Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

DI SUSUN OLEH:
RUKANRI ALIANDRI
NIM. 836376506

PROGRAM STRATA 1 PENDIDIKAN KEGURUAN SEKOLAH DASAR


KELOMPOK BELAJAR LEUWILIANG
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BOGOR
2020
MODUL 1
Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK

KEGIATAN BELAJAR 1
Landasan Pembelajaran Matematika Berdasarkan KBK
Tiga faktor yang melandasi perubahan memperbaiki matematika adalah keberadaan dan
perkembangan teori-teori belajar, psikologi belajar, dan filsafat pendidikan.
Guru matematika yang profesional dan kompeten mempunyai wawasan landasan yang
dapat dipakai dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran matematika. Teori-teori
yang berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika.
1. Teori Thorndike
Teori Thorndike disebut teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik
selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara
pasif.
2. Teori Ausubel
Teori makna(meaning theory) dari Ausubel (Brownell dan Chazall) mengemukakan
pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat
dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.
3. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan
intelektual anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika diberikan.
4. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri piaget
menjadi belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan
melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
5. Teori Jerome Bruner
Teori Jerome Bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan
mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari
yang mudah ke yang sulit, dan mulai yang nyata atau konkret ke yang abstrak.
6. Pemecahan masalah (George Polya)
Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran
matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan
mendalam ketika menghadapi suatu masalah.
7. Teori van Hiele
Teori ini menyatakan bahwa eksitensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang
pemikiran geometrik, yaitu visualisasi, analisis, informal, deduksi, dan nigor.
8. RME (Realistic Mathematics Education)
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara
mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa.
9. Peta konsep
Peta konsep merupakan kebermaknaan yang ditunjukkan dengan bagan atau peta
sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas dan keseluruhan konsep teridentifikasi.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Yang Konstruktivistik
Dasar pengembangan pendidikan yang bermutu tinggi adalah prinsip. Empat pilar belajar
yang dikemukakan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan
learning to live together.
Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan
strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2)
tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan
aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6)
pengembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Strategi  pembelajaran matematika yang konstruktivistik antara lain:
1. Pemecahan masalah (problem solving) ciri utamanya adanya masalah yang tidak
rutin. Manfaatnya adalah peserta didik menjadi kreatif dalam berpikir, kritis dalam
menganalisis data, fakta, dan informasi, serta mandiri dalam bertindak dan bekerja.
Sasarannya yaitu soal mempunyai banyak selesaian (multiple solution), soal yang
diperluas (extending problem), dan soal yang mempunyai banyak cara menyelesaikan
(multiple methods of solution).
2. Penyelidikan matematis (Mathematical Investigation) adalah peyelidikan tentang
masalah yang dapat dikembangkan menjadi model matematika, berpusat pada tema
tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi mendalam, dan bersifat open-ended.
Kegiatan belajar yang dilaksanakan dapat berupa cooperative learning.
3. Terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran dimana guru membimbing siswanya
dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa
menemukan sesuatu.
4. Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang mengaitkan bahan pelajaran
dengan situasi dan/atau kehidupan sehari-hari, hal-hal yang faktual atau keadaan
nyata yang dialami siswa.

MODUL 2
MEDIA DAN BAHAN MANIPULATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SD
KEGIATAN BELAJAR 1
Media dalam Pembelajaran Matematika SD
Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi media sederhana dan media modern
(berbasis elektronik), media cetak dan media noncetak, media proyeksi dan media non
proyeksi. Seirama dengan perkembangan ICT, media berbasis elektronik semakin banyak
dimanfaatkan dalam pembelajaran, pendidikan, dan latihan.
Keuntungan yang didapat dalam penggunaan media pembelajaran :
 Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa
 Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian
 Lebih bertahan lama untuk diingat karena lebih terkesan
 Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan tersebar
 Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar
 Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran
Garis besar jenis jenis media pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Papan Tulis
Papan ini berguna untuk menulis bahan pelajaran yang akan dibahas.
2. Papan grafik
Papan ini mempunyai kotak kotak berskala tetap yang dapat dipakai untuk merancang
koordinat dari titik titik yang diperlukan untuk membuat grafik.
3. Papan tempel
Fungsi papan tempel yaitu untuk memasang informasi yang berkaitan dengan pelajaran
dan hasil karya siswa.
4. Media cetak
Bentuk media cetak ini dapat berupa buku, LKS, petunjuk praktik, laporan
kegiatan,modul dan buku kerja.
5. Kalkulator
Termasuk media elektronik yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat dan
akurat.
6. Komputer
Pembelajaran yang dibantu komputer disebut pembelajaran berbasis komputer. Paket
pembelajaran matematika dalam bentuk perangkat lunak yang siap pakai maupun yang
dibuat oleh guru dapat berupa model tutorial, model latihan dan praktik atau model
simulasi.
7. Media Tayangan
Media yang mampu menayangkan program pembelajaran pada layar sehingga bisa
diikuti oleh banyak peserta belajar.

KEGIATAN BELAJAR 2
Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD
Bahan manipulatif berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar,
menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau
konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan
operasi hitung dan sifat sifat bangun geometri serta memperlihatkan fakta.
1. Bahan manipulatif kertas mudah diperoleh dan mempunyai manfaat yaitu dapat
menjelaskan pecahan.
2. Model stik (lidi dari daun kelapa, bambu atau plastik) dapat dipakai untuk
menjelaskan konsep satuan, puluhan dan ratusan, menjelaskan konsep penjumlahan,
pengurangan dan perkalian.
3. Model persegi dan strip dari kayu/triplek untuk menjelaskan konsep numeral,
kesamaan bilangan dan operasi bilangan bulat.
4. Model kertas bertitik/berpetak digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait
dengan geometri.
MODUL 3
BILANGAN BULAT
KEGIATAN BELAJAR 1
Pembelajaran Materi Bilangan Bulat di SD serta Ragam Permasalahannya
Operasi hitung dalam bahasan bilangan bulat baru diperkenalkan kepada siswa sekolah
dasar di kelas 5 (pada siswa yang masih dalam taraf berpikir konkret). Untuk mengenalkan
konsep operasi hitung pada sistem bilangan bulat dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1. Tahap pengenalan konsep secara konkret.
2. Tahap pengenalan konsep secara semi konkret atau semi abstrak
3. Tahap pengenalan konsep secara abstrak.
Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan pada bilangan bulat antara lain sebagai berikut
1. Sifat tertutup
2. Sifat pertukaran (komutatif)
3. Sifat pengelompokan (Asosiatif)
4. Sifat bilangan nol (sebagai unsur identitas penjumlahan)
5. Sifat invers penjumlahan (Lawan suatu bilangan)
Sedangkan pada pengurangannya hanya berlaku sifat yang pertama, yaitu sifat tertutup.
Ragam permasalahan dalam pembelajaran bilangan bulat di SD yaitu
1. Penggunaan garis bilangan yang prinsipnya tidak konsisten
2. Masih banyak guru yang salah dalam menafsirkan bentuk a + (-b) sebagai a - b atau
bentuk a - (-b) sebagai bentuk a+b
3. Masih banyak para guru dan siswa yang tidak dapat membedakan tanda - atau +
sebagai operasi hitung dengan tanda - atau + sebagai jenis suatu bilangan
4. Kurang tepatnya memberikan pengertian bilangan bulat
5. Sulitnya memberikan penjelasan bagaimana melakukan operasi hitung pada bilangan
bulat secara konkret maupun secara abstrak (tanpa menggunakan alat bantu).

KEGIATAN BELAJAR 2
Perkalian dan Pembagian pada Bilangan Bulat serta Sistem Persamaan Linear
Operasi bilangan - bilangan bulat pada dasarnya merupakan operasi penjumlahan yang
dilakukan secara berulang.
Dalam perkalian bilangan bulat berlaku :
 Positif × positif = Positif
 Positif × negatif = negatif
 Negatif × positif = negatif
 Negatif × negatif = positif
Sifat - sifat operasi perkalian bilangan bulat yaitu sebagai berikut
1. Tertutup
2. Komutatif, a × b = b × a
3. Asosiatif ( a × b ) × c = a × ( b × c )
4. Identitas perkalian yaitu 1
5. Setiap bilangan dikalikan 0 hasilnya tetap 0
6. Distribusi perkalian terhadap penjumlahan
7. Distribusi perkalian terhadap pengurangan
Operasi pembagian pada dasarnya adalah proses pencarian faktor yang belum diketahui
dari suatu perkalian.
Dalam pembagian bilangan bulat berlaku :
 Positif : positif = positif
 Positif : negatif = negatif
 Negatif : positif = negatif
 Negatif : negatif = positif
Persamaan adalah suatu bentuk kalimat terbuka yang dinyatakan dengan hubungan
bentuk "=".
Pertidaksamaan adalah suatu kalimat terbuka yang dinyatakan dengan salah satu
ketidaksamaan <,> .

Anda mungkin juga menyukai