Anda di halaman 1dari 10

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Paper
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Matematika S2 Pendidikan
Matematika

Disusun Oleh :
Al Zikir 0401522
Siti Mukarromah 0401522054

S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
A. PENDAHULUAN

Pendidikan menurut SISDIKNAS No. 20 tahun 2003merupakan adalah usaha sadar


dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan sendiri dibagi menjadi menjadi pendidikan formal
dan non formal, dimana pendidikan formal ini tidak lepas dari yang namanya
pembelajaran di kelas. Belajar merupakan proses aktif untuk membangun pengetahuan
siswa, sedangkan pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa dan
sumber belajar dalam lingkungan belajar. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran penting yang diajarkan kepada siswa mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
jenjang sekolah tinggi. Tujuan dari pembelajaran matematika menurut Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 adalah 1). untuk memahami konsep matematika, menjelaskan
hubungan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah, 2). Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
Menyusun bukti, menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3). Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika,menyelesaikan model dan menafsirkan solusi, 3). Mengomunikasikan
gagasan dengan symbol, table, atau mendia lain, 4). Serta memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan tujuan
pembelajaran matematika tersebut, tentulah dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang
menarik dan sesuai dengan peserta didik agar peserta didik dapat dengan mudah
menangkap apa yang dijelaskan oleh guru dan dapat dengan mudah mencapai tujuan
pembelajaran matematika itu, apalagi matematika dikenal sebagai ilmu yang sulit dan
rumit. Coba bayangkan bagaimana dampaknya ketika guru di kelas hanya ceramah terus
atas semua materi yang diberikan, padahal tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu
memecahkan masalah? Apakah siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran tersebut ?
tentu tidak. Siswa tentu akan kesulitan, bahkan lupa dengan materi yang dijelaskan oleh
guru karena mereka hanya mendengarkan. Oleh karena itu, dibutuhkan pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat, salah satunya melalui memilih model pembelajaran yang
sesuai.

B. Model Pembalajaran
Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis yang digunakan dalam
mengelola pengalaman belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai suatu
kerangka konseptual, model pembelajaran akan diacu oleh guru dalam pembelajaran
yang dilakukan (Di dalam model pembelajaran ini terlihat gambaran yang menyeluruh
mengenai bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru). Konsep model pembalajaran
menurut Trianto (2010) adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya terdapat tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Didalam model
pembelajaran terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian
pembelajaran.

C. Karakteristik Model Pembelajaran


Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih kompleks dari pendekatan,
strategi, metode, ataupun teknik. Suatu rancangan pembelajaran dikatakan menggunakan
model pembelajaran apabila mempunyai 4 (empat) ciri khusus, yakni rasional teoritis
yang logis yang disusun oleh penciptanya, landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar, tingkah laku yang dibutuhkan agar model dapat berhasil
dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
tercapai. Pada umumnya, model mengajar yang baik memiliki sifat atau karakteristik
sebagai berikut :
1. Memiliki prosedur yang sistematis untuk memodifikasi perilaku siswa yang
didasarkan pada asumsi tertentu
2. Hasil belajar ditetapkan secara khusus, mengenai apa yang harus dipertunjukkan
siswa setelah menyelesaikan rangkaian pembelajaran
3. Penetapan lingkungan secara khusus
4. Menggambarkan dan menjelaskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang
semestinya.
5. Interaksi dengan lingkungan

D. Manfaat Model Pembelajaran


Manfaat model pembelajaran adalah pedoman dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran. Secara lebih rinci, dijabarkan manfaat model pembelajaran bagi guru dan
siswa sebagai berikut :
a. Bagi guru
1. Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran
2. Dapat mendorong aktivitas siswa dalam pembelajaran
3. Memudahkan dalam melakukan analisis terhadap perilaku siswa baik secara
personal atau kelompok
b. Bagi siswa
1. Berkesempatan aktiv dalam proses pembelajaran
2. Memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran
3. Mendorong semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran

E. Macam-macam Model Pembelajaran Matematika


1. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau Direct Instruction didefinisikan sebagai model
pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi, pengetahuan, atau
keterampilan secara langsung kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada
tujuan dan distrukturkan oleh guru. Pembelajaran langsung merujuk pada berbagai teknik
pembelajaran ekspositori (pemindahan informasi dari guru kepada murid secara
langsung, misalnya melalui metode ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang
melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam model ini adalah pembelajaran dengan guru
sebagai pusatnya, dalam hal ini guru berperan menyampaikan isi materi pelajaran dalam
format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para peserta didik, dan
mempertahankan fokus pencapaian akademik. Tujuan utama pembelajaran langsung
menurut Depdinkas adalah untuk memaksimalkan penggunaan waktu belajar peserta
didik.
Model pembelajaran langsung dapat diidentifikasi dengan beberapa karakteristik, yaitu :
1) Transformasi dan keterampilan secara langsung
2) Pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu
3) Materi pembelajaran yang telah terstruktur
4) Lingkungan belajar yang telah terstruktur
5) Distruktur oleh guru.
Tahap pelaksanaan model pembelajaran langsung terdiri atas orientasi (pendahuluan),
presentasi (penyampaian materi oleh guru), latihan terstruktur (guru mengarahkan siswa
untuk berlatih, guru memberikan umpan balik atau respon kepada siswa), latihan
terbimbing (guru memonitor dan membimbing siswa dalam melaksanakan latihan), dan
latihan mandiri.
Kelebihan dari model pembelajaran langsung ini adalah guru mengendalikan isi
materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan
focus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa; dapat diterapkan secara efektif dalam
kelas yang besar maupun kecil; dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting
atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan; dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur; merupakan cara yang paling efektif untuk
mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang
berprestasi rendah; dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak
dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
Kelemahan dari model pembelajaran langsung diantaranya adalah a) Model
pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus
mengajarkannya kepada siswa. b) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk
mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran
dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa. c) Siswa hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk terlibat secara aktif, sehingga sulit bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan interpersonal mereka. d) Karena guru memainkan peran pusat
dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada kompetensi
guru.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)


Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning secara umum terdiri
dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inquiri.
Permasalahan diberikan sebagai awal untuk membangun konsep. Menururt Arend dalam
Trianto (2010) pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan keterampilan
berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. Model
pembelajaran ini berpusat pada siswa dengan peran guru sebagai pembimbing dan
fasilitator. Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah yang bersifat kompleks
kepada siswa, dilanjutkan dengan masalah-masalah yang spesifik, tujuannya adalah
untuk mencari solusi dari masalah kompleks tersebut. Model pengajaran berbasis
masalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran berfokus pada siswa, oleh karena itu siswa dituntut aktif dalam
membangun suatu konsep materi pelajaran
2. Identik dengan disajikannya suatu masalah sebagai fokus pembelajaran. Masalah
yang disajikan berupa permasalahan nyata kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah
agar siswa lebih mudah memahami masalah dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Sumber atau informasi pendukung pemecahan masalah didapatkan siswa secara
mandiri
4. Dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil dalam belajar, tujuannya agar siswa
dapat bekerja secara kolaboratif.
5. Guru berperan sebagai fasilitator
Adapun tujuan dari model pembelajaran PBM ini adalah untuk membantu siswa
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah serta
menjadi pembelajar yang mandiri. Sintaks pembelajaran berbasis masalah ini terdiri dari
orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing
penyelidikan secara individual ataupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, menyajikan
masalah, mendiskusikan suatu masalah, menyelesaikan masalah diluar bimbingan guru,
berbagi informasi, menyajikan solusi dan merefleksi. Kelebihan dan kekurangan dari
model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah sebagai berikut :
1. Realistik dengan kehidupan siswa;
2. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa;
3. Memupuk sifat inquiry siswa;
4. Retensi konsep jadi kuat;
5. Memupuk kemampuan Problem Solving.
6. Mengembangkan sikap self-motivated
7. Mengembangkan ketrampilan interpersonal dan dinamika berkelompok.
Kekurangan:
1. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks;
2. Sulitnya mencari problem yang relevan;
3. Pemahaman peserta didik akan berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan miss-
konsepsi;
4. Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam
penyelidikan
5. Perubahan peran guru dan siswa.

3. Model Pembelajaran Inquiry


Model pembelajaran ini merupakan model yang melibatkan semaksimal mungkin
kemampuan siswa dalam mencari jawaban (melakukan penyeledikan) dengan cara
sistematis dan kritis agar dengan sendirinya siswa bisa merumuskan hasil
penemuannya dengan percaya diri melalui bimbingan dari guru. Pembelajaran model
inquiri berfokus pada siswa dengan guru sebagai fasilitator. Dalam melakukan
penyelidikan, peserta didik mendapatkan bimbingan dari guru berupa petunjuk,
arahan, pertanyaan, ataupun dialog sehingga siswa diharapkan dapat membuat
kesimpulan sesuai rancangan guru. Dalam melaksanakan pembelajaran,
permasalahan dimunculkan oleh guru. Selain itu, dalam membuat pelaksanaan
pembelajaran guru harus merancang kegiatan yang memungkinkan siswa melakukan
kegiatan penemuan didalam mengerjakan materi peajaran. Penggunaan model ini
dapat membantu pendidik untuk mengaitkan materi ajar yang sudah diajarkan dengan
keadaan sehari-hari siswa dan memberikan dorongan pada siswa untuk
menghubungkan pengetahuannya dengan kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah
model pembelajaran inquiry meliputi pengajuan suatu masalah, merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan menarik
kesimpulan. Karakteristik model pembelajaran ini adalah menekankan pada aktivitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu hal yang
dipertanyakan.
Kelebihan model pembelajaran inquiry adalah :
a. Menekankan pada perkembangan tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan
psikomotorik, sehingga pembelajaran yang berlangsung dapat berupa
pembelajaran bermakna
b. Memberi ruang untuk siswa sesuai gaya belajarnya
c. Aktivitas siswa menjadi meningkat dengan adanya pencarian dan pengolahan
informasi serta jawaban pertanyaan secara mandiri.
Kelemahan model inquiry adalah :
a. Jika topik yang diberikan pendidik tidak jelas, maka dampaknya akan
membuat siswa kebingungan
b. Model ini penerapannya membutuhkan waktu yang lama
c. Sulit dikembangkan pada ruang lingkup kelas yang sisiwanya banyak
d. Model ini sulit diterapkan Ketika fokusnya pada kompetensi siswa dalam
menguasai materi ajar.

4. Model Pembelajaran Konstekstual


Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa
dalam Afandi dkk, 2013). Pendapat lain mengatakan bahwa CTL adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi
dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi model ini
menghadirkan dunia nyata di dalam kelas dengan tujuan untuk menghubungkan
antara pengetahuan yang ada dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pengetahuan
yang diperoleh dapat diterapkan dalam dunia nyata. CTL memungkinkan proses
belajar mengajar yang tenang dan menyenangkan, karena pembelajarannya dilakukan
secara alamiah, sehingga memungkinkan peserta dapat mempraktekkan secara
langsung materi yang dipelajarinya. CTL juga mendorong peserta memahami
hakekat, makna, dan manfaat belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin, dan
termotivasi dalam belajar.
Karakteristik pembelajaran CTL adalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran
dihubungkan dengan dunia nyata (learning in real life setting).
2. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-
ttgas yang bermakna (meaningful learning).
3. Pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa (learning by doing).
4. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi,
saling mengoreksi antar teman (learning in a group).
5. Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa kebersamaan,
kerjasama, dan saling memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam
(learning to know each other deeply).
6. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan
kerja sama (learning to ask, to inquiry, to work together).
7. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan (learning as an
enjoy activity).
Daftar Pustaka
Afandi, M., Chamalah, E., & Wardani, O. P. (2013). MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH. Semarang: UNISSULA PRESS.
Isro'atun, & Rosmala, A. (2018). Model-Model Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Junarti. (2022). Model-Model Pembelajaran Matematika di Era Pandemi. Jurnal PKM : Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5(4), 431-437.
Octavia, S. A. (2020). Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
Rohmah, S. N. (2021). Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: UAD PRESS.
Sitio, H. (2022). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. Rumah Cemerlang Indonesia.
Suryani, T., & Rahayu, E. M. (2018). Metode Pembelajaran. KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI
WILAYAH VII.

Anda mungkin juga menyukai