Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI INDONESIA

Hijjatul Leny Dwi Peha


UIN Kiai Haji Achamad Siddiq Jember
Email: lenyhijjatul@gmail.com

Abstrak

Masih banyak siswa yang mengalami permasalahan dalam belajar


matematika terutama dalam penerapan kurikulum merdeka, ditambah lagi
penerapan kurikulum merdeka ini yang dinilai masih baru. Kurikulum merdeka
tentunya membutuhkan waktu yang sangat panjang dalam penerapannya.
Tercapainya tujuan pembelajaran tidak terlepas dari model atau metode
pembelajaran yang diterapkan kepada siswa di kelas. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka (literature review) yakni
dengan melalui serangkaian kegiatan pengumpulan data melalui jurnal, buku,
artikel online, dan sebagainya. Kurikulum merdeka ini diterapkan dengan tujuan
untuk melatih kemerdekaan berpikir peserta didik yang ditujukan kepada guru.
Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika pada
kurikulum merdeka belajar adalah Model inkuiri terbimbing.Selain model
pembelajaran inkuiri,metode pembelajaran lain yang cocok yaitu pembelajaran
active learning.Hambatan dari penerapan merdeka belajar kurangnya penguasaan
guru dengan IT, kurangnya fasilitas di dalam kelas.
Kata Kunci: Merdeka Belajar, Pembelajaran Matematika, model

A. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan belajar mengajar. Sehingga semua kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar atau pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.(Masykur 2019). Kurikulum pendidikan sering berganti menyesuaikan
perubahan akan tetapi pelaksanaannya tidak mudah, masih banyak problematika
yang terjadi termasuk dalam pembelajaran matematika.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi yang turut berkontribusi dala
mewujudkan pendidikan nasional serta membangun bangsa Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif dan berwawasan luas. Peserta didik membutuhkan
matematika untuk memenuhi kebutuhan dunia nyata, dan memecahkan masalah.
Tanpa disadari mtatematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari meskipun
dalam bentuk bilangan dan operasi sederhana. Masih banyak siswa yang
berspektif bahwa matemtaika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit,
dikarenakan sebelumnya siswa sudah memiliki rasa takut, belum bisa belajar dan
menerima materi dengan baik dan senang hati, sehingga mereka malas untuk
belajar (Di and Negeri 2023).Hal inilah yang menjadikan tantangan guru
matematika untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian, guru dituntut untuk berinovasi
dalam pembelajaran.
Ketika Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mecetuskan kurikulum
merdeka pada Desember 2019. Sistem pengajaran berubah dari yang awalnya di
dalam kelas menjadi di luar kelas. Program Merdeka Belajar sangat baik dan
memiliki tujuan serta harapan yang bagus. Pendidikan nasional melalui merdeka
akan berhasil mencetak siswa yang cerdas dan hebat. (Widayati 2022). Di dalam
konsep merdeka belajar, guru bukan hanya sebagai sumber informasi akan tetapi
juga berperan sebagai fasilitator, penginspirasi dan pemberi motivasi kepada
siswa. Suatu keberhasilan dari kurikulum ini bergantung pada aktivitas dan
kreativitas guru dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran di dalam
kelas.(Nurcahyono and Putra 2022).
Penerapan Kurikulum Merdeka dilihat dari pola di lapangan menunjukkan
belum sepenuhnya terwujud karena berbagai macam persoalan yang terjadi. Entah
itu dari sumber daya manusia nya ataupun fasilitas yang menunjang terlaksananya
kurikulum merdeka ini di sekolah. Masih banyak siswa yang mengalami
permasalahan dalam belajar matematika terutama dalam penerapan kurikulum
merdeka, ditambah lagi penerapan kurikulum merdeka ini yang dinilai masih
baru. Kurikulum merdeka tentunya membutuhkan waktu yang sangat panjang
dalam penerapannya. Sehingga hal ini bisa saja mempengaruhi hasil akademika
siswa dan tercapainya tujuan pembelajaran yang sesuai.(Di and Negeri 2023).
Tercapainya tujuan pembelajaran tidak terlepas dari model atau metode
pembelajaran yang diterapkan kepada siswa di kelas. Oleh karena itu, seorang
guru matematika harus bisa memilih metode atau menentukan metode
pembelajaran yang sekiranya cocok untuk digunakan di dalam kelas.
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah untuk menganalisis bagaimana penerapan Kurikulum Merdeka pada
pembelajaran matematikan di Indonesia. Yang memiliki tujuan untuk memberikan
informasi tentang fenomena yang terjadi atau hal-hal apa saja yang terjadi pada
pembelajaran matematika dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

B. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kajian pustaka
(literature review) yakni dengan melalui serangkaian kegiatan pengumpulan data
melalui jurnal, buku, artikel online, dan sebagainya yang diperlukan untuk
menunjang penelitian ini sehingga menjadi suatu data agar bisa ditarik
kesimpulan. Penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkan
hasil bacaan dari berbagai sumber diantaranya jurnal, buku, dokumen, dan
berbagai ensiklopedia yang relevan dengan penelitian ini.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Program Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dicetuskan oleh
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Merdeka belajar menjadi sebuah
terobosan baru Kemendikbud untuk menjadikan proses pembelajaran di
sekolah menjadi lebih efektif dan efisien. Kurikulum merdeka ini
diterapkan dengan tujuan untuk melatih kemerdekaan berpikir peserta
didik yang ditujukan kepada guru. Yang dimaksud dalam hal ini ialah guru
merdeka dalam mengajar dan peserta didik merdeka dalam berpikir.
(Pratiwi Bernadetta Purba et al. 2021). Wijaya menyatakan tentang usulan
Bapak Nadiem terkait tujuan program merdeka belajar supaya satuan
pendidikan, guru dan siswanya memiliki kebebasan dalam berinovasi,
belajar secara mandiri, dan berkreasi. Merdeka belajar bertujuan
menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna. Pada dasarnya
program ini dicetuskan tidak untuk mengganti program sebelumnya yang
sudah ada melainkan memperbaiki sistem yang sudah ada.(Nurulaeni and
Rahma 2022).
Kurikulum merdeka memberikan warna baru dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum merdeka guru dituntut untuk
memahami seluruh konsep pelaksanaannya. Dengan hal ini, guru dapat
menanamkan konsep kurikulum merdeka dengan baik dan benar pada
peserta didik. Selain itu, ditinjau dari segi peserta didik, diharapkan dapat
beradaptasi dengan kurikulum baru ini disekolah. Konsep yang dicetuskan
oleh Bapak Nadim dapat ditarik menjadi beberapa poin sebagai berikut.
Pertama, konsep merdeka belajar merupakan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan. Kedua, beban guru
menjadi berkurang dalam melaksanakan tugasnya. Ketiga, mengetahui
lebih banyak hambatan yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran
di sekolah. (Pratiwi Bernadetta Purba et al. 2021).
2. Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang
kendali penting dalam perkembangan IPTEK, berperan sebagai materi
pendukung dalam implementasi cabang ilmu lain ataupun sebagai
pengembangan dari materi initi pada matematika itu sendiri.(Nurulaeni
and Rahma 2022).Tanpa kita sadari, matematika telah kita gunakan
sepanjang sepanjang sejarah dalam aspek kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, ilmu matematika penting dan bermanfaat dalam semua aspek
kehidupa masyarakat. dari sekolah dasar, Menengah pertama, menengah
atas hinggan perguruan tinggi, matematika tetap dan terus diajarkan guna
membantu memenuhi tujuan pendidikan nasional serta mendidik orang
Indonesia menjadi produktif, inventif dan kreatif. (LUTFIANA 2022).
Matematika adalah sebutan lain numerasi yang ada kaitannya dalam
Assesmen Kompetensi Minimum (AKM) pada program Merdeka Belajar
yang tidak hanya untuk digarap atau dilaksanakan saja, akan tetapi
disesuaikan juga dengan tujuan yang akan dicapai dalam setiap
pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal ini siswa harus memiliki standar
kompetensi yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pembelajarannya.
Standar-standar ini memainkan peran yang sangat penting dalam
kurikulum matematika. Semua kemampuan yang dibangun dalam proses
pembelajaran matematika mengarah pada proses berpikir matematis
tingkat tinggi.
Dalam pembelajaran matematika guru juga memiliki peranan penting
dalam merangsang dan meningkatkan minat siswa dalam hal belajar. Oleh
karena itu, setiap guru harus senantiasa mengembangkan keterampilan
dalam mengajar matematika agar siswa lebih tertarik dan tidak berspektif
lagi kalau matematika merupakan pelajaran yang sangat sulit.(Nurulaeni
and Rahma 2022).
3. Model Pembelajaran Matematika
Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika
pada kurikulum merdeka belajar adalah Model inkuiri terbimbing. Model
inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran dimana siswa berpikir
sendiri untuk menemukan suatu hasil tertentu yang diharapkan oleh guru
yang pelaksanaanya dilakukan oleh siswa dengan berdasarkan pada
petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh guru. Petunjuk yang diberikan oleh
guru bersifat pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk
menuju penemuan. Sehingga hasil penemuan tersebut sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru dan sesuai petunjuk yang diberikan.
Model inkuiri memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya.
Adapun kelebihan pada model ini diantaranya:
1) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran dianggap lebih
bermakna.
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajarnya.
3) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman.
4) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus
tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Sedangkan kelemahannya dijabarkan sebagai berikut:
1) Dilihat dari segi guru, sulitnya mengontrol kegiatan dan
pencapaian siswa.
2) Sulitnya merencanakan pembelajaran, karena terbentur pada
kebiasaan siswa.
3) Penerapan model ini memerlukan waktu yang cukup panjang,
sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.
(Sesmiarni 2022)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Wahyu,
pembelajaran matematika dengan menggunakan model inkuiri dapat
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan, sehingga siswa tidak
takut lagi belajar matematika, dan siswa merasa nyaman belajar
matematika. Ketika guru dapat membuat proses belajar menjadi lebih
menyenangkam, siswapun nantinya akan merasa nyaman juga, dapat fokus
dalam proses pembelajaran berlangsung, serta siswa tidak akan merasa
bosan.(Widayati 2022).
Selain model pembelajaran inkuiri, terdapat metode pembelajaran lain
yang cocok digunakan dalam pembelajaran matematika kaitannya dengan
penerapan kurikulum merdeka yaitu pembelajaran active learning.
Pembelajaran ini menjadikan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajarannya. Karena dalam metode ini siswa diarahkan untuk
berpikir, berdiskusi, menginvestigasi dan menciptakan sesuatu hal baru.
Oleh karena itu, pembelajaran pada kurikulum merdeka lebih fleksibel,
sederhana, dan mendalam.(Di and Negeri 2023)
4. Hambatan Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Pembelajaran
Matematika
Hambatan dari penerapan merdeka belajar menurut penelitian Ratna
Yuniarti dkk, adalah kurangnya penguasaan guru dengan TIK, sehingga
guru belum dapat menyajikan materi yang menarik untuk siswa. Guru juga
tidak bisa memanfaatkan konten-konten yang menarik dalam sosial media
untuk pembelajarannya, guru masih menggunakan buku cetak sebagai
sumber belajar yang utama.(Yuniarti and Ari Wijaya 2023). Pernyataan ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dina Maharani dkk, dalam
penelitiannya diperoleh penerapan implementasi kurikulum merdeka
diakui masih terkendala dengan adanya kekurangan literasi tentang
teknologi. Guru dinilai masih belum bisa mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Guru belum bisa memanfaatkan aplikasi-aplikas yang
dapat mempermudah pembelajaran matematika. Sehingga dalam proses
pembelajaran masih murni menggunakan papan tulis. Sedangkan sudah
banyak peserta didik yang lebih cerdas dan bisa memanfaatkan
perkembangan teknologi daripada guru yang mengajarnya.(Di and Negeri
2023).
Selain itu, hambatan yang dialami terdapat pada sarana dan prasarana yang
juga merupakan faktor yang paling penting agar penerapan merdeka
belajar sesuai harapan. Di era merdeka belajar ini internet merupakan
kebutuhan pokok bagi siswa dan guru. Internet sebagai sarana untuk
mencari informasi seluas-luasnya tentang materi yang akan dipelajari.
Namun, beberapa sekolah memiliki permasalahan tentang internet dan
komputer. Misalnya akses internet yang terbatas dan unit komputer yang
tidak mencukupi.(Yuniarti and Ari Wijaya 2023). Selain alat-alat
pendukung pembelajaran di setiap kelas, peserta didik juga membutuhkan
fasilitas kelas yang dapat memperlancar proses pembelajaran. Misalnya
ketersediaan kipas angin yang memadai agar siswa tidak merasa
kepanasan dalam proses pembelajaran berlangsung.(Di and Negeri 2023).
Hambatan berikutnya dilihat dari segi siswa adalah siswa tidak paham atau
bisa juga salah dalam memahami konsep-konsep matematika. Kesalah
pahaman ini bisa mengakibatkan pada kesalahan pengertian dasar hingga
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini bisa terjadi karena
matematika adalah pelajaran yang berkaitan satu sama lain. (Sesmiarni
2022). Pernyataan ini didukung oleh penelitian terkait dengan
heterogentitas siswa di dalam kelas yang berhubungan dengan tingkat
pemahaman siswa. Guru kesulitan dalam menentukan model pembelajaran
dan asesmen yang digunakan yang sekiranya cocok untuk diterapkan di
dalam kelas. Jika model yang digunakan tidak cocok maka akan
mempengaruhi pemahaman siswa dalam pembelajaran, siswa akan
berpikir kalau matematika itu sulit.(Nurcahyono and Putra 2022).

D. KESIMPULAN
Kurikulum merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dicetuskan oleh Mendikbud
Nadiem Anwar Makarim yang bertujuan untuk menjadikan kegiatan pembelajaran
lebih bermakna. Pada kurikulum merdeka belajar guru dan siswanya memiliki
kebebasan dalam berinovasi, belajar secara mandiri, dan berkreasi.
Salah satu contoh penerapan kurikulum merdeka adalah pada pembelajaran
matematika. Kurikulum Merdeka diterapkan membutuhkan waktu yang cukup
lama tidak instan. Di dalam penerapannya juga tidak mulus, masih mengalami
berbagai kendala atau hambatan diantaranya seperti kurangnya penguasaan guru
terhadap IT, kurangnya fasilitas di dalam kelas seperti internet, komputer, kipas
angina dll.
Penerapan Kurikulum Merdeka pada pembelajaran matematika tidak lepas
dari pemilihan model pembelajaran yang digunakan, yang dianggap cocok untuk
peserta didik. Model pembelajaran yang cocok digunakan adalah model inkuiri.
Model pembelajaran dimana siswa berpikir sendiri untuk menemukan suatu hasil
tertentu yang diharapkan oleh guru yang pelaksanaanya. Selain itu, terdapat
metode pembelajaran lain yang cocok digunakan dalam pembelajaran matematika
kaitannya dengan penerapan kurikulum merdeka yaitu pembelajaran active
learning. Pembelajaran ini menjadikan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajarannya. Karena dalam metode ini siswa diarahkan untuk berpikir,
berdiskusi, menginvestigasi dan menciptakan sesuatu hal baru.

DAFTAR PUSTAKA
Di, Matematika, and S M K Negeri. 2023. “Merdeka Belajar Pada Pembelajaran.”
LUTFIANA, DIAN. 2022. “Penerapan Kurikulum Merdeka Dalam Pembelajaran
Matematika Smk Diponegoro Banyuputih.” VOCATIONAL: Jurnal Inovasi
Pendidikan Kejuruan 2 (4): 310–19.
https://doi.org/10.51878/vocational.v2i4.1752.
Masykur, R. 2019. Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Aura Publisher.
Nurcahyono, Novi Andri, and Jaya Dwi Putra. 2022. “Hambatan Guru
Matematika Dalam Mengimplementasikan.” Wacana Akademika: Majalah
Ilmiah Kependidikan 6 (September): 377–84.
Nurulaeni, Fitria, and Aulia Rahma. 2022. “Analisis Problematika Pelaksanaan
Merdeka Belajar Matematika.” Jurnal Pacu Pendidikan Dasar 2 (1): 35–45.
https://unu-ntb.e-journal.id/pacu/article/view/241.
Pratiwi Bernadetta Purba, Rosmita Sari Siregar, Sukarman Purba Dewi Suryani
Purba, Atep Iman, Emmi Silvia Sri Rezeki Fransiska Purba, and Bona Purba
Rani Rahim, Dina Chamidah, Janner Simarmata. 2021.
FullBookKurikulumdanPembelajaran.
file:///C:/Users/DELL/Downloads/FullBookKurikulumdanPembelajaran.pdf.
Sesmiarni, Zulfani. 2022. “Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia (JPION)
Volume1, Number 1, Year 2022” 1 (1): 29–34.
https://jpion.org/index.php/jpi29https://jpion.org/index.php/jpi.
Widayati, Endang Wahyu. 2022. “Pembelajaran Matematika Di Era ‘Merdeka
Belajar’, Suatu Tantangan Bagi Guru Matematika.” SEPREN: Journal of
Mathematics Education and Applied 04 (01): 01–10.
https://doi.org/10.36655/sepren.v4i1.
Yuniarti, Ratna, and Sandy Ari Wijaya. 2023. “Analisis Aktivitas Belajar Siswa
Pada Penerapan Merdeka Belajar Matematika.” APOTEMA : Jurnal
Program Studi Pendidikan Matematika 9 (1): 2407–8840.

Anda mungkin juga menyukai