Anda di halaman 1dari 14

Telaah Kurikulum 1

“Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013

di Sekolah Menengah Pertama (SMP)”

Disusun oleh:

Yunianto (4101416077)

Rombel 001

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini sebagai salah satu tugas individu mata kuliah Telaah Kurikulum 1 yang berjudul
“Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama
(SMP)”.
Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan
kemampuan saya yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan saya tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Saya berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Semarang, 27 Juni 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Kurikulum Matematika Tahun 2013 5
B. Pelaksanaan Kurikulum Matematika Tahun 2013 di SMP 6
BAB III PENUTUP 9
A. Simpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau
pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen
dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan
berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang
dikehendaki. Kurikulum tidak akan berarti jika tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang diperlukan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar yang memadai,
kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan
yang akan dicapai.
Dalam perjalan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun pra-75, 1984, 1994, 2004, 2006 dan tak
ketinggalan juga kurikulum terbaru yang diterapkan di tahun ajaran 2013/2014 yaitu
Kurikulum 2013. Sebelum pelaksanaan penerapan kurikulum 2013, pemerintah
melakukan uji publik untuk menentukan kelayakan kurikulum ini dimata publik.
Kemudian mulai tahun ajaran baru 2013/2014 kurikulum 2013 dilaksanakan secara
bertahap.
Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan insan Indonesia yang:
produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. Merupakan hal yang menarik apabila
kita dapat mengetahui tingkat pemahaman konsep matematika siswa setelah
diterapkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Melihat latar belakang diatas maka
dalam pembelajaran khususnya matematika diperlukan analisis pelaksanaan kurikulum
2013 matematika khususnya di tingkat SMP.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kurikulum matematika tahun 2013?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum matematika tahun 2013 di SMP?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum Matematika Tahun 2013


Hakikat matematika yang merupakan ilmu yang akhirnya bersifat abstrak, bagi
kebanyakan siswa matematika masih merupakan momok. Bagi para guru tidak mudah
untuk memilih strategi, model, pendekatan, metode, teknik pembelajaran yang tepat
sehingga materi matematika mudah dipahami siswa, siswa bisa terampil serta siswa
tertarik untuk mempelajarinya..
Strategi pembelajaran merupakan taktik yang digunakan guru agar pembelajaran
terlaksana secara tepat sasaran. Strategi pembelajaran secara aplikatif dapat dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi mana
yang digunakan sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat tepat sasaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai sangat tergantung pada keahlian guru. Agar siswa
lebih cepat memahami materi biasanya digunakan strategi langsung. Sedangkan strategi
tidak langsung jenis kegiatannya tidak langsung menyentuh materi pembelajaran (Abidin
: 2014).Dalam pembelajaran matematika strategi mana yang dipilih, kita sebagai guru
harus jeli untuk menentukan yang dapat disesuaikan dengan materi yang akan
dibahas.Demikian pula model pembelajaran yang akan dipilih.
Dalam konteks Kurikulum 2013 ada 5 model pembelajaran yang merupakan model
inti. Pelaksanaan model pembelajaran mana yang dipilih diorientasikan agar siswa dapat
mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya dalam proses pembelajaran
yang aktif kreatif, siswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dan terampil
berkomunikasi maka para guru pegang peranan yang penting. Kelima model
pembelajaran tersebut adalah: Model Pembelajaran Proses Saintifik, Model
Pembelajaran Integratif Berdiferensiasi, Model 7 Pembelajaran Multiliterasi, Model
Pembelajaran Multisensori, dan Model Pembelajaran Kooperatif. (Abidin, 2014). Secara
singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran Proses Saintifik
Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut beraktivitas seperti ahli sains.Dalam
prakteknya siswa melakukan aktivitas selayaknya langkah-langkah penerapan
metode ilmiah, yaitu: merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan. Untuk mata
pelajaran matematika langkah-langkahnya yaitu: mengamati (mengamati fakta

6
matematika), menanya (berfikir divergen), mengumpulkan informasi (mencoba,
mengaitkan teorema), mengasosiasi (memperluas konsep, membuktikan),
mengkomunikasikan (menyimpulkan dan mengaitkan dengan konsep baru).
b. Model Pembelajaran Integratif Berdiferensiasi
Merupakan model pembelajaran yang menghubungkan berbagai disiplin ilmu dan
dikemas berdasarkan perbedaan siswa. Dalam model ini metode yang harus dikuasai
guru adalah pembelajaran berbasis masalah atau pembelajaran berbasis proyek
c. Model Pembelajaran Multiliterasi
Dalam meningkatkan pemahaman, keterampilan dan sikap dari berbagai disiplin
ilmu. Model Pembelajaran Multiliterasi mengoptimalkan konsep literasi berbahasa
yang meliputi kegiatan membaca, menulis, menyimak dan berbicara.
d. Model Pembelajaran Multisensori.
Dalam memahami materi model pembelajaran ini mengoptimalkan panca indera,
baik indera penglihatan, pendengaran, pembau, pengecap dan peraba. Dalam
pembelajaran matematika tidak semua materi dapat diperagakan dengan benda
konkret. Jadi penggunaan ke lima indera ini tidak harus bersama-sama.
e. Model Pembelajarn Kooperatif
Siswa dalam belajar dengan model pembelajaran kooperatif ini penekanannya
adalah kerjasama. Untuk ini diperlukan pembagian tugas yang jelas. MIsalnya
pembagian tugas antar kelompok. Dalam Kurikulum 2013 Model Pembelajaran
Kooperatif menjadi wadah bagi modelmodel yang lain.

B. Pelaksanaan Kurikulum Matematika Tahun 2013 di SMP


Ruang lingkup materi matematika mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang dirumuskan dalam kompetensi dasar matematika SMP/MTs yang harus
dimiliki peserta didik. Kompetensi dasar matematika di SMP/MTs merupakan kelanjutan
dari kompetensi dasar matematika yang dipelajari peserta didik di SD/MI. Selain itu
metematika di SMP/MTs juga merupakan prasyarat untuk belajar matematika lebih
lanjut di SMA/MA dan SMK/MAK serta berguna dalam memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Muatan Matematika pada SMP/MTs/SMPLB/PAKET B yang
dimuat dalam Standar Isi pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013adalah sebagai
berikut.

7
Tingkat Tingkat Kelas Kompetensi Ruang Lingkup
Kompetens Materi
i
4 VII-VIII - Menunjukkan sikap logis, kritis, - Bilangan Rasional
analitis, cermat dan teliti, - Aljabar
bertanggungjawab, responsif, dn (pengenalan)
tidak mudah menyerah dalam - Geometri
memecahkan masalah (termasuk
- Memiliki rasa ingin tahu, percaya transformasi
diri, dan ketertarikan pada )
matematika - Statistika
- Memiliki rasa percaya pada daya dan peluang
dan kegunaan matematika, yang - Himpunan
terbentuk melalui pengalaman
belajar
- Memiliki sikap terbuka, santun,
objektif dalam interaksi kelompok
maupun aktivitas sehari-hari
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan
matematika dengan jelas
- Mengidentifikasi pola dan
menggunakannya untuk menduga
perumuman/aturan umum dan
memberikan prediksi
- Memahami konsep bilangan
rasional dilengkapi operasi dan
urutan
- Mengenal bentuk aljabar sederhana
(linear, kuadrat)
- Memanfaatkan interpretasi
geometri, fungsi kuadrat dalam
menyelesaikan persamaan
- Memahami konsep himpunan dan
operasinya serta fungsi dan
menyajikan (diagram, tabel, grafik)
- Memahami bangun datar
berdasarkan sifat-sifat atau fitur-fitur
(banyak sisi, keteraturan, ukuran),
dan transformasi yang
menghubungkannya
- Memberi estimasi penyelesaian
masalah dan
membandingkannya dengan hasil
perhitungan
- Menjelaskan dan memvisualisasikan
pecahan yang ekuivalen
- Membandingkan, memberi
interpretasi berbagai
metoda penyajian data
- Memahami konsep peluang empirik

8
- Menggunakan simbol dalam
pemodelan, mengidentifikasi
informasi, menggunakan strategi lain
bila tidak berhasil
4a IX - Menunjukkan sikap logis, kritis, - Aljabar
analitis, cermat dan teliti, - Geometri
bertanggungjawab, responsif, dn (termasuk
tidak mudah menyerah dalam bangun tidak
memecahkan masalah beraturan)
- Memiliki rasa ingin tahu, percaya - Statistika
diri, dan ketertarikan pada danPeluang
matematika (termasuk
- Memiliki rasa percaya pada daya metode
dan kegunaan statistik
matematika, yang terbentuk melalui sederhana)
pengalaman
belajar
- Memiliki sikap terbuka, santun,
objektif dalam interaksi kelompok
maupun aktivitas sehari-hari
- Memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan
matematika dengan jelas
- Mengidentifikasi kecenderungan
dan menyajikannya dalam aturan
bilangan (barisan dan deret) atau
relasi lainnya
- Memahami operasi pangkat, akar,
bilangan dan kaitannya dengan
konsep aturan
- Mengenal berbagai
manipulasi/transformasi aljabar
(mengkuadratkan dan
memfaktorkan) dan
menggunakannya dalam
penyelesaian masalah seperti
persamaan dan pertidaksamaan
- Menggunakan konsep diskriminan
dalam mengidentifikasi eksistensi
solusi dan interpretasi geometrisnya
- Mengelompokkan bangun datar
menurut kesebangunan dan/atau
kekongruenan
- Memberi estimasi dengan
menggunakan perhitungan mental
dan sifat-sifat aljabar
- Visualisasi dan deskripsi proporsi
persentase, rasio dan laju
- Membandingkan, memberi
interpretasi berbagai
metoda penyajian termasuk

9
penyajian data yang disertai statistik
deskriptif
- Memahami konsep peluang empirik
dan teoritik
- Menggunakan simbol dalam
pemodelan, mengidentifikasi
informasi, memilih strategi yang
paling efektif.

Pembelajaran merupakan salah satu esensi dalam pelaksanaan kurikulum.Pada


pembelajaran matematika, ada berbagai kesulitan yang dihadapi guru. Pelaksanaan
pembelajaran adalah realisasi dari rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.
Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
Masalah menanya yang dipermasalahkan dalam proses perencanaan muncul
kembali pada proses pelaksanaan pembelajaran. Guru kesulitan untuk mengondisikan
siswa aktif bertanya. Melalui penelusuran yang lebih detail di lapangan ditemukan data
bahwa kepercayaan diri siswa dalam berpendapat masih kurang. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh guru, namun siswa masih sulit untuk dikondisikan menanya dalam
pembelajaran matematika. Saat masuk dalam fase menanya, siswa cenderung diam.
Bahkan, ketika “guru memaksa siswa” untuk bertanya, siswa seringkali tetap diam. Jika
diberikan stimulus secara telaten mungkin fase ini dapat berjalan dengan baik, namun
membutuhkan waktu yang relatif lama. Jika melihat kembali alokasi waktu yang
dijadwalkan maka guru terpaksa harus mengesampingkan aspek menanya. Pada
umumnya, guru hanya sekedar memberikan waktu menanya dan apabila tidak ada respon
maka masuk ke fase berikutnya. “Menyelesaikan materi” adalah hal yang sering menjadi
dalih guru untuk tidak melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rancangan
pembelajaran. Idealnya, proses pembelajaran dihiasi dengan keaktifan siswa dan
kebermaknaan materi.
Namun, beberapa strategi pembelajaran berbasis saintifik dipandang membutuhkan
waktu yang relatif lama. Jika merujuk pada muatan materi dan alokasi waktu yang
dipandang tidak seimbang, kebanyakan guru mengungkapkan rasa pesimis sehingga
seringkali keterlaksanaan rancangan pembelajaran pun masih sangat kurang. Strategi
guru untuk dapat menyampaikan materi di tengah terbatasnya waktu adalah dengan
memberikan tugas pada siswa. Hampir semua guru mapel memiliki strategi demikian

10
sehingga volume tugas siswa sangat banyak. Hal tersebut sering menimbulkan keluhan
dari orang tua siswa.
Penilaian dalam konteks pembelajaran matematika Kurikulum 2013 dilaksanakan
dengan memadukan 3 aspek: pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian penguasaan pengetahuan dapat dalam wujud UAS, UTS, kuis,
Pekerjaan Rumah, dokumen atau laporan. Penilaian kecakapan (skill) misalnya
penguasaan siswa terhadap pemakaian alat bantu pembelajaran baik software ataupun
hardware. Sedangkan penilaian sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill,
misalnya partisipasi dan keaktifan dalam diskusi, kemampuan kerjasama dalam team,
dan kehadiran dalam pembelajaran. (Kemendikbud:2014).
Penilaian pembelajaran dengan PBL (Problem Based Learning) atau pembelajaran
berbasis masalah dapat dilakukan dengan evaluasi diri (self- assesment) dan peer-
assesment. Self-assesment merupakan penilaian yang dilakukan oleh pelajar sendiri
terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya sedangkan Peer-assesment adalah
penilaian dimana pelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan
hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman
dalam kelompoknya.
Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain : penilaian kinerja peserta didik,
penilaian portofolio peserta didik, penilaian potensi belajar, penilaian usaha kelompok.
Penilaian diri (self-assasment) dimana pelajar diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajari dalam
mata pelajaran yang ditempuh.
Penggunaan teknik penilaian diri ini dapat berdampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang dalam hal ini pelajar. Dampak positif dari
penilaian diri adalah:
a. Karena pelajar diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri hal ini dapat
menumbuhkan rasa percaya diri
b. Pelajar dapat instropeksi diri terhadap kekuatan dan kelemahannya
c. Dapat melatih, mendorong, membiasakan pelajar untuk berbuat jujur dan obyektif.
Penilaian Pembelajaran dengan metode Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap sikap,
keterampilan dan pengetahuan harus dilakukan secara menyeluruh. Penilaian ini
dinamakan Penilaian Proyek. Dalam Kemendikbud (2014) dijelaskan bahwa penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam waktu tertentu. Penilaian proyek pada mata pelajaran tertentu digunakan untuk

11
mengetahui pemahaman, kemampuan penyelidikan, kemampuan mengaplikasikan,
kemampuan menginformasikan terhadap peserta didik secara jelas.Tiga hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penilaian proyek adalah: kemampuan pengelolaan, relevansi, dan
keaslian. Penilaian proyek dilakukan mulai perencanan, proses sampai hasil akhir.
Pelaksanaan penilaian proyek dapat menggunakan alat/instrument penilaian berupa
daftar cek atau skala penilaian.
Penilaian pembelajaran Discovery Learning dapat dilakukan dengan tes maupun
nontes.Penilaian yang digunakan berupa penilaian kognitif, proses, sikap, penilaian hasil
kerja siswa, Untuk aspek kognitif digunakan tes tertulis yang dapat berupa tulisan,
mewarnai, menggambar dsb. Untuk penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa pelaksanaan penilaian dapat menggunakan form penilaian sikap, penilaian kinerja,
penilaian hasil kerja siswa.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konteks Kurikulum 2013 ada 5 model pembelajaran yang merupakan model
inti. Kelima model pembelajaran tersebut adalah: Model Pembelajaran Proses Saintifik,
Model Pembelajaran Integratif Berdiferensiasi, Model 7 Pembelajaran Multiliterasi,
Model Pembelajaran Multisensori, dan Model Pembelajaran Kooperatif. (Abidin, 2014).
Ruang lingkup pelajaran matematika SMP/MTs mencakup 4 bidang, yakni:
1. Bilangan,
2. Aljabar,
3. Geometri dan pengukuran,
4. Statistika dan peluang.
5. Himpunan.
Pembelajaran merupakan salah satu esensi dalam pelaksanaan kurikulum. Pada
pembelajaran matematika, ada berbagai kesulitan yang dihadapi guru. Pelaksanaan
pembelajaran adalah realisasi dari rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru.
Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran memiliki
keterkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Masalah menanya yang dipermasalahkan
dalam proses perencanaan muncul kembali pada proses pelaksanaan pembelajaran. Guru
kesulitan untuk mengondisikan siswa aktif bertanya.
Penilaian dalam konteks pembelajaran matematika Kurikulum 2013 dilaksanakan
dengan memadukan 3 aspek: pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap
(attitude). Penilaian penguasaan pengetahuan dapat dalam wujud UAS, UTS, kuis,
Pekerjaan Rumah, dokumen atau laporan. Penilaian kecakapan (skill) misalnya
penguasaan siswa terhadap pemakaian alat bantu pembelajaran baik software ataupun
hardware. Sedangkan penilaian sikap dititik beratkan pada penguasaan soft skill,
misalnya partisipasi dan keaktifan dalam diskusi, kemampuan kerjasama dalam team,
dan kehadiran dalam pembelajaran. (Kemendikbud:2014).

13
DAFTAR PUSTAKA

Tresnaningsih, Sri. 2014. Pembelajaran Matematika Dalam Implementasi Kurikulum


2013. In: Seminar Temu Ilmiah Guru Nasional VI (TING VI), 28-30 November 2014,
UTCC
Retnawati, H. 2015. Hambatan guru matematika sekolah menengah pertama dalam
menerapkan kurikulum baru. Cakrawala Pendidikan, (3).
https://www.matematrick.com/2017/03/materi-matematika-smp-kurikulum-2013.html
https://annisasoffia.wordpress.com/2016/06/29/makalah-kurikulum-2013-suatu-sekolah/
http://nonamirza03.blogspot.com/2014/12/kurikulum-2013-dan-implementasinya-pada.html

14

Anda mungkin juga menyukai