Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS TPACK PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR


UNTUK MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
TERTULIS MATEMATIS SISWA SMPN 5 BATANGHARI

Chairun Najah1), Sutrisno2), Kamid2)


1
Mahasiswa Program Magister Pendidikan Matematika,Universitas Jambi
1
Email: chairunnajah944@yahoo.com
2
Dosen Magister Pendidikan Matematika

Abstrak

Bangun ruang sisi datar termasuk bagian dari geometri yang merupakan materi penting
untuk dipelajari oleh siswa, karena banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Standar Isi
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran matematika (Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016) disebutkan bahwa kompetensi siswa yang
harus dicapai atau dipenuhi untuk materi geometri adalah siswa harus memiliki kemampuan
mengkomunikasikan gagasan matematika dengan jelas. Berdasarkan standar isi tersebut bahwa
dalam belajar matematika khususnya materi geometri siswa tidak hanya cukup menguasai materi
pelajaran, tetapi siswa dituntut mampu mengkomunikasikan ide, gambar dan persamaan. Oleh
sebab itu diharapkan ada pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dalam bentuk flip page
ebook dan menganalisis hubungan antar komponen CK, TK, PK, TPACK dan kemampuan
komunikasi tertulis matematika.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Subjek penelitian sebanyak 20
orang siswa kelas VIII C SMPN 5 Batanghari. Adapun instrumen yang digunakan adalah angket
tanggapan siswa, angket tanggapan guru, lembar observasi aktivitas pembelajaran, instrumen
penilaian komunikasi tertulis matematis siswa dan instrumen integrasi TPACK untuk guru.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas pembelajaran pada pertemuan I 63%, pertemuan II
63%, pertemuan III 67%, pertemuan IV 69%, pertemuan V 71%, pertemuan VI 75%, pertemuan
VII 76% dan pertemuan VIII 76%. Kedelapan pertemuan termasuk pada kategori “Optimal”. Dari
hasil perhitungan analisis jalur didapat bahwa variabel yang memberi sumbangan yang sangat besar
terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa adalah variabel CK, yaitu sebesar 0,205.
Besarnya pengaruh CK terhadap kemampuan komunikasi matematika dikarenakan guru dapat
memetakan materi kubus, balok, prisma dan limas sesuai standar kurikulum 2013 dan guru sudah
menyusun urutan konsep-konsep dalam pembelajaran kubus, balok, prisma dan limas.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berdasarkan
kerangka kerja TPACK yang dikembangkan dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi
tertulis matematis siswa pada materi bangun ruang sisi datar.

Kata Kunci: perangkat pembelajaran, TPACK, bangun ruang sisi datar, komunikasi tertulis
matematis

0
DEVELOPMENT OF MATHEMATICS LEARNING DEVICES BASED ON
TPACK IN FLAT SIDE SPACE MATERIALS TO OPTIMIZE
COMMUNICATION ABILITY MATHEMATICAL WRITING
STUDENTS OF SMPN 5 BATANGHARI

Chairun Najah1), Sutrisno2), Kamid2)


1
Mahasiswa Program Magister Pendidikan Matematika,Universitas Jambi
1
Email: chairunnajah944@yahoo.com
2
Dosen Magister Pendidikan Matematika

Abstract

Build a flat-side space including part of geometry which is an important material to be


studied by students, because it is widely used in everyday life. Content Standard for elementary and
secondary education units of mathematics subjects (Minister of Education and Culture Regulation
No. 21 of 2016) stated that student competencies that must be achieved or fulfilled for geometry
material is that students must have the ability to communicate mathematical ideas clearly. Based on
the content standard, in learning mathematics, especially geometry material, students not only
mastered the subject matter, but students were required to be able to communicate ideas, images
and equations. Therefore, it is expected that there is learning that can improve students'
mathematical communication skills.
This study aims to develop learning tools in the form of Learning Implementation Plans
(RPP) and Student Worksheets (LKPD) in the form of ebook flip pages and analyze the
relationship between CK components, TK, PK, TPACK and written mathematics communication
skills.
This type of research is a development research. The research subjects were 20 students of
class VIII C of Batanghari Middle School 5. The instruments used were student response
questionnaires, teacher response questionnaires, learning activity observation sheets, student
mathematical written communication assessment instruments and TPACK integration instruments
for teachers.
The results showed learning activities at meeting I 63%, meeting II 63%, meeting III 67%,
meeting IV 69%, meeting V 71%, meeting VI 75%, meeting VII 76% and meeting VIII 76%. The
eight meetings are included in the "Optimal" category. From the results of the calculation of the
path analysis, it was found that the variables that contributed greatly to students' mathematical
communication skills were the CK variable, which was 0.205. The amount of influence of CK on
mathematical communication skills is because teachers can map cube, beam, prism and pyramid
material according to 2013 curriculum standards and the teacher has arranged the order of concepts
in learning cubes, beams, prisms and pyramid.
Based on the results of the study, it can be concluded that the learning device based on the
TPACK framework developed can optimize the students' written communication skills in the
material on the flat side space.

Keywords: learning device, TPACK, build flat side space, mathematical written communication

1
PENDAHULUAN secara tulisan maupun lisan dalam
Materi bangun ruang sisi datar menyelesaikan permasalahan matematika
merupakan salah satu materi dalam pelajaran (Kurnia, Setiawani, & Kristiana, 2015).
matematika yang diberikan di kelas VIII Komunikasi matematis siswa yang dimaksud
Sekolah Menengah Pertama (SMP) semester ialah bentuk komunikasi tulisan. Komunikasi
genap dan termuat di dalam kurikulum 2013 tulisan adalah kemampuan siswa dalam
dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.9 yaitu menyampaikan ide matematika secara tulisan
membedakan dan menentukan luas (Hodiyanto, 2017).
permukaan dan volume bangun ruang sisi Kemampuan komunikasi tulisan
datar (kubus, balok, prisma dan limas) dan menjadi kemampuan yang sangat penting
KD 4.9 menyelesaikan masalah yang dimilki siswa dalam belajar matematika,
berkaitan dengan luas permukaan dan volume karena menulis dalam matematika dapat
bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma membantu guru melihat pemahaman siswa
dan limas) serta gabungannya. Melihat terkait materi yang sedang dipelajari, selain
kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa, itu kemampuan tersebut merupakan
maka guru perlu menciptakan suasana kemampuan yang harus ada pada diri siswa
pembelajaran yang menarik. Pembelajaran untuk memasuki abad ke -21. Hal ini
yang menarik dan menyenangkan dapat didukung oleh pendapat Whitin & Whitin
membuat siswa termotivasi untuk belajar (Ansari, 2016) yang menyatakan bahwa
(Rohati, 2011). pengembangan kemampuan personal siswa
Bangun ruang sisi datar termasuk mengenai writing (menulis) merupakan
bagian dari geometri yang merupakan materi sasaran pada abad ke-21.
penting untuk dipelajari oleh siswa, karena Pengukuran kemampuan komunikasi
banyak digunakan dalam kehidupan sehari – tulisan dilakukan berdasarkan indikator –
hari. Standar Isi untuk satuan pendidikan indikator yaitu (1) kemampuan siswa dalam
dasar dan menengah mata pelajaran menjelaskan ide atau situasi dari suatu
matematika (Peraturan Menteri Pendidikan gambar atau grafik dengan kata-kata sendiri
dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016) dalam bentuk tulisan (menulis); (2)
disebutkan bahwa kompetensi siswa yang kemampuan siswa menyatakan suatu situasi
harus dicapai atau dipenuhi untuk materi dengan gambar atau grafik (menggambar);
geometri adalah siswa harus memiliki dan (3) kemampuan siswa menyatakan suatu
kemampuan mengkomunikasikan gagasan situasi ke dalam bentuk model matematika
matematika dengan jelas. Berdasarkan (ekspresi matematika) (Nuryani & Sopiany,
standar isi tersebut bahwa dalam belajar 2017).
matematika khususnya materi geometri siswa Akan tetapi pada kenyataannya,
tidak hanya cukup menguasai materi kemampuan komunikasi tertulis siswa masih
pelajaran, tetapi siswa dituntut mampu rendah dalam pembelajaran, khususnya
mengkomunikasikan ide, gambar dan materi kubus dan balok. Hal tersebut terlihat
persamaan. Oleh sebab itu diharapkan ada dari hasil penelitian (Lamonta, Tandiayuk, &
pembelajaran yang dapat meningkatkan Puluhulawa, 2016) yang memberikan
kemampuan komunikasi matematis siswa. informasi bahwa dalam menyelesaikan tes
Melalui komunikasi yang efektif, siswa 1akan materi volume balok siswa tidak memahami
mampu untuk mengorganisasikan dan dan tidak mengetahui apa yang ditanyakan
menyampaikan ide-ide kepada guru, teman, oleh soal, siswa tidak bisa menyatakan
dan lainnya (Swastika, 2016). permasalahan yang diberikan kedalam bentuk
Kemampuan komunikasi matematis model matematika yang berbentuk
dapat diartikan sebagai suatu kemampuan persamaan kemudian menyelesaikannya.
yang dimiliki seseorang (siswa) dalam sedangkan pada materi kubus masih banyak
menyampaikan, mengekspresikan, menaf- siswa yang belum mampu mengerjakan soal
1
sirkan, menjelaskan, atau menggambarkan dengan maksimal dan hasil yang tepat
suatu informasi, pesan, pemahaman, terutama soal hitungan (Romadhon, 2016).
argumentasi, ide matematika dari seseorang Hal yang sama juga terjadi di SMPN 5
kepada orang lain dengan menggunakan Batanghari. Berdasarkan hasil wawancara
bilangan, simbol, gambar, atau grafik baik dengan salah seorang guru matematika

2
SMPN 5 Batanghari. Ketika siswa Dalam implementasi pembelajaran,
dihadapkan pada soal kubus dan balok, guru SMPN 5 Batanghari mengajar dengan
paling banyak siswa mengalami kesulitan menggunakan model pembelajaran
dalam hal menafsirkan permasalahan dari konvensional (teacher center). Guru
soal – soal. Siswa mengalami kesulitan menganggap model tersebut lebih efektif
mengekspresikan atau merepresentasikan digunakan karena dapat mengontrol urutan
masalah, situasi, ide kedalam model materi dan membantu siswa untuk
matematika atau gambar. Begitupula memahami materi. Namun yang terjadi di
sebaliknya siswa juga belum mampu kelas yakni siswa hanya menghafal konsep
menafsirkan, menjelaskan masalah yang sehingga menghambat siswa mengungkapkan
disajikan dalam bentuk gambar kedalam ide – ide matematisnya.
model matematika. Contoh: Susu indomilk Dengan demikian, dapat disimpulkan
dikemas dalam kotak berbentuk balok dengan bahwa rendahnya kemampuan komunikasi
ukuran 4 ×6 × 8 . Produsen susu tertulis matematis siswa disebabkan oleh
itu mengubah kemasan kotak ukuran perencanaan pembelajaran yang belum
6 ×6 ×4 agar terlihat lebih optimal, belum adanya kreativitas guru untuk
menarik. Harga susu indomilk dengan ukuran mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran
berbeda itu adalah sama. Apakah volume serta kurangnya sarana belajar yang
susu indomilk kedua kemasan itu sama? jika menunjang kemampuan komunikasi tertulis
tidak, berapa besar perubahnnya? siswa.
Pada contoh di atas, siswa paling Proses pembelajaran yang efektif
banyak tidak dapat menafsirkan dimulai dari perencanaan yang efektif. Maka
permasalahan, sehingga mereka tidak sudah menjadi tugas guru membuat
melanjutkan pada penyelesaian selanjutnya. perencanaan yang baik sebelum mengajar
Selain itu, sebagian siswa yang mampu dan akan terurai di dalam perangkat
memodelkan masalah, mereka tidak mampu pembelajaran. Perencanaan tersebut berupa
menyelesaikan perhitungan hingga penarikan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran
kesimpulan. yang terdiri dari RPP, dan Lembar Kerja
Melalui wawancara yang dilakukan Peserta Didik (LKPD) dengan
dengan beberapa siswa SMPN 5 Batanghari, mengintegrasikan Technology, Pedagogy,
diperoleh informasi bahwa dalam belajar and Content Knowledge (TPACK) agar
materi bangun ruang sisi datar, siswa tujuan pembelajaran tercapai dan dapat
mengalami kesulitan dalam mengenali dan meningkatkan kemampuan komunikasi
memahami bangun ruang serta unsur – tertulis matematis siswa.
unsurnya, menyebutkan unsur – unsur TPACK merupakan kerangka kerja
bangun ruang, dan menggambar bangun guru/pendesain dalam mengintegrasikan TIK
ruang. dalam pembelajaran yang dikembangkan
Berdasarkan hasil pengamatan oleh Mishra dan Koehler pada tahun 2006
terhadap perangkat pembelajaran yang (Sutrisno, 2012). TPACK menekankan
digunakan guru matematika di SMPN 5 hubungan antara tekhnologi, materi dan
Batanghari, RPP yang biasa digunakan guru pedagogi yang berinteraksi satu sama lain
kurang memberikan penekanan secara untuk menghasilkan pembelajaran berbasis
spesifik pada aspek kemampuan komunikasi TIK.
tulisan siswa. RPP yang tersedia hanya TPACK merupakan kerangka kerja
bersifat formalitas dan kering akan inovasi. yang kompleks dan saling berhubungan
Di sisi lain, guru tidak mengembangkan antara komponen penyusunnya yaitu (T), (P),
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tetapi dan (K) dalam proses pembelajaran. Hal ini
guru hanya menggunakan sumber belajar menekankan hubungan dan kompleksitas
berupa buku ajar cetakan penerbit yang antara tiga komponen sehingga terdapat
bukan hasil pengembangan guru sekolah keterkaitan antara (PCK), (TCK) dan (TPK)
tersebut. Sedangkan pada media (Sutrisno, 2012). Dengan adanya keterkaitan
pembelajaran, guru menggunakan media antara ketiga komponen tersebut memberikan
pembelajaran berupa alat peraga bangun sumbangan yang amat besar terhadap
ruang. perubahan dan paradigma pembelajaran.

3
Dalam kerangka kerja TPACK, materi tekhnologi dapat membantu menyelesaikan
pembelajaran dikemas dengan menggunakan permasalahan dalam pembelajaran bangun
model pembelajaran yang sesuai dengan ruang sisi datar. Ada banyak tekhnologi yang
karakteristiknya dan dipadukan dengan dapat digunakan, diantaranya MS
tekhnologi. Model pembelajaran merupakan Powerpoint, dan software matematika yaitu
kerangka konseptual yang melukiskan Cabri 3D. Program Cabri 3D merupakan
prosedur yang sistematis dalam program komputer yang dibuat khusus untuk
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk menyelesaikan permasalahan geometri
mencapai tujuan belajar. Salah satu model (Pradika & Murwaningtyas, 2012). Dengan
pembelajaran yang dapat membuat siswa menggunakan program Cabri 3D siswa dan
mengungkapkan ide-idenya secara tertulis guru dapat lebih mudah dalam membuat,
adalah model pembelajaran problem based melihat, dan memanipulasi objek – objek
learning. Problem based learning adalah geometri ruang. Selain Cabri 3D, video
sebuah model pembelajaran inovatif yang pembelajaran juga dapat digunakan dalam
dapat memberikan kondisi belajar aktif menyampaikan materi bangun ruang sisi
kepada siswa, dan memberikan kesempatan datar sehingga mempermudah siswa dalam
kepada siswa untuk mengungkapkan ide – memahami materi.
idenya secara tertulis.
Kegiatan pembelajaran model METODE PENGEMBANGAN
pembelajaran problem based learning siswa Penelitian ini merupakan penelitian
belajar dari masalah nyata yang diberikan pengembangan (development research)
secara berkelompok dengan menemukan perangkat pembelajaran yang berbasis
solusi masalah tersebut secara mandiri. TPACK yang difokuskan pada
Abdullah dkk (Sufi, 2016) menyatakan pengembangan Rencana Pelaksanaan
bahwa model pembelajaran problem based Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
learning memberikan kesempatan siswa model pembelajaran Problem Based
untuk mengembangkan kemampuan mereka Learning dan Lembar Kerja Peserta Didik
agar dapat beradaptasi dan mengubah metode (LKPD) dalam bentuk flip page ebook
untuk menyelesaikan situasi baru. menggunakan software 3D Pageflip
Selanjutnya siswa yang berpartisipasi dalam Profesional di dalam LKPD memanfaatkan
lingkungan problem based learning memiliki software Cabri 3D, video animasi pada mata
kesempatan yang lebih besar untuk belajar pelajaran matematika materi bangun ruang
proses matematika yang berhubungan dengan sisi datar untuk siswa SMP kelas VIII yang
komunikasi. disusun untuk mengoptimalkan kemampuan
Ada beberapa manfaat dari model komunikasi tertulis matematis siswa.
pembelajaran problem based learning dalam Model pengembangan dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) Melalui penelitian ini menggunakan model 4-D (four
pembelajaran problem based learning akan D) yang dikembangkan oleh Thiangarajan,
terjadi pembelajaran bermakna; 2) Dalam dkk. Tahapan dari model 4-D, yaitu
situasi pembelajaran problem based learning pendefinisian (define), perancangan (design),
peserta mengintegrasikan pengetahuan dan pengembangan (develop), dan penyebaran
keterampilan secara simultan dan (disseminate). Tetapi pada tahap penyebaran
mengaplikasikannya dalam konteks relevan. tidak dilakukan mengingat ranah penelitian
Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai pengembangan sangat luas dan
dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis, membutuhkan waktu yang lama sehingga
sehingga masalah – masalah dalam aplikasi penelitian pengembangan ini dirancang
suatu konsep atau teori akan mereka temukan hanya sampai pada tahap develop
sekaligus selama pembelajaran berlangsung; (pengembangan).
dan 3) Pembelajaran problem based learning Menurut (Arikunto, 2010) data
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti,
matematis siswa. baik yang berupa fakta atupun angka. Data
Penerapan model pembelajaran yang diperoleh dalam penelitian
problem based learning perlu dipadukan pengembangan ini berupa data kualitatif dan
dengan tekhnologi, dengan menggunakan data kuantitatif.

4
a. Data Kualitatif yaitu data hasil dari: = , = kemampuan komunikasi
(1) validasi ahli media terhadap LKPD, matematika.
(2) validasi ahli materi terhadap LKPD,
(3) validasi ahli terhadap RPP dan (4) HASIL DAN PEMBAHASAN
angket tanggapan guru terkait perangkat Pengembangan RPP dan LKPD
pembelajaran dan pelaksanaannya. matematika berbasis TPACK pada materi
b. Data kuantitatif yaitu data hasil dari: bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma
(1) angket tanggapan siswa terhadap dan limas) mengikuti langkah – langkah
LKPD pada uji coba perorangan, (2) sebagai berikut : define (pendefinisian),
angket tanggapan siswa terhadap LKPD design (perancangan), develop (pengem-
pada uji coba kelompok kecil, (3) angket bangan), dan disseminate (penyebaran). Pada
tanggapan siswa terhadap LKPD pada uji masing-masing tahapan terdapat kegiatan
coba kelompok besar, (4) angket yang dilakukan, hal ini bertujuan agar RPP
observasi aktivitas belajar siswa, (5) dan LKPD yang dihasilkan memiliki standar
angket pengukuran TPACK guru, atau kualitas yang layak untuk digunakan di
(6) angket tanggapan siswa terhadap dalam proses pembelajaran matematika
pembelajaran Problem Based Learning berbasis TPACK. Adapun tahapan – tahapan
(PBL), (7) penilaian kemampuan pengembangan RPP dan LKPD tersebut
komunikasi tertulis matematis siswa, dan dapat dilihat rinci sebagai berikut. Tahap
(8) penilaian hasil belajar siswa pada pendefinisian diawali dengan kegiatan
materi bangun ruang sisi datar. analisis kurikulum pada materi. Analisis yang
Instrumen penelitian adalah alat yang dilakukan meliputi mengidentifikasi
digunakan untuk mengumpulkan data Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
instrumen yang digunakan adalah angket (IPK) sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
terbuka, angket tertutup, soal – soal digunakan di SMP Negeri 5 Batanghari.
kemampuan komunikasi tertulis matematis, Tahap pendefinisian selanjutnya
dan soal – soal evaluasi belajar. Angket adalah analisis ujung depan. Tahap ini
terbuka berupa saran dan masukan dari ahli dilakukan dengan mengamati kegiatan
media dan ahli materi terhadap perangkat pembelajaran matematika di kelas VIII SMP
pembelajaran yang dikembangkan, serta Negeri 5 Batanghari, mengamati perangkat
tanggapan guru terkait perangkat pembelajaran guru serta wawancara dengan
pembelajaran. Sedangkan angket tertutup guru dan siswa. Pengamatan dilkakukan pada
berupa tanggapan siswa terhadap LKPD pada bulan april tahun 2017. Dari pengamatan
uji coba perorangan, kelompok kecil dan kegiatan pembelajaran matematika materi
kelompok besar, angket observasi aktivitas bangun ruang sisi datar sudah berjalan
belajar siswa, angket pengukuran TPACK dengan cukup baik. Akan tetapi, masih
guru, dan angket tanggapan siswa terhadap terdapat kekurangan pada penyajian materi
pembelajaran PBL. disetiap pembelajarannya. Pembelajaran
Data hasil pengisian angket TPACK masih bersumber dari buku teks dan LKS
dan kemampuan komunikasi matematika dengan metode konvensional dan belum
dianalisis menggunakan analisis jalur. mengintegrasikan TIK kedalam pembe-
Analisis jalur (Kadir, 2016) merupakan lajaran. Buku teks dan LKS yang digunakan
teknik statistik yang digunakan untuk belum bisa membuat siswa aktif, memahami
menguji hubungan kausal antara dua atau konsep materi dengan baik karena pada
lebih variabel. Sistem hubungan kausal atau penyajian materi dilakukan secara langsung
sebab akibat menyangkut dua jenis variabel, dan tidak melibatkan siswa untuk
yaitu variabel bebas yang diberi simbol menemukan konsep. Hal ini menjadi
, , ,…….., dan variabel tak bebas penyebab pembelajaran kurang bermakna.
atau terikat yang diberi simbol Hasil pengamatan terhadap perangkat
, , , … … . . , . Dalam penelitian ini, ada pembelajaran yang disediakan guru adalah
3 variabel bebas, yaitu = , = guru memiliki silabus, RPP yang dirancang
dan = . Sedangkan variabel tak sendiri oleh guru serta sumber dan bahan ajar
bebas atau terikat ada 2 variabel, yaitu berupu buku cetak dan LKPD cetakan

5
penerbit yang bukan hasil pengembangan berkembang secara optimal dan hasil belajar
guru sekolah tersebut. akan menjadi lebih baik.
Berdasarkan wawancara penulis Tahap berikutnya pada pendefinisian
dengan beberapa siswa SMPN 5 Batanghari, adalah analisis siswa yang dilakukan untuk
rata – rata siswa mengutarakan dalam mendapatkan gambarn karakteristik siswa
mempelajari materi bangun ruang sisi datar serta hasil telaah yang dipakai sebagai
terdapat kesulitan – kesulitan, yaitu sulit pertimbangan untuk mengembangkan RPP
dalam mengenali dan memahami bangun dan LKPD untuk pembelajaran berbasis TIK.
ruang serta unsur – unsurnya, menyebutkan Dari hasil analisis siswa yang dilakukan,
unsur – unsur bangun ruang, dan semua siswa di kelas VIII SMPN 5
menggambar bangun ruang. Batanghari memiliki kemampuan dalam
Di sisi lain guru juga memberi menggunakan komputer yang merupakan
informasi bahwa terdapat kesulitan dalam potensi untuk terlaksananya pembelajaran
mengajarkan materi bangun ruang sisi datar berbasis TIK. Analaisis konsep dan
dikarenakan objeknya abstrak, dan perumusan tujuan pembelajaran juga
diperlukan media pembelajaran berbasis dilakukan pada tahap pendefinisian. Analisis
teknologi untuk membantu mempermudah konsep didasarkan pada materi yang sudah
penyam-paian materi, akan tetapi guru belum dirinci dalam analisis tugas. Materi yang
menyediakan media pembelajaran berbasis sudah dirinci dalam analisis tugas kemudian
TIK dikarenakan rendahnya kemampuan dihubungkan sesuai dengan KD yang sudah
guru dalam menggunakan teknologi. ditetapkan dalam Kurikulum 2013 yang
Seiring berjalannya waktu dan kemudian disusun dalam suatu peta konsep.
peningkatan kebutuhan siswa, guru bukan Sedangkan perumusan tujuan pembelajaran
hanya harus memiliki kemampuan PCK. berdasarkan Kompetensi Dasar dari hasil
Namun, guru harus dapat mengajarkan materi analisis tugas dan analisis konsep.
pelajaran dengan tekhnologi lebih dari Pada tahap perancangan dilakukan
sekedar PCK. Hal ini dikarenakan proses penyesuaian RPP dan LKPD yang
pengajaran dan pembelajaran saat ini dikembangkan berbasis TPACK untuk
mencerminkan semakin berkembang-nya menyiapkan prototye RPP dan LKPD yang
integrasi antara komputer dan aplikasi dikembangkan. Kegiatan yang dilakukan oleh
teknologi dalam kurikulum. Berdasarkan ide peneliti dalam tahap perancangan yaitu:
Shulman tentang PCK, Mishra dan Koehler 1) Mengumpulkan buku referensi yang
(Sutrisno, 2012) telah menambahkan relevan dengan materi bangun ruang sisi
teknologi untuk PCK, dan menggambarkan datar yang akan digunakan dalam
TPACK sebagai hubungan antara teknologi, menyusun RPP dan LKPD. Beberapa
pedagogik, dan konten. Teknik pedagogis referensi yang digunakan dalam
yang menggunakan teknologi dengan cara menyusun RPP dan LKPD ini yaitu :
yang konstruktif untuk mengajar konten dan a) Buku Matematika Kelas VIII,
dengan teknologi dapat membantu Kementerian Pendidikan dan
menyelesai-kan beberapa masalah yang Kebudayaan Tahun 2017
dihadapi siswa. Dengan demikian perlunya b) Buku Matematika untuk SMP Kelas
guru mengintegrasikan teknologi dalam VIII, Penulis Sukino dan Wilson
pembelajaran. Simangungsong, Penerbit Erlangga
Berdasarkan uraian tersebut, maka Tahun 2006
perlunya suatu perangkat pembelajaran 2) Menyusun rancangan awal RPP dan
berbasis TPACK yaitu RPP dan LKPD di LKPD berbasis TPACK
dalamnya terintegrasi antara teknologi, Selanjutnya adalah tahapan
pedagogi dan konten yang dapat pengembangan. Tahap pengembangan adalah
membimbing siswa untuk belajar secara aktif proses untuk menghasilkan produk
dan berkolaborasi bersama teman – teman, pengembangan yang dilakukan. Pada tahap
terdapat aktivitas – aktivitas siswa dalam ini dilakukan beberapa langkah yaitu validasi
belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan
bermakna, menarik, kemampuan siswa revisi dan uji coba pengembangan
(development testing). Tujuan tahap

6
pengembangan ini adalah untuk Tabel Persentase Hasil Observasi
menghasilkan bentuk akhir RPP dan LKPD Aktivitas Belajar Siswa
setelah melalui revisi berdasarkan ahli dan Pertemuan (%)
Aspek
data hasil uji coba. Langkah yang dilakukan N V V
yang II I V
pada tahap ini adalah sebagai berikut. o. I II V II II
dinilai I V I
a. Validasi ahli (expert appraisal) I
Pada tahap ini dilakukan validasi RPP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dan LKPD yang telah dibuat untuk Memba-ca 60 70 80 85 90 90 85 90
1.
teks % % % % % % % %
memperoleh pertimbangan ahli berupa data
Memperha
tentang hasil produk RPP dan LKPD. Tim tikan
ahli atau validator untuk produk ini terdiri 50 85 80 80 85 85 90 90
2. presenta-
dari validator ahli untuk RPP, validator ahli % % % % % % % %
si/demonst
media untuk LKPD oleh dosen PMIPA dan rasi
validator ahli materi untuk LKPD oleh dosen Membuat 70 65 65 70 75 75 65 80
3.
Magister Pendidikan matematika yang sudah catatan % % % % % % % %
memiliki kuaalifikasi Prof, dan Doktor, yakni Diskusi 80 75 80 85 80 85 80 85
4.
Bapak Dr. Kamid, M.Si, Bapak Prof. Drs. % % % % % % % %
Damris M, M.Sc., Ph.D dan Bapak Dr. Menga-
45 50 60 65 50 60 70 65
Syaiful, M.Pd. 5. mati
% % % % % % % %
Validasi ini dilakukan dengan fenomena
Melakukan 55 60 65 70 75 75 85 75
mendatangi langsung validator dengan 6.
prosedur % % % % % % % %
memperlihatkan rancangan produk yang akan Merekam 50 45 50 55 50 70 70 75
dinilai dan divalidasi, kemudian validator 7.
data % % % % % % % %
diminta memberi penilaian sehingga Menganali 60 50 55 55 45 65 75 75
selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan 8.
sis data % % % % % % % %
kelebihan dari rancangan yang dibuat. Melakukan
85 50 55 60 60 75 80 75
Tahap uji coba pengembangan terdiri 9. perhitu-
% % % % % % % %
dari tiga tahapan yaitu uji perorangan, uji ngan
kelompok kecil dan uji kelompok besar, yaitu 10 Menjawab 55 55 60 65 75 80 60 70
uji coba perorangan, kelompok kecil dan . pertanyaan % % % % % % % %
kelompok besar. 11 Menulis 50 60 50 55 70 75 75 60
Data yang diperloeh dari hasil uji coba . laporan % % % % % % % %
kelompok besar adalah angket tertutup yang 12 Membuat 45 55 50 50 60 60 50 50
. gambaran % % % % % % % %
diberikan kepada siswa berupa (1) tanggapan
Memprese
dan saran siswa terhadap LKPD, dan ntasikan
(2) tanggapan siswa terhadap pembelajaran 13 75 70 85 75 75 70 85 75
atau
dengan model pembelajaran Problem Based . % % % % % % % %
mendemon
Learning (PBL). Adapun data lain yang strasikan
didapatkan pada uji coba ini adalah hasil Mengikuti 10 10 10 10 10
14 95 95 85
observasi aktivitas belajar siswa, hasil .
kuis atau 0
%
0
%
0
%
0 0
tanggapan guru terkait perangkat tes % % % % %
pembelajaran, hasil kemampuan komunikasi 1. 1. 1.
88 93 96 99
tertulis matematis siswa, hasil evaluasi Jumlah 885 05 07 06
0 5 5 0
belajar siswa materi bangun ruang sisi datar, Persentase % 0 0 5
% % % %
% % %
dan hasil pengukuran TPACK guru.
Persentase 63 63 67 69 71 75 76 76
Adapun rekapitulasi persentase akhir % % % % % % % %
aktivitas belajar siswa pertemuan pertama O O O O O O O
sampai pertemuan kedelapan disajikan pada pt Opt pt pt pt pt pt pt
tabel di samping. Kategori i ima i i i i i i
m l m m m m m m
al al al al al al al

7
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Dari diagram di atas dapat ditentukan
aktivitas belajar siswa pada pertemuan pengaruh langsung, dan pengaruh total
pertama 63%, pertemuan kedua 63%. sebagai berikut:
Dari pertemuan pertama dan 1. Pengaruh langsung:
pertemuan kedua persentase aktivitas Pengaruh langsung adalah pengaruh dari
belajar siswa tidak mengalami variabel CK, TK, PK terhadap
kenaikan atau penurunan. Persentase kemampuan komunikasi matematika:
aktivitas belajar siswa pada pertemuan a. Pengaruh CK terhadap kemampuan komunikasi
ketiga sebesar 67% dan meningkat dari matematika = (0,423) = 0,179
sebelumnya sebesar 4%. Sedangkan b. Pengaruh TK terhadap kemampuan komunikasi
persentase aktivitas belajar siswa pada matematika = (−0,138) = 0,02
pertemuan ke empat sebesar 69% juga c. Pengaruh PK terhadap kemampuan
meningkat sebesar 2% dari pertemuan komunikasi matematika = (0,385) = 0,148
sebelumnya. Persentase aktivitas 2. Pengaruh total
belajar siswa pada pertemuan kelima Dari diagram jalur di atas didapat
sebesar 71% dan meningkat 2% dari pengaruh total CK, TK, PK terhadap
sebelumnya, persentase aktivitas kemampuan komunikasi matematika sebagai
belajar pertemuan keenam sebesar berikut:
75% dan meningkat 4% dari 1. Pengaruh total CK terhadap kemampuan
sebelumnya. Persentase aktivitas komunikasi matematika
belajar pada pertemuan ketujuh sebesar = Pengaruh langsung
76% meningkat 1% dari sebelumnya + Pengaruh tidak langsung
dan pada pertemuan ke delapan = 0,205
persentase aktivitas belajar siswa Jadi, besarnya pengaruh CK terhadap
sebesar 76%. Dari hasil persentase kemampuan komunikasi matematika
aktivitas belajar siswa, dapat adalah 0,205
disimpulkan bahwa dari pertemuan 2. Pengaruh total TK terhadap kemampuan
pertama hingga pertemuan ke delapan komunikasi matematika
persentase aktvitas belajar siswa sudah = Pengaruh langsung
baik dan berada pada kategori optimal. + Pengaruh tidak langsung
Sesuai hitungan analisis jalur, = 0,031
maka diagram jalur kemampuan Jadi, besarnya pengaruh TK terhadap
komunikasi matematika seperti gambar kemampuan komunikasi matematika
di bawah ini: adalah 0,031
3. Pengaruh total PK terhadap kemampuan
komunikasi matematika
= Pengaruh langsung
+ Pengaruh tidak langsung
Jadi, besarnya pengaruh PK terhadap
kemampuan komunikasi matematika adalah
0,106
Dari ketiga pengaruh total di atas,
dapat disimpulkan bahwa variabel yang
memiliki pengaruh terbesar terhadap
kemampuan komunikasi matematika siswa
pada materi bangun ruang sisi datar adalah
variabel CK sebesar 0,205
Besarnya pengaruh CK terhadap
kemampuan komunikasi matematika
dikarenakan guru dapat memetakan materi
kubus, balok, prisma dan limas sesuai standar
kurikulum 2013 dan guru sudah menyusun
Gambar 1. Diagram jalur
komunikasi matematika

8
urutan konsep-konsep dalam pembelajaran Romadhon, S. (2016). Analisis Kemampuan
kubus, balok, prisma dan limas. Komunikasi Matematis Siswa SMP
Pada Materi Kubus dan Balok.
DAFTAR RUJUKAN Ekuivalen , 167-172.
Swastika, A. (2016). Pengembangan
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Kemampuan Komunikasi Matematis
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Melalui Model Pembelajaran
Rineka Cipta. Kooperatif Tipe Teams Games
Ansari. (2016). Komunikasi Matematik,
Tournament (TGT) Dengan Teknik
Strategi Berfikir dan Manajemen
Belajar. Banda Aceh: PeNA. Kancing Gemerincing. Seminar
Hodiyanto. (2017). Kemampuan Komunikasi Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematis Dalam Pembelajaran Matematika UNY 2016, (pp. 241-246).
Matematika. AdMathEdu , VII (1), 9- Yogyakarta.
17. Sufi, L. F. (2016). Meningkatkan
Kurnia, R. N., Setiawani, S., & Kristina, A. I. Kemampuan Komunikasi Matematis
(2015). Analisis Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas Siswa Melalui Model Pembelajaran
VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Problem Based Learning . Konferensi
Pelajaran 2014/2015. Artikel Ilmiah Nasional Penelitian Matematika dan
Mahasiswa , 1-6. Pembelajarannya (KNPMP I)
Kadir. (2016). Statistika Terapan. Jakarta: Pt Universitas Muhammadiyah
RajaGrafindo Persada. Surakarta, (pp. 260-267). Surakarta.
Lamonta, P. A., Tandiayuk, M. B., & Sutrisno. (2012). Kreatif Mengembangkan
Puluhulawa, I. (2016). Analisis Aktivitas Pembelajaran Berbasis Tik.
Kemampuan Komunikasi Matematis Jakarta: Referensi.
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu Kadir. (2016). Statistika Terapan. Jakarta: Pt
Dalam Memahami Volume Balok. RajaGrafindo Persada.
Jurnal Elektronik Pendidikan
Matematika Tadaluko , 03, 465-577.
Menteri. (2016). Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 22, Tahun 2016, tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Nuryani, C. S., & Sopiany, H. N. (2017).
Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa MTs Kelas VIII Pada
Pembelajaran Quantum Tipe
Visualization Auditory Kinesthetic
(VAK). Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan
Matematika, (pp. 227-233). Karawang.
Rohati. (2011). Pengembangan Bahan Ajar
Materi Bangun Ruang Dengan
Menggunakan Strategi Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating,
Transferring (React) Di Sekolah
Menengah Pertama. Edumatica , 1
(01), 61-73.

Anda mungkin juga menyukai