Anda di halaman 1dari 6

RESUME

KURIKULUM SEBAGAI RENCANA PEMBELAJARAN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum Pembelajaran

Dosen Pengampu : Asep Supriadi, M.Pd.

Disusun oleh
Kelompok 2 :
Nevia Dwi Putri A 2201020122
Iranty Dwi Nurzannah 2201020126
Riski Resmana 2201020131
Firli Permatasari 2201020137
Nursyifa Kaltsum 2201020140
Widiani 2201020147

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PERJUANGAN

2024
A. Pengertian Perencanaan Kurikulum

Pada awalnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga pada jaman
Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata “Curriculae”, “ Curir
“ artinya pelari dan “ Curere “ artinya ditempuh atau berpacu. Curriculum diartikan
jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari
rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.

Secara terminologi, kurikulum mengandung pengertian sebagai sejumlah


pengetahuan ataupun mata pelajaran yang harus ditempuh peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan (Fauzi, 2012). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan
susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan
pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

Kurikulum sebagai rencana belajar peserta didik, sebagaimana pengertian Hilda


Taba. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran adalah sebuah rencana pembelajaran di
suatu sekolah. Kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh
suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau dipelajari peserta didik di sekolah
atau pengajaran tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran memiliki peran penting dalam


menentukan kualitas pendidikan. Pengembangan, implementasi, dan evaluasi
kurikulum yang berkelanjutan dan melibatkan berbagai pihak diperlukan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional (SPN) dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
dirumuskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran, serta metode cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengertian kurikulum tersebut menurut Munir (2008) lebih berbentuk pada kerangka
kerja atau rancangan dalam membantu berkembangnya kemampuan-kemampuan
peserta didik melalui proses pembelajaran. Institusi sekolah bertanggung jawab
menggunakan kerangka kerja tersebut dalam mengembangkan kurikulum yang di
dalamnya memuat informasi tentang (1) apa yang harus dipelajari peserta didik
(subjek); (2) apa yang harus peserta didik ketahui dan mampu lakukan (kompetensi);
(3) berapa lama mereka dapat belajar (jam belajar, minggu belajar); serta (4) dengan
cara bagaimana peserta didik belajar (tatap muka, tugas terstruktur, dan tugas individu).

B. Karakteristik Perencanaan Kurikulum


Dalam perencanaan kurikulum, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan.
Aspek-aspek yang menjadi karakteristik perencanaan kurikulum tersebut sebagai
berikut:
Perencanaan kurikulum harus berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal
yang menjadikan kehidupan lebih baik, karakteristik masyarakat sekarang dan masa
depan, serta kebutuhan dasar manusia. Perencanaan kurikulum harus dibuat dalam
kerangka kerja yang komprehensif, yang mempertimbangkan dan mengoordinasi unsur
esensial belajar mengajar efektif. Perencanaan kurikulum harus bersifat reaktif dan
antisipasif. Pendidikan harus responsif terhadap kebutuhan siswa, untuk membantu
siswa tersebut menuju kehidupan yang baik. tujuan-tujuan pendidikan harus meliputi
rentang yang luas akan kebutuhan dan minat yang berkenaan dengan individu dan
masyarakat. Rumusan berbagai tujuan pendekatan harus diperjelas dengan ilustrasi
konkrit, agar dapat digunakan dalam pengembangan rencana kurikulum yang spesifik .
jika tidak, persepsi yang muncul kurang jelas dan kontradiktif.
Dalam perencanaan kurikulum, harus diadakan evaluasi secara kontinue terhadap
semua aspek pembuatan keputusan kurikulum, yang juga meliputi analisis terhadap
proses dan konten kurikulum. Berbagai jenjang sekolah, dari Taman Kanak-kanak
sampai Perguruan Tinggi, hendaknya merespon dan mengakomodasi perubahan,
pertumbuhan, dan perkembangan siswa. untuk itu, perlu direfleksikan organisasi dan
prosedur secara bervariasi.

C. Asas Perencanaan Kurikulum


Fungsi asas atau landasan kurikulum adalah seperti fondasi sebuah bangunan.
Apa yang akan terjadi seandainya sebuah gedung yang menjulang tinggi berdiri di atas
fondasi yang rapuh?. Tentu saja bangunan itu tidak akan bertahan lama. Oleh sebab itu,
sebelum sebuah gedung dibangun, terlebih dahulu disusun fondasi yang kukuh.
Layaknya membangun sebuah gedung, maka menyusun sebuah kurikulum juga harus
didasarkan pada fondasi yang kuat. Kesalahan menentukan dan menyusun fondasi
kurikulum berarti kesalahan dalam menentukan kebijakan dan implementasi
pendidikan.
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan asas-asas sebagai berikut:
1. Objektivitas.
Perencnaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan tujuan
pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan.
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam
proses penyampaian.
3. Manfaat.
Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan
keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta
bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Efisiensi dan Efektivitas.
Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan
waktu dan efektif dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
5. Kesesuaian
Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan
tenaga kependidikan, kemampuan IPTEK, dan perubahan atau perkembangan
masyarakat.
6. Keseimbangan
Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,
sumber yang tersedia, serta kemampuan dan progam yang akan dilaksanakan.
7. Kemudahan
Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang
membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
8. Berkesinambungan
Perencanaan kurikulum di tata secara berkesinambungan sejalan dengan tahap-
tahap dan jenis dan jenjang satuan pendidikan.
9. Pembakuan
Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan
pendidikan, sejak dari pusat, propinsi, kabupaten/kotamadya.
10. Mutu
Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga
turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.
11. Tahap Perencanaan Kurikulum
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan Kurikulum mengemukakan bahwa
kegiatan pengembangan kurikulum tingkat lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1)
perumusan tujuan isntitusional, (2) tahapan pengembangan setiap bidang studi, (3)
pengembangan program pengajaran dikelas.
12. Perumusan tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu
lembaga pendidikan tertentu, misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-hal
yang harus diperhatikan bagi para fungsi lembaga pendidikan itu. Sumber-sumber yang
dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional sekurangkurangnya ada
tiga sumber yang penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang sistem pendidikan Nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan
dunia pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
13. Tahapan pengembangan setiap bidang studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program
studi ini meliputi: (1) merumuskan tujuan kurikuler, (2) merumuskan tujuan
pengajaran, (3) menetapkan pokok bahasan/sub pokok bahasan, (4) menyusun garis-
garis besar program pengajaran, (5) menyusun pedoman khusus dikelas khususnya di
indonesia bertolak dengan suatu dasar konsep sistem. Secara sederhana sistem itu
mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1) tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode,
(4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.
KESIMPULAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan kurikulum
tersebut diharapkan memberi kesempatan belajar-mengajar untuk membina siswa/
peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai hingga
mana perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa/ peserta didik serta harus
berdasarkan konsep yang jelas tentang berbagai hal yang menjadikan kehidupan lebih
baik, karakteristik masyarakat sekarang dan masa depan, serta kebutuhan dasar
manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Elisa. (2024, 03 03). Pengertian Kurikulum. Diambil kembali dari educhannel:


https://educhannel.id/blog/artikel/pengertian-kurikulum.html

Syarifudin Nurdin, dkk.(2023) Perencanaan Kurikulum Dan Pembelajaran.


Journal on Education. Volume 06, No. 01. Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Anda mungkin juga menyukai