Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Sistem pendidikan Nasional dan Undang-Undang 20 tahun 2003 mempunyai tuntutan yang
mendasar karena harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan peningkatan mutu
seta relevansi dan efisiensi menejemen pendidikan untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan
local, nasional maupun global. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah
dengan melaksanakan pembeharuan pendidikan secara terencana terarah dan berkesinambungan
terhadap dunia pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di masa yang akan datang
diperlukan perubahan pola pikir yang akan dijadikan sebagai landasan pelaksanaan program
pembelajaran. Pada waktu yang lalu proses pembelajaran berfokus pada guru seperti model
ceramah dan tanya jawab. Sehingga anak tidak diberikan kesempatan untuk mengembangkan
pemikirannya dan hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru.

Makna kata pembelajaran dipahami sebgai perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan
pada diri seseorang yang relative permanen sebagai akibat dari ada nya pembelajaran. Jika
kegiatan belajar hanya mampu melakukan perubahan kemampuan dan bertahan dalam sekejap,
kemudian kembali ke prilaku semula. Ini menunjukkan belum terjadinya peristiwa pembelajaran.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru harus melakukan adanya
perubahan metode pembelajaran yang digunakan atau penyajian pembelajran harus dibuat secara
menarik yaitu dengan membuat siswa menjadi aktif yaitu dengan Metode Demonstrasi
diharapkan akan menjadi solusi dan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa akan lebih
aktif dalam pembelajaran dan akan menciptakan suasana lebih segar serta mengurangi kejenuhan
dalam kelas diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

II. Rumusan masalah


1. Apa hakikat model pembelajaran demonstrasi?
2. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi?
3. Apa kelebihan dari model pembelajaran demonstrasi?

1
4. Apa kekurangan dari model pembelajaran demonstrasi?

III. Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat model pembelajaran demonstrasi.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi.
3. Untuk mengetahui kelebihan model pembelajaran demonstrasi.
4. Untuk mengetahui kekurangan model pembelajaran demonstrasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. Hakikat Model Pembelajaran Demonstrasi

Secara harfiah pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan mempelajari, perbuatan


menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pemebalajaran merupakan sauatu proses atau
upaya untuk mencipatakan kondisi belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat
siswa secara optimal, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajran dalam tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada mendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-taham dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997:7). Joyce dan Weill (1992:1) menyatakan
bahwa model mengajar merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu
siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi,ide, keteramipilan, cara berfikir,dan
mengekspresikan diri selain itu, mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,


termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur, 2008:8). Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
penegalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Untuk pemilihan model pembelajaran sangat dipengarugi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat
kemampuan peserta didik. Istilah model pembelajaran memepunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang
tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: (1) rasional teoritis
logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangannya; (2) landasan pemikiran tentang
apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajran yang akan dicapai); (3) tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4)

3
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur,
2000:9).

Menurut Horaby (1974) demonstrasi berarti menunjukkan secara jelas dengan memberikan
bukti-bukti atau contoh-contoh . menurut Rosetiyah (2008) demonstrasi/peragaan merupakan
salah satu strategi mengajar dimana guru memperlihatkan suatu benda asli, benda tiruan, atau
proses dari materi yang di ajarkan kepada seluruh siswa. Menurut Djamarah (2002:102)
demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari,
baik sebenarnya atau pun tiruan yang disertai penjelasan lisan. Model atau metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajar dengan mempertunjukkan secara
langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat memepelajarinya secara proses ( Iru
dan Arihi, 2012: 30).

Sehingga dapat disimpulakan, model pembelajran demonstrasi adalah model mengajar


dengan menyajikan bahan ajar disertakan dengan bukti, dimana guru mempergakan dan
memperlihatkan kepada peserta didik proses, situasi atau benda tertentu sehingga peserta didik
dapat mempelajarinya. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan
dengan topic dan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya. Salah satu yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat diperhatikan dalam
pelaksanaan semua siswa harus memperhatikan objek yang akn didemonstrasikan. Sebelum
dimulai guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan.

Menurut Iru dan Arihi (2012:30) seorang guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta
mapu mengorganisasikan kelas. Karena jika seorang guru tidak bisa mengorganisasikan isi kelas
maka jika guru yang aktif akan ada siswa akan menjdi pasif dan tidak focus untuk
memperhatikan objek yang di demonstrasikan. Dengan model demonstrasi diharapkan, proses
penerimahan pembelajaran oleh peserta didik lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pemahamn dengan baik. Selain itu siswa juga dapat memperhatikan apa yang
diperlihatkan oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Roestiyah (2008: 83) adapun penggunaan tektik demonstrasi memepunyai tujuan
agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu dan siswa dapat
mengamati bagian-bagian dari suatu benda atau alat . dengan demikian siswa dapat mengerti

4
juga cara penggunaan suatu alat, sehingga siswa dapat memilih dan membandingkan cara yang
terbaik, juga mereka mengetahui kebenaran dari suatu kebenaran dari sesuatu teori di dalam
praktek.

II. Langkah-langkah Model Pembelajaran Demonstrasi

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009) menyatakan langkah-langkah yang dapat dilakukan
dalam model pembelajarn demontarasi, sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan indicator pembelajaran yang diharapkan.


2. Guru menyajikan sekilas materi yang akan disampaikan.
3. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4. Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemontasikan sesuai scenario yang
telah disiapkan.
5. Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasikan dan menganalisanya.
6. Setiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil anlisanya dan juga pengalaman
peserta didik untuk mendemonstasikan.
7. Guru membuat kesimpulan.

Menurut Iru dan Aridhi (2012:31) prosedur metode demonstasi yang harus dilakukan
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran.


2. Memberikan penjelasan tentang topic yang akan didemonstrasikan .
3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian den peniruan dari siswa.
4. Penguatan (diksi, Tanya jawab, dan/atau latihan) terhadap hasil demonstasi.
5. Kesimpulan.

Menurut Huda (2014:232-233) Strategi demonstrasi bisa dilakukan dengan mengikuti


tahap-tahap berikut ini.

1. Merumuskan dengan jelas jenis kecakapan atau keterampilan yang diperolehkan setelah
demonstrasi dilakukan.

5
2. Menentukan peralatan yang digunakan, kemudian diuji coba terlebih dahulu agar pelaksanaan
demonstrasi tidak mengalami kegagalan.
3. Menentukan prosedur yang dilakukan, dan melakukan percobaan sebelum demonstrasi
dilakukan.
4. Memeberikan kesempetan kepada siswa untuk memberikan komentar pada saat maupun
sesudah demonstarsi.
5. Meminta siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap perlu.
6. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa.

Menurut Suprijono (2013) langkah-langkah demonstrasi adalah sebgai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Guru menyampaikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan.
3. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah
dipersiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.
7. Guru mempuan kesimpulan.

Jadi dapat disimpulkan, langkah-langkah dalam melakukan model demonstrasi sebagai berikut:

1. Merumuskan dengan jelas jenis kecakapan atau keterampilan yang diperolehkan setelah
demonstrasi dilakukan dan menjelaskan sekilas materi yang akan disampaikan.
2. Menentukan peralatan yang digunakan, kemudian diuji coba terlebih dahulu agar pelaksanaan
demonstrasi tidak mengalami kegagalan
3. Menentukan prosedur yang dilakukan, dan melakukan percobaan sebelum demonstrasi
dilakukan.
4. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah
dipersiapkan.
5. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya dan Memeberikan
kesempetan kepada siswa untuk memberikan komentar pada saat maupun sesudah
demonstarsi.
6. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.

6
7. Guru mempuan kesimpulan

Hal-hal yang harus diperhatikan agar teknik metode demonstrasi bisa berjalan dengan
efektif menurut Roestiyah (2008:83-84) sebagai berikut:

1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi
yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan
yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil,
bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang kan digunakan menjadi jumlah, kondisi,
tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu agar
demonstrasi berhasil.
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi ketrangan bila perlu, dan
siswa bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk
mengamati dengan baik dan bertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan berhasil, dan bila
perlu demonstrasi bisa diulang.

III. Kelebihan Model Pembelajaran Demonstrasi

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:29) Metode demonstrasi memiliki kebaikan-


kebaikan sebgai berikut:

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dan dapat
diamati.
b. Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi proses pemahaman
siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian siswa kepada masalah lain.
c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar.

7
d. Dapat menambah pengalaman siswa
e. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan.
f. Dapata mengurangi kesalapahaman karena penjelasan lebih jelas dan kongrit.
g. Dapat menjwab seluruh masalah yang timbul dalam pemikiran setiap siswa karena ikut serta
berperan secara langsung.

Menurut Purwanto (2014:154) kelebihan demonstrasi adalah:

a. Apabila dikelola dengan tepat dan digunakan untuk memusatkan perhatian siswa.
b. Dapat digunakan untuk menghubungkan prinsio-prinsip yang dapat diperoleh di dalam kelas
dengan situasi di dunia nyata.
c. Dapat digunkan sebagi tantangan dalam usaha membangkitkan penalaran siswa.
d. Sangat fleksibel, sehingga dapat diubah dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Apabila diperlukan kegiatan demonstrasi dapat diulang sesuai kebutuhan.

Kelebihan model demonstrasi menurut Iru dan Arihi (2012:31) sebagai berikut:

a. Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya.


b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses sistemati.
d. Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek.
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

Adapun kelebihan model pembelajaran demonstrasi menurut Huda ( 2014:233) antara lain:

a. Membuat pengajaran kebih jelas dan kongkrit.


b. Memusatkan perhatian siswa.
c. Lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang dipelajari.
d. Lebih melekatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa.
e. Membuat siswa lebih muda memahami apa yang dipelajari.
f. Membuat proses pengajaran kebih menarik.
g. Merangsang siswa untuk aktif mengamati dan menyesuaikan antara teori dengan kenyataan.
h. Membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda.
i. Memudahkan berbagi jenis penjelasan.

8
j. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan
contoh kongkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Menutur Roestiyah (2008:84) penggunaan tektik demonstrasi sangat menunjang interaksi


mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah: dengan demonstrasi perhatian siswa
lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila
pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalaui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga
kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat
selanjutnya memberi motivasi yang kuat uttuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan
mendemonstrasikan itu siswa dapat aktif, dan memperoleh pengalaman langsung dan dapat
mengembangkan kecakapan.

Keunggulan implementasi dari model pembelajaran demonstrasi dapat dicaoai apabila


pelaksanaan demontrasi berlangsung secara efektif, sehingga kita dapat simpulkan kelebihan dari
model pembelajaran demonstrasi sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran lebih menarik sehingga perhatian siswa terpusat pada objek yang
didemonstrasikan, karena diiringi dengan bukti dan penjelasan yang kongkrit, memudahkan
siswa untuk memahami pelajaran yang didemonstrasikan.
2. Dapat mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi apabila pelajaran diceramahkan melalui
bukti dan contoh yang kongkrit.
3. Siswa dapat mengamati jalannya suatu proses dan kerjanya benda sehingga memudahkan
siswa menambah pengalaman dan melakukan perbandiingan objek yang digunakan.

Dengan demonstrasi siswa dapat mengamati dengan secara seksama apa yang
terjadi,bagaimana prosesnya serta alata dan bahan apa saja yang diperlukan lalu bagaimana
hasilnya.

IV. Kekurangan Model Pembelajaran Demonstrasi

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:29) kelemahah-kelemahan dalat metode


demonstrasi adalah sebagai berikut:

9
1. Siswa tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda yang didemonstrasikan.
2. Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat khusus, kadang-kadang alat khusus
tersebut susah untuk didapatkan
3. Memerlukan waktu yang cukup banyak.
4. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien.
5. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya.
6. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.
7. Apabilas siswa tidak aktif, maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif.

Sedangkan keterbatasan metode demonstrasi menurut Purwanto (2014:154) antara lain:

1. Memrlukan persiapan dan organisasi sangant hati-hati. Jika demonstrasi berjalan salah, maka
tidak akan membentu siswa untuk mencapai tujuan.
2. Jika tidak diperhatikan secara seksama, beberapa siswa tidak mengikuti kegiatan yang
didemonstrasikan.
3. Agar demonstrasinya efektif perlu dipertimbangan persiapan waktu dan biaya.
4. Apabila jumlah siswa terlalu banyak, maka perlu dipertimbangkan kegunaan media
pembelajaran, misalnya televisi.

Kelemahan dari model pembelajaran demonstrasi menurut Iru dan Arihi (2012:31)
sebagai berikt:

1. Hanya dapat menimbulakan cara berpikir yang kongkret aja.


2. Jika jumlah siswa banya dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi tidak efektif.
3. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.
4. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.

Kekurangan model demonstrasi menurut Huda (2014:233) adalah:

1. Ia mengharuskan keterampilan guru secara khusus.


2. Tidak tersedianya fasilita-fasilitas pendukung, seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai setiap kelas.
3. Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping waktu yang cukup panjang.
4. Kesulitan siswa terkadang untuk melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.

10
5. Tidak semua benda dapat didemostrasikan.
6. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan pleh guru yang kurang menguasai materi atau barang
yang didemonstrasikan.

Kekurangan dari model pembelajaran demontrasi menurut Roestiyah (2008:85) ialah: Bila
alatnya terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat, menyebabkan demonstrasi itu tidak
dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu
menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi; dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap
oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan
tergesa-gesa; sehingga hasilnya memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa didak diikutsertakan,
maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang berhasil adanya
demonstrasi itu.

Dapat disimpulkan kekurangan dari model pembelajran demonstrasi ialah:

1. Jika seorang guru tidak dapat mengorganisasikan kelas maka siswa akan mejadi pasif
sehingga siswa tidak akan mengerti dengan objek yang didemonstrasikan.
2. Keterbatasan fasilitas seperti tempat, alat-lata dan bahan-bahan pendukung di setiap kelasnya.
3. Keterbatsan biaya karena alat dan bahan yang mahal dan susah untuk didapatakan.
4. Memerlukan kesiapan waktu yang matang, karena demontrsi memerlukan waktu yang cukup
banyak, sehingga apabila demonstrasi terputus-putus dan tergesa-gesa maka siswa tidak dapat
mengerti pelajaran dengan baik.
5. Siswa kesulitan untuk melihat objek yang didemonstrasikan.

Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:30) kelemahan dari model pembelajran


demonstrasi dapat ditasi dengan cara sebagai berikut:

a. Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan tersebut .
b. Guru mengarahkan demonstrasi sehingga siswa memperoleh pengertian dan gambaran yang
benar, pembentukan sikap, dan kecakapan praktis.
c. Pilih dan kumpulkan lat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan.
d. Usahakan agar seluruh siswa dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu sehingga
memperoleh pengertian dan pemahamn yang sama.
e. Berikan pengertian yang jelas tentang landasan teori yang didemonstrasikan.

11
f. Bahan pelajaran yang didemonstrasikan diusahakan adalah hal-hal yang bersifat praktis dan
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
g. Menetapkan langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

Jika model demonstrasi tidak dilaksanakan secara efektif, maka metode ini menjadi kurang
bermakna. Ditambahlagi apabila sesuatu yang demonstrasikan terlalu kecil bentuknya sebab ia
akan susah untuk diamati, terlebih jika penjelasan yang diberikan kurang lengkap dan tidak jelas.
Dalam menggunakan metode ini sebagiknya guru mendesain tempat dan situasi yang
sesungguhnyamendorong siswa untuk berani melakukan hal yang sama.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

model pembelajran demonstrasi adalah model mengajar dengan menyajikan bahan ajar
disertakan dengan bukti, dimana guru mempergakan dan memperlihatkan kepada peserta didik
proses, situasi atau benda tertentu sehingga peserta didik dapat mempelajarinya. Langkah-
langkah model pembelajran demonstasi ialah: Merumuskan dengan jelas jenis kecakapan atau
keterampilan yang diperolehkan setelah demonstrasi dilakukan dan menjelaskan sekilas materi
yang akan disampaikan, menentukan peralatan yang digunakan, Menentukan prosedur yang
dilakukan, menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario yang telah
dipersiapkan, seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya dan memeberikan
kesempetan kepada siswa untuk memberikan komentar pada saat maupun sesudah demonstarsi,
tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan,
terakhir guru membuat kesimpulan. Jika model demonstrasi tidak dilaksanakan secara efektif,
maka metode ini menjadi kurang bermakna.

B. Saran

Diharapakan dengan adanya model pembelajran demontsrsi dapat memotivasi minat siswa
untuk belajar, dan meningkatkan keinginan tahu siswa serta mempertajam analisis siswa karena
siswa mengamati contoh dan bukti yang kongkrit. Guru harus menguasai materi dan
mempertimbangkan waktu serta alan yang digunakan dengan matang agar demonstrasi dapat
berjalan secara efisien sehingga siswa dapat memahami dan pengerti proses demonstrasi dengan
baik.

Sekolah diharapak untuk lebih meningkatkan fasilita-fasilitas pendukung berjalannya


metode demonstasi seperti tempat, biaya,alat-alat, dan bahan yang akan digunakan sehingga
pembelajran denganmetode demonstrasi menjadi lebih efisien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama.

Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu.Yogyakarta: Familia
(Group Relasi Inti Media).

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012. Pendekatan Metode Strategi dan Model-Model
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Persindo.

Purwando, Edi. 2014. Strategi pembelajran Bidang Studi Geografi. Yogyakarta: Ombak.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprijo, Agus. 2009. Cooperatif Lerning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Trianto. 2012. Model Pembelajran Terpadu. Jakarta: Bumi Askara.

14

Anda mungkin juga menyukai