Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

NAMA: IWANA PUTRI RINJANI

NIM: 18045072

MITIGASI BENCANA

Perbedaan Mitigasi Bencana Aktif Dan Pasif Serta Mitigasi Structural Dan Non
Structural.

1. Mitigasi bencana aktif

Mitigasi bencana aktif adalah segala tindakan yang dilakukan untuk mengurangi bahaya
dan resiko bencana yang dilakukan secara yang dilakukan secara aktif baik oleh pemerintah,
pemanggu kegiatan lainnya maupun oleh maysrakat. Adapun contoh mitigasi bencana alam aktif
ialah ketika prabencana dapat dibuat suatu peraturan-peraturan mitigasi bencana oleh pihak
pemerintah, mayarakat mengenali bahaya-bahaya bencana seperti mitigasi pra gempa mayarakat
membuat bangunan yang kuat dengan struktur bangunan untuk gemapa.

2. Mitigasi bencana pasif

Mitigasi bencana pasif adalah upaya-upaya mengurangi bahaya dan resiko bencana
yang dilakukan melalui hasil-hasil penelitian tentang kerawanan, kerenatanan dan resiko suatu
bencana atau hal-hal yang berkaitan dengan bencan. Dapat kita liat hasil-hasil riset atau
penelitian yang diublish di buku teks atau jurnal merupakan contoh mitigasi bencana pasif.

Mitigasi bencan aktif dibedakan atas dua, yaitu:

a. Mitigasi struktural

Mitigasi struktural adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi bahaya dan
resiko dari suatu bencana melaui aksi-aksi rekayasa baik itu rekaya bangunan, rekayasa lahan,
aturan-atruan atau kebijakan pemerintah kepada masyarakat dalam melakukan mitigasi bencana
struktural.

b. Mitigasi non truktural


Mitigasi non struktural adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi bahaya
dan resiko melalui kegiatan-kegiatan kelembagaan. Contohnya memperdaayaan masyarakat
respon bencaba, kelompok-kelompok dalam memperdayaan masyrakat dalam mitigasi bencanan.

Perbedana sturktural dan non strutural

Mitgasi bencana struktural berorientasi pada rekaya fisik lahan, karakteritik wilaya dan
tempat manusia bermukim. Contoh tindakan dalam Mitigasi struktural

1. Membangun bangunan anti panasa dan anti gempa atau anti terhadap suatu bencan
atertentu
2. Membangun atap runcing pad adearah yang rawan erupsi gunung api
3. Mebangun jalur evakuasi
4. Mellakukan papan-papan evakuasi
5. Membangun tempat penampungan bencana

Sedangkan Mitigasi non struktural ialah mitigasi berupa aturan-aturan atau kebiajakan-
kebijan yang dijalankan secara bersama oleh pemerintah, swasta dan masyarakat dengan tujuan
untuk menghindari bahaya bencana , meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko bencana,
mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan dan rawan bencana. Dalam mitigasi bencana non
struktural perlu dilakukan mitigasisuatu sosialisasi, penyuluhan atau bimbingan kepada
masyarakat untuk mengurangi resiko bencana. Jadi dapat dikatakan bahw amitigasi non
struktural ialah mitigasi sosial yaitu mitigasi yang berbasis masyarakat agar masyarakat respon
dan tanggap dari bahaya dan resiko bencana.

Jadi mitigasi struktural lebih berakaitan dengan mitigasi fisik sedangkan mitigasi non
struktural lebih berkaitan erat dengan sosial atau masyarakat. Sehinga sangat penting adanya
kolaborasi antara ilmu-ilmu yang berperan dalam mitigasi struktural dengan ilmu-ilmu yang
berperan dalam mitigasi non struktural karena pelaksanaan mitigasi bencana untuk
menyelamatakan masyarakat dapat dilakukan lebih maksimal. Serta kerja sama anatra
pemerintah, swasta dan masyarakat.

Prinsip utama dalam mitigasi ialah membantu dan memastikan proses ekoveri dari suatu
bencana dan melakukan pengukuran dari bahaya suatu bencana serta dilakukannya evaluasi dari
tindakan-tindakan yang dilakukan. Yang paling penting dari mitigasi bencana dalah melindungi
sumber daya alam dan keberlanjutan kehidupan manusia.

Mitigasi bencana dilakukan agar masyarakat dapat beradapatasi agar masyarakat


terbiasa dan tenang hidup pada daerah rawan bencana dengan waspada bahay bencana. Adaptasi
bencana adalah penyesuaian sistem alam dari manusia terhadap bencana alam dengan tujuan
mengurangi damapak bencana tersebut. Mitigasi harus didahului oleh riset-riset atau
penelitiankarena dari hasil riset tersebut dapat dirumuskan pola-pola dan model mitigasi bencana
sehingga dapat dibangun model adaptasi dalam masyarakat.

Peran kita sebagai mahasiswa harus cerdas dalal memahami sebuah fenomena bencana
alam yang berpotensi menjadi bencana alam sehingga mitigasi bencana yang dilakukan dapat
mengurangi resiko dan dampak dari terjadinya suatu bencana.

Anda mungkin juga menyukai