2, Agustus 2017
e-mail: putu.suryawan@pasca.undiksha.ac.id,agung.marhaeni@pasca.undiksha.ac.id,
made.candiasa@pasca.undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar instalasi penerangan listrik antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional setelah kecerdasan logis matematis dikendalikan pada siswa kelas XI Listrik
SMK Negeri 1 Kuta Selatan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain single factor
independent group design with use of covariate dengan teknik analisis kovarian (ANAKOVA) 1 jalan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Listrik sebanyak dua kelas dengan seluruh populasi
dijadikan sampel. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut; (1) terdapat perbedaan hasil
belajar instalasi penerangan listrik antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah
dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (F-hitung = 7,96 > F-tabel = 4,41), (2)
terdapat perbedaan hasil belajar instalasi penerangan listrik antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional setelah
diadakan pengendalian pengaruh kecerdasan logis matematis (F-hitung = 21,10 > F-tabel = 4,41), (3)
kecerdasan logis matematis memiliki kontribusi signifikan terhadap hasil belajar instalasi penerangan
listrik sebesar 66,7%. Model pembelajaran berbasis masalah dan kecerdasan logis matematis memiliki
pengaruh positif terhadap hasil belajar instalasi penerangan listrik.
Kata kunci: hasil belajar, kecerdasan logis matematis, model pembelajaran berbasis masalah
Abstract
The purpose of this research are to find out the difference of the study result in electrical lighting
installation between students who follow the problem-based learning model with students following the
conventional learning model after logical mathematical intelligence is controlled on the students of class
XI Electric SMK Negeri 1 Kuta Selatan academic year 2016/2017. The research uses single factor design
of independent group design by one way covarian analysis technique (ANAKOVA). The population of
this study is all students of class XI Electricity as much as two classes with the entire population are
sampled. The results showed the following; (1) there are differences in study result of electrical lighting
installation between students following the problem-based learning model with students following the
conventional learning model (F-count = 7,96 > F-table = 4,41), (2) there are differences in study result of
electrical lighting installation between students who follow the problem-based learning model with
students who follow the conventional learning model after the logical mathematical assesment influence
the students intelligence (F-count = 21,10 > F-table = 4,41), (3) mathematical logical intelligence had
significant influence towards the study result of electric lighting installation (66,7%)
Model pembelajaran berbasis masalah siwa tidak canggung dalam dunia kerja jika
memiliki beberapa karakteristik diantaranya: mereka menemukan suatu permasalahan
(1) permasalahan menjadi starting point yang berhubungan dengan disiplin ilmu
dalam pembelajaran. (2) permasalahan yang dipelajari dan hal ini sesuai dengan
yang diangkat adalah permasalahan yang tujuan dari pendidikan di SMK yaitu untuk
ada di dunia nyata. (3) Berpusat pada siswa mempersiapkan lulusan para peserta
dalam jangka waktu yang lama. (4) didiknya untuk siap bekerja di dunia kerja ,
mengajarkan kepada siswa untuk mampu dan (2) dalam model pembelajaran
menerapkan apa yang mereka pelajari berbasis masalah siswa harus aktif untuk
disekolah pada kehidupan nyata. (5) memperoleh informasi berdasarkan
pembelajaran terjadi pada kelompok kecil. pengamatan yang dilakukan sehingga
(6) permasalahan membutuhkan perspektif sesuai dengan apa yang diharapkan
ganda. (7) Informasi baru diperoleh lewat kurikulum 2013 yang mana pembelajaran
belajar mandiri. berlangsung dikelas berorientasi pada
Karakteristik pembelajaran berbasis siswa atau student center.
masalah sebagaimana telah dipaparkan Dalam proses pembelajaran, guru
diatas memberikan kelebiahan juga harus memperhatikan karakteristik
dibandingkan dengan model pembelajaran kemampuan siswa yang beragam sehingga
lainnya. Kelebihan itu diantaranya: (1) guru tidak menyamakan karakteristik
siswa lebih memahami konsep yang kemampuan siswa satu dengan siswa yang
diajarkan, sebab mereka sendiri yang lainnya. Hal ini lah yang sering kurang
menemukan konsep tersebut; (2) diperhatikan oleh sebagian besar guru di
melibatkan siswa secara aktif dalam sekolah menengah kejuruan (SMK), dari
memecahkan masalah dan menuntun berbagai jenis karakteristik kemampuan
keterampilan berpikir siswa yang lebih siswa yang ada dan tepat digunakan dalam
tinggi; (3) pengetahuan tertanam bidang kelistrikan yang dalam
berdasarkan skemata yang dimiliki siswa pembelajarannya menggunakan
sehingga pembelajaran lebih bermakna; (4) kemampuan intelektual siswa, terutama
siswa dapat merasakan manfaat dalam penalaran berhitung dan berpikir
pembelajaran sebab masalah yang secara logis yang terlihat dalam
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kemampuan kuantitatif, ketelitian dan
kehidupan nyata, hal ini dapat keakuratan siswa dalam mengerjakan
meningkatkan motivasi dan ketertarikan sesuatu yang nantinya akan berperan
siswa terhadap materi yang dipelajari; (5) dalam menyelesaikan suatu masalah yang
menjadikan siswa lebih mandiri dan telah diberikan sehingga siswa akan
dewasa, mampu memberikan aspirasi dan mampu mengembangkan kemampuannya.
menerima pendapat orang lain, Kecerdasan logis matematis
menanamkan sikap sosial yang positif di berdasarkan gabungan teori dari Gardner
antara siswa; dan (6) pengkondisian siswa (dalam Hamzah dan Kuadrat, 2009:100),
dalam belajar kelompok yang saling Meliala (2004), Yaumi (2012) dan Pratiwi
berinteraksi terhadap pembelajaran dan (2015) adalah kemampuan seseorang
temanya, sehingga pencapaian ketuntasan untuk memahami perhitungan matematis,
belajar siswa dapat diharapkan. berpikir logis, pemecahan masalah,
Berdasarkan uraian di atas dapat penalaran deduktif dan induktif serta
ditemukan beberapa alasan tentang ketajaman pola dan hubungan dengan
mengapa model pembelajaran berbasis indikator-indikator: (1) perhitungan
masalah harus diterapkan pada matematis adalah pengerjaan hitung,
pembelajaran bidang kelistrikkan di sekolah pengerjaan aljabar, dan pengerjaan
menengah kejuruan (SMK), seperti (1) matematika lainya meliputi penjumlahan,
dalam model pembelajaran berbasis pengurangan pembagian, perkalian dan
masalah siswa mengkonstruksi operasi matematika lainya, (2) berpikir logis
pengetahuan sendiri berdasarkan adalah jika orang tersebut memahami atau
permasalahan yang dialami dalam menentukan nilai suatu kebenaran dari
kehidupan sehari-hari sehingga nantinya sesuatu(konjungsi, disjungsi dan ingkaran)
RJK A
F=
RJK D (4)
(1)
Koefisien korelasi antara variabel
Uji hipotesis kedua dengan bebas (X) dengan variabel terikat (Y) juga
menggunakan uji analisis kovarian dapat digunakan untuk menentukan
(ANAKOVA) (Candiasa, 2011) sebagai kontribusi variabel bebas (X) terhadap
berikut: variabel terikat (Y). Kontribusi dapat
ditentukan dengan koefisien determinasi r2xy
yang merupakan kuadrat dari korelasi rxy.
F* = Selanjutnya untuk menentukan
derajat korelasi product moment (rxy), dapat
(2)
digunakan kriteria yang dikemukakan oleh
Guilford (Dantes, 2012) sebagai berikut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN homogeny, dan regresi yang kita peroleh
Uji prasyarat yang perlu pengujian berarti serta bentuk regresi linier.
dalam penelitian ini adalah normalitas, Uji hipotesis dalam penelitian ini
homogenitas dan linieritas. Diperoleh hasil melalui metode statistik dengan formula
data berasal dari populasi berdistribusi sebagai berikut:
normal, data berasal dari populasi yang Pertama, uji ANAVA satu jalan
diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
SMK Negeri 1 Kuta Selatan daripada siswa Negeri 3 Palu”. Hasil penelitiannya
yang mengikuti model pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model
konvensional. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran berbasis masalah
model pembelajaran berbasis masalah memberikan berpengaruh lebih baik secara
siswa mengkonstruksi pengetahuanya signifikan terhadap keterampilan berpikir
sendiri melalui permasalahan dunia nyata. kreatif siswa kelas VII SMP Negeri 3 Palu
Penggunaan model pembelajaran yang dan pembelajaran model PBL berpengaruh
tepat perlu diperhatikan, karena tugas lebih baik secara signifikan terhadap hasil
pokok guru adalah merencanakan proses belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Palu.
pembelajaran dengan menyusun rencana Merritt, J. , Lee, M. , Rillero, P. , & Kinach,
pelaksanaan pembelajaran sebagai output B. M. (2017) dalam penelitianya yang
nya, melakukan proses pembelajaran berjudul “Problem-Based Learning in K–8
dengan menerapkan model-model Mathematics and Science Education”. Hasil
pembelajaran yang inovatif. Dengan penelitiannya menunjukkan bahwa
demikian guru hendaknya mampu memilih penerapan model pembelajaran berbasis
dan memilah model yang digunakan dalam masalah efektif untuk meningkatkan
pembelajaran dan disesuaikan dengan prestasi akademik sains siswa K-8,
karateristik siswa dan keberagaman termasuk retensi pengetahuan,
kemampuan yang dimiliki siswa, sehingga pengembangan konseptual, dan sikap.
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang Muspita (2013) dalam penelitianya yang
sudah ditetapkan tercapai. berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
Sedangkan model pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan
konvensional merupakan model yang lazim berfikir Kritis, Motivasi Belajar, dan Hasil
digunakan oleh guru pada kegiatan Belajar IPS Siswa Kelas VII SMPN 1
pembelajaran sehari - hari. Arah Aikmel”. Hasil penelitiannya menunjukkan
penyampaian informasi ini hanya terjadi bahwa terdapat pengaruh model
satu arah saja. Siswa dianggap belum pembelajaran berbasis masalah terhadap
mengetahui pelajaran yang diberikan oleh hasil belajar IPS siswa kelas VII SMPN 1
gurunya, sehingga guru akan selalu Aikmel.
berceramah pada saat memberikan Dari hasil penelitian yang telah
pelajaran. Akibatnya siswa menjadi terbiasa dipaparkan di atas sangatlah logis bahwa
menerima apa saja yang diberikan oleh model pembelajaran berbasis masalah
guru tanpa mau menemukan sendiri mampu memberikan hasil yang lebih baik
konsep-konsep yang sedang dipelajari. daripada model yang biasa digunakan
Pembelajaran dengan model konvensional (konvensional), sehingga telah terbukti
akan mengakibatkan pengetahuan yang secara empiris dalam penelitian ini, bahwa
dimiliki siswa akan terbatas apa yang hasil belajar instalasi penerangan listrik
diberikan guru. siswa kelas XI L SMK Negeri 1 Kuta
Berdasarkan uraian diatas, Selatan yang menggunakan model
tampaknya hasil penelitian yang diperoleh pembelajaran berbasis masalah lebih baik
telah sesuai dengan teori yang ada dan daripada siswa yang mengikuti
sesuai dengan hasil penelitian yang pembelajaran dengan menggunakan model
dilakukan Harina (2013) dalam penelitian konvensional.
yang berjudul “Pengaruh Model Problem– Kedua, analisis kovarian (anakova)
Based Learning (PBL) Terhadap diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
Keterampilan Berfikir Kreatif Dan Hasil
Belajar Siswa Pelajaran IPA Kelas VII SMP
Berdasarkan tabel di atas diperoleh kecerdasan logis matematis rendah. Hal ini
perhitungan F*A = 21,10 sedangkan F(0,05 ; 1 : 47) = menunjukan bahwa hasil belajar instalasi
4,41. Berarti F*A > F(0,05 ; 1 : 47). Sesuai dengan penerangan listrik yang di peroleh siswa
kriteria pengujian maka H1 diterima, memiliki kaitan terhadap kecerdasan logis
sebaliknya H0 ditolak. Sehingga terdapat matematis.
perbedaan hasil belajar siswa kelas XI Berbagai penelitian pendidikan
dalam mata pelajaran instalasi penerangan mengungkapkan bahwa hasil-hasil
listrik antara kelompok siswa yang penelitian yang menerapkan model
mengikuti model pembelajaran berbasis pembelajaran berbasis masalah dengan
masalah dengan siswa yang mengikuti dikendalikan oleh kecerdasan logis
pembelajaran model konvensional setelah matematis yang dimiliki siswa dalam proses
diadakan pengendalian pengaruh pembelajaran menunjukkan keunggulan
kecerdasan logis matematis. yaitu salah satu penelitian yang dilakukan
Perbedaan ini dipengaruhi oleh Widiada (2013) dalam penelitian yang
kecerdasan logis matematis siswa yang berjudul “Pengaruh Implementasi Model
dibagi menjadi yakni siswa yang memiliki Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
kecerdasan logis matematis tinggi dengan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari
siswa yang miliki kecerdasan logis Kecerdasan Logis Matematis Pada Siswa
matematis yang rendah. Siswa yang Kelas X Akomodasi Perhotelan SMK PGRI
memiliki kecerdasan logis matematis tinggi Payangan”. Hasil penelitiannya
lebih cenderung untuk suka tantangan dan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pantang menyerah dalam menghadapi dan interaksi antara model pembelajaran
menyelesaikan suatu masalah atau kendala berbasis masalah dengan kecerdasan logis
yang dihadapi saat diberikan suatu tugas matematis terhadap hasil belajar
sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan matematika siswa kelas X Akomodasi
logis matematis yang rendah kurang Perhotelan SMK PGRI Payangan.
memiliki semangat dalam mengerjakan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
suatu tugas tertentu, kurang suka saat guru sebagai pemahaman bahwa
mendapatkan tantangan dan terkesan kecerdasan logis matematis yang dimiliki
menghindari tugas yang dianggap susah siswa merupakan salah satu variabel yang
sehingga seseorang yang memiliki memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
kecerdasan logis matematis rendah siswa terutama untuk mata pelajaran
cenderung pasif dalam pembelajaran instalasi penerangan listrik yang dalam
terutama pada pembelajaran yang pembelajarannya banyak terdapat
membutuhkan pemikiran lebih dalam perhitungan-perhitungan yang berhubungan
menyelesaikan suatu tugas. Model dengan penggunaan listrik pada kehidupan
pembelajaran berbasis masalah menuntut sehari-hari.
siswa aktif dan kreatif selama proses Ketiga, uji regresi sederhana
pembelajaran, sehingga model diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut.
pembelajaran berbasis masalah dirasa
kurang cocok bagi siswa yang memiliki
Berdasarkan tabel di atas diperoleh lebih besar dari r tabel (0,2783). Ini berarti
nilai r hitung (rxy) hasil penelitian (0,816) H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi korelasi
antara X dengan Y dengan koefisien kontribusi yang besar terhadap hasil belajar
korelasi (rxy) = 0,816 berarti atau signifikan menggambar layout.
atau kecerdasan logis matematis memiliki Dari hasil penelitian yang telah
kontribusi signifikan terhadap hasil belajar dipaparkan di atas sangatlah logis bahwa
instalasi penerangan listrik pada siswa kecerdasan logis matematis memiliki
kelas XI. Dari perhitungan diatas juga kontribusi signifikan terhadap hasil belajar
diperoleh r2xy = 0,8162 = 0,677 atau jika siswa, sehingga telah terbukti secara
diprosentasekan sebesar 67,6%. empiris dalam penelitian ini, bahwa
Selanjutnya untuk menentukan derajat kecerdasan logis matematis memiliki
korelasi product moment (rxy), dapat kontribusi terhadap hasil belajar instalasi
digunakan kriteria yang dikemukakan oleh penerangan listrik siswa kelas XI L SMK
Guilford diperoleh nilai koefisien korelasi Negeri 1 Kuta Selatan.
product moment (rxy) sebesar 0,816
termasuk dalam kategori sangat tinggi. PENUTUP
Kecerdasan logis matematis adalah Berdasarkan hasil penelitian dan
kemampuan kecerdasan yang dimiliki siswa pembahasan, dapat diuraikan menjadi tiga
untuk memahami dasar-dasar operasional temuan hasil penelitian yang merupakan
yang berhubungan dengan angka dan jawaban terhadap tiga masalah yang
prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola diajukan dalam penelitian ini. Temuan-
dan hubungan sebab akibat yang temuan tersebut adalah sebagai berikut.
memungkinkan untuk berkembang dan Pertama, hasil belajar instalasi
berprestasi di bidang ilmu. Seperti yang penerangan listrik siswa kelas XI di SMK
telah diketahui bersama bahwa banyak Negeri 1 Kuta Selatan antara siswa yang
aspek yang mempengaruhi hasil belajar mengikuti pembelajaran dengan model
siswa salah satu diantaranya adalah berbasis masalah lebih tinggi daripada
kecerdasan logis matematis yang dimiliki siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
sehingga sangatlah wajar jika aspek model konvensional dengan nilai rata-rata
tersebut dapat menyumbang persentase siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
terhadap peningkatan hasil belajar terutama model berbasis masalah sebesar 80,17
pada mata pelajaran instalasi penerangan sedangkan nilai rata-rata siswa yang
listrik siswa kelas XI L SMK Negeri 1 Kuta mengikuti pembelajaran dengan model
Selatan yang banyak berisikan perhitungan- konvensional sebesar 66,77. Hal ini berarti
perhitungan dalam materi hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari alternatif (H1) diterima. Sehingga dapat
variasi dalam variabel terikat hasil belajar dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil
instalasi penerangan listrik dapat dijelaskan belajar instalasi penerangan listrik antara
oleh variabel bebas kecerdasan logis kelompok siswa kelas XI yang mengikuti
matematis sebesar 66,7% sedangkan pembelajaran menggunakan model
sisanya ditentukan oleh variabel lain yang berbasis masalah dengan kelompok siswa
tidak diteliti. yang mengikuti pembelajaran dengan
Berbagai penelitian pendidikan model konvensional.
mengungkapkan bahwa hasil-hasil Kedua, hasil belajar instalasi
penelitian yang menggunakan kovariabel penerangan listrik siswa kelas XI di SMK
berupa kecerdasan logis matematis Negeri 1 Kuta Selatan antara siswa yang
memiliki kontribusi yang cukup besar mengikuti pembelajaran dengan model
terhadap hasil belajar siswa diantaranya berbasis masalah lebih baik daripada siswa
penelitian yang dilakukan Cawi (2014) yang mengikuti pembelajaran dengan
dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh model konvensional setelah dikendaikan
Model Pembelajaran Berbasis Projek oleh kovariabel kecerdasan logis
Terhadap Hasil Belajar Menggambar matematis. Dengan demilkian hipotesis nol
Layout Dengan Kovariabel Kecerdasan (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
Spasial dan Kecerdasan Logis Matematis”. diterima. sehingga dapat dikatakan bahwa
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar instalasi
kecerdasan logis matematis memiliki penerangan listrik antara kelompok siswa