Anda di halaman 1dari 14

Sejarah

kebudayaan
Islam
Oleh kelompok 2:

1. Teguh Mulia (18045126)


2. Azriandi (18045090)
3. Rilla Suci Dafitri (18052020)
4. Iwana Putri Rinjani (18045072)
5. Sherlya Vanessa (19046122

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pengertian Hijrah bermakna pindah atau berubah. Secara historis,
hijrah merupakan perpindahan Nabi SAW dan para
Hijrah sahabatnya dari Makkah ke Madinah. Hal ini
digambarkan oleh Alquran, ''Dan (ingatlah), ketika
hijrah adalah perjalanan yang dilakukan oleh orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya
seorang mukmin karena kebenciannya terhadap terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu
penjajahan, belenggu yang menghalangi kebebasan atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
untuk mengekspresikan keimanan, serta untuk memikirkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
kemaslahatan. Ia adalah perjalanan pengorbanan Pembalas tipu daya.'' (QS Al-Anfal [8]: 30).
harta dan kesuksesan pribadi

Terkadang hijrah dilakukan dengan mengasingkan


diri dari hiruk-pikuk kehidupan masyarakat umum, tidak
bergaul dengan para pelaku maksiat dan kemungkaran,
menjauhi orang-orang yang berakhlak buruk, dan
meninggalkan para pembuat onar dan permusuhan.
Hijrah nabi ke Madinah
Hijrah Nabi Muhammad ke Madina membutuhkan Hijrah bukanlah sebuah tempat yang dapat
persiapan dan rencana, sebab hal ini merupakan menyenangkan hati manusia. Akan tetapi
ketentuan dan peraturan dari Allah SWT. Dengan hijrah adalah tempat dimana meninggalkan
demikian persiapan ini dilakukan dalam 2 arah kelahiran, keluarga, hubungan kerabat,
yaitu, Mempersiapkan kepribadian kaum al- hubungan sahabat dan orang-orang yang
muhajirin dan mempersiapan tempat untuk dicintai serta tempat usaha.
berhijrah

Karena hijrah akan mendapatkan keyakinan secara


penuh yang mana sarana dan prasarananya yaitu :

Memupuk pendidikan iman yang Mendiskusikan ayat Al-Qur‟an yang Dilanjutkan dengan membacakan
mendalam yang telah dibicarakan diturunkan di Makkah, yaitu ayat yang beberapa ayat yang jelas-jelas
dalam pembahasan yang lalu menyebutkan tentang hijrah dan membahas tentang hijrah yang mana
menoleh ke bumi Allah yang luas hal ini disebutkan dalam surat An-
Nahl
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas, “
Sesungguhnya kaum musyrikin mengejar
rasulullah dengan mengikuti jejak beliah sehingga
akhirnya mereka tiba dibukit Tsur, di sana mereka
menjadi bingung lalu mereka menaiki bukit
tersebut dan berjalan melintasi gua namun di Perasaan Nabi
depan pintu gua mereka hanya melihat bnyaknya
jarring laba-laba, lalu mereka berkata “ Kalau
Muhammad ketika
ada orang yang masuk ke dalam gua ini pasti meninggalkan Makkah
jarring laba-laba ini tidak akan bergelayutan di
dapan mulut gua”. Ketika nabi henda meninggalkan Makkah, beliau berhenti sejenak di
pasar Makkah, lalu beliau bersabda “ Demi Allah, engkau adalah
Laba-laba ini merupakan salah satu bentuk dari sebaik-baik negeri Allah dan negeri yang paling Allah cintai, kalaulah
tentara Allah yang siap mengalahkan kebatilan bukan karena aku dikeluarkan dari negeri ini, tidak akan aku
dan menolong kebenaran. Karna sesungguhnya meninggalkanmu”.
tentara Allah tidak dapat diukur besar atau
kecilnya. Bisa jadi saja tentara yang besar akan
dikalahkan oleh kuman-kuman kecil jika Allah
mengkehendakinya
Singgah di kemah Ummu Ma’bad dalam perjalanan Hijrah
Dalam perjalanan ke Madina, Nabi Muhammad melintasi Ummu
Ma‟bad di lembah Qudaid perkampungan kaum Khuza‟ah. Dia
adalah saudari Khunais bin Khalid Al- Khuza‟I. diriwayatkan dari
Khalid bin Khunais Al-Khuza‟I sahabat Rasulullah “ Sesungguhnya,
Rasulullah tatkala keluar dari Makkak untuk berhijrah ke Madinah
yaitu beliau, Abu Bakar dan Amir bin Fahirah budak Abu Bakar dan
penunjuk jalan bagi mereka berdua yaitu Abdullah bin Uraiqith.

Mereka melintasi kemah Ummu Ma‟bad Al Khuza‟iyah yang mana ia


seorang wanita tua, namun masih Nampak kuat yang mana pada saat itu
ia duduk dengan posisi sambil memeluk lutut, sambil makan dan minum
Pada persinggahan Nabi di kemah Ummu Ma‟bad ialah untuk mengisi
persediaan makanan dan istirahat makan sebentar untuk mengembalikan
stamina mereka, jika sudah melakukan istirahat para rasul dan nabi
melanjutkan perjalanan hijrah mereka.
Para pemimpin kaum Quraisy tidak puas untuk menghalangi
kaum muslimin yang masih berada di dalam kota Makkah
yang hendak keluar berhijrah dan bahkan mereka juga
menyiapkan usaha dan cara untuk mengembalikan orang-
orang yang berhijrah yang sudah berada di Madinah. Maka
dilaksanakan proses penangkapan kepada salah seorang
Muhajjirin dan usaha ini berhasil, maka selesailah
Upaya penahanan penangkapan tersebut dengan cara
dipulangkan ke Kota Makkah
dipisahkan lalu

olah kaum quraisy Dalam melakukan hal ini, para pemuka kaum quraisy
ingin mewujudkan 2 tujuan yaitu : Melarang para
tahanan agar tidak melakukan hijrah dan Para
tahanan itu akan diberi pelajaran dan peringatan bagi
para hijrah dengan cara seperti yang diatas. Tetapi
hal seperti itu tidak menghalangi kaum muslim untuk
tetap pergi hijrah ke Madinan Al-Munawwarah
Kedatangan Nabi dan para sahabat di Madinah

Tatkala beliau tiba di Madinah, para penduduk Madina berkata “ Telah datang Nabi Allah, telah
datang Nabi Allah”. Maka mereka segara mengerumuni dan memandang kea rah beliau. Itulah hari
yang sangat membahagiakan yang belum pernah disaksikan terjadi di Madinah sebelumnya. Semua
orang mengenakan pakaian terbaik mereka, seolah mereka sedang merayakan hari raya

Ketika Rasulullah memasuki Madinah, kaum wanita dan pria menaiki atap rumah mereka, sementara kaum
pekerja dan kaum pelayan berhamburan di tengah jalan seraya menyerukan “ Wahai Muhammad, wahai
Rasulullah, Wahai Muhamad, wahai Rasulullah”. Setelah sabmbutan hangat yang tumpah ruang, Rasulullah
terus berjalan hingga turun di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Diriwayatkan dari Anas dalam hadist hijrah yang
panjang: “ Beliau tiba hingga berhenti di sebelah rumah Abu Ayyub. Lalu beliau menanyakan penghuninya dan
yang mendengarnya adalah Abdullah bin Salam, sedangkan Abu Ayyub berada di kebun korma keluarganya
sedang memetik. Lalu Nabi bertanya “Manakah rumah keluarga kita yang terdekat?” Abu Ayyub berkata “ Aku,
wahai Nabi. Inilah rumahku dan ini pintu rumahku”. Beliau bersabda “ Maka siapkanlah untuk kami tempat
untuk beristirahat siang”. Lalu Nabi dan Rasulullah tinggal di sana sampai beliau membangun masjid dan
tempat tinggalnya sendiri
Membangun Islam dari
Hal yang pertama dilakukan Rasulullah ketika di
Madinah Madina adalah membangun masjid. Dengan tujuan
untuk menampilkan syiar-syiar islam yang selama ini
selalu mendapat pertentangan serta sebagai tempat
didirikannya shalat yang merupakan media kedekatan
antara seorang hamba dengan Tuhannya serta sebagai
tempat membersihkan hati dari noda kehidupan dunia.

Hingga para penghuni madinah dan shuffah selalu ber‟itikaf di masjid


untuk melakukan ibadah dan mereka menjadikan fakir sebagai zuhud.
Maka mereka melakukan khalwat dengan sholat, membaca Al-Qur‟an,
mendalami ayat-ayat dan senantiasa mengingat Allah. Dan sebagian lagi
ada yang belajar menulis kepada Ubadah bin Shamit. Karena dialah
yang mengajarkan Al- Qur‟an disertai tulisan. Diantara mereka ada
yang terkenal dengan ilmu dan hafal hadist dari Nabi seperti Abu
Huarirah yang hafal banyak hadist dan Hudzaifah bin Yaman yang
menguasai hadist-hadist yang berkenaan dengan fitnah.
Masjid sebagai symbol Universalitas Islam

1 2 3 4 5

Masjid dibangun untuk tempat


beribadah yaitu shalat bagi Masjid juga menjadi Masjid juga berfungsi Masjid juga sebagai
Masjid merupakan tempat untuk menimba
orang mukmin dan tempat sebagai tempat tinggal benteng untuk
tempat bertemunya ilmu pengetahuan, mengumpulkan para
mengingat Allah, bagi orang asing dan
rasulullah dengan para sebagaimana yang mujahid ketika mereka
mentasbihkan-Nya, orang yang dalam
sahabatnya dan oarng dianjurkan dalam Al- berlarian
mensucikan-Nya, memuji-Nya perjalanan tanpa perlu
luar yang ingin Qur‟an, masjid adalah
dan menyatakan syukur atas membayar sedikit pun
menyatakan keimanan. tempat para kaum
nikmat yang diberikan kepada
mereka mukmin untuk
mengasah pikiran dan
akal mereka
Piagam madinah (Shahifatul Madinah) juga
dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah ialah
sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad
SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara
dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum
penting di Yatsrib (kemudian bernama madinah) pada
tahum 622 M.
Piagam Madinah Dokumen teersebut disusun sejelas-jelasnya
dengan tujuan utama untuk menghentikan
pertentangan sengit antara Bani A’us dan Bani
Khazraj di Madinah. Untuk itu dokumen tersebut
menetapkan sejumlah hak-hak dan kewajiban-
kewajiban bagi kaum Muslim, Yahudi dan komunitas-
komunitas Madinah, sehingga membuat mereka
menjadi suatu kesatuan komunitas, yang dalam bahasa
Arab disebut Ummah
Isi dari Piagam Madinah
Kaum mukminin, baik yang berasal dari Quraisy maupun Yatsrib,
dan orang - orang yang mengikuti mereka, bergabung dengan
mereka, dan berjihad bersama mereka, adalah satu umat, yang
berbeda dari umat manusia lainnya

Setiap kelompok dari kaum Mukminin (Muhajirin, Bani


Sa'idah, dari Aus) boleh tetap berada dalam kebiasaan mereka
yaitu tolong menolong dalam membayar diat diantara mereka
dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara baik dan
adil diantara Mukminin.

Orang - orang mukmin yang bertakwa harus menentang orang


yang dzalim diantara mereka. Kekuatan mereka bersatu dalam
menentang yang dzalim, meskipun yang dzalim adalah anak dari
salah satu seorang diantara mereka

Jaminan Allah itu satu. Allah memberikan jaminan sampai


kepada kaum muslimin yang paling rendah sekalipun

Sesungguhnya kaum Yahudi yang mengikuti kaum mukminin


berhak mendapatkan pertolongan dan santunan, selama kaum
Yahudi ini tidak mendzalimi kaum muslimin dan tidak bergabung
dengan musuh dalam memerangi kaum muslimin
• Kaum Musyrik Madinah tidak boleh melindungi harta atau jiwa kaum Kafir Quraisy (Makkah) dan
Butir - butir piagam juga tidak boleh menghalangi kaum Muslimin darinya
yang berhubungan • Orang - orang Quraisy dan para sekutunya memiliki hak untuk berdamai jika mereka
dengan kaum memintanya, Kecuali orang yang memerangi Islam dari mereka.
• Orang - orang kafir Quraisy tidak diberi jaminan keamanan, dan begitu pula yang membantu
Musyrikin. mereka.

• Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan


Butir - butir piagam • Kaum Yahudi dari Bani 'Auf adalah satu umat dengan mukminin. Kaum Yahudi berhak atas
yang berhubungan agama, budak - budak dan jiwa - jiwa mereka
dengan kaum Yahudi. • Tidak ada seorang Yahudi pun yang dibenarkan ikut berperang, kecuali dengan ijin Nabi
Muhammad SAW
• Kaum Yahudi berkewajiban menanggung biaya perang mereka dan kaum Muslimin juga
berkewajiban menanggung biaya perang mereka sendiri

• Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya haram (suci) bagi warga pendukung piagam ini
• Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan diantara pendukung piagam ini, yang
Butir - butir piagam dikhawatirkan menimbulkan bahaya, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada Allah SWT,
yang berhubungan dan Muhammad SAW.\
dengan kepentingan • Para pendukung piagam harus saling membantu dalam menghadapi musuh yang menyerang
kota Yatsrib
umum • Orang yang keluar (berpergian) aman, dan orang berada di Madinah juga aman, kecuali
orang yang dzalim dan khianat
Pelajaran dari Piagam Madinah :

Piagam ini dianggap sebagai peraturan tertulis pertama


01 di dunia.
Para ulama tidak mengatakan bahwa diantara hukum-hukum yang
tercantum dalam piagam ini ada yang di nasakh kecuali perjanjian
dengan Yahudi atau non muslim dengan tanpa kewajiban membayar
jizyah (pajak). Hukum ini terhapus dengan firman Allah Azza wa 02
Jalla dalam Surat at Taubah/9 : 29 Sebagian para ulama mengatakan bahwa hubungan kaum
muslimin dengan Yahudi yang terdapat dalam piagam tersebut
03 sejalan dengan firman Allah dalam al Qur’an Surat al
Mumtahanah/60 : 8.
Piagam ini telah mengatur berbagai sisi
kehidupan umat. 04
Dalam piagam ini terdapat landasan perundang-
05 undangan

06
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai