Anda di halaman 1dari 6

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Jalan Yos Sudarso No. 118/E-S Gunungsitoli, Telp. (0639) 21616 Nias 22812

Topik Penelitian Skripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI JENIS-JENIS ALAT
BERAT PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI
DI SMK NEGERI 2 GUNUNGSITOLI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan profesional.

Pendidikan merupakan suatu bidang yang berkembang cepat, luas dan meliputi

seluruh lapisan masyarakat. Triyanto (2008:1) mengatakan bahwa modal utama

untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan pengetahuan tersebut adalah

melalui pendidikan dan belajar. Oleh karena itu pemerintah selalu berupaya

semaksimal mungkin untuk terus meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan

sebagai salah satu aspek tujuan pembangunan nasional dalam menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas maka perlu penanganan dan perhatian

khusus dari berbagai elemen yakni masyarakat, sekolah dan pemerintah.

Sehingga dalam upaya pembangunan pendidikan perlu kerja sama yang baik

antara guru, orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memajukan mutu pendidikan

nasional baik dengan pengembangan kurikulum, pengembangan kompetensi

guru, pengadaan sarana dan prasarana sekolah hingga pemberian beasiswa bagi

siswa yang berprestasi. Semua kegiatan yang dimaksud adalah untuk


meningkatkan sumber daya manusia yang seutuhnya. Salah satu indikasi

peningkatan mutu tersebut adalah peningkatan aktivitas siswa agar hasil belajar

dapat meningkat, karena hasil belajar merupakan sasaran utama dalam bidang

pembangunan pendidikan. Perkembangan mental peserta didik di sekolah antara

lain meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual.

Mulyono (2003:7) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Adapun hasil belajar itu

dikatakan baik apabila hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa tersebut.

Di sekolah guru mempunyai tugas dan tanggung jawab besar sebagai

salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar. Tugas guru tidak

hanya sebatas menyampaikan materi ajar kepada siswa tetapi lebih dari itu, yakni

menciptakan suasana aktif agar terjadinya belajar. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Danim (2002:15) bahwa dilembaga pendidikan formal, guru

menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multi peran yaitu sebagai

pendidik, pengajar dan pelatih. Istilah pendidik merujuk pada pembinaan dan

pengembangan afeksi peserta didik. Istilah pengajar merujuk pada pembinaan

dan pengembangan pengetahuan atau asah otak-intelektual. Istilah pelatih

merujuk pada pembinaan dan pengembangan keterampilan peserta didik.

Guru adalah ujung tombak dalam proses belajar mengajar (PBM). Untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal dibutuhkan

kesiapan yang matang dan keseriusan di dalamnya. Namun harus kita disadari

sesungguhnya kurikulum yang hidup adalah guru itu sendiri. Seorang guru

diharapkan mampu merancang dan menerapkan berbagai pendekatan, strategi,


metode dan model dalam kegiatan pembelajaran yang tentunya sesuai dengan

bahan yang akan diajarkan. Hal ini disebabkan karena peserta didik di dalam

suatu rombongan belajar memiliki berbagai karakteristik dan kemampuan yang

memungkinkan perbedaan gaya belajar. Pendekatan, strategi metode dan model

yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran haruslah kompleks dan

diterapkan dengan baik dan benar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soetomo

(1993:144) bahwa semakin baik metode mengajar, semakin berhasillah

pencapaian tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang

disesuaikan dengan bahan pengajaran, siswa, situasi kondisi, media pengajaran

maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang dicapai.

Namun, pendapat di atas bertolak belakang dengan sistem pembelajaran

yang dilakukan di SMK Negeri 2 Gunungsitoli. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan, ditemukan bahwa hasil belajar siswa masih dibawah KKM, yaitu 75.

Penyebab dari tidak tercapainya hasil belajar yang memuaskan tersebut adalah

model dan metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru,

sehingga menyebabkan kekurangaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran. Penyebab lain yang timbul tidak lain adalah dari siswa itu sendiri,

dimana beberapa siswa masih kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, kurang

memahami manfaat dari pembelajaran itu sendiri dan daya serap yang rendah

terhadap materi pembelajaran, sehingga siswa yang daya serapnya rendah

tertinggal pelajarannya oleh siswa-siswa yang lain yang mempunyai daya serap

pelajaran yang baik.

Sebuah kegiatan pembelajaran yang ideal memerlukan sebuah model

pembelajaran sebagai sarana untuk menyampaikan materi kepada siswa. Model


pembelajaran ini harus disesuaikan dengan karakteristik materi dan tujuan yang

akan dicapai. Model yang dapat digunakan untuk mengakomodasi semua

kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran

kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Memahami Jenis-jenis

Alat Berat Pada Pekerjaan Konstruksi adalah model pembelajaran Cooperative

Learning.

Model pembelajaran Cooperative Learning adalah model pembelajaran

yang berbasis kelompok kecil, dimana setiap peserta didik akan saling

bergantung dan bekerjasama guna mencapai tujuan pembelajaran melalui

pemahaman mereka tentang materi pembelajaran yang diberikan. Kelompok kecil

yang dimaksud dalam model pembelajaran ini merupakan anggota kelompok

yang heterogen (kemampuan, gender dan karakter) sehingga setiap kelompok

memiliki tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sendiri. Dengan

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning, sistem pembelajaran

tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi siswa dapat menambah

kepercayaan kemampuan berpikirnya sendiri, menemukan informasi dari

berbagai sumber dan belajar dari siswa lain dalam kelompoknya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti hendak meneliti untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

ini sendiri dilakukan berdasarkan pendekatan deskriptif yakni penelitian yang


mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi saat sekarang.

Pada penelitian ini, variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) dan bisa

juga lebih dari satu variabel. Adapun subjek penelitian ini yaitu di SMK Negeri 2

Gunungsitoli, di kelas X (sepuluh) Program Keahlian Teknik dan rekayasa.


Gunungsitoli, Oktober 2021

Nama : AMONIO HALAWA


NIM : 189902005
Jenjang : Sarjana
Program Studi : Pendidikan Teknik Bangunan
Fakultas : Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Tanda Tangan :___________________

Mengetahui :

Ketua Program Studi Pendidikan


Dosen Penasihat Akademik, Teknik Bangunan,

Aprianus Telaumbanua, S.Pd.,M.Pd Yelisman Zebua, S.Pd., M.Pd.T


NIDN. 0120047803 NIDN. 0128088302

Topik Penelitian *) yang diajukan mahasiswa tersebut telah diperiksa. Berdasarkan daftar
karya ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan penelitian lainnya) yang terdaftar di
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IKIP Gunungsitoli
dinyatakan layak/tidak layak**) dijadikan topik penelitian skripsi.

Gunungsitoli, Oktober 2021


Kepala LPPM IKIP Gunungsitoli,

Dr. Anugerah Tatema Harefa, S.H., M.A


NIDN. 0114027602

*) Harus Terkait dengan bidang Kependidikan


**) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai