PEMBELAJARAN MATEMATIKAN SD
DISUSUN OLEH:
RIDHA AMALIYAH ASDAR
(105401114321)
Kelemahan:
2. Pendekatan Konstruktivisme
Melalui pendekatan ini, siswa akan diajarkan untuk lebih kreatif dengan melakukan
atau menyelesaikan permasalahan. Dalam pemberian metodenya sendiri akan
diberikan wadah untuk setiap ide-ide yang dimiliki siswa. Dengan demikian, ide
siswa dijadikan media pengembangan diri. Misalnya, siswa bisa diminta untuk
membuat suatu solusi dari permasalah yang ada di sekolah. Ide yang dimiliki bisa
dipresentasikan dan dibentuk wujud nyata secara langsung. Dengan demikian,
pengetahuan yang dimiliki siswa bisa langsung diimplementasikan tanpa hanya
dipahami saja.
3. Deduktif
Selanjutnya ada pendekatan deduktif. Pada pendekatan ini, unsur logika lebih
banyak dipakai. Jadi, dalam menarik kesimpulan diperlukan pemikiran dengan
dasar logika yang kuat. Untuk pemanfaatan pendekatan ini sendiri bisa melalui
banyak aspek berbeda yang tentunya akan menarik dipakai siswa.
Contoh pendekatan pembelajaran dengan metode deduktif sendiri juga sangat unik.
Siswa bisa diminta untuk melakukan diskusi tentang suatu topik melalui
pendekatan logika. Dengan penerapan ini, maka gagasan yang dimiliki siswa juga
bisa tersalurkan dengan baik dan bisa menyeluruh tentang topiknya.
4. Induktif
Jika pendekatan deduktif terpaku pada pikiran logis, maka pendekatan induktif
berpaku pada pengamatan. Jadi, sebelum menarik kesimpulan dilakukan suatu
pengamatan secara mendalam terlebih dahulu. setelah itu, suatu kesimpulan bisa
ditarik dan solusi terbaik bisa diambil secara bijak.Contoh yang bisa dilakukan
adalah dengan meminta siswa menganalisis suatu kasus kemudian diamati dan
diambil kesimpulannya. Dengan demikian, maka akan terjadi kegiatan kompleks
tentang suatu permasalahan. Solusi paling baik dan pas juga bisa didapat setelah
pengambilan kesimpulan yang ada.
5. Open-Ended
Pendekatan open-ended. Dengan pendekatan ini, maka siswa akan tahu bagaimana
suatu pendekatan dilangsungkan dalam suatu kasus. Nantinya, pendekatan ini bisa
dijadikan cara untuk mendapatkan berbagai jawaban dari permasalahan dan bukan
hanya satu jawaban tepat saja. Contoh nyata dari pendekatan ini adalah pemberian
kasus yang sudah memiliki jawaban beragam. siswa bukan diminta mencari mana
jawaban yang benar, namun diminta untuk mencari jalur hingga bisa ditemukan
jawaban tersebut. Dengan langkah ini, maka siswa akan paham mengenai alurnya.
6. Saintifik
Pendekatan saintifik ini terbilang sangat kompleks. Melalui penerapannya, siswa
akan belajar banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Mulai dari bagaimana
mengembangkan pengetahuan, memanfaatkan keterampilan, mengamati, bertanya,
hingga bagaimana menerapkan segala poinnya. Contoh langsung dari penerapan
pendekatan ini bisa dilakukan selama pembelajaran berlangsung. siswa diberi
acuan untuk melakukan setiap langkah yang ada. Mulai dari pemberian kasus,
pengamatan, diskusi, hingga penyampaian hasil berdasarkan diskusi yang sudah
dilangsungkan.
7. Realistik
Sebagai poin lanjutan, ada juga yang dinamai pendekatan realistik. Pendekatan ini
tentunya juga berbeda dengan pendekatan lainnya. Materi yang dipakai dalam
pendekatan ini lebih mengarah kepada materi matematika. Dunia nyata dan materi
matematika disatukan pada pendekatan satu ini. Siswa bisa diminta untuk
melakukan diskusi tentang materi yang relevan, kemudian guru bisa menjadi
moderator-nya. Dengan demikian, gagasan tentang penerapan matematika di dunia
nyata bisa ditemukan dan dimanfaatkan. Hal ini sangatlah penting untuk diterapkan
dalam berbagai aspek.
C. Macam-macam Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran dengan Inquiry ini lebih kepada pemberian wewenang pada siswa/i
saat proses pembelajaran. Strategi pembelajaran Inquiry adalah serangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk berpikir kritis dalam
mencari dan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan yayang diajukan.
Pemikiran yang kritis biasanya bisa datang dari tanya jawab antara guru dan murid.
Sasaran utama pembelajaran Inquiry adalah membangkitkan semangat belajar
siswa untuk lebih mengembangan rasa ingin tahunya akan sesuatu. Hal ini akan
menciptakan proses belajar-mengajar yang optimal, serta kelogisan dan sistematis
dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
Dilihat dari sudut pandang psikologi pembelajaran, model ini didasari pada
psikologi kognitif yang bersumber dari asumsi bahwa, belajar adalah proses
peningkatan tingkah laku berdasarkan pengalaman. Melalui model pembelajaran
ini, peserta didik dapat berkembang secara utuh, artinya bukan hanya
perkembangan kognitif, tetapi juga berkembang dalam bidang affektif dan
psikomotorik secara otomatis melalui masalah yang dihadapi.
Ada beberapa unsur penting dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif, yaitu adalah :
a) Adanya peserta
b) Adanya aturan dalam kelompok
c) Upaya pembelajaran
d) Tujuan yang harus dicapai dalam kelompok pembelajaran.
Pada akhir jam pelajaran, semua kelompok akan ditentukan beberapa juara dan
akan diberikan penghargaan (reward), dinilai berdasarkan prestasi yang diraih
sesuai dengan sistem atau aturan yang berlaku.
Afeksi juga dapat muncul dalam kejadian behavioral, yang datang dari proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru / tenaga didik bersangkutan. Pada
prakteknya, terdapat beberapa Jenis atau Model Strategi Pembelajaran Afektif,
antara lain adalah:
a) Model Konsiderasi (The Conderation Model)
b) Model Pengembangan Kognitif
c) Tingkat teknik Pengklasifikasian nilai
d) Model pembentukan rasional
e) Model Nondirektif
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata
simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah; dan simulation artinya
tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja) Hasibuan dan Moedjiono (2008: 27).
Sedangkan menurut Hamalik dalam Taniredja, dkk (2011: 40) simulasi adalah
suatu teknik yang digunakan dalam semua sistem pengajaran, terutama dalam
desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku.