Masalah
terpilih yang Akar Penyebab Analisis alternatif
No Eksplorasi alternatif solusi
akan masalah solusi
diselesaikan
1 Siswa tidak Metode Kajian Literatur Berdasarkan kajian
termotivasi pembelajaran 1. Menurut Killen dalam literatur dan
dalam yang diberikan ( 2010 :23 ) . Model wawancara yang sudah
kegiatan oleh guru tidak Pembelajaran Langsung atau dilakukan dapat
pembelajaran inovatif dan Direct Instruction efektif saat disimpulkan bahwa
kreatif berhadapan dengan siswa alternatif solusi dari
bermotivasi rendah dan dengan masalah Siswa Tidak
siswa kesulitan belajar. Model ini termotivasi dalam
merujuk pada berbagai teknik kegiatan
pembelajaran ekspositori pembelajaran dengan
( pemindahan pengetahuan dari menggunakan Model
guru kepada siswa secara Pembelajaran
langsung, dan dapat menuntun Langsung ( Direct
siswa dalam mempelajari suatu Instruction ) :
materi yang bersifat prosedural 1. Menurut Killen
misalnya melalui ceramah, dalam ( 2010 : 23 )
demonstrasi, dan tanya jawab ) Model
yang melibatkan seluruh kelas . pembelajaran
Pendekatan dalam model langsung ( Direct
pembelajaran ini berpusat pada Instruction ) dapat
guru, dalam hal ini guru didefenisikan
menyampaikan isi materi sebagai model
pelajaran dalam format yang pembelajaran
sangat terstruktur, mengarahkan dimana guru
kegiatan pada peserta didik dan mentransformasikan
mempertahankan fokus informasi dan
pencapaian akademik. ketrampilan secara
langsung kepada
2. Menurut Nurhadi ( 2003 : 13 ) peserta didik,
CTL ( Contextual Teaching and pemnbelajaran
Learning ) . Konsep model berorientasi pada
pembelajaran CTL ini efektif tujuan dan
untuk meningkatkan motivasi distrukturkan oleh
siswa dalam belajar. Guru yang guru.
menghadirkan dunia nyata Kelebihan :
kedalam kelas dan mendorong 1. Guru dapat
siswa membuat hubungan antara mengandalkan
pengetahuan yang dimilikinya materi dan informasi
dengan penerapannya dalam dalam pembelajaran
kehidupan mereka sehari-hari, sehinga guru dapat
sementara siswa memperoleh fokus mengenai apa
pengetahuan dan ketrampilan dari yang dicapai oleh
konteks yang terbatas, sedikit siswa.
demi sedikit, dan dari proses 2. Model pembelajaran
mengkonstruksi sendiri, sebagai ini eferktif dalam
bekal untuk memecahkan masalah kelas yang besar
dalam kehidupannya sebagai ataupun kecil
anggota masyarakat. 3. Dapat mengarahkan
siswa yang kurang
3. Menurut Pepkin ( 2004:1 ) aktif dalam
Model pembelajaran Problem pembelajaran untuk
Solving, efektif untuk tetap berprestasi
menstimulus agar siswa aktif di 4. Model pembelajaran
kelas. Ketika dihadapkan dengan ini seperti ceramah
suatu pertanyaan, siswa dapat dan mungkin model
melakukan ketrampilan ini cocok untuk
memecahkan masalah untuk siswa yang kurang
memilih dan mengembangkan suka membaca.
tanggapannya. Tidak hanya Kelemahan :
dengan cara menghafal tapi 1. Guru sulit
berpikir, ketrampilan mengetahui tingkat
memecahkan masalah kemampuan dari
memperluas proses berpikir. siswa dalam
Problem Solving pada menerima materi
pembelajaran berpusat pada siswa tersebut
sehingga pembelajaran lebih aktif. 2. Siswa sulit untuk
mengembangkan
4. Menurut Barbara J.Duch ketrampilannya
91996 ) , Problem based karena model ini
Learning ( PBl ) adalah satu gurulah yang paling
model yang ditandai dengan aktif
penggunaan masalah yang ada 3. Jika guru tidak siap
didunia nyata untuk melatih siswa dengan
lebih berfikir kritis dan terampil pembelajaran atau
memecahkan masalah, dan kurang memahami
memperoleh pengetahuan tentang materi yang akan
konsep penting tentang apa yang disampaikan maka
di pelajari ( Wijayanto, 2019 : pembelajaran akan
15 ) terhambat karena
guru menjadi pusat
dalam model
Wawancara pembelajaran ini
1. Guru Penggerak SMAN 1
Teluk Kuantan : Deni Diana, 2. Menurut ( Mulyana
S.Sos, M.Pd : 2006 :102 )
A. Menggunakan model Pembelajaran
pembelajaran yang kontesktual (
menyenangkan bagi siswa Contextual
B. Dengan model Teaching and
pembelajaran pemecahan Learning ) atau
masalah dapat CTL merupakan
membiasakan siswa untuk konsep pembelajaran
diajak berpikir yang menekankan
menyelesaikan masalah pada keterkaitan
dari berbagai sudut antara materi
pandang pembelajaran
dengan dunia
2. Waka Kurikulum : Linda kehidupan siswa
Purwanti, S.Pd secara nyata,
1. Pengunaan model sehingga siswa
pembelajaran yang sesuai mampu
dengan keadaan di menghubungkan dan
kelas/kebutuhan mata menerapkan
pelajaran kompetensi dalam
2. Penggunaan media ajar yang kehidupan sehari-
tepat dan sesuai hari.
3. Adanya keterikatan antara Kekuatan :
materi pelajaran dengan 1. Pembelajaran lebih
kehidupan sehari-hari bermakna, artinya
sehingga materi yang siswa melakukan
dijarkan sesuai dengan tujuan sendiri kegiatan
pembelajaran. yang berhubungan
dengan materi yang
ada sehingga siswa
dapat memahaminya
sendiri.
2. Pembelajaran lebih
produktif dan
menumbuhkan
penguatan konsep
kepada siswa karena
pembelajaran CTL
menuntut siswa
menemukan sendiri
bukan menghafal
3. Menumbuhkan
keberanian siswa
untuk
mengemukakan
pendapat tentang
materi yang
dipelajari.
4. Menumbuhkan rasa
ingin tahu tentang
materi yang
dipelajari dengan
bertanya kepada
guru
5. Menumbuhkan
kemampuan dalam
bekerjasama dengan
teman yang lain
untuk memecahkan
masalah yang ada
6. Siswa dapat
membuat
kesimpulan sendiri
dalam kegiatan
pembelajaran
Kelemahan :
1. Bagi siswa yang
tidak dapat
mengikuti
pembelajaran, tidak
dapat mengetahui
dan pengalaman
yang sama dengan
teman lainya.
2. Perasaaan khawatir
pada anggota
kelompok akan
hilangnya
karakteristik siswa
karena harus
menyesuaikan
dengan kelompok.
3.Menurut Pepkin
( 2004 :1 ) Model
pembelajaran Problem
Solving adalah suatu
model pembelajaran
yang melakukan
pemusatan pada
pengajaran dan
ketrampilan
memecahkan masalah,
yang diikuti dengan
penguatan ketrampilan.
Kelebihan :
1. Model ini dapat
membuat pendidikan
di sekolah menjadi
lebih relevan dengan
kehidupan.
2. Problem belajar
mengajar melalui
pemecahan masalah
dapat membiasakan
para siswa
menghadapi dan
memecahkan
masalah secara
terampil
3. Model ini dapat
merangsang
pengembangan
kemampuan berpikir
siswa secara kreatif
dan menyeluruh.
Kelemahan :
Mengubah kebiasaan
siswa belajar dengan
mendengarkan dan
meminta informasi dari
guru, menjadi belajar
dengan banyak berpikir
memecahkan
permasalahan sendiri
aatau kelompok, yang
kadang-kadang
memerlukan sumber
belajar, merupakan
kesulitan tersendiri
bagi siswa.
5. Menurut Barbara
J.Duch :1996 ) ,
Problem based
Learning ( PBl )
adalah satu model yang
ditandai dengan
penggunaan masalah
yang ada didunia nyata
untuk melatih siswa
lebih berfikir kritis dan
terampil memecahkan
masalah, dan
memperoleh
pengetahuan tentang
konsep penting tentang
apa yang di pelajari
( Wijayanto, 2019 :
15 )
Kekuatan :
1. Menantang
kemampuan siswa
serta memberikan
kepuasan untuk
menemukan
pengetahuan baru
bagi siswa
2. Meningkatkan
motivasi dan
aktivitas
pembelajaran siswa
3. Membantu siswa
dalam mentransfer
pengetahuan siswa
untuk memahami
masalah dunia nyata
4. Membatu siswa
untuk
mengembangkan
pengetahuan
barunya dan
bertanggung jawab
dalam pembelajaran
yag mereka lakukan
Kelemahan :
1. Manakala siswa
tidak memiliki niat
atau tidak
mempunyai
kepercayaan bahwa
masalah yang
dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka
mereka merasa
engan untuk
mencobanya
2. Untuk sebagian
siswa beranggapan
bahwa tanpa
pemahaman
mengenai materi
yang diperlukan
untuk menyelesaikan
masalah mengapa
mereka harus
berusaha untuk
memecahkan
masalah yang
sedang dipelajari,
maka mereka akan
belajar apa yang
mereka ingin
pelajari
4.Pembelajaran
Berbasis Proyek atau
Project Based
Learning ( PjBL )
adalah model
pembelajaran yang
menggunakan
proyek/kegiatan
sebagai media. Peserta
didik melakukan
eksplorasi, penilaian,
interprestasi, sintesis,
dan informasi untuk
menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar (
Daryanto, 2014 : 23 ).
Kekuatan :
1. Memotivasi siswa
dengan
melibatkannya di
dalam pembelajaran
2. Menyediakan
kesempatan
pembelajaran
berbagai disiplin
ilmu
3. Membantu
keterkaitan hidup
diluar sekolah
4. Membuat peserta
didik lebih aktif dan
berhasil
memecahkan
problem-problem
yanga da
Kekurangan :
1. Memerlukan banyak
waktu untuk
menyelesaikan
masalah
2. Membutukan biaya
yang sangat banyak
3. Ada kemungkinan
peserta didik ada
yang kurang aktif
dalam kerja
kelompok, sehingga
dikhwatirkan peserta
didik tidak bisa
memahami topik
secara keseluruhan