4. Kajian Literatur : Analisis Alternatif solusi : Guru sebagai pendidik harus lebih Pemilihan solusi yang relevan
Menurut Sakinah (2018) 1. Bimbingan Teknis banyak memberikan, materi dan yakni Guru harus lebih
Solusi untuk masalah Pengembangan materi dan latihan soal berbasis HOTs sehingga banyak memberikan materi
Kurangnya pembelajaran Soal-soal berbasis HOTS pada siswa semakin terbiasa dalam dan latihan soal HOTs
di dalam kelas yang guru-guru mengerjakan soal-soal berbasis HOTs berdasarkan kajian literatur:
berorientasi HOTS sesuai Solusi ini yang paling relevan karena
akar penyebabnya adalah : dengan menerapakn solusi ini maka akan
menjawab beberapa solusi lain yang
(Kelebihannya: Guru dapat ditawarkan baik melalui kajian literatur • Menurut Wibawa (2019)
1.Bimbingan Teknis menambah pengetahuan terkait maupun hasil wawancara. Dengan adanya pendidikan
Pengembangan materi materi dan soal-soal HOTs Ketika guru banyak memberikan materi yang berbasis HOTS pada
dan latihan soal soal HOTs maka otomatis
dan Soal-soal berbasis Kelemahannya: Tidak semua pelajar tingkat menengah
guru harus membimbing siswa dalam
HOTS pada guru-guru guru memiliki kesempatan menyelesaikan soal-soal HOTS, dalam pertama, diharapkan mampu
2.Guru sebagai pendidik untuk mengikuti bimbingan pembimbingannya guru akan merangsang menjadikan mereka untuk lebih
harus lebih banyak teknis) siswa untuk dapat memahami isi materi berpikir kritis.
memberikan, materi dan dan latihan soal sehingga kemampuan • Menurut Sari,dkk (2019) Saat
latihan soal berbasis 2. Guru sebagai pendidik harus bernalar siswa akan terbentuk. guru sering menerapkan soal-
HOTs sehingga siswa lebih banyak memberikan, soal yang berbasis HOTS dalam
Pembelajaran HOTS. “Higher Order
semakin terbiasa dalam materi dan latihan soal berbasis pembelajaran akan siswa dapat
Thinking Skills (HOTS) merupakan
mengerjakan soal-soal HOTs terlatih dalam menyelesaikan
kemampuan berpikir yang mencakup
berbasis HOTs (Kelebihannya: Siswa akan soal-soal yang berorientasi
pemikiran kritis, logis, reflektif,
3. Guru wajib membimbing lebih aktif, kreatif dan kritis HOTS. Sebagai seorang
metakognitif, dan kreatif”.
siswa dalam serta kegiatan diskusi dalam pengajar hendaknya
“Kemampuan berpikir tingkat tinggi
menyelesaiakn soal-soal kelas menjadi lebih hidup. mempunyai kemampuan yang
terdiri dari pemikiran logis, pemikiran
berbasis HOTs dalam Kelemahannya: Guru secara mampu menyiapkan siswanya
kritis dan kemampuan penalaran yang
Aktivitas pembelajaran aktif harus tetap meningkatkan memiliki kemampuan berfikir
merupakan kemampuan dasar dalam
sehingga dapat kemampuan dalam menggali tingkat tinggi. Karena mengajar
kehidupan sehari-hari, terlepas dari
mendorong peserta didik kasus-kasus yang HOTs dengan berorientasi HOTS
prestasi akademisnya”
untuk berpikir kritis HoTs 3. Guru wajib membimbing siswa sama halnya dengan
dalam menyelesaiakn soal-soal membiasakan peserta didik
“HOTS bisa dikatakan berhasil apabila
berbasis HOTs untuk biasa berpikir.
peserta didik terlibat dengan apa yang
(Kelebihannya: Siswa akan • Sehingga bisa disimpulkan
mereka ketahui dalam proses pembelajaran
semakin terampil dalam bahwa Kemampuan berpikir
tersebut kemudian peserta didik mampu
menyelesaikan soal-soal HOTS siswa bisa dikatakan
untuk membedakan ide atau gagasan
berbasis HOTs berhasil apabila peserta didik
secara jelas, berargumen dengan baik,
terlibat dengan apa yang mereka
Kelemahannya: Guru harus mampu memecahkan masalah, mampu ketahui dalam proses
banyak mempersiapkan diri mengkonstruksi penjelasan, mampu pembelajaran tersebut
sebelum memberikan kepasa berhipotesis dan memahami hal-hal kemudian peserta didik mampu
siswa) kompleks menjadi lebih jelas, dimana untuk membedakan ide atau
Wawancara Pakar kemampuan ini jelas memperlihatkan gagasan secara jelas,
(Dosen): bagaimana peserta didik bernalar.” berargumen dengan baik,
Bapak Stormy Vertigo, mampu memecahkan masalah,
S.Si, M.Sc): mampu mengkonstruksi
Guru harus mampu Analisis Hasil Wawancara: penjelasan, mampu berhipotesis
merangsang siswa untuk 1. Guru harus mampu dan memahami hal-hal
menyelesaikan soal-soal merangsang siswa untuk kompleks menjadi lebih jelas,
HOTs menyelesaikan soal-soal HOTs dimana kemampuan ini jelas
(Kelebihannya: Siswa akan memperlihatkan bagaimana
Wawancara Guru : memiliki kemampuan peserta didik bernalar.
(Yoselfina D.Takene,S.Pd) mendalam terkait menganalisis • Oleh karena itu jika guru sering
Guru harus memberikan soal-soal yang berbasis HOTS memberikan materi maupun
pendampingan dan Kelemahannya: Guru harus latihan soal berbasis HOTS
mengarahkan siswa untuk meluangkan waktu dalam serta melakukan pembimbingan
menyelesaikan materi dan
mempersiapkan materi dan yang baik maka kemampuan
soal-soal berbasis HOTs
soal-soal HOTs) bernalar siswa akan semakin
baik dan pemahaman dalam
2. Guru harus memberikan menyelesaikan soal-soal HOTS
pendampingan dan akan terbentuk.
mengarahkan siswa untuk • Hal ini didukung karena saya
menyelesaikan soal-soal pernah memberikan latihan
berbasis HOTs materi dan soal –soal HOTS
(Kelebihannya: Siswa kepada peserta didik baik yang
dibimbing untuk berpikir mempersiapkan diri unutk
sisttematis dan Logis terkait lomba , maupun dalam kegiatan
HOTs sehingga kemampuan pembelajaran , sehingga bisa
bernalar siswa akan semakin diketahui jika siswa dibimbing
bagus maka siswa akan berusaha
Kelemahannya: Guru harus punya untuk memecahkan soal-soal
pengetahuan yang lebih mengenai HOTs yang diberikan
materi dan soal-soal HOTs)
Suari, N. P. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar, 2(3), 241-247.
Donuata, P. B. (2019). Efektivitas Pemberian Pre Test dan Post Test Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa. CHEMUR, 2(1).
Karyanto, S., Tandayu, R., Febriani, J., & Kuang, T. M. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Daring Terhadap Pengetahuan Belajar Mahasiswa
Akuntansi. Journal of Accounting, Finance, Taxation, and Auditing (JAFTA), 2(2), 171-186.
Wibawa, R. P., & Agustina, D. R. (2019). Peran pendidikan berbasis higher order thinking skills (hots) pada tingkat sekolah menengah pertama di
era society 5.0 sebagai penentu kemajuan bangsa indonesia. EQUILIBRIUM: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Pembelajarannya, 7(2), 137-141.