Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tantangan kurikulum yang terjadi di Indonesia saat ini.
Penelitian ini membahas mengenai faktor penghambat dan pendukung implementasi
kurikulum merdeka serta pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar. penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Teknik yang
digunakan pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dokumentasi, serta kajian
pustaka guna mendukung informasi yang didapatkan. Penelitian ini mendeskripsikan terkait
apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung dari adanya kurikulum merdeka, juga
mencari tahu adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan: 1)
faktor pendukung kurikulum merdeka; 2) faktor penghambat implementasi kurikulum merdeka;
dan 3) pengaruh faktor penghambat dan pendukung implementasi kurikulum merdeka
terhadap hasil belajar siswa.
Abstract
This research is motivated by the curriculum challenges that are currently happening in
Indonesia. This study discusses the inhibiting and supporting factors for the implementation of
the independent curriculum and their influence on the learning outcomes of elementary school
students. This study uses a qualitative approach with analytic descriptive method. The
techniques used in this research were observation, interviews, documentation, and literature
review to support the information obtained. This study describes what are the obstacles and
supports for the existence of an independent curriculum, and also seeks to find out whether
there is an influence on student learning outcomes. The results of the study show: 1) the
supporting factors for the independent curriculum; 2) the inhibiting factors for the
implementation of the independent curriculum; and 3) the influence of inhibiting and supporting
factors on the implementation of the independent curriculum on student learning outcomes.
PENDAHULUAN
Dinamika kurikulum yang kerap terjadi di Indonesia tidak lain merupakan untuk
memberi arahan agar pendidikan yang sudah terlaksana dapat berkembang kearah yang lebih
baik. Diantara dari penyebab dinamika kurikulum tersebut tentunya diselaraskan dengan
berbagai tujuan dari pendidikan nasional, sosio-kultural, kondisi lingkungan, kebutuhan akan
pengembangan, serta IPTEK.
Pendidikan dan kurikulum merupakan 2 hal yang sangat berkaitan erat. Hal ini
demikian karena proses pendidikan tidak akan bisa berjalan jika tidak ada kurikulum.
Kurikulum sendiri merupakan suatu struktur sistematis dari sebuah proses pendidikan yang
ada (Sulaeman, 2022). Kurikulum adalah suatu pijakan atau landasan yang diperlukan dalam
meraih tujuan pendidikan sebagaimana yang telah dirumuskan sebelumnya sehingga
nantinya proses pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya (Wahyuni, 2015). Senada
dengan tersebut, maka kurikulum tidak bisa diremehkan semata-mata hanya sebagai
dokumen pelengkap saja, melainkan landasan bagi para pendidik untuk memberikan proses
pendidikan atau pembelajaran yang baik agar ketercapaian tujuan pendidikan nasional dapat
terpenuhi dengan maksimal.
Seperti yang kita ketahui, belum lama ini baru saja kita rasakan krisis pembelajaran
yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Diantara krisis yang paling parah dirasakan yakni
learning loss (kemunduran pembelajaran) dan learning gap (ketidakseimbangan
pembelajaran). Namun demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu yang
bersamaan tepatnya Agustus 2020 juga memberikan antisipasi terhadap hal tersebut, yakni
dengan pemberlakuan kurikulum darurat dengan satuan pendidikan dalam kondisi tertentu.
Kurikulum darurat sejatinya merupakan pemangkasan dari kurikulum nasional.
Setelah 1 tahun lamanya pemberlakuan kurikulum darurat, selanjutnya Kemendikbud
mendapatkan evaluasi yang menunjukkan bahwa secara umum implementasi kurikulum
darurat menunjukkan hasil yang membaik dibanding implementasi kurikulum 2013 secara
menyeluruh, dengan kata lain implementasi kurikulum darurat dikatakan mampu menekan
learning loss. Selanjutnya di pertengahan 2022 Kemendikbud menyampaikan kebijakannya
yang termaktub pada keputusan nomor 56/M/2022 berkaitan dengan pedoman implementasi
kurikulum dalam halnya untuk memulihkan kondisi pembelajaran. Adapun pada keputusan
tersebut diantaranya mencakup 3 jenis kurikulum, yaitu: 1) kurikulum 2013 utuh; 2) kurikulum
2013 yang dipangkas/disederhanakan; dan 3) kurikulum merdeka.
Selanjutnya kurikulum merdeka dikatakan sebagai bentuk penyempurnaan dari
kurikulum 2013. Hal ini demikian karena sifat dari kurikulum merdeka sendiri yang
menitikberatkan pada kesinambungan pembelajaran dengan evaluasi/asesmen. Selain itu,
karakteristik dari kurikulum merdeka itu sendiri yang diharapkan mampu membawa pemulihan
terhadap proses pembelajaran peserta didik. Hal ini senada dengan kurikulum merdeka yang
sejatinya posisinya bukan untuk mengganti kurikulum yang telah berlaku, melainkan untuk
menyempurnakan serta memperbaikinya (Achmad dkk., 2022).
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
membahas kondisi riil terkait implementasi kurikulum 2013 serta kurikulum merdeka pada
jenjang pendidikan Sekolah Dasar, khususnya pada salah satu Sekolah Dasar yang ada di
Kabupaten Purwakarta. Sehingga berangkat dari hal tersebut maka penting untuk dilakukan
sebuah penelitian guna mendapatkan data serta hasil yang valid dan relevan dengan topik
yang akan dikaji.
METODE
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang murni tidak ada segi perhitungan (Moleong,
2018). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik karena penelitian ini hendak
mengkaji suatu fenomena dari subjek penelitian terkait topik yang akan diteliti, serta
melakukan pengamatan yang komprehensif terhadap fenomena yang ada.
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu data primer dan sekunder.
Data primer ialah yang bentuknya berupa observasi, wawancara, maupun menggunakan
suatu instrumen pengukuran. Sedangkan data sekunder diambil secara tidak langsung melalui
berbagai sumber terkait seperti dokumentasi maupun laporan-laporan yang tersebar (Azwar
2007). Teknik pengumpulan sumber data dalam penelitian ini yakni dengan menggunakan
pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi. Penelitian ini
dilaksanakan langsung di SDN 5 Sindangkasih yang terletak di Kabupaten Purwakarta.
Adapun subjek dalam penelitian ini yakni guru kelas 1 dan 4 beserta siswa-siswinya.
lain yang terkait dalam memajukan pendidikan di sekolah, dan guru penggerak perlu mampu
menjalin hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan mengikutsertakan mereka dalam
pengembangan pendidikan di sekolah.
Dalam implementasi kurikulum merdeka, guru juga dibantu dengan adanya platform
Merdeka Belajar. Platform Merdeka Belajar adalah sebuah platform digital yang
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbud Ristek) Indonesia sebagai sarana untuk memudahkan pelaksanaan Kurikulum
Merdeka di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Platform ini menyediakan
berbagai fitur dan layanan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti pengelolaan
kurikulum, pembuatan soal, evaluasi pembelajaran, dan pelaporan kemajuan belajar siswa.
Dengan adanya platform tersebut kini semakin mempermudah guru dalam mendapatkan
referensi, inspirasi, informasi, dan pemahaman tentang implementasi kurikulum merdeka.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi
kurikulum merdeka di SDN 5 Sindangkasih belum dilaksanakan secara menyeluruh karena
satu dan lain hal, sehingga hingga saat ini mereka masih menggunakan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajarannya. Namun demikian sejatinya SDN 5 Sindangkasih sudah berada pada
tahap orientasi kurikulum merdeka di dalam proses pembelajarannya. Hal ini karena setiap
pembelajaran guru tetap menyelipkan beberapa poin dari kurikulum merdeka, sehingga pada
ajaran baru tahun 2023 ketika implementasi kurikulum merdeka di SDN 5 Sindangkasih resmi
dilaksanakan, diharapkan dapat berjalan dengan baik. Terlepas dari segala faktor pendukung
dan penghambat, guru dengan cepat menyiasatinya sehingga pengaruhnya terhadap hasil
belajar siswa dapat dikatakan membaik meski belum signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, G. H., Ratnasari, D., Amin, A., Yuliani, E., & Liandara, N. (2022). Penilaian Autentik
pada Kurikulum Merdeka Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4), 5685–5699.
Anridzo, A. K., Arifin, I., & Wiyono, D. F. (2022). Implementasi Supervisi Klinis dalam
Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(5), 8812-8818.
Angyanur, D., Nurhidayati, N., Azzahra, S. L., & Pandiangan, A. P. B. (2022). Penerapan
Kurikulum Merdeka Terhadap Gaya Belajar Siswa di MI/SD. JIPDAS: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar, 1(1), 41–51.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dewi, L., & Astuti, N. P. E. (2022). Hambatan Kurikulum Merdeka Di Kelas IV SDN 3 Apuan.
Jurnal Pendidikan Dasar Rare Pustaka, 4(2), 31–39.
Indriani, N., Suryani, I., & Mukaromah, L. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik di Sekolah Dasar. Khazanah
Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan (JIK), 17(1), 242-252.
Isa., Asrori, M., & Muharini, R. (2022). Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(6), 9947-9957.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sulaeman, D. (2022). Implementasi Media Peraga dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 71–77.
Wahyuni. (2015). Kurikulum dari Masa Ke Masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia). Jurnal Al-Adabiya, 10(2), 231-242.