landasan bagi para pendidik untuk memberikan proses
pendidikan atau pembelajaran yang baik agar ketercapaian tujuan pendidikan nasional dapat
terpenuhi dengan maksimal.
Seperti yang kita ketahui, belum lama ini baru saja kita rasakan krisis pembelajaran
yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Diantara krisis yang paling parah dirasakan yakni
learning loss (kemunduran pembelajaran) dan learning gap (ketidakseimbangan
pembelajaran). Namun demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu yang
bersamaan tepatnya Agustus 2020 juga memberikan antisipasi terhadap hal tersebut, yakni
dengan pemberlakuan kurikulum darurat dengan satuan pendidikan dalam kondisi tertentu.
Kurikulum darurat sejatinya merupakan pemangkasan dari kurikulum nasional.
Setelah 1 tahun lamanya pemberlakuan kurikulum darurat, selanjutnya Kemendikbud
mendapatkan evaluasi yang menunjukkan bahwa secara umum implementasi kurikulum
darurat menunjukkan hasil yang membaik dibanding implementasi kurikulum 2013 secara
menyeluruh, dengan kata lain implementasi kurikulum darurat dikatakan mampu menekan
learning loss. Selanjutnya di pertengahan 2022 Kemendikbud menyampaikan kebijakannya
yang termaktub pada keputusan nomor 56/M/2022 berkaitan dengan pedoman implementasi
kurikulum dalam halnya untuk memulihkan kondisi pembelajaran. Adapun pada keputusan
tersebut diantaranya mencakup 3 jenis kurikulum, yaitu: 1) kurikulum 2013 utuh; 2) kurikulum
2013 yang dipangkas/disederhanakan; dan 3) kurikulum merdeka.
Selanjutnya kurikulum merdeka dikatakan sebagai bentuk penyempurnaan dari
kurikulum 2013. Hal ini demikian karena sifat dari kurikulum merdeka sendiri yang
menitikberatkan pada kesinambungan pembelajaran dengan evaluasi/asesmen. Selain itu,
karakteristik dari kurikulum merdeka itu sendiri yang diharapkan mampu membawa pemulihan
terhadap proses pembelajaran peserta didik. Hal ini senada dengan kurikulum merdeka yang
sejatinya posisinya bukan untuk mengganti kurikulum yang telah berlaku, melainkan untuk
menyempurnakan serta memperbaikinya (Achmad dkk., 2022).
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
membahas kondisi riil terkait implementasi kurikulum 2013 serta kurikulum merdeka pada
jenjang pendidikan Sekolah Dasar, khususnya pada salah satu Sekolah Dasar yang ada di
Kabupaten Purwakarta. Sehingga berangkat dari hal tersebut maka penting untuk dilakukan
sebuah penelitian guna mendapatkan data serta hasil yang valid dan relevan dengan topik
yang akan dikaji.

METODE
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang murni tidak ada segi perhitungan (Moleong,
2018). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik karena penelitian ini hendak
mengkaji suatu fenomena dari subjek penelitian terkait topik yang akan diteliti, serta
melakukan pengamatan yang komprehensif terhadap fenomena yang ada.
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu data primer dan sekunder.
Data primer ialah yang bentuknya berupa observasi, wawancara, maupun menggunakan
suatu instrumen pengukuran. Sedangkan data sekunder diambil secara tidak langsung melalui
berbagai sumber terkait seperti dokumentasi maupun laporan-laporan yang tersebar (Azwar
2007). Teknik pengumpulan sumber data dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan
pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Penelitian ini
dilaksanakan langsung di SDN 5 Sindangkasih yang terletak di Kabupaten Purwakarta.
Adapun subjek dalam penelitian ini yakni guru kelas 1 dan 4 beserta siswa-siswinya.

Jurnal Pendidikan Tambusai 4251


ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

HASIL DAN PEMBAHASAN


Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 5 Sindangkasih
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem
Makarim menyatakan bahwa Kurikulum Merdeka adalah sebuah inovasi untuk menciptakan
suasana belajar yang ideal dan Bahagia. Kurikulum Merdeka ini hadir sebagai bentuk
perubahan dalam pendidikan di Indonesia. Dengan Kurikulum Merdeka, diharapkan bahwa
para siswa akan lebih terlibat dalam proses belajar mereka, karena kurikulum ini memberikan
kebebasan bagi siswa untuk memilih materi yang ingin dipelajari. Dengan cara ini, diharapkan
bahwa siswa akan lebih termotivasi dan dapat meraih potensi terbaik mereka dalam belajar.
Kurikulum Merdeka juga diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah yang ada dalam
pendidikan Indonesia saat ini, seperti kesenjangan antara kurikulum dengan kebutuhan dunia
kerja.
Dalam kurikulum merdeka, pembelajaran karakter menjadi lebih ditekankan dengan
tujuan menciptakan generasi yang memiliki karakter yang baik dan mampu menjadi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang unggul. Selain itu, kurikulum ini juga memadukan kemampuan
literasi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam penggunaan teknologi. Siswa diberikan
kebebasan untuk belajar dan berpikir dari berbagai sumber sehingga mereka dapat mencari
pengetahuan dan memecahkan masalah nyata yang dihadapi (Inayati, 2022).
Kurikulum merdeka adalah inisiatif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) yang bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dalam
merancang dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal masing-
masing. Ketika melakukan wawancara di SDN 5 Sindagkasih, ditemukan beberapa faktor
pendukung implementasi Kurikulum Merdeka di SD antara lain:
1. Adanya partisipasi aktif dari guru dan sekolah dalam pengembangan kurikulum. Guru dan
sekolah perlu terlibat secara aktif dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan dan potensi lokal.
2. Peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan kurikulum. Memanfaatkan platform
Merdeka Belajar adalah langkah yang dilakukan guru untuk memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang memadai dalam merancang dan melaksanakan kurikulum yang sesuai
dengan Kurikulum Merdeka.
3. Penyediaan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Kurikulum
Merdeka memungkinkan penggunaan bahan ajar yang bervariasi dan sesuai dengan
konteks lokal, sehingga perlu ada upaya untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan kebutuhan dan potensi lokal.
4. Adanya evaluasi dan perbaikan secara terus-menerus. Evaluasi dan perbaikan terhadap
kurikulum perlu dilakukan secara terus-menerus untuk memastikan bahwa kurikulum yang
diterapkan dapat memenuhi kebutuhan dan potensi lokal, serta mampu menghasilkan
hasil belajar yang optimal bagi siswa.
Berdasarkan hasil wawancara, SDN 5 Sindangkasih masih belum menerapkan
kurikulum merdeka pada proses pelaksanaannya dan masih menggunakan kurikulum 2013.
Kurikulum merdeka akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2023/2024, namun pada proses
belajar mengajar sudah menyisipkan kurikulum merdeka pada setiap pembelajarannya. Hal
itu dilakukan untuk mempersiapkan guru dan para murid untuk menghadapi pergantian
kurikulum dari kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka.
SDN 5 Sindangkasih merupakan salah satu SD penggerak, tujuan utama dari program
sekolah penggerak ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui
transformasi sekolah menjadi pusat inovasi, pengembangan kompetensi, dan pemecahan
masalah. Tenaga pengajar pada SDN 5 Sindangkasih juga sudah terdapat guru penggerak,
dimana guru penggerak ini bertugas untuk menjadi motivator bagi rekan-rekan guru,
mengembangkan inovasi dalam pembelajaran, merancang program kerja yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah dan mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, mengembangkan
budaya kerja yang profesional di antara rekan-rekan guru, siswa, dan orang tua siswa
sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman, mampu menjadi
mediator dalam memfasilitasi kerjasama antara pihak sekolah, pihak masyarakat, dan pihak

Jurnal Pendidikan Tambusai 4252


ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

lain yang terkait dalam memajukan pendidikan di sekolah, dan guru penggerak perlu mampu
menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan mengikutsertakan mereka dalam
pengembangan pendidikan di sekolah.
Dalam implementasi kurikulum merdeka, guru juga dibantu dengan adanya platform
Merdeka Belajar. Platform Merdeka Belajar adalah sebuah platform digital yang
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek) Indonesia sebagai sarana untuk memudahkan pelaksanaan Kurikulum
Merdeka di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Platform ini menyediakan
berbagai fitur dan layanan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti pengelolaan
kurikulum, pembuatan soal, evaluasi pembelajaran, dan pelaporan kemajuan belajar siswa.
Dengan adanya platform tersebut kini semakin mempermudah guru dalam mendapatkan
referensi, inspirasi, informasi, dan pemahaman tentang implementasi kurikulum merdeka.

Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum Merdeka di SDN 5 Sindangkasih


Kurikulum Merdeka adalah sebuah kebijakan pendidikan yang dirancang untuk
membuat kurikulum lebih sederhana dan fleksibel, sehingga guru dapat fokus pada materi
esensial dan peserta didik dapat lebih aktif sesuai dengan minat mereka. Kurikulum Merdeka
merujuk pada beberapa peraturan, termasuk Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Pedoman Penerapan Kurikulum, dan Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Tujuan utama Kurikulum Merdeka
adalah untuk membantu mewujudkan tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien,
serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka adalah salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk memperbaiki
kualitas pendidikan di sekolah. Ketika melakukan wawancara di SDN 5 Sindangkasih terdapat
beberapa faktor penghambat yang dapat menghambat implementasi kurikulum Merdeka,
antara lain:
1. Kurangnya pemahaman dan dukungan dari para guru. Implementasi kurikulum Merdeka
membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih untuk guru, sehingga perlu
adanya pelatihan yang memadai untuk para guru.
2. Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sekolah masih kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang dapat menunjang implementasi
kurikulum merdeka.
3. Kebijakan pemerintah yang kurang konsisten. Pemerintah perlu memberikan dukungan
yang konsisten dalam implementasi kurikulum Merdeka agar tidak terjadi perubahan yang
sering, sehingga bisa membingungkan para guru dan siswa.
Beberapa faktor penghambat implementasi Kurikulum Merdeka di SD telah disebutkan
sebelumnya. Berikut adalah upaya-upaya untuk mengurangi hambatan yang dilakukan oleh
SDN 5 Sindangkasih tersebut:
1. Pelatihan dan Peningkatan Pemahaman Guru. Pelatihan dan peningkatan pemahaman
guru tentang konsep dan tujuan Kurikulum Merdeka dapat membantu mengurangi
hambatan dalam implementasi. Pelatihan dapat membantu guru memahami cara
menerapkan kurikulum dengan efektif dan memberikan mereka dengan strategi dan
keterampilan yang diperlukan.
2. Penyediaan Sumber Daya yang sudah diupayakan oleh SDN 5 Sindangkasih walaupun
belum begitu banyak dan lengkap, namun upaya ini sudah diperkirakan bahwa setiap
siswa dapat menggunakan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran.
Penting bagi pemerintah dan sekolah untuk memastikan bahwa sumber daya yang cukup
tersedia untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk buku teks, sarana
dan prasarana pembelajaran, dan pengembangan kurikulum yang tepat.
3. Pembentukan Tim Kerja. Pembentukan tim kerja yang terdiri dari guru, kepala sekolah,
orang tua, dan siswa dapat membantu mengurangi hambatan dalam implementasi
Kurikulum Merdeka di SD. Tim kerja ini dapat memastikan bahwa kurikulum dilaksanakan
dengan baik dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk guru dan siswa.

Jurnal Pendidikan Tambusai 4253


ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

Berdasarkan hasil observasi implementasi kurikulum merdeka di SDN 5 Sindangkasih


terdapat hambatan yang ditemukan yakni pada sarana dan prasarana yang kurang
mendukung. Oleh karena itu, pada praktiknya kurikulum merdeka belum diterapkan
sepenuhnya. SDN 5 Sindangkasih baru menyiapkan kurikulum merdeka dengan
menyisipkannya pada proses pembelajaran. Pada prosesnya juga sarana prasarana menjadi
salah satu hambatan yang ditemukan. Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan sumber
daya yang memadai, seperti buku, perangkat teknologi, dan fasilitas pendidikan yang
memadai.

Pengaruh Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi kurikulum Merdeka


Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Terkait implementasi Kurikulum Merdeka, Berdasarkan wawancara yang dilakukan di
SDN 5 Sindangkasih, Sejauh ini belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses
pembelajaran, Namun sudah bisa dibilang cukup membaik daripada sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan konsep dari kurikulum merdeka itu sendiri sebagai kurikulum pemulihan dari
masa daring ke luring. Selain itu, pada implementasi kurikulum merdeka sendiri menitikkan
murid sebagai pusat dari pembelajaran (student centered) sehingga anak memiliki
keleluasaan dan kesenangan dalam belajar, terlebih jika pembelajaran dipadukan dengan
games. Namun yang harus diperhatikan khususnya bagi kelas 1 yaitu terletak pada calistung
(membaca, menulis, dan menghitung)-nya. Hal ini dikarenakan siswa SDN 5 Sindangkasih
tidak 100% menempuh TK sehingga menjadi tugas guru untuk membantu siswa dalam
mengenalkan calistung tersebut. Terkait pengaruh terhadap hasil belajar siswa, hal ini menjadi
tugas kita sebagai pendidik untuk mengetahui tentang bagaimana caranya kita tetap bisa
memberikan pembelajaran yang bermakna walaupun eksistensi dari kurikulum terus berganti.
Selain itu, kita juga harus bisa menyesuaikan dengan kemampuan si anak, hal ini karena
apabila kita terus menargetkan anak dengan segelintir indikator yang harus dicapai, namun
demikian apabila si anak tetap tidak mampu menyesuaikan maka semua akan sia-sia saja.
Berangkat dari hal tersebut, maka bukan hanya pendidik saja yang dituntut untuk menyiapkan
berbagai dukungan terhadap si anak dalam pembelajaran, namun peran orang tua disini juga
penting dalam memberikan dorongan kepada si anak.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi
kurikulum merdeka di SDN 5 Sindangkasih belum dilaksanakan secara menyeluruh karena
satu dan lain hal, sehingga hingga saat ini mereka masih menggunakan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajarannya. Namun demikian sejatinya SDN 5 Sindangkasih sudah berada pada
tahap orientasi kurikulum merdeka di dalam proses pembelajarannya. Hal ini karena setiap
pembelajaran guru tetap menyelipkan beberapa poin dari kurikulum merdeka, sehingga pada
ajaran baru tahun 2023 ketika implementasi kurikulum merdeka di SDN 5 Sindangkasih resmi
dilaksanakan, diharapkan dapat berjalan dengan baik. Terlepas dari segala faktor pendukung
dan penghambat, guru dengan cepat menyiasatinya sehingga pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa dapat dikatakan membaik meski belum signifikan.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad, G. H., Ratnasari, D., Amin, A., Yuliani, E., & Liandara, N. (2022). Penilaian Autentik
pada Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5685–5699.
Anridzo, A. K., Arifin, I., & Wiyono, D. F. (2022). Implementasi Supervisi Klinis dalam
Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8812-8818.
Angyanur, D., Nurhidayati, N., Azzahra, S. L., & Pandiangan, A. P. B. (2022). Penerapan
Kurikulum Merdeka Terhadap Gaya Belajar Siswa di MI/SD. JIPDAS: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 1(1), 41–51.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jurnal Pendidikan Tambusai 4254


ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 4250-4255
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023

Dewi, L., & Astuti, N. P. E. (2022). Hambatan Kurikulum Merdeka Di Kelas IV SDN 3 Apuan.
Jurnal Pendidikan Dasar Rare Pustaka, 4(2), 31–39.
Indriani, N., Suryani, I., & Mukaromah, L. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik di Sekolah Dasar. Khazanah
Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan (JIK), 17(1), 242-252.
Isa., Asrori, M., & Muharini, R. (2022). Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(6), 9947-9957.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulaeman, D. (2022). Implementasi Media Peraga dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 71–77.
Wahyuni. (2015). Kurikulum dari Masa Ke Masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia). Jurnal Al-Adabiya, 10(2), 231-242.

Jurnal Pendidikan Tambusai 4255

Anda mungkin juga menyukai