Anda di halaman 1dari 11

MEMBEDAKAN

MATERI
MATEMATIKA SD DI
KURIKULUM 2013 DAN
DI KURIKULUM
MERDEKA
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat ditakuti oleh banyak siswa
karena mereka selalu berfikir bahwa matematika itu terlalu rumit dan membutuhkan
pemikiran yang sangat sulit. Bahkan dalam dunia pendidikan matematika itu pelajaran
yang sulit dan rumit dan identik dengan guru yang killer juga. Maka dari itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan supaya peserta didik mampu dan mau mempelajari
matematika dari segi apapun.
Beberapa metode sudah banyak yang diterapkan dalam sekolah – sekolah mulai
dari metode dengan mengunakan kurikulum KTSP, Kurikulum 2013 sampai yang terbaru
adalah menggunnakan kurikulum Merdeka.
Dari beberapa kurikulum tersebut banyak hal yag didapat dan dipelajari dengan
beberapa metode pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik. Maka dari itu sebagai
seorang pendidik haruslah pandai – pandai dalam menerapkan metode pembelajarannya
sehingga dapat diterima dengan baik oleh peserta didiknya.
Oleh karena itu sekarang pemerintah sudah mengubah kurikulum 2013 menjadi
kurikulum Merdeka yang mana kurikulum ini dilaksanakan akibat adanya pandemic
kemarin yang hamper 2 tahun anak – anak banyak belajar di rumah. Sehingga
pemerintah perlu mengubah kebiasaan dari kurikulum 2013 yang berbasis di kelas
dengan menuntut anak lebih belajar lebih keras tetapi sekarang sudah diterapkan
kurikulum Merdeka yang membebaskan peserta didik untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam berfikir dan berkarya.
Oleh karena disusunlah makalah untuk membedakan kurikulum 2013 dan
kurikulum Merdeka pada pelajaran Matematika ini supaya peserta didik dan pendidik
lebih memahami bagaimana perbedaan metode pembelajaran pada kurikulum 2013 dan
kurikulum Merdeka.

2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
a. Apa pengertian matematika?
b. Bagaimana penerapan metode pembelajaran matematika dengan kurikulum 2013?
c. Bagaimana penerapan metode pembelajaran matematika dengan kurikulum
Merdeka?

3. TUJUAN
Sedangkan tujuan dari malakah ini adalah:
1. Peserta didik dan pendidik mampu menerapkan metode pembelajaran dengan metode
kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka.
2. Peserta didik dan pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan lebih nyaman
dan menyenangkan dengan metode Kurikulum Merdeka
3. Memberikan informasi mengenai materi – materi matematika pada Kurikulum 2013
dan pada Kurikulum Merdeka.
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MATEMATIKA
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis
yang  sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi
modern.

Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan


memajukan daya pikir manusia.

Pelajaran Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus


dipahami sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi
materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan.
Belajar matematika dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

2. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013


A. Model Discovery Learning
Prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau
bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan
tetapi siswa sebagai siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui
dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau
membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu
bentuk akhir.
B. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)
Tuntutannya adalah guru mendorong dan mengarahkan siswa untuk bertanya dan
mencari solusi sendiri masalah nyata, dan siswa menyelesaikan tugas-tugas dengan
kebebasan berpikir dan dengan dorongan inkuiri terbuka.

1. Mengajukan pertanyaan atau masalah. PBL menekankan pada mengorganisasikan


pembelajaran di sekitar pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang penting
secara sosial dan bermakna secara pribadi bagi siswa. Pelajaran diarahkan pada situasi
kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana, dan memperbolehkan adanya
keragaman solusi beserta argumentasinya.
2. Berfokus pada interdisiplin. Meskipun PBL dapat berpusat pada mata pelajaran
tertentu (sains, matematika, IPS) namun solusinya menghendaki siswa melibatkan
banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan otentik. PBL menghendaki siswa menggeluti penyelidikan otentik dan
berusaha memperoleh pemecahan nyata terhadap masalah nyata, seperti
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi,
mengupulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen (jika
diperlukan), dan membuat kesimpulan.
4. Menghasilkan karya nyata dan memamerkan. PBL menghendaki siswa menghasilkan
produk dalam bentuk karya nyata dan memamerkannya. Produk ini mewakili solusi-
solusi mereka, misalnya skrip sinetron, sebuah laporan, modul fisik, rekaman video,
atau program komputer
5. Kolaborasi. Seperti pembelajaran kooperatif, PBL juga ditandai oleh siswa yang
bekerja sama dengan siswa lain.
C. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek memiliki karakteristik seperti


 Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
 Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa,
 Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan,
 Siswa secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan,
 Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
 Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
 Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
 Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau
membantu diantara sesama dalam struktur dalam kerjasama yang teratur dalam
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Model-model pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut:
1. Student Team-Achievement Division (STAD)/Divisi Pencapaian-Kelompok
Siswa.
2. Pembelajaran kooperatif Tipe Team Games Turnament (TGT).
3. Model pembelajaran investigasi kelompok/Group Investigastion (GI).
Langkah-langkah untuk menggunakan STAD adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara hetrogen (campuran
menuru presatasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainya sampai
semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis
tidak boleh saling membantu.
5. Memberi evaluasi.
6. Kesimpulan.
E. Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia
Pembelajaran ini menggunakan metode menyajikan matematika sebagai produk jadi,
siap pakai, abstrak dan diajarkan secara mekanistik: guru mendiktekan rumus dan
prosedur ke siswa.
3. MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM MERDEKA

Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:

1. memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah matematis (pemahaman matematis),

2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika (penalaran dan pembuktian matematis),

3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model


matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan
masalah matematis).

4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi kedalam simbol atau
model matematis (komunikasi dan representasi matematis),

5. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan
dengan kehidupan (koneksi matematis), dan

6. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (disposisi matematis).

Karakteristik Mata Pelajaran Matematika pada Kurikulum Merdeka

Mata Pelajaran Matematika diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten dan lima
elemen kecakapan.
1. Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang harus dipahami peserta didik.
2.Elemen kecakapan dalam mata pelajaran Matematika terkait dengan pandangan bahwa
matematika sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi

Perbedaan Pelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Adalah pada metode pembelajaran dan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh
peserta didik. Sehingga peserta didik lebih kreatif dan inovatif dalam membuat dan
memecahkan suatu permasalahan pada mata pelajaran matematika.

MATERI MATEMATIKA KELAS 1 SD KURIKULUM 2013

BAB I : BILANGAN CACAH DAN LAMBANGNYA

A. Membilang Dan Menyebutkan Banyak Benda


B. Membaca Dan Menulis Lambang Bilangan 1 Sampai 10
C. Membandingkan Kumpulan Benda
D. Membaca Lambang Bilangan 11 Sampai 20
E. Mengurutkan Banyak Benda
F. Mengurutkan Bilangan Dari Terkecil Atau Terbesar

BAB II : PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN


A. Membaca Dan Menggunakan Simbol + – =
B. Penjumlahan Dua Bilangan Tanpa Tehnik Menyimpan
C. Penjumlahan Tiga Bilangan Satu Angka Secara Berurutan
D. Pengurangan Dua Bilangan Tanpa Tehnik Meminjam
E. Pengurangan Tiga Bilangan Secara Berurutan
F. Mengenal Bilangan 0 Melalui Pengurangan
G. Soal Cerita Penjumlahan
H. Soal Cerita Pengurangan

BAB III : PENGUKURAN


A. Waktu
B. Panjang

BAB IV : BANGUN RUANG


Mengenal Bangun Ruang
Mengelompokan Sekumpulan Benda
Menentukan Urutan Benda – Benda Ruang Yang Sejenis Menurut Besarnya

BAB V : BILANGAN CACAH DAN LAMBANGNYA


A. Membilang Banyak Benda
B. Lambang Bilangan
C. Mengurutkan Banyak Benda
D. Pengurutan Bilangan
E. Nilai Tempat Puluhan Dan Satuan
F. Bentuk Panjang Suatu Bilangan

BAB VI : PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

A. Penjumlahan Dua Bilangan


B. Penjumlahan Bilangan Tanpa Tehnik Menyimpan
C. Pengurangan Bilangan
D. Sifat Pertukaran Dan Pengelompokan Pada Penjumlahan
E. Menyelesaikan Soal Cerita

BAB VII : PENGUKURAN BERAT

A. Berat Benda
B. Perbandingan Berat Benda

BAB VIII : BANGUN DATAR SEDERHANA


A. Jenis – jenis Bangun Datar Sederhana
B. Pengelompokan Bangun Datar Menurut Bentuknya

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Matematika dengan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka sebenarnya tidak
terlalu berbeda, hanya saja pada metode pembelajaran yang membedakan dan peserta
didik serta pendidik ada interaksi timbal balik yang bisa memberikan umpan balik pada
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar dengan kreatif dan inovatif. Sehingga
pembelajaran akan lebih efektif dan lebih menyenangkan. Terutama penerapan pada
pelajaran matematika yang identik adalah pelajaran sulit dan rumit akan menjadi lebih
menyenangkan dan akan lebih mudah diterima oleh peserta didik.

2. SARAN
Dari makalah yang sudah dibuat oleh penulis maka saran yang bisa diberikan
adalah supaya penerapan kurikulum 2013 dan kurikulum Merdeka ini bisa lebih
dipahami dan dimengerti oleh peserta didik dan pendidik sehingga belajar akan lebih
mudah dan menyenangkan terutama pada pelajaran matematika.

Anda mungkin juga menyukai