Anda di halaman 1dari 11

Jurnal_ep, Vol. 7 No.

2, Agustus 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


TERHADAP HASIL BELAJAR INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KUTA SELATAN
DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

D.P. Suryawan, A.A.I.N. Marhaeni, I.M. Candiasa

Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: putu.suryawan@pasca.undiksha.ac.id,agung.marhaeni@pasca.undiksha.ac.id,
made.candiasa@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar instalasi penerangan listrik antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional setelah kecerdasan logis matematis dikendalikan pada siswa kelas XI Listrik
SMK Negeri 1 Kuta Selatan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain single factor
independent group design with use of covariate dengan teknik analisis kovarian (ANAKOVA) 1 jalan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Listrik sebanyak dua kelas dengan seluruh populasi
dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut; (1) terdapat perbedaan hasil
belajar instalasi penerangan listrik antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F-hitung = 7,96 > F-tabel = 4,41), (2)
terdapat perbedaan hasil belajar instalasi penerangan listrik antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional setelah
diadakan pengendalian pengaruh kecerdasan logis matematis (F-hitung = 21,10 > F-tabel = 4,41), (3)
kecerdasan logis matematis memiliki kontribusi signifikan terhadap hasil belajar instalasi penerangan
listrik sebesar 66,7%. Model pembelajaran berbasis masalah dan kecerdasan logis matematis memiliki
pengaruh positif terhadap hasil belajar instalasi penerangan listrik.

Kata kunci: hasil belajar, kecerdasan logis matematis, model pembelajaran berbasis masalah

Abstract
The purpose of this research are to find out the difference of the study result in electrical lighting
installation between students who follow the problem-based learning model with students following the
conventional learning model after logical mathematical intelligence is controlled on the students of class
XI Electric SMK Negeri 1 Kuta Selatan academic year 2016/2017. The research uses single factor design
of independent group design by one way covarian analysis technique (ANAKOVA). The population of
this study is all students of class XI Electricity as much as two classes with the entire population are
sampled. The results showed the following; (1) there are differences in study result of electrical lighting
installation between students following the problem-based learning model with students following the
conventional learning model (F-count = 7,96 > F-table = 4,41), (2) there are differences in study result of
electrical lighting installation between students who follow the problem-based learning model with
students who follow the conventional learning model after the logical mathematical assesment influence
the students intelligence (F-count = 21,10 > F-table = 4,41), (3) mathematical logical intelligence had
significant influence towards the study result of electric lighting installation (66,7%)

Keywords: mathematical logical intelligence, problem-based learning model, study result

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 104


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

PENDAHULUAN dinaungi oleh lembaga pendidikan haruslah


berkembang dan melakukan pembaharuan.
Era globalisasi dan kemajuan ilmu Dalam dunia pendidikan tidak hanya
pengetahuan serta teknologi seperti lembaga pendidikan khususnya sekolah
sekarang ini menyebabkan arus informasi menengah kejuruan (SMK) saja yang harus
menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berkembang dan melakukan pembaharuan
berdampak langsung pada berbagai bidang tetapi proses pembelajaran dikelas juga
kehidupan, termasuk dalam bidang harus diperhatikan yang dipengaruhi oleh
pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut di peserta didik, pendidik dan sarana
atas, pemerintah senantiasa berusaha pendidikan. Proses pembelajaran dikelas
melakukan penyempurnaan di bidang dapat mencakup perencanaan proses
pendidikan. Upaya penyempurnaan pembelajaran, pelaksanaan proses
tersebut dimulai dari lembaga pendidikan pembelajaran, dan penilaian dari proses
sebagai bagian dari sistem pendidikan. pembelajaran.
Upaya penyempurnaan itu meliputi Fakta di sekolah berdasarkan hasil
pengembangan struktur kurikulum, sistem observasi yang dilakukan pada 4 orang
pendidikan, dan model pembelajaran yang guru produktif teknik ketenagalistrikkan di
efektif dan efisien untuk meningkatkan SMK Negeri 1 Kuta Selatan mengenai
sumber daya manusia yang berkualitas. Hal penggunaan model pembelajaran berbasis
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan masalah dalam pembelajaran diperoleh
nasional yang bertujuan untuk menjadikan bahwa hanya 1 orang guru yang
manusia Indonesia yang beriman, menerapkan model pembelajaran berbasis
bertakwa, cerdas, berbudi pekerti luhur, masalah dan guru tersebut hanya mengajar
dapat membangun manusia Indonesia yang dikelas XII. Dimana 3 orang guru lainya
cerdas dan kompetitif. cenderung menggunakan model
Pendidikan di Indonesia sudah menjadi pembelajaran konvensional sehingga
salah satu bagian atau pondasi bagi pembelajaran masih berorientasi pada guru
pembangunan negara, dimana tingkat taraf atau teacher center, sedangkan dalam
hidup maupun ekonomi juga akan kurikulum 2013 diharapkan proses
meningkat apabila kualitas sumber daya pembelajaran berorientasi pada siswa atau
manusia (SDM) di Indonesia meningkat student center. Oleh karena itu salah satu
dengan menggunakan peran pendidikan. model pembelajaran yang inovatif dan
Selain hal tersebut produktifitas dari sumber berorientasi siswa atau student center yang
daya manusia (SDM) yang baik tentunya dapat digunakan dalam proses
akan mengasilkan suatu gebrakan bagi pembelajaran untuk siswa sekolah
suatu negara. Lembaga pendidikan disini menengah kejuruan (SMK) adalah model
berperan dalam mensukseskan produksi pembelajaran berbasis masalah.
kualitas sumber daya manusia (SDM), yang Model pembelajaran berbasis masalah
juga harus memiliki suatu inovasi dalam menurut gabungan teori dari Trianto (2014)
mendidik peserta didiknya untuk menjadi dan Ibrahim dan Nur (2000) adalah model
tenaga profesional. belajar yang mengorganisasikan
Pendidikan di sekolah menengah pembelajaran disekitar pertanyaan dan
kejuruan (SMK) bertujuan untuk masalah, melalui pengajuan situasi
mempersiapkan lulusan para peserta kehidupan yang otentik dan bermakna,
didiknya untuk siap bekerja di dunia kerja. yang mendorong siswa untuk melakukan
Sehingga lulusan yang terampil dan unggul penyelidikan dan inkuiri, dengan
adalah suatu output yang seharusnya wajib menghindari jawaban sederhana, serta
dihasilkan oleh sekolah menengah kejuruan memungkinkan adanya berbagai macam
(SMK). Oleh karena itu, untuk memenuhi solusi dari situasi tersebut strategi sehingga
kebutuhan dunia industri ataupun dunia peserta didik sendiri yang menyusun
kerja saat ini peran dunia pendidikan yang pengetahuannya.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 105


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

Model pembelajaran berbasis masalah siwa tidak canggung dalam dunia kerja jika
memiliki beberapa karakteristik diantaranya: mereka menemukan suatu permasalahan
(1) permasalahan menjadi starting point yang berhubungan dengan disiplin ilmu
dalam pembelajaran. (2) permasalahan yang dipelajari dan hal ini sesuai dengan
yang diangkat adalah permasalahan yang tujuan dari pendidikan di SMK yaitu untuk
ada di dunia nyata. (3) Berpusat pada siswa mempersiapkan lulusan para peserta
dalam jangka waktu yang lama. (4) didiknya untuk siap bekerja di dunia kerja ,
mengajarkan kepada siswa untuk mampu dan (2) dalam model pembelajaran
menerapkan apa yang mereka pelajari berbasis masalah siswa harus aktif untuk
disekolah pada kehidupan nyata. (5) memperoleh informasi berdasarkan
pembelajaran terjadi pada kelompok kecil. pengamatan yang dilakukan sehingga
(6) permasalahan membutuhkan perspektif sesuai dengan apa yang diharapkan
ganda. (7) Informasi baru diperoleh lewat kurikulum 2013 yang mana pembelajaran
belajar mandiri. berlangsung dikelas berorientasi pada
Karakteristik pembelajaran berbasis siswa atau student center.
masalah sebagaimana telah dipaparkan Dalam proses pembelajaran, guru
diatas memberikan kelebiahan juga harus memperhatikan karakteristik
dibandingkan dengan model pembelajaran kemampuan siswa yang beragam sehingga
lainnya. Kelebihan itu diantaranya: (1) guru tidak menyamakan karakteristik
siswa lebih memahami konsep yang kemampuan siswa satu dengan siswa yang
diajarkan, sebab mereka sendiri yang lainnya. Hal ini lah yang sering kurang
menemukan konsep tersebut; (2) diperhatikan oleh sebagian besar guru di
melibatkan siswa secara aktif dalam sekolah menengah kejuruan (SMK), dari
memecahkan masalah dan menuntun berbagai jenis karakteristik kemampuan
keterampilan berpikir siswa yang lebih siswa yang ada dan tepat digunakan dalam
tinggi; (3) pengetahuan tertanam bidang kelistrikan yang dalam
berdasarkan skemata yang dimiliki siswa pembelajarannya menggunakan
sehingga pembelajaran lebih bermakna; (4) kemampuan intelektual siswa, terutama
siswa dapat merasakan manfaat dalam penalaran berhitung dan berpikir
pembelajaran sebab masalah yang secara logis yang terlihat dalam
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kemampuan kuantitatif, ketelitian dan
kehidupan nyata, hal ini dapat keakuratan siswa dalam mengerjakan
meningkatkan motivasi dan ketertarikan sesuatu yang nantinya akan berperan
siswa terhadap materi yang dipelajari; (5) dalam menyelesaikan suatu masalah yang
menjadikan siswa lebih mandiri dan telah diberikan sehingga siswa akan
dewasa, mampu memberikan aspirasi dan mampu mengembangkan kemampuannya.
menerima pendapat orang lain, Kecerdasan logis matematis
menanamkan sikap sosial yang positif di berdasarkan gabungan teori dari Gardner
antara siswa; dan (6) pengkondisian siswa (dalam Hamzah dan Kuadrat, 2009:100),
dalam belajar kelompok yang saling Meliala (2004), Yaumi (2012) dan Pratiwi
berinteraksi terhadap pembelajaran dan (2015) adalah kemampuan seseorang
temanya, sehingga pencapaian ketuntasan untuk memahami perhitungan matematis,
belajar siswa dapat diharapkan. berpikir logis, pemecahan masalah,
Berdasarkan uraian di atas dapat penalaran deduktif dan induktif serta
ditemukan beberapa alasan tentang ketajaman pola dan hubungan dengan
mengapa model pembelajaran berbasis indikator-indikator: (1) perhitungan
masalah harus diterapkan pada matematis adalah pengerjaan hitung,
pembelajaran bidang kelistrikkan di sekolah pengerjaan aljabar, dan pengerjaan
menengah kejuruan (SMK), seperti (1) matematika lainya meliputi penjumlahan,
dalam model pembelajaran berbasis pengurangan pembagian, perkalian dan
masalah siswa mengkonstruksi operasi matematika lainya, (2) berpikir logis
pengetahuan sendiri berdasarkan adalah jika orang tersebut memahami atau
permasalahan yang dialami dalam menentukan nilai suatu kebenaran dari
kehidupan sehari-hari sehingga nantinya sesuatu(konjungsi, disjungsi dan ingkaran)

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 106


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

dengan menggunakan logika, (3) matematis serta kontribusi kecerdasan logis


Pemecahan masalah, kecerdasan matematis terhadap hasil belajar siswa.
memecahkan masalah merupakan
kemampuan memilih pendekatan dan
strategi pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, (4) penalaran METODE
deduktif dan induktif, (5) ketajaman pola
dan hubungan termasuk menebak suatu Rancangan penelitian ini
pola yang diketahui berdasarkan pola-pola menggunakan desain single factor
yang ada. independent groups design with use of
Hasil belajar menurut gabungan teori covariate (Dantes, 2012) dan menggunakan
dari Bloom (dalam Rusmayani, 2014) rancangan analisis penelitian yakni analisis
dengan Dimyati dan Mudjiono (2015) yakni kovarian (ANAKOVA) 1 jalur. Populasi pada
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
tindak mengajar yang menghasilkan Teknik Ketenagalistrikan di SMK Negeri 1
kemampuan-kemampuan baru meliputi Denpasar tahun ajaran 2016/2017,
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. berjumlah 50 orang yang tersebar menjadi
Sehingga hasil belajar instalasi penerangan 2 kelas yakni kelas XI L1 dengan 24 orang
listrik adalah hasil akhir dari proses siswa dan XI L2 dengan 26 orang siswa.
kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan Hasil uji kesetaraan diperoleh hasil
dalam mengikuti pembelajaran instalasi bahwa kelas XI L1 dan XI L2 dinyatakan
penerangan listrik untuk mencapai setara dan untuk menentukan sampel pada
kompetensi yang telah ditentukan meliputi penelitian ini menggunakan teknik sampling
indikator-indikator: (1) menjelaskan jenuh. Penentuan kelompok kelas
lambang gambar listrik, (2) menjelaskan eksperimen dan kelompok kelas kontrol
dan menganalisis jenis-jenis lampu dengan cara di undi. Dengan demikian
penerangan piranti elektronik dan piranti diperoleh hasil kelompok kelas eksperimen
rumah tangga, (3) menjelaskan dan adalah kelas XI L1 dan kelompok kelas
menganalisis kuantitas luminasi, (4) kontrol adalah kelas XI L2 di SMK Negeri 1
menjelaskan perangkat hubung bagi Kuta Selatan.
utama, (5) menjelaskan gawai pengaman, Penelitian ini menggunakan beberapa
(6) menganalisis kebutuhan daya, (7) variabel yang dapat dijabarkan sebagai
menganalisis instalasi bangunan berikut ini. (1) Variabel terikat pada
sederhana, (8) menganalisis Instalasi penelitian ini adalah hasil belajar (Y). (2)
bengkel, (9) menganalisis instalasi Variabel bebas pada penelitian ini adalah
bangunan bertingkat, (10) mengingat model pembelajaran dan asesmen belajar
komponen instalasi, (11) memahami yang dikelompokan menjadi pembelajaran
komponen instalasi. dengan asesmen projek (A1) dan
Permasalahan yang muncul pembelajaran dengan asesmen
berdasarkan pengamatan peneliti bahwa konvensional (A2). (3) Variabel kendali
guru mata pelajaran instalasi penerangan yakni kemampuan numerik (X).
listrik masih belum tepat dalam Data yang diperoleh dari penelitian ini
menggunakan model pembelajaran dan didapatkan melalui dua macam tes, yakni
kecerdasan logis matematis yang dimiliki tes hasil belajar dan tes kemampuan
oleh siswa kurang dipertimbangkan dalam numerik. Validasi instrumen (Candiasa,
perancangan pembelajaran. 2010) yang dilakukan untuk tes hasil belajar
Berdasarkan permasalahan diatas dan tes kemampuan numerik terdiri dari uji
peneliti ingin melakukan penelitian dengan validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, uji
mencari perbedaan hasil belajar siswa yang tingkat kesukaran, dan efektifitas pengecoh.
mengikuti model pembelajaran berbasis Metode analisis data dalam penelitian
masalah dan siswa yang mengikuti model ini meliputi uji prasyarat analisis dengan uji
pembelajaran konvensional dengan normalitas, uji homogenitas, uji linieritas
memperhatikan pengaruh kecerdasan logis dan keberartian arah regresi serta
pengujian hipotesis, yakni uji hipotesis

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 107


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

pertama dengan menggunakan uji ANAVA Uji hipotesis ketiga dengan


satu jalan (Candiasa, 2011) sebagai menggunakan uji regresi sederhana
berikut: (Candiasa, 2011) sebagai berikut:

RJK A
F=
RJK D (4)
(1)
Koefisien korelasi antara variabel
Uji hipotesis kedua dengan bebas (X) dengan variabel terikat (Y) juga
menggunakan uji analisis kovarian dapat digunakan untuk menentukan
(ANAKOVA) (Candiasa, 2011) sebagai kontribusi variabel bebas (X) terhadap
berikut: variabel terikat (Y). Kontribusi dapat
ditentukan dengan koefisien determinasi r2xy
yang merupakan kuadrat dari korelasi rxy.
F* = Selanjutnya untuk menentukan
derajat korelasi product moment (rxy), dapat
(2)
digunakan kriteria yang dikemukakan oleh
Guilford (Dantes, 2012) sebagai berikut.

Tabel 1. Kriteria Guilford


Rentangan Kriteria
≤ 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ 0,40 Rendah
0,40 ≤ 0,60 Sedang
0,60 ≤ 0,80 Tinggi
0,80 ≤ 1,00 Sangat Tinggi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN homogeny, dan regresi yang kita peroleh
Uji prasyarat yang perlu pengujian berarti serta bentuk regresi linier.
dalam penelitian ini adalah normalitas, Uji hipotesis dalam penelitian ini
homogenitas dan linieritas. Diperoleh hasil melalui metode statistik dengan formula
data berasal dari populasi berdistribusi sebagai berikut:
normal, data berasal dari populasi yang Pertama, uji ANAVA satu jalan
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji ANAVA Satu Jalan


Derajat Rata-Rata
Sumber Jumlah Kuadrat
Kebebasan Jumlah Kuadrat F
Variasi (JK)
Db (RJK)
Antara 2188,901 1 2188,901 7,969
Dalam 13185,18 48 274,6912
Total 15374,08 49

Berdasarkan tabel di atas diperoleh mengikuti pembelajaran model


hasil F hitung (7,96) lebih besar daripada F konvensional di SMK Negeri 1 Kuta
tabel (4,41). Akibatnya, H0 ditolak dan H1 Selatan.
diterima. Jadi terdapat perbedaan hasil Dari hasil uji hipotesis tersebut
belajar siswa kelas XI dalam mata pelajaran mengisyaratkan bahwa model
instalasi penerangan listrik antara kelompok pembelajaran berbasis masalah lebih
siswa yang mengikuti model pembelajaran unggul dalam meningkatkan hasil belajar
berbasis masalah dengan siswa yang instalasi penerangan listrik siswa kelas XI L

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 108


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

SMK Negeri 1 Kuta Selatan daripada siswa Negeri 3 Palu”. Hasil penelitiannya
yang mengikuti model pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model
konvensional. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah memberikan berpengaruh lebih baik secara
siswa mengkonstruksi pengetahuanya signifikan terhadap keterampilan berpikir
sendiri melalui permasalahan dunia nyata. kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 3 Palu
Penggunaan model pembelajaran yang dan pembelajaran model PBL berpengaruh
tepat perlu diperhatikan, karena tugas lebih baik secara signifikan terhadap hasil
pokok guru adalah merencanakan proses belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Palu.
pembelajaran dengan menyusun rencana Merritt, J. , Lee, M. , Rillero, P. , & Kinach,
pelaksanaan pembelajaran sebagai output B. M. (2017) dalam penelitianya yang
nya, melakukan proses pembelajaran berjudul “Problem-Based Learning in K–8
dengan menerapkan model-model Mathematics and Science Education”. Hasil
pembelajaran yang inovatif. Dengan penelitiannya menunjukkan bahwa
demikian guru hendaknya mampu memilih penerapan model pembelajaran berbasis
dan memilah model yang digunakan dalam masalah efektif untuk meningkatkan
pembelajaran dan disesuaikan dengan prestasi akademik sains siswa K-8,
karateristik siswa dan keberagaman termasuk retensi pengetahuan,
kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga pengembangan konseptual, dan sikap.
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang Muspita (2013) dalam penelitianya yang
sudah ditetapkan tercapai. berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Sedangkan model pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan
konvensional merupakan model yang lazim berfikir Kritis, Motivasi Belajar, dan Hasil
digunakan oleh guru pada kegiatan Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN 1
pembelajaran sehari - hari. Arah Aikmel”. Hasil penelitiannya menunjukkan
penyampaian informasi ini hanya terjadi bahwa terdapat pengaruh model
satu arah saja. Siswa dianggap belum pembelajaran berbasis masalah terhadap
mengetahui pelajaran yang diberikan oleh hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 1
gurunya, sehingga guru akan selalu Aikmel.
berceramah pada saat memberikan Dari hasil penelitian yang telah
pelajaran. Akibatnya siswa menjadi terbiasa dipaparkan di atas sangatlah logis bahwa
menerima apa saja yang diberikan oleh model pembelajaran berbasis masalah
guru tanpa mau menemukan sendiri mampu memberikan hasil yang lebih baik
konsep-konsep yang sedang dipelajari. daripada model yang biasa digunakan
Pembelajaran dengan model konvensional (konvensional), sehingga telah terbukti
akan mengakibatkan pengetahuan yang secara empiris dalam penelitian ini, bahwa
dimiliki siswa akan terbatas apa yang hasil belajar instalasi penerangan listrik
diberikan guru. siswa kelas XI L SMK Negeri 1 Kuta
Berdasarkan uraian diatas, Selatan yang menggunakan model
tampaknya hasil penelitian yang diperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik
telah sesuai dengan teori yang ada dan daripada siswa yang mengikuti
sesuai dengan hasil penelitian yang pembelajaran dengan menggunakan model
dilakukan Harina (2013) dalam penelitian konvensional.
yang berjudul “Pengaruh Model Problem– Kedua, analisis kovarian (anakova)
Based Learning (PBL) Terhadap diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
Keterampilan Berfikir Kreatif Dan Hasil
Belajar Siswa Pelajaran IPA Kelas VII SMP

Tabel 3. Hasil Perhitungan Anakova 1 Jalur


Sumber JK db RK FA* F Tabel Keterangan
Variasi 5% 1%
Antar 448,74 1 448,74 21,10 4,41 7,01 Signifikan
Dalam (error) 999,32 47 21,26 - - - -

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 109


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

Sumber JK db RK FA* F Tabel Keterangan


Variasi 5% 1%
Total (residu) 1448,06 48 - - - - -

Berdasarkan tabel di atas diperoleh kecerdasan logis matematis rendah. Hal ini
perhitungan F*A = 21,10 sedangkan F(0,05 ; 1 : 47) = menunjukan bahwa hasil belajar instalasi
4,41. Berarti F*A > F(0,05 ; 1 : 47). Sesuai dengan penerangan listrik yang di peroleh siswa
kriteria pengujian maka H1 diterima, memiliki kaitan terhadap kecerdasan logis
sebaliknya H0 ditolak. Sehingga terdapat matematis.
perbedaan hasil belajar siswa kelas XI Berbagai penelitian pendidikan
dalam mata pelajaran instalasi penerangan mengungkapkan bahwa hasil-hasil
listrik antara kelompok siswa yang penelitian yang menerapkan model
mengikuti model pembelajaran berbasis pembelajaran berbasis masalah dengan
masalah dengan siswa yang mengikuti dikendalikan oleh kecerdasan logis
pembelajaran model konvensional setelah matematis yang dimiliki siswa dalam proses
diadakan pengendalian pengaruh pembelajaran menunjukkan keunggulan
kecerdasan logis matematis. yaitu salah satu penelitian yang dilakukan
Perbedaan ini dipengaruhi oleh Widiada (2013) dalam penelitian yang
kecerdasan logis matematis siswa yang berjudul “Pengaruh Implementasi Model
dibagi menjadi yakni siswa yang memiliki Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
kecerdasan logis matematis tinggi dengan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
siswa yang miliki kecerdasan logis Kecerdasan Logis Matematis Pada Siswa
matematis yang rendah. Siswa yang Kelas X Akomodasi Perhotelan SMK PGRI
memiliki kecerdasan logis matematis tinggi Payangan”. Hasil penelitiannya
lebih cenderung untuk suka tantangan dan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pantang menyerah dalam menghadapi dan interaksi antara model pembelajaran
menyelesaikan suatu masalah atau kendala berbasis masalah dengan kecerdasan logis
yang dihadapi saat diberikan suatu tugas matematis terhadap hasil belajar
sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan matematika siswa kelas X Akomodasi
logis matematis yang rendah kurang Perhotelan SMK PGRI Payangan.
memiliki semangat dalam mengerjakan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
suatu tugas tertentu, kurang suka saat guru sebagai pemahaman bahwa
mendapatkan tantangan dan terkesan kecerdasan logis matematis yang dimiliki
menghindari tugas yang dianggap susah siswa merupakan salah satu variabel yang
sehingga seseorang yang memiliki memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
kecerdasan logis matematis rendah siswa terutama untuk mata pelajaran
cenderung pasif dalam pembelajaran instalasi penerangan listrik yang dalam
terutama pada pembelajaran yang pembelajarannya banyak terdapat
membutuhkan pemikiran lebih dalam perhitungan-perhitungan yang berhubungan
menyelesaikan suatu tugas. Model dengan penggunaan listrik pada kehidupan
pembelajaran berbasis masalah menuntut sehari-hari.
siswa aktif dan kreatif selama proses Ketiga, uji regresi sederhana
pembelajaran, sehingga model diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
pembelajaran berbasis masalah dirasa
kurang cocok bagi siswa yang memiliki

Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Regresi Sederhana


Analisis Regresi Sederhana r-hitung r-tabel r2xy Kriteria
Keberartian koefisien korelasi 0,816 0,2783 - Sangat
Koefisien korelasi antara variabel - - 0,667 tinggi

Berdasarkan tabel di atas diperoleh lebih besar dari r tabel (0,2783). Ini berarti
nilai r hitung (rxy) hasil penelitian (0,816) H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi korelasi

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 110


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

antara X dengan Y dengan koefisien kontribusi yang besar terhadap hasil belajar
korelasi (rxy) = 0,816 berarti atau signifikan menggambar layout.
atau kecerdasan logis matematis memiliki Dari hasil penelitian yang telah
kontribusi signifikan terhadap hasil belajar dipaparkan di atas sangatlah logis bahwa
instalasi penerangan listrik pada siswa kecerdasan logis matematis memiliki
kelas XI. Dari perhitungan diatas juga kontribusi signifikan terhadap hasil belajar
diperoleh r2xy = 0,8162 = 0,677 atau jika siswa, sehingga telah terbukti secara
diprosentasekan sebesar 67,6%. empiris dalam penelitian ini, bahwa
Selanjutnya untuk menentukan derajat kecerdasan logis matematis memiliki
korelasi product moment (rxy), dapat kontribusi terhadap hasil belajar instalasi
digunakan kriteria yang dikemukakan oleh penerangan listrik siswa kelas XI L SMK
Guilford diperoleh nilai koefisien korelasi Negeri 1 Kuta Selatan.
product moment (rxy) sebesar 0,816
termasuk dalam kategori sangat tinggi. PENUTUP
Kecerdasan logis matematis adalah Berdasarkan hasil penelitian dan
kemampuan kecerdasan yang dimiliki siswa pembahasan, dapat diuraikan menjadi tiga
untuk memahami dasar-dasar operasional temuan hasil penelitian yang merupakan
yang berhubungan dengan angka dan jawaban terhadap tiga masalah yang
prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola diajukan dalam penelitian ini. Temuan-
dan hubungan sebab akibat yang temuan tersebut adalah sebagai berikut.
memungkinkan untuk berkembang dan Pertama, hasil belajar instalasi
berprestasi di bidang ilmu. Seperti yang penerangan listrik siswa kelas XI di SMK
telah diketahui bersama bahwa banyak Negeri 1 Kuta Selatan antara siswa yang
aspek yang mempengaruhi hasil belajar mengikuti pembelajaran dengan model
siswa salah satu diantaranya adalah berbasis masalah lebih tinggi daripada
kecerdasan logis matematis yang dimiliki siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
sehingga sangatlah wajar jika aspek model konvensional dengan nilai rata-rata
tersebut dapat menyumbang persentase siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
terhadap peningkatan hasil belajar terutama model berbasis masalah sebesar 80,17
pada mata pelajaran instalasi penerangan sedangkan nilai rata-rata siswa yang
listrik siswa kelas XI L SMK Negeri 1 Kuta mengikuti pembelajaran dengan model
Selatan yang banyak berisikan perhitungan- konvensional sebesar 66,77. Hal ini berarti
perhitungan dalam materi hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari alternatif (H1) diterima. Sehingga dapat
variasi dalam variabel terikat hasil belajar dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil
instalasi penerangan listrik dapat dijelaskan belajar instalasi penerangan listrik antara
oleh variabel bebas kecerdasan logis kelompok siswa kelas XI yang mengikuti
matematis sebesar 66,7% sedangkan pembelajaran menggunakan model
sisanya ditentukan oleh variabel lain yang berbasis masalah dengan kelompok siswa
tidak diteliti. yang mengikuti pembelajaran dengan
Berbagai penelitian pendidikan model konvensional.
mengungkapkan bahwa hasil-hasil Kedua, hasil belajar instalasi
penelitian yang menggunakan kovariabel penerangan listrik siswa kelas XI di SMK
berupa kecerdasan logis matematis Negeri 1 Kuta Selatan antara siswa yang
memiliki kontribusi yang cukup besar mengikuti pembelajaran dengan model
terhadap hasil belajar siswa diantaranya berbasis masalah lebih baik daripada siswa
penelitian yang dilakukan Cawi (2014) yang mengikuti pembelajaran dengan
dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh model konvensional setelah dikendaikan
Model Pembelajaran Berbasis Projek oleh kovariabel kecerdasan logis
Terhadap Hasil Belajar Menggambar matematis. Dengan demilkian hipotesis nol
Layout Dengan Kovariabel Kecerdasan (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
Spasial dan Kecerdasan Logis Matematis”. diterima. sehingga dapat dikatakan bahwa
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar instalasi
kecerdasan logis matematis memiliki penerangan listrik antara kelompok siswa

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 111


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

kelas XI yang mengikuti pembelajaran dengan kecerdasan logis matematis tinggi,


menggunakan model berbasis masalah model pembelajaran dengan asesmen
dengan kelompok siswa yang mengikuti projek sangat tepat diterapkan. Sedangkan
pembelajaran dengan model konvensional pada kelompok siswa dengan kecerdasan
setelah diadakan pengendalian pengaruh logis matematis yang rendah, hendaknya
kecerdasan logis matematis pada siswa kecerdasan logis matematis siswa
kelas XI. dikembangkan terlebih dahulu, setelah itu
Ketiga, kecerdasan logis matematis model pembelajaran dengan asesmen
memiliki kontribusi terhadap hasil belajar projek ini dapat diterapkan lebih efektif.
instalasi penerangan listrik pada siswa Bagi para praktisi pendidikan dan
kelas XI di SMK Negeri 1 Kuta Selatan. Hal guru yang ingin mengembangkan model
ini berarti sekitar 66,7% variasi dalam pembelajaran dan memperhatikan
variabel terikat Y (hasil belajar instalasi kecerdasan logis matematis dalam
penerangan listrik) dijelaskan oleh variabel pembelajaran dan atau melaksanakan
X (Kecerdasan logis matematis), penelitian lebih lanjut yang berkaitan
sedangkan sisanya ditentukan oleh variabel dengan hasil-hasil penelitian ini, maka ada
yang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa beberapa hal yang disampaikan sebagai
kecerdasan logis matematis memiliki saran.
kontribusi signifikan terhadap hasil belajar Pertama, penelitian ini ada beberapa
instalasi penerangan listrik pada siswa kendala dan keterbatasan yang dialami
kelas XI sebesar 66,7%. peneliti salah satunya yakni keterbatasan
Berdasarkan temuan-temuan di atas waktu. Banyaknya jam-jam yang tidak
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh efektif atau banyaknya hari-hari libur yang
implementasi model pembelajaran berbasis digunakan untuk persiapan ujian kelas XII
masalah terhadap hasil belajar instalasi di SMK mulai dari ujian tulis dan ujian
penerangan listrik siswa kelas XI di SMK praktek dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Negeri 1 Kuta Selatan dengan kovariabel Pengalaman ini bisa dijadikan pelajaran
kecerdasan logis matematis. untuk mempersiapkan jadwal penelitian
Saran yang disampaikan dibagi sedini mungkin sehingga tidak terbentur
menjadi tiga bagian. Pertama, saran-saran dengan kegiatan yang ada di sekolah
kepada guru yang terkait dengan tempat penelitian dilakukan.
kebermanfaatan temuan ini untuk Kedua, materi pembelajaran yang
pembelajaran. Kedua, saran-saran kepada digunakan dalam penelitian ini terbatas
peneliti lain untuk kemungkinan hanya pada beberapa kompetensi dasar
pelaksanaan penelitian lebih lanjut. dalam mata pelajaran instalasi penerangan
Dalam upaya untuk penyebaran dan listrik, sehingga dapat dikatakan bahwa
pemanfaatan hasil penelitian ini, maka ada hasil-hasil penelitian terbatas hanya pada
beberapa saran yang diajukan kepada materi tersebut. Untuk mengetahui
guru, yaitu sebagai berikut. kemungkinan hasil yang berbeda pada
Pertama, para guru mata pelajaran pokok bahasan dan jenjang pendidikan
instalasi penerangan listrik kelas XI di SMK lainnya, peneliti menyarankan kepada
khususnya di SMK Negeri 1 Kuta Selatan peneliti selanjutnya untuk melakukan
hendaknya menggunakan model penelitian yang sejenis pada pokok
pembelajaran yang inovatif salah satunya bahasan dan jenjang pendidikan yang lain.
model pembelajaran berbasis masalah
sehingga pelaksanaan proses belajar
mengajar menjadi lebih efektif, dimana guru
lebih mengutamakan pembelajaran yang DAFTAR RUJUKAN
berpusat pada siswa.
Kedua, agar hasil belajar instalasi Candiasa, I. M. 2011. Statistik Multivariat
penerangan listrik siswa kelas XI dapat Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja:
ditingkatkan, guru disarankan Undiksha Press.
mempertimbangkan kecerdasan logis
matematis siswa. Pada kelompok siswa

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 112


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

-------. 2011. Pengujian Instrumen Ibrahim, M. dan Nur, M. 2000.


Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
dan BIGSTEPS. Singaraja: Undiksha Surabaya: UNESA University Press.
Press.
Meliala, A. 2004. Temukan dan
-------. 2010. Statistik Univariat dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda
Bivariat Disertai Aplikasi SPSS. melalui Kecerdasan Majemuk.
Singaraja: Undiksha Press. Yogyakarta: Andi Offset
Cawi, I.W., A.A.I.N. Marhaeni & G.R. Merritt, J.L., M. Rillero & B.M. Kinach.
Dantes. 2014. “Pengaruh Model 2017. “Problem-Based Learning in K–
Pembelajaran Berbasis Projek 8 Mathematics and Science
Terhadap Hasil Belajar Menggambar Education”. Arizona State University.
Layout Dengan Kovariabel ( Volume 11 Tahun 2017)
Kecerdasan Spasial dan Kecerdasan
Logis Matematis”. Jurnal Penelitian Muspita. Z., I.W. Lasmawan & Sariyasa.
Program Studi Penelitian dan 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran
Evaluasi Pendidikan, Program Berbasis Masalah Terhadap
Pascasarjana Universitas Pendidikan Kemampuan berfikir Kritis, Motivasi
Ganesha Singaraja, Indonesia. Belajar, dan Hasil Belajar IPS Siswa
(Volume 4 Tahun 2014). Kelas VII SMPN 1 Aikmel”. Jurnal
Penelitian Program Studi Pendidikan
Dantes, N. 2012. Metode Penelitian. Dasar, Program Pascasarjana
Yogyakarta: ANDI. Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia. (Volume 3
-------. 2014. Landasan Pendidikan Tahun 2013).
Tinjauan Dari Dimensi
Makropedagogis. Yogyakarta: Graha Pratiwi, N.A. 2015. “Pengaruh Strategi
Ilmu. Konflik Kognitif dalam Pembelajaran
Kooperatif terhadap Kemampunan
Dimyati dan Mudjiono. 2015. Belajar &
Pemecahan Masalah Matematika
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9
Harina, P., V. M.A. Tiwow & A.W.M. Diah. Denpasar Ditinjau dari Kecerdasan
2013. “Pengaruh Model Problem– Logis Matematis”. Tesis. Singaraja:
Based Learning (PBL) Terhadap Program Pascasarjana Universitas
Keterampilan Berfikir Kreatif Dan Pendidikan Ganesha.
Hasil Belajar Siswa Pelajaran IPA
Kelas VII SMP Negeri 3 Palu”. Jurnal Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran
Penelitian Program Study pendidikan Mengembangkan Profesionalisme
Sains, Program Pascasarjana Guru, Edisi Kedua. Depok: PT
Universitas Tadulak, Indonesia. Rajagrafindo Persada. Edisi 2.
(Volume 4 Tahun 2016)
Trianto, I. 2014. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
Hamsah, B. dan Kuadrat, M. 2009.
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan
Mengelola Kecerdasan dalam
Implementasinya pada Kurikulum
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
2013 (Kurikulum Tematik
Aksara
Integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia
Group.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 113


Jurnal_ep, Vol. 7 No. 2, Agustus 2017

Widiada, I.P.G., I.M Candiasa & N. Natajaya. Program Studi Administrasi


2013. “Pengaruh Implementasi Model Pendidikan, Program Pascasarjana
Pembelajaran Berbasis Masalah Universitas Pendidikan Ganesha
Terhadap Hasil Belajar Matematika Singaraja, Indonesia. (Volume 4
Ditinjau Dari Kecerdasan Logis Tahun 2013)
Matematis Pada Siswa Kelas X
Akomodasi Perhotelan SMK PGRI Yaumi, M. 2012. Pembelajaran Berbasis
Payangan”. Jurnal Penelitian Multiple Intellegences. Jakarta: Dian
Rakyat.

Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Indonesia | 114

Anda mungkin juga menyukai