Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kampus mengajar merupakan program yang dicanangkan Kementerian

Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikburistek)

yang melahirkan reformasi pendidikan baru, Kampus Merdeka Belajar. Kampus

belajar atau pembelajaran pada satuan pendidikan merupakan bagian dari program

kampus merdeka belajar-merdeka (MBKM) (Risan, 2022).

Kampus Merdeka Belajar Merdeka (MBKM) tunduk pada standar nasional

pendidikan tinggi pada tahun 2020 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 3. Menurut Bagian 18, penyelesaian kursus dan beban kerja

mahasiswa sarjana atau sarjana yang berlaku. Dapat dilaksanakan: 1) Memantau

seluruh proses pembelajaran pada kurikulum universitas perkuliahan dan sesuai

bebannya dan 2) memantau proses pembelajaran kurikulum hingga meluluskan

sebagian kurikulum dan beban serta sisa tugas belajar ekstrakurikuler proses

(Arisandi, 2022).

Kampus ini merupakan salah satu dari beberapa program Merdeka Belajar –

Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar

dan berkembang dengan berpartisipasi. Membantu pembelajaran di sekolah

khususnya di sekolah dasar dan menengah (Safaringga, 2022).

Dalam operasional kampus pengajaran, siswa dapat membantu mengajarkan,

membina dan mengarahkan ilmu pengetahuan kepada seluruh siswa dalam kondisi

dan situasi yang dapat dianggap krisis dan terbatas, dan siswa sebagai agen
perubahan ikut serta di sekolah untuk membantu memaksimalkan pelayanan di

dunia. . pendidikan khususnya di Indonesia (Khairiyah, 2022). Kegiatan Kampus

Mengajar Terapan tidak hanya mengambil peran guru dalam mengajar, namun

dapat melengkapi atau memperkaya bahan ajar dan manajemen sekolah untuk

mendukung proses pembelajaran siswa secara efektif. Sebelum langsung berangkat

ke sekolah, siswa diberikan perlengkapan atau diinstruksikan berbagai informasi

dasar yang mereka perlukan selama bertugas di sekolah (Noerbella, 2022).

Mahasiswa yang dipilih dalam program kampus menjalankan peran dan

tanggung jawabnya dengan menyesuaikan diri dengan kondisi sekolah mitra serta

memperhatikan situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh sekolah, guru, siswa, dan

tenaga administrasi. Tugas pertama yang harus diselesaikan oleh siswa Kampus

Diklat adalah melakukan observasi awal atau observasi di sekolah setempat untuk

memperoleh informasi yang diperlukan untuk memutuskan kegiatan atau program

kerja mana yang akan diselesaikan siswa di sekolah tersebut selama Kampus

Diklat. Programnya (Lestari, 2021).

Mahasiswa di kampus pengajar mempunyai beberapa peran yang dijalankan

di sekolah mitra, yaitu: 1) berkontribusi dalam pembelajaran keterampilan

membaca dan berhitung, 2) membantu pengelolaan dan administrasi sekolah dan

guru, 3) berkontribusi dalam adaptasi lingkungan hidup. Teknologi terhadap proses

belajar mengajar guru dan siswa (Nurhasanah, 2021).

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mendukung penuh

pelaksanaan program Kampus Mengajar yang diselenggarakan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan. Siswa yang mengikuti kampus pengajaran satu

semester di seluruh Indonesia dapat berkolaborasi, berkreasi dan mengambil

tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik di sekolah dasar maupun


menengah (Putri, 2022).

.Pengajaran di kampus berlangsung dengan membantu guru dalam proses

belajar mengajar, terutama dengan meningkatkan kemampuan membaca dan

berhitung siswa. Mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar dapat

mengembangkan jiwa kepemimpinan, kepedulian dan karakter mahasiswa

(Rosita, 2021).

Kontribusi mahasiswa kampus terhadap pembelajaran keterampilan

membaca dan berhitung baik di tingkat SD maupun SMA sangatlah penting, karena

keterampilan mahasiswa pada penelitian ini masih lemah. Pembentukan program

yaitu kampus pengajaran diharapkan dapat meningkatkan literasi dan numerasi di

Indonesia (Wulan, 2022).

Di era Revolusi Industri 4.0, hal yang paling penting untuk dicapai dalam

pendidikan adalah penguasaan atau keterampilan literasi, karena untuk menentukan

kualitas pendidikan suatu bangsa, literasi dan numerasi merupakan keterampilan

yang memberikan kontribusi paling besar terhadap pendidikan. Literasi dan

numerasi ditetapkan sebagai standar keterampilan yang harus dimiliki siswa dan

dijadikan fokus utama pengajaran, khususnya di tingkat dasar dan menengah

(Fisabilillah, 2022).

Literasi mencakup berbagai keterampilan seperti membaca, menulis,

mengelola informasi, mengkomunikasikan ide dan pendapat, mengambil keputusan

dan memecahkan masalah. Telah lama diketahui bahwa literasi sama dengan

belajar, terdidik, berilmu dan beradab. Keterampilan membaca siswa diperiksa

dengan mengevaluasi penggunaan, pemahaman dan deskripsi hasil membaca

tertulis (Abidin, 2021).

Literasi dan numerasi dapat memungkinkan siswa beradaptasi di luar kelas.


Namun faktanya, kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih rendah

dan kualitas pendidikan belum meningkat secara signifikan sehingga masih

tertinggal jauh dari negara lain (Fauziah, 2022).

Berdasarkan tes literasi yang dilakukan oleh beberapa lembaga, literasi dan

numerasi di Indonesia masih rendah. Pertama, pada tahun 2015, Indonesia

menduduki peringkat ke-64 dari 70 yang dinilai berdasarkan data PISA. Kedua

berdasarkan rata-rata nilai tersebut, nilai PISA Indonesia meningkat pada tiga

kompetensi yang diujikan, dengan sains dan matematika mengalami peningkatan

terbesar, sedangkan membaca dan menulis tidak mengalami peningkatan

signifikan antara tahun 2012 hingga 2015. Ketiga, pada tahun 2016, Central

Connecticut State University (CSSU) menunjukkan bahwa dari 61 negara,

Indonesia menempati peringkat ke-60 negara terdidik di dunia (Indriyani, 2019).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu adanya peningkatan keterampilan

membaca dan menulis siswa, khususnya keterampilan membaca dan matematika.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca, menulis, dan berhitung siswa

serta kualitas pembelajaran di Indonesia masih lemah atau belum tercapai

khususnya pada pembelajaran literasi, sains, dan matematika (Fitriana, 2018).

Dari beberapa kajian Kampus Mengajar, mahasiswa membuat program kerja

literasi dan numerasi yang fokus pada pengenalan atau penguatan tugas-tugas

membaca, menulis, dan numerasi. Misalnya saja pada penelitian yang dilakukan

oleh Fatonah dkk SDS Nuran di Jakarta, pelatihan kalistung (membaca, menulis,

dan berhitung) (Fatonah, 2021) merupakan kegiatan atau program yang dirancang

untuk meningkatkan keterampilan membaca dan berhitung siswa.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Anugrah menerapkan kegiatan

pengenalan atau penguatan materi membaca sebelum pembelajaran dan


memfasilitasi pembelajaran membaca dan berhitung di SDS ABC Jakarta Utara

(Anugrah, 2021).

Selain itu, jenis kegiatan sekolah lainnya juga dilakukan oleh mahasiswa di

kampus, misalnya pada penelitian Rest dkk yang meliputi pemberian materi yang

diperlukan untuk menilai keterampilan berhitung dan pelatihan guru SDIT. .

Auladi Sebrang Ulu II Palembang, karena pemberian kegiatan materi perhitungan

dan pelatihan terbukti dapat meningkatkan keterampilan berhitung para guru

tersebut (Resti, 2020).

Terakhir, penelitian yang hampir sama juga dilakukan oleh Rachman et al.,

yang mengadakan kegiatan mengenalkan siswa pada literasi dan numerasi dengan

memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada siswa mengenai permasalahan literasi,

yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa. .

(Rachman, 2021). Menurut Rahman dan Triristina (2021), kampus pengajaran

terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang berbeda kampus dan dengan tingkat

pendidikan berbeda-beda yang terlibat langsung dalam membantu proses belajar

mengajar di sekolah. Seluruh siswa Indonesia yang mengikuti program Kampus

Mengajar berupaya untuk menggalakkan gerakan literasi sekolah dan berkontribusi

pada program pemerintah yaitu Asesmen Kompetensi Minimal (Boe, 2023).

Sebelum pelaksanaan asesmen nasional, siswa memerlukan persiapan, tentunya

guru harus memantapkan atau memperdalam kemampuan membaca dan

matematika siswa pada saat pelaksanaan asesmen nasional di sekolah. Berdasarkan

hasil observasi mahasiswa di kampus, ditemukan berbagai kendala atau

permasalahan dalam pelaksanaan penelitian, khususny literasi dan numerasi oleh

siswa di sekolah, yakni antara lain : 1) Masih rendahnya minat baca siswa, 2)

Kurangnya kompetensi siswa dalam mengerjakan soal-soal literasi dan numerasi, 3)


Kurangnya kemampuan guru dan siswa pada penggunaan perangkat teknologi, 4)

Masih terbatasnya media atau sarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan

kegiatan literasi dan numerasi siswa dan guru dalam pemakaian perangkat

teknologi, 5) Tidak adanya kuota atau sinyal internet, Masih kurangnya media atau

sarana yang bisa digunakan dalam melaksanakan pembelajaran literasi dan

numerasi (Mahasiswa Kampus Mengajar 2, 2021).

Dalam hal ini, lingkup penelitian ini penulis membatasi hanya melihat

program Kampus Mengajar dalam meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi

siswa yang diikuti oleh mahasiswa Kampus Mengajar.

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis melakukan penelitian dengan fokus

penelitiannya yaitu melihat bagaimana Meningkatkan Kompetensi Literasi Dan

Numerasi Melalui Program Kampus Mengajar Di SMP Negeri 2 Pancur Batu.

Peneliti memilih salah satu sekolah sasaran dalam kegiatan Kampus Mengajar

yaitu SMP Negeri 2 Pancur B a t u .

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya identifikasi

masalah yang akan di bahas berhubungan dengan :

1. Bagaimana menerapkan semangat literasi dan numerasi siswa?

2. Bagaimana implementasi Kampus mengajar ini dalam meningkatkan

semangat literasi dan numerasi?

3. Bagaimana faktor penghambat semangat literasi dan numerasi itu

sendiri?
1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari proyek ini adalah tentang implementasi pengaruh

Program Kampus Mengajar dalam meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi.

Khusus kelas lX-1 SMP Negeri 2 Pancur Batu.

1. 4 Rumusan Masalah

Kampus Mengajar merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar-

Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa di

Indonesia untuk mendapatkan pengalaman diluar kampus. Sehingga program

Kampus Mengajar dalam kompetensi literasi dan numerasi memberikan manfaat

yang baik bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini pertanyaan

dibawah ini akan menjadi acuannya :

1. Bagaimana proses implementasi yang dilakukan dalam meningkatkan

kompetensi literasi dan numerasi melalui Program Kampus Mengajar di

SMP Negeri 2 Pancur Batu?

a. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kompetensi

literasi baca tulis melalui program Kampus Mengajar ?

b. Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kompetensi

literasi numerasi melalui program Kampus Mengajar ?

2. Apa saja faktor pendukung proses implementasi dalam meningkatkan

kompetensi literasi baca tulis dan numerasi melalui program Kampus

Mengajar di SMP Negeri 2 Pancur Batu?

3. Apa saja faktor penghambat proses implementasi dalam meningkatkan

kompetensi literasi baca tulis dan numerasi melalui program Kampus

Mengajar di SMP Negeri 2 Pancur Batu?

Anda mungkin juga menyukai