Anda di halaman 1dari 4

RESUME I

OLEH: IWANA PUTRI RINJANI

NIM: 18045072

Kelahiran Islam dan perjuangan Nabi di Makkah

A. Kondisi Masyarakat Arab Menjelang Kelahiran Nabi

Bangsa Arab termasuk bangsa yang banyak memeluk agama. Mayoritas penduduknya
memeluk agama Paganisme yaitu penyembahan terhadap berhala, setiap kabilah mempunyai
berhala sendiri. Berhala-berhala tersebut dipusatkan di Ka’bah, meskipun di tempat lain juga
ada. Agama lain yang dianut oleh kaum minoritas adalah agama Monothisme. Agama tersebut
merupakan agama Hanif yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As, kemudian diteruskan dakwahnya
oleh Nabi Ismail.

Selain kepercayaan 7 paganisme seperti di atas, keyakinan terhadap tahayul dan


khurafat juga menjadi perilaku beragama mayoritas masyarakat Jazirah Arab sebelum datangnya
Islam. Mereka sangat mempercayai perkataan peramal, orang pintar (arraf), dan ahli nujum, di
samping mereka juga melakukan sendiri thiyarah atau meramal nasib dengan sesuatu.
Adakalanya juga mereka mengundi nasib dengan azlam (anak panah tanpa bulu). Sementara itu,
sebelumnya sudah ada beberapa agama dan keyakinan yang dianut oleh sebagian kecil saja
masyarakat Jazirah Arab, di antaranya yaitu Yahudi, Nasrani, Majusi, dan Shabi’ah.19 Agama
Shabi’ah adalah agama yang menyembah binatang yang menurut mereka mempunyai kekuatan

Menjelang kelahiran Nabi Muhammad situasi mekah dan sekitarnya saat itu sedang
mengalami zaman kegelapan. Masyarakat mekah kehilangan kendali, tidak ada panutan yang
menuntun ke arahkebaikan,adanyahanyalahkehidupanjahiliah.

Perilaku masyarakat senantiasa bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan. Tidak ada yang
meyembah Allah. Masa itu lebih dikenal dengan zaman jahiliah, yakni zaman kebodohan atau
kegelapan terhadap kebenaran. Tatanan sosial dan akhlak tidak berjalan semestinya, yang ada
hanyalah kehidupan rimba, yang kuat senantiasa menindas yang lemah, kaum wanita menjadi
sasaran tindak kejahatan, dan masih banyak lagi pelanggaran2 yang terjadi pada msa itu.
Islam secara bertahap menghapus tradisi jahiliyah yang telah berurat berakar dalam
pada khusus suku Quraisy dan Jazirah Arab pada umumnya, yang dimotori oleh nabi
Muhammad saw dan dilanjutkan oleh keluarga dan sahabatnya. Sebagaimana yang diketahui,
umur Rasulullah saw terlalu dini meninggalkan Islam, yaitu hanya dua puluh tiga tahun
mendakwakan ajaran Islam, di Mekkah sepuluh tahun dan tiga belas tahun di Madinah. Sehingga
pasca meninggal beliau tradisi jahiliyah masih belum hilang sepenuhnya dalam diri umat. Maka
dari itu, sahabat dan keluarganya mengambil alih dalam artian melanjutkan dan
mengembangkannya.

B. Perjuangan Nabi di Mekkah

Berdasarkan catatan sejarah (Maliki, 1977: l0; Hamka, 1975: 7143), Nabi Muhammad
(lahir 570 M) dibesarkan sebagai yatim piatu. Pada saat ia masih dikandung ibunya, ayahnya
yang bernama Abdullah meninggal dunia. Ketika ia berusia enam tahun, ibunya yang bernama
Aminah juga meninggal, sehingga ia dipelihara oleh kakeknya yang sudah tua yaitu Abdul
Muthalib. Sesudah kakeknya meninggal, Nabi diasuh oleh Abu Thalib, salah seorang pamannya
yang tergolong miskin. Waktu itu, Nabi Muhammad baru berumur delapan tahun.

kehidupan keagamaan Nabi terdiri dari kegiatan mengasingkan diri ('uzlah) di salah
satu gua yang bernama Hira dengan tujuan beribadah dan menjauhi dosa (tahannufl dan
mendekatkan diri kepada Tuhan (tahnnuts). Di gua inilah Nabi diangkat menjadi Rasul (utusan)
Allah pada umur 40 tahun. Ia pun memulai misi kerasulannya atau, dalam konteks tulisan ini,
gerakan reformasinya. Secara psikologis, umur 40 tahun mungkin merupakan usia yang relatif
matang dalam menapaki kehidupan lebih lanjut. Namun secara metodologis, Nabi Muhammad
belum pernah diserahi tugas dan tanggung jawab seberat tugas barunya sebagai Rasul di mana ia
harus menyebarluaskan wahyu yang diterimanya dari Allah

a. Sejarah Islam di Mekkah

Nabi saw. mulai mengajak manusia untuk menyembah Allah semata dan menyuruh
meninggalkan berhala. Akan tetapi dakwah tersebut dilakukan secara rahasia guna menghindari
tindakan buruk orang-orang Quraisy yang fanatik dengan keyakinannya. Nabi saw belum
melakukan dakwah di majelis-majelis umum orang Quraisy, dan tidak melakukan dakwah
kecuali kepada orang terdekatnya. Orang-orang pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti
Khuwailid dan Ali bin Abi Thalib, Zaib bin Haritza mantan budak Rasulullah saw dan Abu
Bakar bin Abi Qufahah, Ustman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan
Sa’ad bin Abi Waqqash.

1. Dakwah secara terang-terangan

Dakwah Nabi saw, secara terang-terangan ini mendapat tantangan dan ditolak oleh
bangsa Quraisy, dengan alasan bahwa mereka tidak dapat meninggalkan agama yang telah
diwariskan oleh nenek moyangnya dan tradisi tersebut sudah berakar dalam diri mereka.
Rasulullah pun sedikit memberi reaksi untuk mengingatkan mereka akan perlunya membebaskan
pikiran dari belenggu taklik. Selanjutnya Nabi saw menjelaskan bahwa Tuhan-Tuhan yang
mereka sembah itu tidak dapat memberikan faidah atau bahaya sama sekali.

2. Hijrah pertama dalam Islam

Ketika Nabi saw melihat keganasan kaum musyrik kian hari kian bertambah keras,
sedang beliau tidak dapat memberikan perlindungan kepada kaum muslimin. Maka berangkatlah
kaum muslimin ke negeri Habasiyah demi menghindari fitnah dan lari menuju Allah dengan
membawa agama mereka. Hijrah ini merupakan hijrah pertama dalam Islam.

3. Hijrah Rasulullah saw ke Thaif

Setelah merasakan berbagai siksaan dan penderitaan yang dilancarkan oleh kaum
Quraisy, Rasulullah saw berangkat ke Thaif mencari perlindungan dan dukungan dari bani
Tsaqif dan berharap agar mereka dapat menerima ajaran yang dibawankannya. Setibahnya di
Thaif, beliau menuju tempat para pemuka bani Tsaqif, sebagai orang-orang yang berkuasa
didaerah tersebut. Beliau berbicara tentang Islam dan mengajak mereka untuk beriman

4. Permulaan kaum Anshar menganut Islam

Setiap musim haji tiba Rasulullah saw selalu menemui kabilah-kabilah yang datang ke
Baitul-Haram, membacakan kitab Allah kepada mereka dan mengajak untuk mentauhidkan
Allah. Tetapi tidak seorangpun yang menyambut ajakannya. Pada tahun kesebelas kenabian,
Rasulullah saw mendatangi kabilahkabilah sebagaimana yang sering dilakukannya setiap tahun.
Ketika berada di Aqabah (suatu tempat antara Mina dan Mekkah, tempat melempar Jumrah) nabi
saw bertemu dengan sekelompok orang dari kabilah Khazraj yang sudah dibukakan hatinya oleh
Allah untuk menerima kebaikan. Lalu mereka duduk bersama nabi saw. Rasulullah saw
mengajak mereka beriman kepada Allah, menawarkan Islam kepada mereka dan akhirnya
mereka menerima Islam sebagai ajarannya.

Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk membimbing
kembali umat manusia yang telah menyenceng dari fitrahnya. Sejarah Islam awal yang dilalui
Rasulullah saw sungguh berat lantaran harus berhadapan oleh suku Quraisy yang menguasai kota
Mekkah., masyarakatnya cenderung menerima ajaran Rasulullah saw sehingga dalam waktu 10
tahun.

Anda mungkin juga menyukai