Menurut Ishaac (2020: 7) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara pendidik dan peserta didik di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik, pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Maka dapat dikatakan, bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang dirancang untuk menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Di antara banyaknya model pembelajaran terdapat satu model pembelajaran yang bernama model pembelajaran langsung. Menurut Pandjaitan (dalam Rainis, 2019: 1351) model pembelajaran langsung adalah Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran dimana guru harus mampu mendemonstrasikan pengetahuan yang akan disampaikan kepada siswa secara bertahap (Panjaitan, 2016). Menurut Rainis (2019: 1351) pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, namun ceramah berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup terperinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, akan tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa secara menyeluruh. Jadi pembelajaran yang akan disampaikan harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Masih banyak guru yang belum mendemonstrasikan beragam model-model pembelajaran. Guru hanya mengacu pada proses pembelajaran yang lama, seperti pusat dalam proses belajar tertuju pada guru, sehingga proses pembelajaran pun berjalan monoton. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih dalam mengenai salah satu model pembelajaran yang disebut sebagai “Model Pembelajaran langsung”. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari model pembelajaran langsung? 2. Apa ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran langsung? 3. Apa saja tahap pelaksanaan model pembelajaran langsung? 4. Apa saja kelebihan model pembelajaran langsung? 5. Apa saja kekurangan model pembelajaran langsung? 6. Apa pengertian dari model pembelajaran berbasis masalah? 7. Apa ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran berbasis masalah? 8. Apa saja tahap pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah? 9. Apa saja kelebihan model pembelajaran berbasis masalah? 10. Apa saja kekurangan model pembelajaran berbasis masalah? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran langsung. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik model pembelajaran langsung. 3. Untuk mengetahui tahap model pembelajaran langsung. 4. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran langsung. 5. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran langsung. 6. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran berbasis masalah. 7. Untuk mengetahui ciri atau karakteristik model pembelajaran berbasis masalah. 8. Untuk mengetahui tahap model pembelajaran berbasis masalah. 9. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran berbasis masalah. 10. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran berbasis masalah. A. Model Pembelajaran Langsung a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung Menurut Asri & dkk (2022: 2) model pembelajaran langsung merupakan model yang menerapkan sistem dimana kedua pihak dalam proses pembelajaran (yakni pendidik dan peserta didik) secara langsung berinteraksi dan terjadi transfer informasi di satu tempat. Menurut Arends & Trianto (dalam Ishaac, 2020: 8) model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah. b. Ciri-Ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Langsung Berikut karakteristik model pembelajaran langsung menurut Asri & dkk (2022: 3). 1) Memiliki tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik, memiliki prosedur penilaian belajar. 2) Memiliki sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3) Memiliki sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang baik dan sewajarnya agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. 4) Memiliki fasilitas yang memadai guna membantu kegiatan demokrasi. 5) Mengikuti tingkah laku mengajar atau sintaks. Menurut Asri & dkk (2022:3) pembelajaran langsung dapat diartikan dalam bentuk lisan seperti ceramah, visual seperti eksperimen dan demonstrasi, pembinaan, atau praktikum, serta kegiatan yang bersifat kelompok. Pembelajaran langsung diterapkan dalam menyampaikan informasi atau wawasan yang ditransformasikan langsung oleh pendidik kepada peserta didik. Manajemen waktu yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus dilakukan seefisien mungkin, agar pendidik mampu merencanakan dengan akurat durasi pengajaran yang nantinya digunakan. Pengajaran langsung dilakukan dengan menggunakan bantuan peragaan dan penjelasan pendidik yang digabungkan dengan latihan serta feedback peserta didik. Tujuan utamanya adalah membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar tersebut diperoleh dari suatu hasil yang umumnya diutamakan hasil pengajaran, atau istilah lain tujuan pembelajaran dan hasil belajar. Sedangkan menurut Kardi & Nur (dalam Ishaac, 2020: 14) sebagai berikut: 1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penelitian belajar. Pada model pembelajaran langsung, penekanan tujuan pembelajarannya harus berorientasi kepada siswa dan spesifik, serta mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian dan mengandung tingkat ketercapaian yang diharapkan. 2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. Pada model pembelajaran langsung terdapat beberapa tahapan-tahapan yang sangat penting. 3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung. Keberhasilan model pembelajaran langsung memerlukan lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerangan yang cukup, termasuk media dan bahan ajar yang memadai. Disamping itu, model pembelajaran langsung juga bergantung pada keinginan siswa untuk melakukan instruksi dari guru, yang mana dalam hal ini untuk membangkitkan keinginan siswa. Perlu adanya sistem pengelolaan belajar yang baik dari guru. c. Tahap-Tahap Model Pembelajaran Langsung Menurut Asri & dkk (2022:4) terdapat tahap-tahap model pembelajaran langsung, yakni. 1) Penyampaian tujuan serta target pembelajaran, proses penyampaian dan target pembelajaran adalah langkah pertama yang dilakukan dalam menggunakan model pembelajaran langsung. Hal ini dimaksudkan agar pendidik maupun peserta didik memiliki gambaran yang jelas terhadap hasil rencana pembelajaran. Selain itu, peserta didik menjadi tahu dan sadar apa yang harus mereka kuasai sehingga memudahkan mereka dalam mempelajari materi- materi yang dibutuhkan saja. 2) Demonstrasi ilmu pengetahuan dan keterampilan, istilah Mastery Teaching yang merupakan penyampaian materi secara verbal dan dimana proses pembelajaran terlaksana secara aktif. Pendidik menjadi terpenting dalam memegang perannya menyampaikan informasi di kelas. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan demonstrasi, ceramah, praktik, atau kerja kelompok di kelas. 3) Membimbing pelatihan, pendidik bertugas untuk membimbing peserta didik selama pelatihan. 4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Sedangkan menurut Slavin (dalam Ishaac, 2020: 11-12) tahap-tahap model pembelajaran langsung sebagai berikut. 1) Penyampaian dan fokus tujuan pembelajaran. Guru diharuskan menyampaikan fokus dan tujuan pembelajaran kepada siswa. Guru menyampaikan apa saja yang harus dipelajari dan apa saja yang harus dilakukan serta dikuasai dalam pembelajaran yang akan dilangsungkan. 2) Review pengetahuan siswa. Guru mengulas kembali pemahaman siswa tentang materi yang telah dikuasai sebelumnya. Pada langkah ini, guru memberikan soal agar bisa mengetahui keterampilan dan pengetahuan siswa yang sudah dikuasai. Soal dapat berupa pertanyaan langsung atau tertulis yang tidak memakan waktu lama. 3) Pemberian bahan dan materi ajar. Guru dalam fase ini memberikan materi dan mempresentasikan materi pembelajaran beserta contoh dan konsep peraganya. 4) Melakukan bimbingan. Dalam fase ini, guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk menguji siswa dalam penguasaan sebuah konsep ilmu pengetahuan dan mengoreksi kesalahan pemahaman siswa dalam memahami sebuah konsep. 5) Memberikan kesempatan untuk mengasah materi. Pada fase ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasah kemampuan penguasaan materinya (pengetahuan atau keterampilan) secara individu atau grup. 6) Evaluasi. Pada fase ini, guru mengevaluasi kemampuan siswa terhadap hal-hal apa saja yang telah dilakukan dan dipelajari oleh siswa. Kemudian memperoleh feedback terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. Siswa juga memberi feedback agar pembelajaran kedepan lebih baik. 7) Latihan mandiri. Pada fase ini, guru memberikan latihan mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. d. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung Menurut Shoimin (dalam Asri & dkk, 2022: 6) kelebihan model pembelajaran langsung adalah. 1) Pengajar mempunyai kontrol seutuhnya untuk merancang materi secara komprehensif sehingga konsep yang diterima peserta didik lebih terstruktur sehingga peserta didik lebih terfokus untuk mempertahankan tujuan dalam mencapai target pembelajaran. 2) Cukup efektif untuk membangun konsep dan pemahaman secara eksplisit pada peserta didik dengan prestasi yang kurang. 3) Dapat dimanfaatkan untuk merancang model pembelajaran dengan menggunakan topik yang spesifik. 4) Kegiatan pembelajaran secara audio maupun visual akan membantu peserta didik dengan model ini. 5) Menjadi perantara bagi kesenjangan antara pemahaman konsep dengan observasi melalui kejadian nyata. 6) Sangat efektif untuk digunakan baik dalam kelas kecil maupun besar. 7) Dapat memperjelas tujuan pembelajaran peserta didik. 8) Manajemen waktu dalam pembagian kegiatan pembelajaran dapat terkontrol dengan baik. 9) Tujuan akademik merupakan segalanya. 10) Kinerja peserta didik secara individu dapat terpantau secara cermat dan teliti. 11) Dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi peserta didik yang berorientasi pada akademik. 12) Menekankan pada konsep-konsep penting dan kesulitan yang mungkin dihadapi oleh peserta didik. 13) Cara yang cukup efektif untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan yang terstruktur. Sedangkan menurut Ishaac (2020: 16-17) kelebihan model pembelajaran langsung adalah. 1) Model pembelajaran langsung dapat menjadikan materi yang diperoleh siswa bisa dikontrol secara sistematis sehingga pokok gagasan dari materi dapat tersampaikan dengan jelas. 2) Dapat digunakan dalam skala lingkungan kelas yang kecil maupun besar. 3) Dapat digunakan untuk menggaris bawahi elemen penting dan permasalahan yang dihadapi siswa dan mengatasi permasalahan tersebut. 4) Dapat bermanfaat untuk memberikan penjelasan data secara efektif dan pengetahuan yang aktual serta sistematis. 5) Model pembelajaran langsung sangat cocok untuk dimanfaatkan dalam mengajari siswa tentang bagaimana konsep dan skills yang jelas. 6) Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk mengajarkan materi dengan konten pengetahuan yang padat dan banyak dalam waktu yang singkat sehingga siswa memiliki banyak waktu untuk memahami. 7) Dapat menstimulus siswa agar tertarik terhadap suatu mata pelajaran atau konsep tertentu. Ini dikarenakan model pembelajaran langsung dapat menampilkan penjelasan yang menarik. 8) Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk menjelaskan suatu informasi kepada siswa yang kurang berminat dalam membaca dan siswa yang kurang mampu dalam mengartikan suatu informasi. 9) Dapat dimanfaatkan untuk membentuk metode belajar dalam suatu mata pelajaran tertentu. Ini dilakukan guru untuk mendemonstrasikan cara menganalisis data, pendekatan terhadap permasalahan data, dan cara menghasilkan suatu pengetahuan. 10) Pembelajaran ini mengharuskan peserta didik untuk mendengar dan mengamati , ini dapat menolong siswa yang pendiam. 11) Model pembelajaran langsung bisa digunakan untuk mengutarakan pengetahuan yang tidak ada di buku, terlebih guru bisa menceritakan pengalaman hidup dalam menuntut ilmu. 12) Pembelajaran ini bisa membuat siswa peka terhadap jarak antara pengetahuan teori dan praktik. 13) Pembelajaran langsung merupakan hasil refleksi olah guru, ini membuat guru bisa secara terus-menerus memperbaiki pembelajaran dari waktu ke waktu. e. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung Menurut Asri & dkk (2022: 7-8) kekurangan model pembelajaran langsung sebagai berikut. 1) Keberhasilan pembelajaran ini bersifat subjektif dan bergantung pada pandangan atau image pendidik di hadapan masing-masing peserta didik. Hal ini disebabkan oleh posisi pendidik sebagai pusat dalam model pembelajaran. 2) Model pembelajaran langsung sangat erat kaitannya dengan gaya komunikasi pendidik. 3) Model pembelajaran ini kurang cocok diterapkan pada materi yang kompleks, rinci, dan abstrak. Dikarenakan model ini tidak memberi kesempatan pada peserta didik untuk memproses dan memahami informasi yang diberikan. 4) Peserta didik dilatih kurang mandiri, dikarenakan anggapan peserta didik bahwa materi akan disampaikan oleh pendidik secara keseluruhan di depan kelas, sehingga lama-kelamaan jika model pembelajaran ini diterapkan secara terus- menerus akan membuat kepercayaan diri peserta didik berkurang. Sedangkan menurut Ishaac (2020: 18-19) kekurangan model pembelajaran langsung sebagai berikut. 1) Tidak semua siswa memiliki kemampuan mengolah informasi, memperhatikan, mencatat, dan mendengarkan yang baik. Ada beberapa siswa yang tidak memiliki kemampuan tersebut secara baik sehingga menghambat pelaksanaan pembelajaran langsung, sehingga guru harus bijak dalam mengajarkan materi. 2) Model pembelajaran langsung ini berpusat pada guru dan cenderung hanya komunikasi satu arah, ini membuat siswa kurang aktif dan guru sulit mendapatkan umpan balik. Ini bisa memungkinkan terjadinya kesalahpahaman siswa dalam memahami materi. 3) Penerapan pembelajaran ini membuat guru kewalahan dalam menentukan kapasitas, pengetahuan dasar, kekuatan siswa dalam mempelajari dan memahami suatu pelajaran. 4) Model pembelajaran langsung bersifat pasif, menyebabkan siswa kehilangan kesempatan dalam mengembangkan keterampilan sosial mereka ketika berdiskusi dan bertanya. 5) Guru dituntut untuk powerfull, seperti berwawasan luas, percaya diri, sistematis, antusias, dan tidak membosankan karena pembelajaran ini berpusat pada guru. 6) Pada penelitian terbaru, disebutkan bahwa kontrol penuh pada aktivitas pembelajaran yang menjadi ciri pembelajaran langsung ini dapat membuat siswa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan problem solving, independensi, dan keaktifan siswa. 7) Menuntut guru untuk bisa berkomunikasi secara fleksibel. Bila guru tidak pandai dalam berkomunikasi, maka pembelajaran akan tidak ada artinya karena siswa sulit memahami apa yang dikomunikasikan guru. 8) Bila pengetahuan yang diajarkan guru memiliki kompleksitas tinggi, detail, abstrak. Dapat menyebabkan kehilangan manfaat pembelajaran dikarenakan siswa mudah salah paham tentang pengetahuan yang diajarkan. 9) Bila siswa tidak diikutsertakan dalam pembelajaran, maka mereka akan kehilangan fokus dan materi yang dijelaskan akan sedikit diterima. 10) Jika model pembelajaran langsung sering digunakan, keaktifan siswa dalam pembelajaran akan berkurang karena mereka terlalu mengandalkan guru untuk menyampaikan materi. 11) Siswa dituntut harus bisa mengamati guru dengan teliti. B. Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry. Memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri, Arends (dalam Abbas, 2000: 13). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk berlatih meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah, penggunaanya di dalam tingkat berpikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Sedangkan menurut Tan (dalam Fauzi, 2021: 9) model pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. b. Ciri-Ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Arenda (dalam Fauzi, 2021: 10-13) karakteristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. 1) Pengajuan pertanyaan atau masalah Tahap model pembelajaran berbasis masalah ditandai dengan suatu kegiatan mengorientasikan siswa kepada masalah atau pertanyaan penting bagi siswa. Pertanyaan dan masalah yang diajukan harus memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat. 2) Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain Masalah yang diajukan dalam pembelajaran berbasis masalah hendaknya merupakan masalah yang memiliki keterikatan atau keterlibatan dengan bidang ilmu lainnya yang dipelajari oleh siswa. 3) Penyelidikan autentik Siswa harus melakukan penyelidikan autentik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata yang telah disajikan. Pada kegiatan ini, siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir. 4) menghasilkan dan memamerkan karya Siswa harus menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya atau laporan. Karya tersebut berupa rekaman debat, laporan praktikum, model fisik, video, program komputer, surat kepada seseorang atau instansi, poster, video, maupun program komputer. Karya-karya tersebut dipamerkan melalui presentasi di depan kelas atau penyajian secara lisan ataupun tertulis. 5) Kolaborasi Siswa harus bekerjasama dalam kelompok yang berguna untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial. Tugas berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa, kelompok, atau siswa dengan guru. Sedangkan menurut Asri & dkk (2021: 35-35) ciri-ciri model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran bersifat student center. 2) Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil. 3) Pendidik berperan menjadi moderator dan fasilitator. 4) Masalah menjadi fokus dan sebagai sarana dalam pengembangan keterampilan berbasis masalah. 5) Belajar mandiri dalam memberikan informasi-informasi baru. c. Tahap Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Lepinski (2005), tahap pembelajaran berbasis masalah meliputi. 1) Penyampaian ide, pada tahap ini dilakukan secara curah pendapat. Pelajar merekam semua daftar masalah yang akan dipecahkan. Mereka kemudian diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide-ide yang dikemukakan atau mengkaji pentingnya relevansi ide berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan, dan menentukan validitas masalah untuk melakukan proses kerja melalui masalah. 2) Penyajian teks yang diketahui, peserta didik diajak untuk mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yang telah diajukan. Tahap ini membantu mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dalam masalah. Tahap ini juga mencakup pengetahuan yang dimiliki oleh mereka berkenaan dengan isu-isu khusus, misalnya pelanggaran kode etik, etik, teknik pemecahan konflik, dan sebagainya. 3) Mempelajari masalah, peserta didik diajak menjawab pertanyaan bagaimana memecahkan suatu masalah dengan melakukan diskusi juga konsultasi. Mereka melakukan penelaahan atau penelitian dan mengumpulkan informasi. Peserta didik melihat kembali ide-ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat digunakan. 4) Menyusun rencana tindakan, peserta didik mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan pada hasil temuan. Rencana tindakan berupa suatu rencana yang akan peserta didik lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran- saran untuk memecahkan masalah. 5) Evaluasi, tahap ini terdiri dari bagaimana peserta didik menilai hasil temuan mereka, bagaimana peserta didik menerapkan tahapan pembelajaran berbasis masalah untuk bekerja melalui masalah, serta bagaimana peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan masalah sebagai bentuk pertanggungjawaban. Sedangkan menurut Ibrahim (dalam Fauzi, 2021: 13-15) sebagai berikut. 1) Menetapkan tujuan, model ini bertujuan membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan berpikir, keterampilan meneliti, berperan menjadi orang dewasa, dan membantu siswa menjadi siswa yang otonom dalam belajarnya. 2) Merancang situasi masalah yang sesuai, masalah dalam model pembelajaran berbasis masalah harus autentik, permasalahan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan siswa, masalah harus bermakna dalam artian masalah tersebut tidak asing bagi siswa, masalah sesuai dengan sarana dan prasarana serta konsisten dengan kurikulum yang berlaku, kemudian masalah harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara berkelompok. 3) Mengorganisasikan sumber daya dan logistik, guru hendaknya memberikan kemudahan kepada siswa untuk mendapatkan alat dan bahan yang diperlukan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung. Dan bisa dilaksanakan di luar kelas, oleh karena itu persiapan untuk mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah harus matang. d. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Amir (dalam Pamungkas, 2020: 15) kelebihan model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 6) Bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekadar belajar dari guru atau buku-buku saja. 7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun pendidikan formal telah berakhir. Sedangkan menurut Urdent & Beaumont (dalam Fauzi, 2021: 24), sebagai berikut: 1) Mampu mengingat informasi dan pengetahuan dengan lebih baik. 2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan keterampilan komunikasi. 3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi. 4) Meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. e. Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Amir (dalam Pamungkas, 2020: 17) kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut. 1) Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, siswa akan enggan untuk mencoba. 2) Keberhasilan pembelajaran melalui model ini memerlukan banyak waktu untuk persiapan. 3) Tanpa pemahaman mengapa siswa berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka siswa tidak akan belajar apa yang sedang mereka ingin pelajari. Sedangkan menurut Asri & dkk (2021: 36-37) kekurangan model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut: 1) Tidak semua mata pelajaran dapat difasilitasi dengan model pembelajaran berbasis masalah, maka guru harus bisa menyaring materi pelajaran apa yang cocok diaplikasikan ke model pembelajaran berbasis masalah. 2) Jika siswa memiliki tingkat kemampuan yang sama dan cukup tinggi, maka proses pembagian akan sulit. 3) Diperlukan waktu yang lama untuk setiap langkah-langkah pelaksanaannya. 4) Diperlukan guru yang mampu memotivasi siswa sehingga kemampuan bekerjasama dalam kelompok akan berlangsung secara optimal.
A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA Ishaac, Muhammad. 2020. Pengembangan Model-Model Pembelajaran Pendidikan Islam. Bogor: Guepedia Publisher.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional