Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

MODUL 1 & 2
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK
MEDIA DAN BAHAN MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD

Disusun oleh : Kelompok 1 ( Kelas C)


Dian Purnamasari 857522573
Dini Sri Herdianti 857517754
Indri Widyaningsih 857518351
Rizsa Widia Putri 857521249

UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN IMLU PENDIDIKAN UPBJJ BANDUNG
2023
MODUL 1
PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK

KB 1. Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK


Gerakan atau reformasi untuk memperbaiki matematika di sekolah selalu terjadi dan
mengalir dari waktu ke waktu. Tiga faktor utama yang melandasi gerakan perubahan adalah
keberadaan dan perkembangan teori-teori belajar, psikologi belajar dan filsafat pendidikan.
Untuk mendukung usaha pembelajaran yang mampu menumbuhkan kekuatan
matematikal, diperlukan guru yang professional dan kompeten.Guru yang professional
dan kompeten adalah guru yang menguasai materi pembelajaran matematika,
memahami bagaimana anak-anak belajar, menguasai pembelajaran yang dinamis dalam
membuat keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Guru matematika yang professional dan kompeten mempunyai wawasan landasan
yang dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
matematika.Wawasan itu berupa dasar-dasar teori belajar yang dapat diterapkan untuk
pengembangan atau perbaikan pembelajaran matematika.
1. Teori Thorndike
Teori Thorndike disebut teori penyerapan,yaitu teori yang memandang peserta
didik sebagai selembar kertas putih,penerima pengetahuan yang siap menerima
pengetahuan secara pasif.
2. Teori Ausubel
Teori makna dari Ausubel mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna
dalam mengajar matematika.Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan
belajar lebih menarik,lebih bermanfaat,dan lebih menantang,sehingga konsep dan
prosedur matematika akan lebih mudah dipahami dan lebih diingat oleh peserta
didik.
3. Teori Jean Piaget
Teori perkembangan intelektual dsari Jean Piaget menyatakan bahwa
kemampuan intelektual anak berkembang secara bertahap. Teori ini
merekomendasikan perlunya mengamati tingkatan perkembangan intelektual anak
sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan terutama untuk menyesuaikan
keabstrakan bahan matematika dengan kemampuan berpikir abstrak anak pada saat
itu.
4. Teori Vygotsky
Teori Vigotsky berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar
mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok.Dalam membangun sendiri
pengetahuannya,peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
5. Teori Jerome Bruner
Teori Bruner berkaitan dengan perkembangan mental,yaitu kemampuan
mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit,dan
mulai dari yang nyata atau konkret ke yang abstrak.Urutan tersebut dapat
membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah.
6. Pemecahan Masalah (George Polya)
George Polya menyebutkan Teknik heuristic (bantuan untuk menemukan),
meliputi understand the problem, devise a plan, carry out the plan, dan look back.
Usaha ini merupakan keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga
peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam
ketika menghadapi suatu masalah.

7. Teori Van Hiele (Hierarkis Belajar Mandiri)

Teori Van Hiele menyatakan bahwa eksistensi dari lima tingkatan yang
berbeda tentang pemikiran geometric, yaitu (a) level 0 (visualisasi), (b) level 1
(analisis), (c) level 2 (dedukasi informal), (d) level 3 (deduksi), dan (e) level 4
(rigor).
8. RME (Realistic Mathematics Education)
Freudenthal dan Treffers adalah tokoh-tokoh yang mengembangkan RME, yang
pada awalnya terjadi di Belanda, dan digunakan sebagai pendekatan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran matematika, melalui kegiatan yang disebut
pematematikaan.
9. Peta Konsep
Peta konsep merupakan implementasi pembelajaran bermakna dari Ausubel,yaitu
kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan atau peta,sehingga hubungan
antarkonsep menjadi jelas,dan keseluruhan konsep teridentifikasi.

Kb 2. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Yang Konstruktivistik


A. Proses Pendidikan
Guru merupakan komponen proses yang utama sebab guru adalah pelaksana dari proses
itu sendiri. Agar guru dapat melaksanakan proses yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan. Guru perlu mempertimbangkan kedudukan :
1. Kompetensi individual,kelompok,dan klasikal
2. Keberagaman hasil (keluaran)
3. Kesesuaian penilaian,evaluasi, atau asesmen
4. Pemberdayaan berbagai sumber belajar
5. Strategi pembelajaran untuk mencapai sasaran
Dan mempertimbangkan sifat-sifat masukan sebagai :
1. Makhluk hidup
2. Individu yang mandiri
3. Makhluk sosial dan budaya,anggota berbagai kelompok Masyarakat
4. Anggota abad informasi
5. Sumber belajar
6. Anak yang belajar dan dalam tahap pertumbuhan (teori belajar,motivasi).
Dengan gambaran di atas maka ciri dan atau/ prinsip dalam proses pembalajaran agar
siswa mempunyai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan perkembangan saat ini dan
mendatang adalah :
1. Berorientasi pada siswa
2. Mengembangkan strategi pembelajaran yang tepaat dan beragam
3. Memperhatikan teori Pendidikan dan teori belajar
4. Mengusahakan suasana yang demokratis,partisipatif, dan kooperatif.
5. Mengembangkan penilaian yang menyeluruh dan beragam.
6. Memeperhatikan ciri pokok keilmuan dari bidang studi atau materi yang sedang
dipelajari.
B. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta
didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Beberapa strategi pembelajaran
matematika yang kontruktivistik dan dianggap sesuai pada saat ini antara lain :
1. Pemecahan Masalah ( Problem Solving)
Ciri utama problem solving dalam matematika adalah adanya masalah yang tidak
rutin. Masalah seperti ini dirancang atau dibuat agar siswa tertantang untuk menyelesaikan.
Meskipun peserta didik pada awalnya mengalami kesulitan mengerjakan pemecahan
masalah karena tidak ada aturan. Prosedur atau Langkah-langkah yang segera dapat
digunakan mereka menjadi terbiasa dan cerdas memecahkan masalah setelah meraka
memperoleh banyak Latihan.
2. Penyelidikan Matematis (Mathematical Investigation)
Penyelidikan matematis adalah penyelidikan tentang masalah yang dapat
dikembangakan menjadi model matematika, berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada
kajian atau eksplorasi mendalam,dan bersifat open-ended. Kegiatan belajar yang
dilaksanakan dapat berupa cooperative learning.
3. Penemuan Terbimbing
Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mana guru
membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis
sehingga mereka merasa menemukan sesuatu.
4. Contextual Learning
Contextual learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan
Pelajaran dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari,hal-hal yang factual atau keadaan
nyata yang dialami siswa.
MODUL 2
MEDIA DAN BAHAN MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SD

KB 1. Media dalam Pembelajaran Matematika SD


1. Papan Tulis
Pembelajaran dapat dilaksanakan lebih menarik dan bersasaran jika guru
menggunakan kapur yang berwarna-warni. Pada perkembangan berikutnya, didasarkan
pada alasan untuk menyehatkan mata, warna hitam papan tulis diganti dengan warna
hijau. Akhir-akhir ini, dengan alasan lebih menyehatkan badan, warna putih mulai
banyak digunakan dan mengganti kapur dengan spidol yang tidak permanen.
2. Papan Grafik
Papan grafik sama dengan papn tulis, tetapi fungsinya lebih diarahkan untuk
mempermudah guru dalam membuat grafik. Papan ini mempunyai kotak-kotak yang
berskala tetap yang dapat dipakai untuk merancang koordinat dari titik-titik yang
diperlukan untuk membuat grafik.
3. Papan Tempel
Fungsi dari papan tempel ini yaitu memasang informasi, untuk menempel kliping
dari Koran, majalah, dan brosur yang berkaitan dengan pelajaran atau kemajuan iptek
dan untuk memasang karya-karya tulis siswa yang terpilih untuk dapat diketahui oleh
siswa lain.
4. Media Cetak
Media cetak merupakan media yang utama pada pembelajaran karena media ini
mudah dibawa dan dapat dibaca dimana saja dan kapan saja. Bentuk media cetak ini
dapat berupa buku, LKS, petunjuk praktik, petunjuk praktikum, laporan kegiatan, modul
dan buku kerja.
5. Kalkulator
Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika sebagai alat bantu dan alat
hitung. Dengan adanya kalkulator, guru pengembang pembelajaran matematika
mempunyai kesempatan yang lebih luas membantu siswa mempelajari matematika dan
menyelesaikan masalah-malsah terkini.
6. Komputer
Sebagai alat bantu mengajar, computer juga diperlukan untuk pendidikan
matematika. Pembelajaran yang dibantu computer disebut pembelajaran berbantuan
computer. Bahkan computer dalam pembelajaran matematika dikembangkan dengan
memanfaatkan program-program computer yang siap pakai dalam bentuk perangkat
lunak, atau program-program computer yang dirancang dan dibuat oleh guru
matematika.
7. Media Tayangan
Media yang mampu menayangkan pembelajaran pada layar sehingga bisa diikuti oleh
banyak orang peserta belajar. Media ini dapat OHP, LCD Proyektor, film, audio-video,
dan televise.

KB 2. Bahan MAnipulatif dalam pembelajaran Matematika SD


Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD Dalam pembelajaran matematika
SD, agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-
bahan yang perlu disiapkan oleh guru dari barang-barang yang relatif murah harganya dan
mudah diperoleh, misalnya dari bahan karton, kertas, kayu, kawat, kain, untuk menanamkan
konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan. Bahan- bahan itu dapat dipegang,
dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik, diatur,dilipat dan dipotong oleh siswa sehingga disebut
bahan manipulatif. Adapun fungsi dari bahan manipulatif adalahuntuk menyederhanakan konsep
yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan konsep
secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentuyang terkait dengan pengerjaan (operasi)
hitung dan sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta-fakta.
1. Bahan Manipulatif dari Kertas Bahan kertas ini mudah diperoleh, dengan warna yang
beragam, dari kertas manila,kertas karton maupun kertas sampul tak terpakai. Manfaat bahan
manipulatif dari kertas yaitu untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi).
2. Model Stik (lidi dari rangka daun kelapa atau dari bambu atau dari plastik sedotan) Model
ini dapat dipakai untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan untuk siswa kelas
rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (sebagai satuan), dalam bentuk ikatan tali/karet
(sebagai puluhan) dan bentuk dari ikatan sepuluhan (sebagai ratusan). Model-model stik ini
dapat digunakan untuk menjelaskan konsep numeral (lambang bilangan), kesamaan
bilangan, operasi (penjumlahan, pengurangan, perkalian) bilangan bulat.
3. Model persegi dan strip dari kayu/tripleks Model ini mempunyai kegunaan yang sama
seperti model stik yaitu untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi
bilangan bulat. Strip kayu dipotong berbentuk persegi sehingga menyerupai bentuk stik.
4. Model kertas bertitik atau berpetak. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan yang
terkait geometri dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar dan luasnya, berbagai posisi
datar, tegak, miring bangun datar.

Anda mungkin juga menyukai