Dina Danawiyah
Staff Pengajar SMP Mekar Arum
dinadanawiyah3@gmail.com
Abstrak
Merdeka belajar merupakan konsep pembelajaran yang pada awalnya berpatokan
pada pendidik menjadi sistem pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Pembelajaran ini dirancang dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam. Tujuan dari kajian
artikel ini adalah untuk mengetahui tantangan penerapan kurikulum merdeka
terhadap gaya belajar peserta didik pada pembelajaran matematika. Penulisan
artikel ini menggunakan kajian artikel studi literatur (literature review) dengan
pendekatan kualitatif yang akan diuraikan secara deskriptif. Data yang digunakan
merupakan data yang berasal dari artikel ilmiah, makalah, prosiding, serta data hasil
tes diagnostik peserta didik kelas VII SMP Mekar Arum. Data yang telah diperoleh
akan dianalisis dengan tahapan : (1) membaca dan memahami semua kajian serta
memilahnya untuk disesuaikan sebagai data yang relevan dalam kajian artikel ini
(2) mencatat poin-poin bacaan yang telah di peroleh serta menyimpulkan topik
utama mengenai penerapan kurikulum merdeka terhadap gaya belajar peserta didik
pada pembelajaran matematika. (3) mencatat sumber informasi tersebut untuk
dicantumkan ke dalam daftar pustaka. Hasil kajian pada artikel ini menunjukan
bahwa tantangan penerapan kurikulum merdeka terhadap tes diagnostik yaitu gaya
belajar peserta didik dapat membantu mempermudah penentuan metode dan media
pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran matematika dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
Kata kunci : Kurikukum Merdeka, Gaya Belajar Peserta Didik, Pembelajaran
Matematika.
PENDAHULUAN
Sistem pendidikan di beberapa negara tentu sering mengalami perubahan yang
disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini serta hasil evaluasi dari pelaksanaan
sistem pendidikan pada tahun sebelumnya. Begitu pun sistem pendidikan di Indonesia
ternyata juga sering kali mengalami perubahan yang didasarkan pada teori yang berkembang
dan kewenangan pemangku kebijakan. Dalam kondisi yang sangat dinamis ini diperlukan
transformasi pembelajaran untuk perbaikan mutu pendidikan Indonesia, seperti halnya
pembaharuan yang telah dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan
menetapkan kebijakan baru, yakni merdeka belajar. Merdeka belajar dibuat untuk mengubah
konsep pembelajaran yang pada awalnya berpatokan pada pendidik menjadi sistem
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hal tersebut juga bertujuan untuk
mewujudkan visi pendidikan Indonesia yakni mewujdukan Indonesia yang maju berdaulat,
mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar pancasila. Pembelajaran ini dirancang
dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat
ini, sesuai kebutuhan belajar serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang
beragam.
Dina Danawiyah. Tantangan Penerapan Kurikulum Merdeka Terhadap Gaya Belajar Peserta Didik
dalam Pembelajaran Matematika
METODE
Penulisan artikel ini menggunakan kajian artikel studi literatur (literature review)
dengan pendekatan kualitatif yang akan diuraikan secara deskriptif. Metode studi literatur
merupakan aktivitas yang berkaitan dengan membaca dan mencatat hasil dari pengumpulan
data pustaka serta diolah untuk dijadikan sebagai bahan kajian artikel (Sari, 2021).
Penggunaan pendekatan secara deskriptif kualitatif dilakukan dengan tujuan untuk
menggambarkan secara detail dan jelas hasil kajian artikel untuk mendukung serta
meningkatkan pemahaman pembaca terhadap penulisan artikel yang sedang dilakukan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memahami dan menganalisis sumber data yang
berasal dari artikel ilmiah, makalah, prosiding, buku yang sesuai dengan fokus kajian artikel,
serta data hasil tes diagnostik peserta didik kelas VII SMP Mekar Arum. Data yang telah
diperoleh akan dianalisis dengan tahapan : (1) membaca dan memahami semua kajian serta
memilahnya untuk disesuaikan sebagai data yang relevan dalam kajian artikel ini (2)
mencatat poin-poin bacaan yang telah di peroleh serta menyimpulkan topik utama mengenai
penerapan kurikulum merdeka terhadap gaya belajar peserta didik pada pembelajaran
matematika. (3) mencatat sumber informasi tersebut untuk dicantumkan ke dalam daftar
pustaka.
Hasil kajian (Ilmi, 2022) Programme for International Student Assessment (PISA)
menunjukkan bahwa 70% peserta didik berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi
minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.
Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima
belas tahun terakhir. Untuk itu maka dibutuhkan keahlian literasi dan numerasi. Guna
memaksimalkan keahlian itu maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat
sebuah trobosan program Merdeka Belajar. Melalui program ini Kemendikbud berharap
sekolah mampu menghasilkan lulusan yang yang unggul, bermoral dan beretika (Suhartoyo,
et al., 2020). Hasil artikel lain yang memperkuat bahwa penerapan kurikulum merdeka dapat
membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, sebagaimana berikut.
Menurut hasil kajian artikel (Magfiroh & Sholeh, 2022) menunjukkan implementasi
kurikulum merdeka belajar kampus merdeka memiliki keterkaitan dengan era society 5.0.
Kemampuan yang harus dimiliki adalah kreativitas dan inovasi sehingga menjadi sumber
daya manusia yang tangguh, terampil dan ulet. Implementasi merdeka belajar dilakukan
dengan perencanaan yang matang mampu meningkatkan mutu pendidikan Indonesia serta
dapat menyiapkan generasi yang berprestasi dan mampu bersaing secara global.
Selain itu kajian artikel yang dilakukan oleh (Hilda, et al., 2022) hasil dan
pembahasan yang didapat yaitu merdeka belajar dapat: (1) membuat peserta didik dan
pendidik menjadi lebih kreatif, inovatif, dan tentunya lebih maju dalam penggunaan
teknologi; (2) adanya kebebasan peserta didik dalam memperoleh informasi dalam belajar
sehingga meningkatkan kemampuan literasi, numerasi dan berpikir logis serta meningkatkan
kognitif peserta didik. Akibatnya pembelajaran matematika menjadi lebih maju dikarenakan
pengimplementasian merdeka belajar.
oleh Kemendikbud yang memiliki tujuan untuk memonitor dan mengevaluasi sistem
Pendidikan dasar dan menengah.
Hasil analisis tes diagnostik diatas bahwa jumlah yang mengikuti tes diagnostik
terendah terdapat pada kelas VII B yang berjumlahkan 26 peserta didik dan jumlah terbesar
pada kelas VII C yang berjumlah 34 peserta didik. Beberapa peserta didik tidak mengikuti tes
diagnostik yang disebabkan karena pada hari yang telah ditentukan tidak hadir.
Apabila dilihat dari tabel bahwa gaya belajar keseluruhan Auditori terdapat 26 peserta
didik dengan persentase sebesar 17,8%. Kemudian gaya belajar Visual terdapat 62 peserta
didik dengan persentase sebesar 42,4% dan gaya belajar Kinestetik terdapat 58 peserta didik
dengan persentase sebesar 39,7%. Sehingga hasil dari analisis tes diagnostik pada gaya
belajar peserta didik dapat disimpulkan bahwa rata-rata gaya belajar yang paling diminati
peserta didik kelas VII SMP Mekar Arum adalah Visual Kinestetik (VK).
Hasil dari tes diagnostik yang dilaksanakan menunjukan bahwa setiap kelas memiliki
gaya belajar yang berbeda-beda sehingga berpengaruh pada rancangan pembelajaran yang
akan dilaksanakan dengan menyesuaikan gaya belajar peserta didik sehingga tujuan
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan optimal.
pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dirancang sendiri oleh masing-masing
pendidik dengan hasil Musyawarah Pendidik Mata Pelajaran (MGMP). Berdasarkan hasil
membaca dan memahami serta musyawarah bersama pendidik mata pelajaran yang diperkuat
dengan data hasil analisis tes diagnostik peserta didik, tantangan yang dirasakan oleh
pendidik mengenai penerapan kurikulum merdeka terhadap gaya belajar peserta didik
terutama pada pembelajaran matematika dapat diurai sebagaimana berikut.
1. Sistem Pembelajaran
Tantangan bagi pendidik yang pertama yaitu sulitnya keluar dari zona nyaman
sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Biasanya sistem
pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi, penjelasan atau pemaparan
kepada murid. Hal tersebut tentu membuat peserta didik menjadi pasif di kelas
karena mereka hanya mendengarkan lalu mencatatnya. Adanya program merdeka
belajar, maka sistem pembelajaran akan lebih aktif dengan mengajak peserta didik
berdiskusi dan memecahkan masalah bersama. Namun ini menjadi tantangan besar
bagi pendidik untuk untuk mengajak peserta didik berdiskusi, mengingat peserta
didik sudah nyaman dengan pembelajaran selama ini.
2. Keterbatasan Referensi
Tantangan yang harus dihadapi pendidik selanjutnya yaitu keterbatasan referensi
penyampaian materi, baik dalam teks pelajaran maupun pada buku guru yang
diterbitkan oleh pusat perbukuan atau penerbit swasta. Karena keterbatasan
referensi inilah yang membuat pendidik sulit memperoleh rujukan penyampaian
materi serta memfasilitasi pembelajaran pada peserta didik dengan efektif.
3. Pendidik sebagai aktivator dan inovator
Tantangan selanjutnya yakni pendidik tidak hanya sebagai fasilitator melainkan
sebagai aktivator dan inovator. Hal tersebut dibuktikan pada kurikulum 2013
penyusunan kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti ditentukan oleh pemerintah
pusat, akan tetapi pada kurikulum merdeka penyusunan capaian pembelajaran,
tujuan pembelajaran dan alur pembelajaran oleh masing-masing pendidik setiap
satuan pendidikan. Selain itu, pendidik memfasilitasi belaja r peserta didik sesuai
dengan gaya belajar peserta didik agar tercapai pembelajaran yang efektif.
4. Pembelajaran
Tantangan selanjutnya yang menurut penulis artikel adalah pembelajaran yang
berpusat kepada peserta didik. Sebenarnya pada kurikulum 2013 juga sudah mulai
transisi kepada peserta didik, dimana peserta didik dituntut untuk berpikir kritis
(Critical Thinking) dengan metode pemecahan masalah. Akan tetapi, pada
kurikulum merdeka pendidik lebih diberikan wewenang untuk menentukan sendiri
capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi peserta didik berdasarkan hasil tes diagnostik peserta
didik pada gaya belajar peserta didik sehingga pendidik memfasilitasi belajar
sesuai dengan gaya belajar peserta didik agar peserta didik memperoleh pelayanan
tepat dari pendidik. Hal tersebut diakui oleh beberapa guru SMP Mekar Arum yang
telah melaksanakan tes diagnostik sebagai bahan pertimbangan penetapan metode
dan media pada penyusunan rancangan pembelajaran.
Kesimpulan
Penerapan kurikulum merdeka terhadap gaya belajar peserta didik pada
pembelajaran matematika tentunya memiliki tantangan bagi pendidik yang tidak hanya
sebagai fasilitator, melainkan sebagai aktivator dan inovator. Hal tersebut telah
Dina Danawiyah. Tantangan Penerapan Kurikulum Merdeka Terhadap Gaya Belajar Peserta Didik
dalam Pembelajaran Matematika
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, F. S., & Erfandi. (2020). Implementasi Merdeka Belajar Di Era New Normal dan Paradigma
Konstruktivisme. The 1st International Conference on Islamic and Social Education
Interdisciplinary, https://prosiding.confrencenews.com/index.php/icisei/article/view/27.
Enny, Y., & SIhotang, H. (2021). Penerapan Sistem Prodigy Math Game sebagai Implementasi
Merdeka Belajar dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Menengah Atas. Jurnal Ilmu
Pendidikan, https://edukatif.org/index.php/edukatif/index.
Hilda, N. R., Zahwa, N., Astuti, T. K., Weryani, W., Prasetyawati, Y., & Zulkardi. (2022). Implementasi
Merdeka Belajar Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Matematika Selama Pandemi.
Jurnal ilmiah fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,
http://ejournal.unsub.ac.id/index.php/FKIP.
Ilmi, B. (2022, Juli 13). Kurikulum Merdeka, Pengertian, Latar Belakang, Karakteristik, Prinsip dan
Pelaksanaan Pembelajaran. Retrieved from wislah.com: https://wislah.com/kurikulum-
merdeka-pengertian-latar-belakang-karakteristik-prinsip-dan-pelaksanaan-pembelajaran/
#Latar_Belakang_Kurikulum_Merdeka
Magfiroh, N., & Sholeh, M. (2022). IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA DALAM MENGHADAPI ERA DISRUPSI DAN ERA SOCIETY 5.0. Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan, https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/inspirasi-manajemen-
pendidikan/article/view/44137/37686.
Mustagfiroh, S. (2020). Konsep "Merdeka Belajar" Perspektif Aliran Progresivisme John Dewey.
Jurnal Pendidikan Agama Islam, https://e-journal.my.id/jsgp/article/view/248.
Nabila, N. (2021). Konsep Pembelajaran Matematika SD Berdasarkan Teori Kognitif Jean Piaget. .
Jurnal Kajian Pendidikan Dasar,,
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jkpd/article/view/3574.
Permata, L. D., Rahmawati, D., & Fitriana, L. (2018). Pembelajaran Matematika SMP Dalam
Perspektif Landasan Filsafat. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika,
https://jurnal.uns.ac.id/jpm/article/view/26022.
Porter, B. D., & Herarki, M. (2007). Quantum Teaching :Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-
Ruang Kelas. Badung: Kaifa.
Saleh, M. (2020). Merdeka belajar di tengah pandemi Covid-19. In Prosiding Seminar Nasional
Hardiknas, http://proceedings.ideaspublishing.co.id/index.php/hardiknas/article/view/8.
Sayyidi, S., & Sidiq, M. (2020). Reaktualisasi Pendidikan Karakter di Era Disrupsi. Bidayatuna: Jurnal
Pendidikan Guru Mandrasah Ibtidaiyah, https://doi.org/10.36835/bidayatuna.v3i01.520.
Suhartoyo, E., Wailissa, S. A., Jalarwati, S., Samsia, Wati, S., Qomariah, N., . . . Amin, I. M. (2020).
Pembelajaran Kontekstual Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar. Jurnal Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat , https://doi.org/10.33474/jp2m.v1i3.6588.
Dina Danawiyah. Tantangan Penerapan Kurikulum Merdeka Terhadap Gaya Belajar Peserta Didik
dalam Pembelajaran Matematika
Suntoro, R., & Widoro, H. (2020). Internalisasi Nilai Merdeka Belajar Dalam Pembelajaran Pai di
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal MUDARRISUNA,
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/7343.
Widiyono, A., Irfana, S., & Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus
Mengajar Perintis Di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An,
https://ejournal.upi.edu/index.php/MetodikDidaktik/article/view/30125.
Widodo, B. (2021). Implementasi Education 4.0 dan Merdeka Belajar dalam Matematika di
Perguruan Tinggi. In PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika,
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/45178.
Yusuf, M., & Arfiansyah, W. (2021). Konsep “Merdeka Belajar” dalam Pandangan Filsafat
Konstruktivisme. AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan Dan Keislaman,
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/murabbi/article/view/3996.