Anda di halaman 1dari 7

RESUME 3

Seminar ke SD an

Disusun Oleh :

FADHILLA HIDAYATI

( 19129214 )

19 BKT 07

Dosen Pembimbing : Mansurdin, S.Sn, M.Hum

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2021
A. ISU-ISU SISWA, GURU, MEDIA DALAM PEMBELAJARAN DI SD
Umar Tirtarahardja dan La Sulo (1994) menyebutkan ada beberapa permasalahan
yang terjadi pada praktek pembelajaran di sekolah pada khususnya dan praktek
penyelenggaraan sekolah pada umumnya.
Masalah penyelenggaraan sekolah yang actual dan kongkrit terjadi di Indonesia
pada umumnya adalah:
1. Pencapaian tujuan pembelajaranyang parsial yang menyimpang dari tujuan utuh
sebagaimana diamanatkan undang-undang.
2. Masalah kurikulum, menyangkut konsep dan pelaksanaan kurikulum, kandungan
kokurikuler dan ekstra kurikuler, kandungan nasional dan lokal, serta keluwesan atau
fleksibilitas kurikulum.
3. Masalah peranan, citra diri, dan kualitas guru
4. Pelaksanaan pendidikan dasar sembilan tahun yang sulit dicapai sejak dicanangkan
tahun 1993 sampai sekarang.
Sedangkan masalah-masalah pembelajaran menurut Depdiknas (2005), antara lain
berkaitan dengan kondisi internal seperti guru, materi, pola interaksi, media dan
teknologi,situasi belajar dan sistem;Disamping itu juga berkaitan dengan kondisi
eksternal yaitu lingkungan sekitar tempat proses pembelajaran berlangsung.Oemar
Hamalik (2006), menambahkan bahwa masalah-masalah pembelajaran mencakup dua
dimensi, yaitu dimensi komponen dan dimensi interaksi antar komponen.
Berdasarkan dengan hal-hal di atas, maka dapat dipaparkan gagasan baru tentang
pemetaan masalah atas masalah-masalah pembelajaran yang ada. Gagasan baru itu
berupa pemetaan atas masalah pembelajaran yang membaginya menjadi tiga
dimensi.Ketiga dimensi masalah pembelajaran tersebut adalah:pertama,dimensimasalah
menyangkut komponen- komponen pembelajaran;kedua,dimensi masalah menyangkut
interaksi antar komponen pembelajaran; dan ketiga, dimensi masalah menyangkut
konteks lingkungan yang di dalamnya interaksi pembelajaran berlangsung.
Satu contoh dapat disajikan hasil temuan Sunaryo (1998) dan Wardani (2002)
mengenai masalah guru. Hasil temuan kedua ahli tersebut menunjukkan bahwa masih
banyak guru mempunyai keterbatasan dalam menggunakan alat peraga yang sesuai
dengan perkembangan IPTEK, keterbatasan dalam memperluas wawasan melalui
seminar, penataran, bahkan akses untuk membaca buku pun masih sangat kurang.
Padahal, pada sisi perundangan-undangan yakni Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 10 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28, secara jelas mewajibkan seorang guru
memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional secara integratif. Dalam arti, bahwa seorang guru harus bisa
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan perkembangan IPTEK, memiliki wawasan
luas yang diperoleh melalui seminar, penataran, dan kerajinan membaca buku. dan
Peraturan pemerintah sudah meminta guru harus segera berubah agar dpat bersaing
dengan negara-negara lain. Di satu sisi guru harus melakukan kreativitas, namun di sisi
lain, guru belum mempunyai keterampilan yang cukup misalnya dalam melakukan
penelitian ataupun mengungkapkan gagasan secara lisan di depan umum (Suroso, 2002)
Dimensi kedua mengenai masalah pembelajaran adalah menyangkut interaksi antar
komponen pembelajaran.

B. SARANA DAN PRASARANA DI SD


Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Dengan
demikian sarana pendidikan akan berperan baik ketika penggunaan sarana tersebut
dilakukan oleh tenaga pendidik yang bersangkutan secara optimal.
Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara
tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu
sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksanakannya
proses belajar dan mengajar dengan baik dan optimal.Guru membutuhkan sarana
pembelajaran dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam membantu guru. Semakin
lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah akan
memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Begitu
pula dengan suasana selama kegiatan pembelajaran. Sarana pembelajaran harus
dikembangkan agar dapat menunjang proses belajar mengajar

Rincian tugas Direktorat Sekolah Dasar terkait sarana prasarana sesuai Permendikbud
Nomor 9 Tahun 2020 adalah:
 Melaksanakan fasilitasi sarana prasarana sekolah dasar dan pendidikan layanan khusus
pada sekolah dasar;
 Melaksanakan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peserta didik,
sarana prasarana, dan tata kelola serta penilaian pada sekolah dasar  dan pendidikan
layanan khusus pada sekolah dasar; 
 Melaksanakan fasilitasi pemberdayaan dan penguatan kapasitas penyelenggaraan di
bidang peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola serta penilaian  pada sekolah dasar
dan pendidikan layanan khusus pada sekolah dasar; 
 Melaksanakan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik, sarana
prasarana, dan tata kelola serta penilaian pada sekolah dasar dan pendidikan layanan
khusus pada sekolah dasar.

C. KURIKULUM DI SD
Kurikulum merupakan jantungnya dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di
masa depan perlu dirancang dan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan
secara nasional dan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia (Puskur, 2007).
Istilah kurikulum (curriculum), yang pada awalnya digunakan dalam dunia
olahraga, berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu
pengertian kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah
mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh ijazah. Dari rumusan pengertian kurikulum tersebut
terkandung dua hal pokok yang menjadi pusat pendidikan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah pada siswa sekolah dasar yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian,
siswa harus mengusai seluruh mata pelajaran yang diberikan guru sebagai posisi yang
sangat penting dan sangat menentukan kelulusannya.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 menyatakan bahwa pembelajaran pada
jenjang sekolah dasar berdasarkan Kurikulum 2013 mengakomodasi pembelajaran
tematik terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya. Sejalan dengan karakteristik dan cara belajar anak usia sekolah dasar usia 6 - 8
tahun, pembelajaran di sekolah dasar hendaknya mengusahakan suatu suasana yang
aktif dan menyenangkan. Untuk itu, beberapa prinsip perlu diperhatikan oleh guru,
antara lain: prinsip latar, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip belajar sambil bermain,
dan prinsip keterpaduan (Indriasih, 2005:2).

D. ADMINISTRASI DI SD
Administrasi sekolah memberikan kewenangan penuh kepada pihak sekolah
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan,
mengawasi, dan mengevaluasi komponen-komponen pendidikan sekolah yang
bersangkutan.
Komponen-komponen tersebut meliputi:
1. Administrasi kesiswaan
a. Penerimaan Siswa Baru;
b. Program Bimbingan dan Penyuluhan; Pengelompokkan Belajar Siswa;
c. Kehadiran Siswa;
d. Mutasi Siswa;
e. Papan Statistik Siswa;
f. Buku Induk Siswa.

2. Administrasi kurikulum
a. Modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan
karakteristik siswa
b. Menjabarkan kalender pendidikan;
c. Menyusun jadwal pelajaran dan pembagian tugas mengajar;
d. Mengatur pelaksanaan penyusunan program pengajaran per-semester dan
persiapan pelajaran;
e. Mengatur pelaksanaan penyusunan program kurikuler dan ekstrakurikuler;
f. Mengatur pelaksanaan penilaian;
g. Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas;
h. Membuat laporan kemajuan belajar siswa;
i. Mengatur usaha perbaikan dan pengayaan

3. Administrasi pendidik dan tenaga kependidikan


a. Inventarisasi pegawai;
b. Pengusulan formasi pegawai;
c. Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan mutasi;
d. Mengatur usaha kesejahteraan;
e. Mengatur pembagian tugas.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Peningkatan kualitas pembelajaran. Jakarta:direktorat ketenangan


Dikti.
Sudirman, AM. 2007.Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali pres.

Sunaryo, pvm. 1998.Efektivitas program PGSD dalam meningkatkan kemampuan profesional


guru SD di UPBJJ-UT semarangPenelitian. Jakarta:Universitas terbuka

Wardanu, dkk,2002.Kinerja guru lulusan PGSD kurikulu 1996,Penelitian.Jakarta:Universitas


terbuka

Anda mungkin juga menyukai