Anda di halaman 1dari 46

PPG DALAM JABATAN UNIVERSITAS BENGKULU

KATEGORI II TAHUN 2022

Nama : Sri Novia Isyah, S.Pd


No. UKG : 201900756535
Kelas : 003 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Sekolah Asal : SD Pembangunan Laboratorium UNP

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Eksplorasi
No. Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
alternatif solusi
1 Siswa kurang Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, Berdasarkan hasil eksplorasi Berdasarkan hasil
termotivasi diperoleh solusi yang relevan adalah terhadap kajian literatur dan analisis penentuan
dalam memahami dengan menampilkan media Audio-visual hasil wawancara dengan kepala solusi, maka diperoleh
berupa video pembelajaran mengenai kerja sekolah, pakar,dan teman
materi kerja solusi sebagai berikut:
sejawat dapat diperoleh analisis
sama negara sama negara-negara anggota ASEAN serta
penentuan solusi dengan
anggota ASEAN menerapkan model pembelajaran berbasis 1. Menyajikan materi
menerapkan model PBL dan
masalah/Problem Based Learning (PBL) menggunakan media audio menggunakan media
Berdasarkan hasil dapat meningkatkan motivasi belajar siswa visual dapat memberikan audio-visual berupa
dalam memahami materi kerja sama dampak : video pembelajaran
eksplorasi
negara anggota ASEAN 1. Motivasi siswa dalam dengan LCD Proyektor
terhadap kajian
memahami materi pelajaran 2. Menerapkan model
literatur dan hasil pembelajaran Problem
Kajian literatur: jadi meningkat
wawancara, Based Learning (PBL)
1. Dalam modul 1 pedagogik halaman 63: 2. Peserta didik lebih aktif
diperoleh dalam proses pembelajaran Dengan menekankan
Upaya yang dapat dilakukan pendidik
alternatif solusi setiap sintak –
untuk memotivasi peserta didik 3. Peserta didik jadi mudah
sebagai berkut: sintaknya
diantaranya: menginformasikan memahami materi
1. Penggunaan pembelajaran karena siswa
3. Sumber belajar yang
pentingnya/manfaat mempelajari suatu digunakan
Model Problem lebih tertarik dengan
topik tertentu, menginformasikan pelajaran yang ditampilkan menggunakan buku
Based tema pegangan siswa
tujuan/kompetensi yang akan dicapai dari dengan menggunakn LCD
Learning (PBL) dan buku guru
proses proyektor
2. Menggunakan pembelajaran yang dilakukannya, 4. Meningkatkan rasa ingin 4. Membuat LKPD yang
media Audio- memberikan humor, menggunakan media tahu siswa terhadap tepat berdasar materi
Visual yang pembelajaran, dan juga memberi masalah yang diberikan. pembelajaran
menarik minat reward/hadiah/pujian. 5. Meningkatkan kerjasama
siswa siswa dalam berkelompok
Penerapan sintaks PBL pada
3. Memberikan 2. Pada Modul 6 Profesional KB 2 Iriawan
langkah pembelajaran:
reward (2022: 23) menjelaskan bahwa salah satu
1. Orientasi siswa kepada
4. Menggunakan media pembelajaran juga berupa media
masalah Siswa mengamati
LCD proyektor pembelajaran berbasis TIK. Media ini dapat video pembelajaran
berupa: power point, gambar, animasi, dan mengenai kerjasama negara-
video. negara ASEAN serta peran
indonesia dalam kerja sama
3. Penggunaan media pembelajaran pada tersebut
tahap orientasi pengajaran akan sangat 2. Mengorganisasikan siswa
membantu keefektifan proses pembelajaran untuk belajar
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran Siswa dipandu untuk
menetapkan topik dan tugas
pada saat itu (Wiratmojo,P dan Sasono
dengan cara membagi siswa
Hardjo, 2002) dalam beberapa kelompok
yang heterogen dan tiap-tiap
4. (Djamarah, SB, 2015 : 212).
anggota kelompok memiliki
Media audio-visual; yaitu media yang tugas masing-masing.
mempunyai 3. Membimbing penyelidikan
unsur suara dan unsur gambar. Jenis individual maupun
media ini mempunyai kemampuan yang kelompok
lebih baik karena Siswa kembali mengamati
meliputi kedua jenis media yang pertama video pembelajaran dan
menemukan informasi
dan yang kedua. Media ini dibagi ke
berdasarkan topik yang telah
dalam 2 bagian: (i) audiovisual diam, ditentukan guru dan
yaitu media yang menampilkan suara melakukan diskusi dengan
dan gambar diam seperti film bingkai teman kelompok.
suara (sound slides), film rangkai suara, 4. Mengembangkan dan
cetak suara, dan (ii) audio-visual gerak, menyajikan Hasil Karya
yaitu media yang dapat Guru membimbing siswa
menampilkan unsur suara dan gambar dalam berdiskusi kelompok
untuk menggali
yang bergerak seperti film suara dan
isi/informasi yang terdapat
video-cassette. Penggunaan media pada video pembelajaran.
pembelajaran ini dapat meningkatkan Hasil diskusi tersebut dapat
motivasi belajar peserta didik. disajikan ke dalam bentuk
5. Menurut Wina Sanjaya (2014:109) ada tulisan.
beberapa kelebihan penggunaan media 5. Menganalisis dan
audio visual dalam proses pembelajaran mengevaluasi proses
diantaranya: pemecahan masalah
a. Media audio visual dapat Setiap kelompok melakukan
presentasi atas diskusi yang
memberikan pengalaman belajar
telah dikerjakan nya dan
yang tidak mungkin dapat dipelajari kelompok lain diminta
secara langsung. Misalnya untuk untuk menanggapi hasil
mempelajari kehidupan didasar laut, presentasi temannya.
siswa dapat belajar melalui film,
sebab tidak mungkin siswa disuruh
menyelam. Demikian juga untuk
mempelajari materi-materi abstrak
lainnya.
b. Media audio visual memungkinkan
belajar lebih bervariatif sehingga
dapat menambah motivasi dan gairah
belajar.
c. Dalam batasan tertentu media audio
visual dapat berfungsi sebagai
sumber belajar, yang dapat
dimanfaatkan siswa untuk belajar
secara mandiri tanpa sepenuhnya
tergantung pada kehadiran guru.
Kekurangan Media Audio Visual
a. Pengadaannya memerlukan biaya
mahal.
d. Tergantung pada energi listrik
sehingga tidak dapat dihidupkan
disegala tempat.
e. Sifat komunikasi searah, sehingga
tidak dapat memberi peluang untuk
terjadinya umpan balik.

Selain media pembelajaran yang menarik,


model pembelajaran juga bisa digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa hal
ini dijelaskan oleh
1. Schunk, pintrich dan Meece dalam Eggen
(2012) menyatakan model-model
pembelajaran Berbasis Masalah bisa
efektif untuk meningkatkan motivasi
siswa karena mereka memanfaatkan efek
motivasi dari rasa ingin tahu, tantangan,
tugas autentik, keterlibatan, dan otonomi,
semua faktor yang meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar. Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan
motivasi siswa belajar siswa adalah model
Problem Based Learning (PBL).
2. Schunk, pintrich dan Meece dalam (Paul
Eggen dan Donald Kauchak, 2012:346)
menyatakan PBL bisa efektif meningkatkan
motivasi siswa karena mereka
memanfaatkan efek rasa ingin tahu,
tantangan, tugas autentik, keterlibatan
untuk belajar.
3. Ridwan Abdullah (2014: 134) juga
menyebutkan bahwa PBL dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kritis,
menumbuhkan inisiatif dalam belajar atau
bekerja, menumbuhkan motivasi untuk
belajar, dan dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok.

Sintak atau langkah-langkah pembelajaran
berbasis masalah/PBL adalah;
a) Orientasi peserta didik  pada masalah.
b) Mengorganisasi peserta
didik untuk belajar,
c) Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok,
d) Pengembangkan dan menyajikan hasil,
e) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
4. Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan
beberapa kelebihan model pembelajaran
berbasis masalah yang meliputi:
a) Mendorong peserta didik untuk memiliki
kemampuan memecahkan masalah pada
dunia nyata.
b) Kemampuan komunikasi akan terbentuk
melalui kegiatan diskusi dan presentasi
hasil pekerjaan
c) Melalui kerja kelompok peserta didik
yang mengalami kesulitan secara
individual dapat diatasi.
5. Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam
model pembelajaran berbasis masalah
adalah sebagai berikut.
a) Peserta didik yang terbiasa
mendapatkan informasi yang diperoleh
dari guru sebagai narasumber utama
akan merasa kurang nyaman dengan
cara belajar sendiri dalam pemecahan
masalah.
b) Jika peserta didik tidak mempunyai rasa
kepercayaan bahwa masalah yang
dipelajari sulit untuk dipecahkan maka
mereka akan merasa enggan untuk
mencoba memecahkan masalahnya.
c) Tanpa adanya pemahaman peserta didik
terhadap mengapa mereka harus
berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari maka mereka
tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari.

Wawancara:
1. Mengoptimalkan usaha guru dalam
menyajikan materi
2. Menyajikan video pembelajaran yang
merujuk kepada video yang memuat
masalah tentang kerjasama negara-negara
ASEAN
3. Menggunakan langkah pembelajaran
berbasis masalah yang meningkatkan
motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran
4. Membuat LKPD yang tepat berdasarkan
materi pembelajaran

2 Kurangnya Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, Berdasarkan hasil eksplorasi Berdasarkan hasil
kemampuan diperoleh solusi yang relevan adalah dengan terhadap kajian literatur dan analisis penentuan
siswa untuk menampilkan media Audio-visual berupa video hasil wawancara dengan kepala solusi, maka diperoleh
menceritakan pembelajaran mengenai pentingnya cinta sekolah, pakar,dan teman
solusi sebagai berikut:
manfaat cinta produk Indonesia, menggunakan metode sejawat dapat diperoleh analisis
produk Indonesia diskusi serta menerapkan model pembelajaran penentuan solusi dengan
dengan terperinci berbasis masalah/Problem Based Learning menggunakan metode diskusi, 1. Menampilkan slide
(PBL) dapat meningkatkan kemampuan siswa menerapkan model PBL serta mengenai produk-
Berdasarkan hasil untuk menceritakan menfaat cinta produk menggunakan media audio produk Indonesia
eksplorasi Indonesia dengan terperinci visual dapat memberikan 2. Menampilkan video
terhadap kajian dampak : pembelajaran
literatur dan hasil Kajian Literatur 1. Siswa memahami materi mengenai materi
wawancara, 1. Menurut Uno (2011:17) variabel metode pelajaran dengan mudah tentang manfaat
diperoleh pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga 2. Siswa mampu mengemukan cinta produk
alternatif solusi jenis, yaitu: pendapat secara lisan Indonesia terhadap
sebagai berkut: a. berdasarkan strategi Pengorganisasian 3. Siswa mampu menceritakan ekonomi
1. Menggunakan Pembelajaran berarti jenis metode manfaat cinta terhadap
metode diskusi pembelajaran yang secara khusus 3. Menerapkan model
produk Indonesia
2. Menerapkan memanfaatkan cara pengorganisasian pembelajaran PBL
4. Siswa jadi fokus untuk
model PBL pembelajaran agar lebih efektif dan 4. Menggunakan
mengikuti pelajaran
(Problem Based berdampak pada peserta didik sumber berupa buku
5. Meningkatkan kepercayaan
Learning) b. berdasarkan penyampaian diri siswa tema siswa, dan
3. Menggunakan pembelajaran, 6. Meningkatkan kerjasama pegangan guru
media strategi penyampaian pembelajaran antar siswa 5. Menyiapkan LKPD
pembelajaran merupakan jenis metode yang fokus untuk peserta didik
Audio-visual pada penyusunan strategi penyampaian Penerapan sintaks PBL pada
berupa video pembelajaran yang biasanya langkah pembelajaran:
mengenai menggunakan media pembelajaran 1. Orientasi peserta didik
pentingnya sebagai alat utamanya. Media pada masalah.
cinta produk digunakan untuk menyampaikan Siswa mengamati video
Indonesia pembelajaran kepada siswa dengan lebih pembelajaran mengenai
5. Membuka efektif dan efisien. Media juga dapat pentingnya cinta produk
skemata siswa merangsang respons dan masukan lebih Indonesia
tentang produk dari peserta didik. Media pembelajaran 2. Mengorganisasikan peserta
negara sendiri merupakan bidang kajian utama dari didik dalam belajar.
agar tidak jenis metode ini. Siswa dibagi menjadi
terpengaruh Terdapat lima prinsip yang harus beberapa kelompok yang
dampak diperhatikan dalam membuat media heterogen, lalu siswa duduk
globalisasi pembelajaran sebagai strategi berkelompok
yang penyampaian pembelajaran, yakni: 3. Membimbing penyelidikan
membebaskan o Tingkat kecermatan dalam kelompok. Siswa kembali
produk luar menggambarkan sesuatu. mengamati video
masuk ke o Tingkat interaksi yang mampu pembelajaran dan
Indonesia ditimbulkannya. menemukan beberapa
6. Kenalkan o Tingkat kemampuan khusus yang informasi mengenai manfaat
siswa dengan dimilikinya. yang diperoleh jika kita cinta
produk o Tingkat motivasi yang dapat terhadap produk Indonesia
Indonesia ditimbulkannya. dan melakukan diskusi
7. Setelah siswa o Tingkat biaya yang diperlukan. dengan teman kelompok.
mengenali c. berdasarkan strategi pengelolaan (metode: diskusi)
kualitas pembelajaran. 4. Mengembangkan dan
produk dan Strategi Pengelolaan Pembelajaran menyajikan hasil karya.
apa saja merupakan jenis metode yang secara Guru membimbing siswa
produk – khusus menata interaksi antara peserta dalam berdiskusi kelompok
produk dari didik dan variabel metode pembelajaran untuk menggali
negaranya lainnya isi/informasi yang terdapat
sendiri maka pada slide artikel berita.
siswa bisa 2. Sedangkan menurut Husnaeni (2009), Hasil diskusi tersebut dapat
mencintai metode pembelajaran adalah model disajikan ke dalam bentuk
produk pembelajaran yang tergambar dari awal tulisan.
tersebut dan sampai akhir yang disajikan secara khas 5. Menganalisis dan
bisa oleh guru di kelas. mengevaluasi proses
mengeluarkan pemecahan masalah Setiap
kalimat dalam Terdapat beberapa metode pembelajaran yang kelompok melakukan
bentuk dapat digunakan untuk mengimplementasikan presentasi atas diskusi yang
bercerita strategi pembelajaran salah satunya metode telah dikerjakan nya dan
diskusi kelompok lain diminta untuk
1. Djamarah (2006: 87) menjelaskan bahwa menanggapi hasil presentasi
metode diskusi merupakan cara temannya.
pembelajaran yang mana siswa dihadapkan
pada suatu pertanyaan atau pernyataan
yang memiliki sifat problematis untuk
kemudian dipecahkan secara bersama-
sama. Metode jenis ini sangat erat
kaitannya dengan problem solving atau
pemecahan masalah.
- Menurut Hamdayama (2015), tujuan
metode diskusi adalah memotivasi atau
memberi stimulasi kepada siswa agar
berpikir kritis, mengeluarkan
pendapatnya, serta menyumbangkan
pikiran-pikirannya dan mengambil suatu
jawaban aktual atau satu rangkaian
jawaban yang di dasarkan atas
pertimbangan yang saksama.
- Menurut Roestiyah (2008), tujuan
metode diskusi adalah sebagai berikut:
 Dengan metode diskusi mendorong
siswa untuk menyalurkan
kemampuannya untuk memecahkan
masalah tanpa selalu bergantung
pada pendapat orang lain.
 Siswa mampu menyatakan
pendapatnya secara lisan karena hal
itu perlu untuk melatih kehidupan
yang demokratis.
 Diskusi memberi kemungkinan
kepada siswa untuk belajar
berpartisipasi dalam pembicaraan
untuk memecahkan suatu masalah
bersama.

Penggunaan model pembelajaran berbasis


masalah juga akan meningkatkan kemampuan
siswa menceritakan manfaat cinta produk
Indonesia
2. Komalasari (2013:58-59) pembelajaran
berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi
siswa untuk belajar tentang berfikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah serta
untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensi dari mata pelajaran.
3. Sears dan Hersh (2001:7) menyatakan
bahwa pembelajaran berbasis masalah
dapat melibatkan kemampuan siswa dalam
pemecahan masalah
4. Dutch (dalam Amir 2009:21) Problem Based
Learning merupakan metode instruksional
yang menantang siswa agar belajar untuk
belajar, bekerja sama dalam kelompok
untuk mencari solusi bagi masalah yang
nyata masalah ini diguakan untuk
mengingatkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analitis dan inisiatif atas
materi pelajaran.
5. Arends (2008:56) merinci langkah-langkah
yang diperlukan untuk meng-
implementasikan PBL dalam pembelajaran
sebagai berikut:
a) Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada
masalah.
b) Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk
belajar.
c) Tahap 3. Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok.
d) Tahap 4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya.
e) Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses mengatasi masalah.
6. Dasna dan Sutrisno (2010) mengemukakan
beberapa alasan baiknya menggunakan PBL
dalam pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
a) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran
bermakna. Siswa/mahasiswa yang
belajar memecahkan suatu masalah
maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan.
b) Dalam situasi PBL, siswa
mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan. Artinya, apa yang mereka
lakukan sesuai dengan keadaan nyata
bukan lagi teoritis sehingga masalah-
masalah dalam aplikasi suatu konsep
atau teori mereka akan temukan
sekaligus selama pembelajaran
berlangsung; dan
c) PBL dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
siswa/mahasiswa dalam bekerja,
motivasi internal untuk belajar, dan
dapat mengembangkan hubungan
interpersonal dalam bekerja kelompok.
7. Iriawan (2022:14) menjelaskan bahwa media
pembelajaran ada 3 yaitu Media visual,
media audio, dan audio-visual. Media visual
merupakan media yang hanya dapat dilihat
dengan menggunakan indera penglihatan
yang terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan baik diam maupun gerak dan
media yang tidak dapat diproyeksikan.
Contoh media visual seperti: gambar,
poster, diagram, handout, powerpoint, peta
konsep, bagan, peta, multimedia

Hasil Wawancara:
1. Guru harus menguasai metode
pembelajaran yang akan digunakan

2. Gunakan metode yang memberikan


stimulus siswa salah satunya dengan
metode diskusi kelompok, dengan diskusi
kelompok dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa mengungkapkan
pendapatnya
3. Stimulus siswa untuk menceritakan
pengalaman pribadi siswa saat
menggunakan produk indonesia
4. Menampilkan video ataupun slide
powerpoint mengenai produk-produk
Indonesia, sehingga siswa dapat
mengungkapkan barang yang pernah siswa
gunakan dan apa manfaat cinta terhadap
produk Indonesia
5. Arahkan siswa saat berdiskusi sehingga
siswa tetap mendiskusikan tentang
pelajaran.
3 Siswa kurang Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, Berdasarkan hasil eksplorasi 3. Menggunakan
mampu mebuat diperoleh solusi yang relevan adalah dengan terhadap kajian literatur dan pendekatan TPACK
poster dari menampilkan media power point menggunakan hasil wawancara dengan kepala 4. Menerapkan model
informasi dalam hyperlink untuk menautkan video sekolah, pakar,dan teman PjBL
teks eksplanasi pembelajaran(TPACK) dan menerapkan model sejawat dapat diperoleh analisis
tentang Project Based Learning (PjBL) penentuan solusi dengan
pentingnya menggunakan pendekatan
menghemat Kajian literatur TPACK dan menerapkan model
energi listrik 1. Pada Modul 6 halaman 13 TIK dapat PjBL dapat memberikan
membuat pembelajaran semakin dampak:
Berdasarkan hasil menyenangkan dan memotivasi peserta 1. Peserta didik dapat terlibat
eksplorasi didik untuk belajar sesuai dengan minatnya. langsung dalam proses
terhadap kajian 2. Iriawan(2022:84) Pemanfaatan TIK sebagai pembelajaran
literatur dan hasil alat bantu atau media pembelajaran dapat 2. Dengan keterlibatan
wawancara, berbentuk file slide power point, gambar, langsung peserta didik,
diperoleh animasi, video tutorial, audio, program CAI diharapkan peserta didik
alternatif solusi (Computer Aided Intruction). mampu menemukan kosa
sebagai berkut: kata yang bias dijadikan
1. Media power Dalam Pendekatan pembelajaran berbabis poster dari sebuah teks
point teks TIK, dapat digunakan pendekatan TPACK 3. Dengan membuat poster
eksplanasi (Technological, Pedagogic Content Knowlage) secara langsung, siswa
tentang 3. TPACK merupakan kerangka memahami cara membuat
menghemat pengintegrasian teknologi ke dalam proses poster yang menarik
energi listrik pembelajaran yang melibatkan paket-paket Penerapan sintaks PjBL pada
dan gambar pengatahuan tentang teknologi, materi, langkah pembelajaran:
poster hemat dan proses atau strategi pembelajaran 1. Pertanyaan mendasar
energi listrik (modul 2 pedagogik hal:26) Guru mengajukan
2. Menggunaan Cara Penerapan TPACK : pertanyaan tentang
media a. Menggunakan TIK untuk menilai peserta informasi penting yang
pembelajaran didik. terdapat ada teks ekslanasi
berupa video yang ditampilkan guru pada
b. Menggunakan TIK untuk memahami
pembelajaran slide power point (Teknologi)
langkah materi pembelajaran. dan menanyakan apa saja
pembuatan c. Mengintegrasikan TIK untuk memahami produk elektronik yang
poster peserta didik. digunakan di rumah siswa.
3. Menerapkan d. Mengintegrasikan TIK dalam rancangan
model kurikulum termasuk kebijakan. 2. Mendesain perencanaan
pembelajaran produk
e. Mengintegrasikan TIK untuk menyajikan
PjBL - Guru mengingatkan kembali
4. Meggunakan data. pada siswa langkah-langkah
pendekatan f. Mengintegrasikan TIK dalam strategi pembuatan poster yang baik
TPACK(Technol pembelajaran. - Peserta didik berdiskusi
ogical, menyusun rencana
Pedagogical, Untuk meningkatkan kemampuan siswa pembuatan proyek tentang
and Content membuat poster dari informasi dalam teks pembagian tugas, persiapan
Knowledge) eksplanasi guru hendaknya menggunakan alat, bahan, media dan
model pembelajaran berbasis project. sumber yang dibutuhkan
4. Saefudin (2014:58) berpendapat bahwa 3. Menyusun jadwal
project based learning merupakan metode pembuatan
belajar yang menggunakan masalah sebagai - Guru dan peserta didik
langkah awal dalam mengumpulkan dan membuat kesepatakan
mengintegrasikan pengetahuan baru tentang jadwal/tahapan
berdasarkan pengalamannya dalam pembuatan bproyek
beraktivitas secara nyata. - Peserta didik menyusun
5. Mayuni, dkk (2019) model project based jadwal penyelesaian produk
learning (PjBL) merupakan model, strategi, dengan memperhatikan
atau metode pembelajaran yang berpusat batas waktu yang telah
pada siswa. Dimana siswa diajak untuk ditentukan bersama
mengembangkan sendiri kemampuan yang 4. Memonitoring keaktifan
ada dalam diri mereka dengan menciptakan dan perkembangan proyek
proyek belajar (kegiatan), sehingga - Guru memantau keaktifan
diharapkan dapat mengembangkan peserta didik pada masing-
kemampuan kretifitas dan berfikir kritis masing kelompok
mereka akan terbangun dengan - Peserta didik mmbuat
menggunakan model ini dimana untuk proyek yaitu poster hemat
menyelesaikan sebuah proyek perlulah energy yang menarik
usaha dan kerja keras serta bekerja secara 5. Menguji hasil
kooperatif dengan kelompok Membahas kelayakan proyek
6. Langkah-langkah model pembelajaran yang telah dibuat secara
project based learning menurut Widiarso bersama
(2016, hlm. 184) dapat diterapkan atau 6. Evaluasi pengalaman
diaplikasikan melalui langkah berikut ini. belajar
a) Penentuan pertanyaan Setiap kelompok melakukan
b) Mendesain perencanaan proyek presentasi, kelompok yang
c) Menyusun jadwal lain memberikan apresiasi.
d) Memonitor peserta didik dan kemajuan
proyek
e) Menguji hasil
f) Mengevaluasi pengalaman
7. (Abidin, 2007:170) : kelebihan model PJBL
a) Model ini bersifat terpadu dengan
kurikulum sehingga tidak memerlukan
tambahan apapun dalam
pelaksanaannya.
b) Siswa terlibat dalam kegiatan dunia
nyata dan mempraktikan strategi otentik
secara disiplin.
c) Siswa bekerja secara kolaboratif untuk
memecahkan masalah yang penting
baginya.
d) Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk
penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran
penting dalam caracara baru.
e) Meningkatkan kerja sama guru dalam
merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-
batas geografis atau bahkan melompat
zona waktu.

8. Kekurangan/kelemahan (Abidin, 2013:171) :


a) Memerlukan banyak waktu dan biaya.
b) Memerlukan banyak media dan sumber
belajar.
c) Memerlukan guru dan siswa yang sama-
sama siap belajar dan berkembang.
d) Ada kekhawatiran siswa hanya akan
menguasai satu topik tertentu yang
dikerjakannya.

Hasil wawancara
1. Guru sebaiknya menggukan fasilitas TIK
dalam menyajikan materi pembuatan poster
2. Guru menampilkan teks eksplnasi, poster
yang baik, dan langkah-langkah poster
4 Kurangnya Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi, Berdasarkan hasil eksplorasi 1. Menerapkan model
kreatifitas siswa diperoleh solusi yang relevan adalah dengan terhadap kajian literatur dan (Project Based
dalam membuat menerapkan model Project Based Learning hasil wawancara dengan kepala Learning)
brosur yang (PjBL), menggunakan pendekatan STEAM sekolah, pakar,dan teman 2. Menggunakan
menarik tentang sejawat dapat diperoleh analisis pendekatan STEAM
gerakan anti penentuan solusi dengan Model (Science, Technology,
narkoba pembelajaran yang digunakan Engineering, Art, dan
adalah Project Based Learning. Mathematics)
Berdasarkan hasil Pada model pembelajaran ini
eksplorasi guru juga menggunakan
terhadap kajian pendekatan pendekatan STEAM
literatur dan hasil
wawancara, Penerapan sintaks PjBL pada
diperoleh langkah pembelajaran:
alternatif solusi 1. Pertanyaan mendasar
sebagai berkut: Guru mengajukan
1. Menerapkan pertanyaan mengenai
model (Project pengetahuan apa saja yang
Based diketahui siswa mengenai
Learning)PjBL Narkoba slide power point
2. Menggunakan (Teknologi)
pendekatan
TPACK 2. Mendesain perencanaan
(Technological, produk
Pedagogical, - Guru menampilkan sebuah
and Content brosur dan langkah-langkah
Knowledge) pembuatan brosur yang
3. Menggunakan baik (Art)
pendekatan - Guru membagi siswa
STEAM kedalam beberapa kelompok
(Science, yang heterogen
Technology, (Mathematics)
Engineering, - Peserta didik berdiskusi
Art, dan menyusun rencana
Mathematics) pembuatan proyek tentang
pembagian tugas, persiapan
alat, bahan, media dan
Kajian literatur sumber yang dibutuhkan
1. Beetlestone 3. Menyusun jadwal
(2011: 2), pembuatan
kreativitas - Guru dan peserta didik
dapat membuat kesepatakan
membantu tentang jadwal/tahapan
seseorang pembuatan bproyek
dalam - Peserta didik menyusun
menjelaskan jadwal penyelesaian produk
dan dengan memperhatikan
menggambarka batas waktu yang telah
n konsep- ditentukan bersama
konsep abstrak 4. Memonitoring keaktifan
dengan dan perkembangan proyek
melibatkan - Guru mengawasi dan
skil-skil memonitor keaktifan peserta
2. A. Chaedar didik pada masing-masing
Alwasilah kelompok dalam
dalam Ngainun menyelesaikan proyek
Naim (Teknologi)
(2009:246), - Peserta didik membuat
kreativitas proyek yaitu brosur gerakan
adalah anti Narkoba(Art)
kemampuan 5. Menguji hasil
mewujudkan - Guru berdiskusi tentang
bentuk baru, prototipe proyek, memantau
struktur keterlibatan peserta didik
kognitif baru - Membahas kelayakan proyek
dan produk yang telah dibuat secara
baru bersama
3. Model-model 6. Evaluasi pengalaman
pembelajaran belajar
abad 21 yang - Setiap kelompok melakukan
dipandang presentasi, kelompok yang
potensial lain memberikan apresiasi
untuk - Refleksi dari hasil
mengintegrasik keseluruahan proyek.
an teknologi
dan luwes
diterapkan Dengan menerapkan model PjBL
pada berbagai serta menggunakan pendekatan
tingkatan usia, TPACK dan STEAM dapat
jenjang memberikan dampak :
pendidikan dan 1. siswa akan terbiasa untuk
bidang studi, menyelesaikan suatu
Saudara dapat permasalahan dengan cara
menyesuaikan yang kreatif
dengan kondisi 2. pembelajaran lebih
sekolah. meningkatkan kreativitas
Model-model siswa
pembelajaran 3. Memberikan pengalaman
dimaksud antara kepada peserta didik
lain; pembelajaran dan praktik
a) Discovery dalam mengorganisasi
learning; proyek, dan membuat alokasi
belajar waktu
melalui
penelusuran,
penelitian,
penemuan,
dan
pembuktian.
b) Pembelajaran
berbasis
proyek;
proyek
memiliki
target
tertentu
dalam bentuk
produk dan
peserta didik
merencanaka
n cara untuk
mencapai
target dengan
dipandu oleh
pertanyaan
menantang.
c) Pembelajaran
berbasis
masalah dan
penyelidikan;
belajar
berdasarkan
masalah
dengan solusi
“open ended”,
melalui
penelusuran
dan
penyelidikan
sehingga
dapat
ditemukan
banyak solusi
masalah.
d) Belajar
berdasarkan
pengalaman
sendiri (Self
Directed
Learning/SDL
); SDL
merupakan
proses di
mana insiatif
belajar
dengan/atau
tanpa
bantuan
pihak lain
dilakukan
oleh peserta
didik sendiri
mulai dari
mendiagnosis
kebutuhan
belajar
sendiri,
merumuskan
tujuan,
mengidentifik
asi sumber,
memilih dan
menjalankan
strategi
belajar, dan
mengevaluasi
belajarnya
sendiri.
e) Pembelajaran
kontekstual
(melakukan);
guru
mengaitkan
materi yang
dipelajari
dengan
situasi dunia
nyata peserta
didik
sehingga
memungkink
an peserta
didik
menangkap
makna dari
yang pelajari,
mengkaitkan
pengetahuan
baru dengan
pegetahuan
dan
pengalaman
yang sudah
dimiliki.
f) Bermain
peran dan
simulasi;
peserta didik
bisa diajak
untuk
bermain
peran dan
menirukan
adegan,
gerak/model/
pola/prosedu
r tertentu.
g) Pembelajaran
kooperatif;
merupakan
bentuk
pembelajaran
berdasarkan
faham
kontruktivisti
k. Peserta
didik
berkelompok
kecil dengan
tugas yang
sama saling
bekerjasama
dan
membantu
untuk
mencapai
tujuan
bersama.
h) Pembelajaran
kolaboratif;
merupakan
belajar dalam
tim dengan
tugas yang
berbeda
untuk
mencapai
tujuan
bersama.
i) Diskusi
kelompok
kecil; diskusi
kelompok
kecil
diorientasika
n untuk
berbagai
pengetahuan
dan
pengalaman
serta untuk
melatih
komunikasi
lompok kecil
tujuannya
agar peserta
didik
memiliki
ketrampilan
memecahkan
masalah
terkait
materi pokok
dan
persoalan
yang
dihadapi
dalam
kehidupan
sehari-hari.
(Modul 2
pedagogik
halaman 23-
24)
4. Berbagai
model
pembelajaran
di atas
memberikan
peluang
pengintegrasi
an teknologi
dalam
prosesnya,
namun
Saudara
harus
memiliki
paket
pengetahuan
yang terkait
dengan
penguasaan
konten,
penguasaan
aspek
pedagogis
dan
penguasaan
aspek
teknologi.
Guna
memudahkan
dan
memberikan
gambaran
cara
mengintegrasi
kan teknologi
telah
dikembangka
n suatu
kerangka
untuk
pengintegrasi
an teknologi
dalam
pembelajaran
yang dikenal
dengan
TPACK.
(Modul 2
pedagogik
halaman 24)
5. Menurut
Ibrahim dkk.
(2004), media
pembelajaran
adalah segala
sesuatu yang
dapat
digunakan
untuk
menyalurkan
pesan (bahan
pembelajaran
) sehingga
dapat
merangsang
perhatian,
minat,
pikiran, dan
perasaan
pebelajar
(siswa) dalam
kegiatan
belajar untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
tertentu.
Contoh:
gambar,
bagan, model,
film, video,
komputer,
dan
sebagainya.

Untuk
meningkatkan
kreativitas siswa
guru hendaknya
juga menerapkan
model
pembelajaran
berbasis project

1. Saefudin
(2014, hlm.
58)
berpendapat
bahwa project
based learning
merupakan
metode belajar
yang
menggunakan
masalah
sebagai
langkah awal
dalam
mengumpulka
n dan
mengintegrasi
kan
pengetahuan
baru
berdasarkan
pengalamanny
a dalam
beraktivitas
secara nyata.

2. Kerja proyek
merupakan
kegiatan yang
sangat
menantang
dan dapat
menuntun
peserta didik
dalam
merancang,
memecahkan
masalah,
membuat
keputusan
sekaligus
melakukan
kegiatan
investigasi.
Project Based
Learning
(PjBL) adalah
model
pembelajaran
yang
memberikan
kesempatan
kepada
pendidik
untuk
mengelola
pembelajaran
dikelas dengan
melibatkan
kerja proyek
(Wena, 2015:
14)

3. Devi, (2019)
Langkah-
langkah model
Project Based
Learning
meliputi:
(1) pertanyaan
mendasar
yaitu
pemberian
rangsangan
pembelajara
n berupa
pertanyaan
kepada
siswa
sehingga
siswa
timbul rasa
ingin tahu
untuk
melakukan
penyelidika
n;
(2) mendesain
perencanaa
n proyek
yaitu
pemberian
kesempatan
kepada
siswa untuk
mengidentifi
kasi
masalah
dan
dirumaskan
dalam
bentuk
hipotesis
dan
rencana
kerja
berproyek;
(3) menyusun
jadwal yaitu
menentuka
n waktu
kerja
proyek;
(4) memonitor
siswa yaitu
tindakan
pemantaua
n untuk
mengurangi
risiko
kesalahan
berproyek;
(5) menguji
hasil yaitu
pembuktian
benar atau
tidaknya
hipotesis
yang
ditetapkan;
(6) menarik
kesimpulan
(generalizati
on) yaitu
proses
penarikan
kesimpulan
dari hal
yang
dilakukan.

4. Daryanto dan
Rahardjo
(2012, hlm.
162)
model pembelaj
aran project
based
learning memp
unyai
kelebihan
sebagai
berikut.

1) Meningkatk
an motivasi
belajar
peserta
didik untuk
belajar,
mendorong
kemampua
n mereka
untuk
melakukan
pekerjaan
penting,
dan mereka
perlu untuk
dihargai.

2) Meningkatk
an
kemampua
n
pemecahan
masalah.

3) Membuat
peserta
didik
menjadi
lebih aktif
dan
berhasil
memecahka
n problem-
problem
kompleks.

4) Meningkatk
an daya
kolaborasi.

5) Mendorong
peserta
didik untuk
mengemban
gkan dan
mempraktik
kan
keterampila
n
komunikasi.

6) Meningkatk
an
keterampila
n peserta
didik dalam
mengelola
sumber.

7) Memberika
n
pengalaman
kepada
peserta
didik
pembelajara
n dan
praktik
dalam
mengorgani
sasi proyek,
dan
membuat
alokasi
waktu dan
sumber-
sumber lain
seperti
perlengkapa
n untuk
menyelesaik
an tugas.

8) Menyediaka
n
pengalaman
belajar yang
melibatkan
peserta
didik secara
kompleks
dan
dirancang
untuk
berkembang
sesuai
dengan
dunia
nyata.

9) Membuat
suasana
belajar
menjadi
menyenang
kan,
sehingga
peserta
didik
maupun
pendidik
menikmati
proses
pembelajara
n.

5. Widiasworo
(2016, hlm.
189) project
based learning
memiliki
kelemahan
sebagai
berikut.

a) Pembelajara
n berbasis
proyek
memerluka
n banyak
waktu yang
harus
disediakan
untuk
menyelesaik
an
permasalah
an yang
kompleks

b) Banyak
orang tua
peserta
didik yang
merasa
dirugikan
karena
menambah
biaya untuk
memasuki
sistem
baru.

c) Banyak
instruktur
merasa
nyaman
dengan
kelas
tradisional,
di mana
instruktur
memegang
peran
utama di
kelas. Ini
merupakan
tradisi yang
sulit,
terutama
bagi
instruktur
yang
kurang atau
tidak
menguasai
teknologi.

d) Banyaknya
peralatan
yang harus
disediakan.
Oleh karena
itu,
disarankan
untuk
menggunak
an team
teaching
dalam
pembelajara
n.

e) Peserta
didik
memiliki
kelemahan
dalam
percobaan
dan
pengumpul
an
informasi
akan
mengalami
kesulitan.

f) Ada
kemungkina
n peserta
didik yang
kurang aktif
dalam kerja
kelompok.

g) Apabila
topik yang
diberikan
pada
masing-
masing
kelompok
berbeda,
dikhawatirk
an peserta
didik tidak
memahami
topik secara
keseluruha
n.

6. Pembelajaran
STEAM
merupakan
suatu
pendekatan
pembelajaran
interdisipliner
yang inovatif
dimana IPA,
teknologi,
teknik, seni
dan
matematika
diintegrasikan
dengan fokus
pada proses
pembelajaran
pemecahan
masalah dalam
kehidupan
nyata,
pembelajaran
STEAM
memperlihatka
n kepada
peserta didik
bagaimana
konsep-
konsep,
prinsip-prinsip
IPA, teknologi,
teknik, dan
matematika
digunakan
secara terpadu
untuk
mengembangk
an produk,
proses, dan
sistem yang
memberikan
manfaat bagi
kehidupan
manusia yang
kompetitif
(Sahih,
2015 dalam
modul
pedagogik 2
hal.15)
7. Pembelajaran
berbasis
STEAM adalah
sebuah
pendekatan
pembelajaran
yang
menekankan
pada
hubungan pen
getahuan dan 
keterampilan s
cience,
technology,
engineering,
art, dan mathe
matics
(STEAM) untuk
mengatasi
masalah.
Dengan
adanya
unsur art,
diharapkan
melalui
STEAM siswa
akan terbiasa
untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan
dengan cara
yang kreatif.
(ditsmp.kemen
dikbud.go.id)

8. Iriawan
(2022:14)
menjelaskan
bahwa jenis-
jenis media
berdasarkan
bentuknya,
media
pembelajaran
terdiri dari:
a) Media
visual
Media
visual
merupakan
media yang
hanya
dapat
dilihat
dengan
menggunak
an indera
penglihatan
yang terdiri
atas media
yang dapat
diproyeksik
an baik
diam
maupun
gerak dan
media yang
tidak dapat
diproyeksik
an.
b) Contoh
media
visual
seperti:
gambar,
poster,
diagram,
handout,
powerpoint,
peta
konsep,
bagan,
peta,
multimedia
c) Media
audio
Media
audio
merupakan
media yang
mengandun
g pesan
dalam
bentuk
auditif atau
hanya
dapat
didengar
yang dapat
merangsan
g pikiran,
perasaan,
perhatian,
dan
kemauan
peserta
didik untuk
mempelajar
i materi
pembelajar
an. Contoh
media
audio ini
adalah
program
kaset
suara, CD
audio, dan
program
radio.
d) Media
audio-
visual
Media
audio-
visual
merupakan
media
kombinasi
audio dan
visual atau
biasa
disebut
media
pandang-
dengar.
Media ini
lebih
kompleks
dibanding
jenis media
visual dan
media
audio
karena
keberadaan
visual dan
audio dapat
saling
melengkapi
untuk
memudahk
an peserta
didik dalam
menguasai
materi
pembelajar
an. Contoh
media
audio-
visual di
antaranya
video
pembelajar
an dan
video
multimedia
interaktif
yang
melibatkan
interaksi
antara
peserta
didik
dengan
media
tersebut

Anda mungkin juga menyukai