Anda di halaman 1dari 7

Journal on Education

Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, pp. 6414-6420


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Deskripsi Kendala Guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah


Dasar Negeri 74 Pontianak Barat

Nurdini Maulida1*, Dyoty Auliya Vilda Ghasya2, Rio Pranata3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H Jl. Profesor Dokter H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara,
Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
nurdinimaulida@gmail.com

Abstract
The demands of changing times encourage changes in various fields including the field of Education, Education
policies in order to improve the quality and quality of Education in Indonesia by improving and updating the
curriculum used. The change in the 2013 curriculum to an independent curriculum has had an impact on various
components of education including teachers in the implementation of an independent curriculum facing several
obstacles. The purpose of this study was to describe the teacher's constraints in implementing the independent
curriculum at SDN 74 West Pontianak. This type of research uses qualitative research with descriptive methods.
The results of the study showed that in implementing the independent curriculum at SDN 74 West Pontianak the
teacher experienced obstacles: lack of training related to the independent curriculum, limited learning facilities
and infrastructure, limited learning resources for students' textbooks.
Keywords: Teacher Constraints, Independent Curriculum

Abstrak
Tuntutan perubahan jaman mendorong adanya perubahan dalam berbagai bidang termasuk bidang Pendidikan,
kementerian Pendidikan demi meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan di Indonesia dengan memberbaiki
dan memperbaharui kurikulum yang digunakan. Perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka
memberikan dampak terhadap berbagai komponen pendidikan termasuk kepada guru dalam penerapan
kurikulum merdeka menghadapi beberapa kendala. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kendala
guru kelas I dan guru kelas IV A dalam penerapan kurikulum merdeka di SDN 74 Pontianak Barat. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik Pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan
kurikulum merdeka di SDN 74 Pontianak Barat guru mengalami kendala: kurangnya pelatihan terkait kurikulum
merdeka, keterbatasan sarana dan prasarana belajar, keterbatasan sumber belajar buku teks siswa.
Kata Kunci: Kendala Guru, Kurikulum Merdeka

Copyright (c) 2023 Nurdini Maulida, Dyoty Auliya Vilda Ghasya, Rio Pranata
Corresponding author: Nurdini Maulida
Email Address: nurdinimaulida@gmail.com (Jl. Prof. Dr. H Jl. Profesor Dokter H. Hadari Nawawi, Bansir Laut,
Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124)
Received 17 June 2023, Accepted 25 June2023, Published 5 July 2023

PENDAHULUAN
Tuntutan perkembangan zaman mendorong adanya perubahan dalam berbagai bidang termasuk
pada bidang pendidikan. Solusi yang dapat diberikan kementerian pendidikan demi meningkatkan
mutu dan memajukan kesejahteraan pendidikan di Indonesia yaitu dengan memperbaiki dan
memperbarui kurikulum yang digunakan (Susilowati, 2022). Kurikulum sebagai pedoman untuk
mengajar meliputi seperangkat isi, bahan ajar dan tujuan yang akan ditempuh pada saat
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa, kurikulum
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara
Deskripsi Kendala Guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat, Nurdini
Maulida, Dyoty Auliya Vilda Ghasya, Rio Pranata 6415

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam
dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar
sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Kurikulum merdeka mengacu pada landasan filosofi merdeka belajar yang dinyatakan pada rencana
strategis, merdeka belajar memberikan dorongan dalam perubahan paradigma yang di dalamnya
termasuk paradigma terkait kurikulum dan pembelajaran. Kurikulum merdeka memberikan kebebasan
kepada guru menggunakan metode yang lebih interaktif, lebih mendalam dan lebih menyenangkan
dalam merencanakan, menyiapkan, menyampaikan, hingga mengevaluasi pembelajaran. Guru juga
dituntut untuk senantiasa menyempurnakan dan menyesuaikan pembelajaran dengan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan kebutuhan lokal, nasional, dan global sehingga
guru penggerak kurikulum merdeka yang diterapkan disekolah betu-betul dibutuhkan pesertaa didik
sesuai dengan kebutuhan lingkungan, perkembangan jaman serta tuntutan dan beban tugas yang akan
dilakuakan kelak di masyarakat.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang guru dan dosen,
menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih dan menilai. Kemudian guru juga pihak yang akan mengevaluasi
peserta didik artinya guru haruslah orang yang benar-benar memiliki peran dan kompetensi keguruan,
bisa memacu peserta didik dengan baik, memotivasi dan memberikan inovasi.,dapat mengenal secara
lebih dekat dengan peserta didiknya, serta menguasai materi ajarnya sehingga peserta didik tidak
mengalami kesulitan ketika memahami materi yang diberikan, begitu pula guru harus kapabel dalam
menyikapi peserta didik dan perubahan maupun perkembangan dalam dunia pendidikan, temasuk
perubahan dalam penetapan kurikulum pembelajaran yang baru.
Perubahan kurikulum yang diselenggarakan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian
Pendidikan memberikan dampak terhadap berbagai komponen pendidikan termasuk kepada guru yang
pada penerapan kurikulum merdeka menghadapi berbagai kendala. Kendala guru merupakan masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran disebabkan adanya rasa ketidakmampuan menghadapi
lingkungan belajar. Kendala guru dapat dikatakan sebagai hambatan yang disadari maupun tidak
disadari oleh seorang guru baik hambatan bersifat psikologis, sosiologis ataupun fisiologis dalam
proses belajar mengajar (Rohani, 2010). Kendala guru ialah faktor- faktor yang membatasi dan
menghambat proses pembelajaran guru, mulai dari perencanaan kegiatan pembelajaran hingga
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, yang dapat memperlambat prestasi belajar peserta didik (Sunarti,
2014).
Penelitian yang dilakukan oleh Eli Sasmita dan Darmansyah (2022), menyatakan kendala utama
para guru dalam penerapan kurikulum merdeka yakni, keterbatasan sumber literasi, teknologi dan
6416 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 6414-6420

skill/kompetensi yang dimiliki guru. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Zulaiha, Tika Meldina dan
Meisin (2022), menunjukkan bahwa problematika guru dalam menerapkan kurikulum merdeka belajar
pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran adalah kesulitan menganalisis CP,
merumuskan TP dan menyusun ATP pada modul ajar, menentukan metode dan strategi pembelajaran,
minimnya kemampuan menggunakan teknologi, terbatasnya buku siswa, kurangnya kemampuan
menggunakan media pembelajaran, materi ajar terlalu luas, menentukan projek pancasila, kurangnya
alokasi waktu pembelajaran berbasis proyek, menentukan asesmen dan bentuk asesmen pada
pembelajaran berbasis proyek.
Aktualisasi kurikulum merdeka dalam pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh dukungan
lingkungan dan sumber belajar yang memadai, bukan semata-mata tanggung jawab guru tetapi
merupakan tanggung jawab bersama antara guru dan kepala sekolah bahkan pengawas sekolah,
komite sekolah, dan dewan Pendidikan. Beberapa faktor yang memengaruhi implementasi kurikulum
yaitu karakteristik kurikulum, strategi implementasi, karakteristik penilaian, pengetahuan guru tentang
kurikulum, sikap terhadap kurikulum dan keterampilan mengarahkan (Hasan, 2009). Terdapat lima
elemen yang menpengaruhi implementasi kurikulum sebagai berikut: dukungan dari kepala sekolah,
dukungan dari rekan sejawat guru, dukungan dari siswa, dukungan dari orang tua dan dukungan dari
dalam diri guru unsur yang utama. oleh karena itu pembinaan terhadap komponen-komponen tersebut
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam penerapan kurikulum mereka (Rusman, 2008).
Menurut Sukmadinata (2014), untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,
dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun desain atau rancangan
kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang
sederhana pun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi tinggi, hasilnya akan
lebih baik daripada desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan dan dedikasi gurunya rendah.
Sumber daya Pendidikan lain seperti pengetahuan terhadap kurikulum, kompetensi guru, sarana dan
prasarana, biaya, organisasi, lingkungan juga merupakan kunci utama keberhasilan pelaksanaan
kurikulum. pada penerapan kurikulum merdeka banyak komponen yang harus disiapkan agar dapat
melaksanakan penerapan kurikulum dengan baik perlu mempersiapkan seperti: 1) Pengetahuan
terhadap kurikulum 2) Kompetensi guru 3) Sarana dan Prasarana 4) Anggaran Operasional sekolah 5)
Dukungan lingkungan. Pada observasi awal yang dilakukan terkait penerapan kurikulum merdeka di
SDN 74 Pontianak Barat, guru kelas I menyatakan bahwa pada pelaksanaan awal penerapan
kurikulum merdeka disekolah mengalami kendala yakni, keterbatasan dalam literasi kurikulum
merdeka dan keterbatasan sumber belajar buku siswa, sedangkan pada guru kelas IV A menyatakan
bahwa pada awal penerapan kurikulum merdeka mengalami kendala yakni, keterbatasan sumber
belajar buku siswa dan keterbatasan media belajar yang tersedia di sekolah. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan kendala guru kelas I dan kendala guru kelas IV A dalam penerapan kurikulum
merdeka di Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat.
Deskripsi Kendala Guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat, Nurdini
Maulida, Dyoty Auliya Vilda Ghasya, Rio Pranata 6417

METODE
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
menggunakan metode deskriptif, bertujuan untuk mendeskripsiskan fakta-fakta secara nyata dan apa
adanya mengenai Kendala guru kelas I dan kendala guru kelas IV A dalam pelaksanaan kurikulum
merdeka di sekolah dasar negeri 74 pontianak barat. Lokasi diadakannya penelitian ini bertempat di
Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat yang beralamat di Jalan Tabrani Ahmad Gg. Berdikari 2
no.A17, Pal Lima Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan barat. Partisipan dalam
penelitiaan ini yaitu guru kelas I dan kelas IVA. Kepala Sekolah dan staff perpustakaan sebagai
informan tambahan dalam pengumpulan informasi dan data yang diperlukan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan terdiri dari: observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi. Analisis data
yang dilakukan terdiri dari: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dalam
memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi teknik yakni peneliti melakukan
pengecekkan data menggunakan teknik observaasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan
mencocokan hasil rekaman suara pada saat wawancara serta mngecek kembali dokumentasi atau
perangkat pembelajaran yang diperoleh.

HASIL DAN DISKUSI


Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat dengan
dua narasumber utama yaitu guru kelas I dan guru kelas IVA dilakukan dengan komunikasi dan
interaksi langsung melalui proses observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah memperoleh
informasi dan mengumpulkan data, dan memilah hal- hal pokok yang akan disajikan, temuan hasil
penelitian yang telah disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) kendala yang dihadapi guru
kelas I yaitu: Kesedian sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang tersedia di SDN 74
Pontianak Barat melum memadai karena keterbatasan anggaran sekolah dalam pemenuhan kebutuhan
belajar. Sarana dan prasarana yang disiapkan sekolah terdapat keterbatasan mulai dari perangkat wi-fi
disebabkan kurang luasnya jangkauan jaringan yang hanya bisa diakses di ruang guru saja, sehingga
pada saat akan melaksanakan pembelajaran di ruang kelas yang memerlukan jaringan internet tidak
dapat diakses guru dan siswa. Guru menggunakan kuota internet pribadi yang memerlukan biaya
sendiri dari guru. Begitupun dengan ketersedian sumber belajar buku paket/buku teks yang disediakan
sekolah belum dapat mencukupi kebutuhan berdasarkan jumlah siswa, buku yang tersedia baru berupa
sampel dan tidak dapat dipinjam siswa untuk dibawa pulang guna untuk belajar dirumah. Buku paket
siswa siswa yang belum tersedia, sekolah mengatasi dengan penggunaan buku LKS yang dapat dibeli
oleh masing-masing siswa seperti buku LKS untuk mata pelajaran agama islam. kekurangan sumber
belajar buku paket yang tersedia di SDN 74 Pontianak barat dikarenakan adanya keterbatasan
anggaran sekolah, pembagian anggaran sekolah menyesuaikan tingkat kebutuhan dan medahulukan
anggaran untuk keperluan yang penting-penting dulu. Selama melaksanakan pembelajaran kurikulum
merdeka lingkungan sekolah masih belum efektif untuk menerapkan kurikulum merdeka disebabkan
6418 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 6414-6420

karena masih terbatasnya sarana dan prasarana satu diantaranya tidak ada ruang lab computer untuk
mengakses pembelajran melalui internet disekolah, keterbatasan ruang serbaguna yang dapat
digunakan untuk kegiatan pembelajaran lainya. Kemidian asesmen yang dilakukan pada kelas I
seperti portofolio gambar dan hiasan, juga dengan asesmen tertulis dengan kegiatan projek dan
penugasan. Pada pelaksanaan esesmen dan evaluasi yang dilakukan pada kelas I terdapat kendala
seperti sebagian siswa belum bisa membaca jadi guru yang membacakan dan menuliskan soal/tugas
dipapan tulis sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk menyelesaikan kegiatan asesmen dan
evaluasi siswa. Penggunaan aplikasi penilaian asesmen dan evaluasi yang digunakan berupa aplikasi
baru, sehingga masih perlu memasukan data secara manual dan masih harus mempelajari cara kerja
aplikasi tersebut. 2) kendala yang dihadapi guru kelas IVA seperti: terdapat sarana dan prasarana yang
masih kurang untuk penunjang pembelajaran seperti buku paket siswa yang jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah siswa yang terdapat di kelas IV dikarenakan penyaluran buku yang tidak tepat waktu
dan tidak dapat melakukan pemesanan buku untuk seluruh jumlah siswa adanya keterbatasan
anggaran sekolah, sehingga buku yang sudah ada saat ini pada kegiatan belajar dua orang siswa
berbagi satu buku, untuk mata pelajaran agama sekolah menggunakan LKS dari penerbit dikarenakan
buku paket agama belum tersedia. Media pembelajaran perangkat elektronik yakni proyektor hanya
tersedia satu sehingga pada saat pembelajaran harus bergantian dengan kelas lain. selama
melaksanakan pembelajaran kurikulum merdeka, bahwa menurutnya untuk ruang kelas sudah cukup
layak digunakan dalam kegiatan belajar, namun sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang
masih kurang perlu adanya perbaikan sehingga dapat memperlancar proses belajar siswa seperti
penembahan ruang kelas agar tidak ada pembagian waktu belajar disebabkan ruang kelas yang
tersedia belum terpenuhi. kemudian terdapat kendala yang dirasakan oleh guru kelas IVA menurut
hasil wawancara guru mengalami kendala dalam menggabungkan nilai data kualitatif dan kuantitatif
yang mengakibatkan perlunya waktu untuk mengolah data tersebut. 3) upaya sekolah dalam
mengatasi kendala penerapan kurikulum merdeka: sekolah memberikan himbauan kepada guru
pelaksana pembelajaran kurikulum merdeka untuk mengikuti pelatihan dan workshop, mengikuti IHT,
mencari literasi dan referensi terkait implementasi kurikulum merdeka, sekolah juga pernah
mengadakan workshop pelatihan IKM dengan mengundang narasumber ahli dari sekolah penggerak
yang berpengalaman kurikulum merdeka. dengan mengganggarkan untuk penambahan antenna
jaringan internet agar dapat diakses saat pembelajaran di kelas, merencanakan pembangunan lab
sekolah, dan menganggarkan untuk penambahan buku siswa yang masih kurang. sekolah melakukan
upaya pemenuhan sumber belajar siswa dengan melakukan pembelian buku paket siswa yang masih
belum tersedia.

KESIMPULAN
Kendala guru dalam penerapan kurikulum merdeka di SDN 74 Pontianak Barat dapat
disimpulkan bahwa:
Deskripsi Kendala Guru dalam Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat, Nurdini
Maulida, Dyoty Auliya Vilda Ghasya, Rio Pranata 6419

1. Kendala Guru Kelas I Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat.


Kendala yang dihadapi guru kelas I dalam penerapan kurikulum merdeka di sekolah yang
pertama, keterbatasan sarana berupa sumber belajar yang masih yakni berupa buku paket, LKS,
ataupun buku siswa yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang ada disekolah, buku paket
yang tersedia tidak diberikan kepada peserta didik melainkan hanya dipinjamkan pada saat jam belajar
di sekolah menyebabkan siswa tidak ada buku yang dapat digunakan dirumah. Kedua, kekurangan
fasilitas belajar, fasilitas tersedia berupa proyektor yang hanya ada satu buah dipakai secara
bergantian sehingga pemanfaatan fasilitas tersebut kurang memadai. Ketiga, terdapat siswa yang
belum fasih membaca sehingga pada pelaksanaan asesmen atau evaluasi masih dibimbing guru kelas.
2. Kendala Guru kelas IV A Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat.
Kendala yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum merdeka di sekolah yang pertama,
keterbatasan sumber belajar berupa buku paket, LKS, ataupun Buku siswa yang tidak sesuai dengan
jumlah peserta didik yang ada dikelas, buku paket yang tersedia tidak diberikan kepada peserta didik
melainkan hanya dipinjamkan pada saat jam belajar di kelas menyebabkan siswa tidak ada buku yang
dapat digunakan dirumah. Kedua, kekurangan fasilitas belajar, fasilitas tersedia berupa proyektor yang
hanya ada satu buah dipakai secara bergantian sehingga pemanfaatan fasilitas tersebut kurang
memadai.
3. Upaya dalam mengatasi kendala dalam penerapan kurikulum merdeka di SDN 74 Pontianak Barat
Upaya sekolah dalam mengatasi kendala dalam penerapan kurikulum merdeka, pertama,
memberikan himbauan kepada guru pelaksana pembelajaran kurikulum merdeka untuk mengikuti
pelatihan dan mencari referensi terkait kurikulum merdeka, kedua mengundang narasumber ahli
kurikulum merdeka untuk memberikan workshop kurikulum merdeka, ketiga menganggarkan
penambahan antenna jaringan internet sekolah, keempat menggangarkan pembelian dan penambahan
buku siswa yang masih kurang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ahmad Yani T, M.Pd selaku Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak. Terimakasih kepada Ibu
Dyoty Auliya Vilda Ghasya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan kepada Bapak Rio Pranata, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing II sekaligus selaku Seketaris Jurusan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran yang sangat berharga. Terima kasih kepada Kartini, S.Pd
selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak barat yang telah mengizinkan sekolah tersebut
sebagai tempat mengadakan penelitian. Terima kasih kepada Rika Evy Friska, S.Pd selaku Guru kelas
IVA dan Supardi, S.Pd selaku Guru kelas I Sekolah Dasar Negeri 74 Pontianak Barat yang telah
bersedia menjadi narasumber penelitian.
6420 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 6414-6420

REFERENSI
Eli, S., & Darmansyah. (2022). Analisis Faktor-faktor Penyebab Kendala Guru dalam Menerapkan
Kurikulum Merdeka (Studi Kasus: SDN 21 Koto Tuo, Kec. Baso). Prodi Megister
Pendidikan, Universitas Negeri Padang. Jurnal Pendidikan dan Konseling, Vol. 4, No 6.
Hasan, H. (2009). Evaluasi Kurikulum. Jakarta: P2LPTK.
Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers.
Sukmadinata, S, N. (2014). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sunarti. (2014). Penilaian dalam Kurikulum Membantu Guru dan Calon Guru Mengetahui Langkah-
langkah Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset
Susilowati, E. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Dalam Pembentukan Karakter Siswa
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Al-Miskawaih Journal Of Science Education,
Volume I Nomor 1
Zulaiha, S, Meldina, T, Meisin. (2022). Problematika Guru Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka
Belajar Di SDN 17 Rejang Lebong. Terampil: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar,
Vol 9 No 2; doi: 10.3390/su122104306

Anda mungkin juga menyukai