Abstrak:
Dalam proses belajar mengajar, guru berperan penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Untuk
menghasilkan pendidikan yang efektif dan efisien, diperlukan metode mengajar yang sesuai.
Penerapan suatu metode dalam pengajaran harus ditinjau dari segi keefektifan, keefesienan dan
kecocokannya dengan karakteristik materi pelajaran serta keadaan peserta didik yang meliputi
kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial ekonomi peserta didik.
Selain itu, pembelajaran dengan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan
dipercaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pada kesempatan kali ini,kami akan
membahas tentang metode demontrasi dan metode resitasi karyawisata yang mana berpengaruh dalam
proses pembelajaran peserta didik..
Keywords: demontrasi,resitasi,karyawisata.
Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas. Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia serta mewujudkan manusia yang terampil, potensial
dan berkualitas dalam melaksanakan pembangunan demi terwujudnya tujuan pembangunan
nasional . Untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu dilakukan
peningkatan mutu pendidikan melalui berbagai aspek seperti kurikulum, sarana dan
prasarana, guru, siswa, dan metode belajar mengajar. Proses belajar - mengajar adalah suatu
peristiwa yang melibatkan dua pihak, guru dan siswa, dengan tujuan yang sama, yaitu
meningkatkan prestasi belajar, tetapi dengan pemikiran yang berbeda. Dari pihak siswa
pemikiran terutama tertuju kepada bagaimana mempelajari materi pelajaran supaya prestasi
belajar siswa dapat meningkat. Di sisi lain, guru memikirkan pula bagaimana meningkatkan
minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran agar timbul motivasi belajarnya sehingga
mereka dapat mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik. Ini tidak berarti bahwa
guru lebih aktif daripada siswa, tetapi karena tanggung jawab profesionalnya mengharuskan
guru berupaya merangsang motivasi belajar siswa dan berupaya pula menguasai materi
pelajaran beserta strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada tiga
aspek yang dinilai dalam hasil belajar, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar pada aspek kognitif. Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup segala proses belajar yang berkaitan dengan kegiatan
mental (otak). Ranah kognitif ini memiliki enam jenjang atau aspek yang telah
dikelompokkan oleh Bloom yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana
sampai pada kemampuan yang lebih kompleks. Keenam jenjang atau aspek tersebut adalah
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru dalam melakukan
tugasnya sebagai pengajar seringkali mengalami kesulitan untuk menyampaikan materi dan
menyelesaikan target dalam waktu satu semester. Hal ini dikarenakan materi yang tidak
sedikit dan waktu yang diberikan sedikit. Untuk itu guru hendaknya berupaya memilih
metode dan pendekatan yang tepat, sesuai dengan konsep yang akan dibahas agar
mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Waktu yang singkat dan penggunaan metode
1
yang tidak tepat pada suatu mata pelajaran dapat menjadi salah satu sebab rendahnya hasil
belajar kognitif siswa. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan
penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran
berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
Pembahasan
1. Model Pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu
yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan.1
Menurut Muhibin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar juga
menjelaskan bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan dalam melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang dikerjakan.2
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode demonstrasi adalah
cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.3
Metode Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instrumen atau
guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses, sehingga seluruh siswa dalam
kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba dan merasakan proses
yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.4
1
Helmiati (2012) Model Pembelajaran, Pekan baru
2
Syah (2000), Menyuluh dengan Metode Demonstrasi, jakarta, hal 208
3
Bahri Syaiful (2021), Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan berbagai Bentuk Keberagaman di Indonesia
Melalui Mteode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV, Rembang, hal 1559
4
https://aclc.kpk.go.id/materi-pembelajaran/pendidikan/infografis/menyuluh-dengan-metode-demonstrasi
2
Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan :
Aturlah tempat duduk sehingga memungkinkan semua siswa untuk melihat
dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
Kemukakan tujuan yang ingin dicapai peserta didik.
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta didik.
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi :
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik perhatian
siswa dan dapat mengajak mereka untuk berfikir.
Ciptakan suasana yang menye-jukkan dan dapat menghindari suasana yang
menegangkan.
Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya demons-trasi.
Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses pembelajaran5.
5
Trianto(2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka.
3
a) Anak usia sekolah belajar dari apa yang mereka lihat dalam pendidikan agama
Islam.
b) Tujuan pembelajaran optimal dicapai dengan memperagakan pembelajaran.
c) Penggunaan metode demonstrasi disesuaikan dengan kemampuan daya tangkap
siswa.
d) Pelajaran menjadi hidup, jelas, fungsional, dan tidak mudah dilupakan.
Metode pembelajaran resitasi adalah salah satu metode yang dapat diterapkan oleh
Guru Pintar di sekolah.Menurut Syah,metode resitasi adalah penyajian bahan pelajaran
dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa atau peserta didik yang dapat dilakukan di
dalam dan di luar kelas, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel atau di rumah. 6Dengan
kata lain, metode resitasi dalam pembelajaran adalah metode penyajian bahan atau materi
pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa dapat melakukan kegiatan
belajar. Sedangkan menurut Majid, pengertian metode resitasi adalah metode belajar yang
mengkombinasikan antara menghafal, pembacaan, pengulangan, pengujian, serta
pemeriksaan atas diri sendiri7
Defenisi metode resitasi yang dikemukakan di atas, dapat di deskripsikan bahwa metode
resitasi atau pemberian tugas merupakan salah satu cara atau metode mengajar yang
6
Muhibbin Syah.2006.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:Remaja Rosdakarya.
7
Abdul Majid. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
8
A.M. Sardiman. 1987. Motivasi dan Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
9
Soekartiwi(1995), Meningkatkan Efektivitas Mengajar. (Cet. I) Jakarta: Dunia Pustaka Raya.
4
menuntut agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga ia
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di luar jam
pelajaran.
B.Langkah-langkahMetodeResitasi
Menurut Nasution dikatakan bahwa pekerjaan rumah dapat berupa:
1. Pekerjaan rumah sebagai belajar sendiri, misalnya mempelajari satu bab dari buku
pelajaran, menterjemahkan bahasa asing, membaca, menghafal, dan sebagainya.
2. Pekerjaan rumah sebagai sarana latihan, misalnya menyelesaikan soal-soal dari materi
yang sudah diajarkan mengenai aturan dan prinsip-prinsip cara menyelesaikannya.
3. Pekerjaan rumah berupa penyimpulan sejumlah bahan yang berhubungan dengan materi
yang akan atau yang telah dipelajari.
Sejalan dengan batasan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi sasaran tugas
adalah pekerjaan rumah sebagai sarana latihan dimana siswa dituntut mengerjakan soal-soal
dari materi yang diajarkan.Pemberian tugas merupakan seperangkat soal-soal yang diberikan
kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian
rupa dengan mengacu pada tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa bahwa agar
metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:10
1. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan
cara pengerjaannya.
2. Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya,
bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara
individu atau kelompok, dan lain-lain.
3. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota
kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama
kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
4. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses
penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam
penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk
memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5. Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta
didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk
(ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas
tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal
ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga
menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
10
Mulyasa( 2007) Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
5
Demikian pentingnya pemberian tugas itu sehingga siswa dapat lebih mendalami dan
menghayati bahan yang telah diberikan. Metode pemberian tugas dapat diartikan sebagai
suatu format interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya satu atau lebih tugas
yang diberikan oleh guru, dimana penyelesaian tugas tersebut dapat dilakukan secara
perorangan atau kelompok sesuai dengan petunjuk pemberian tugas tersebut.
1. Tugas ditujukan kepada para siswa secara perorangan, kelompok atau kelas.
2. Tugas dapat diselesaikan dan dilaksanakan di lingkungan sekolah (dalam kelas atau luar
kelas) dan di luar sekolah (rumah).
3. Tugas dapat berorientasi pada satu pokok bahasan ataupun integrasi beberapa pokok
bahasan.
4. Tugas dapat ditujukan untuk meninjau kembali pelajaran yang baru, mengingat
pelajaran yang telah diberikan, menyelesaikan latihan-latihan pelajaran, mengumpulkan
informasi atau data yang diperlukan untuk memecahkan masalah, serta tujuan-tujuan
yang lain.
Pemberian tugas secara terstruktur setiap selesai proses belajar mengajar juga akan
memberikan rangsangan yang berarti bagi obyek didik di dalam usaha lebih mendalami dan
menekuni suatu topik/materi pelajaran. Dengan adanya tugas terstruktur obyek didik
dirangsang untuk selalu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga mengurangi kegiatan di
luar kelas (sekolah) yang tidak bermanfaat, yang akhirnya akan menambah pengetahuan bagi
obyek didik tersebut. Dengan demikian pemberian tugas secara terstruktur sangat positif
dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga memberikan penekanan tentang
posisi esensial dari pelaksanaan tugas secara terstruktur, sebagai salah satu komponen yang
terkait dalam proses belajar mengajar yang perlu mendapat perhatian secara wajar.
11
N.K, Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.
6
Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
12
Harmawati. (1993). Pengaruh Pemberian Tugas Secara Terstruktur Terhadap Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No.
1, April 2016 ISSN 1412-5382 51 Kemampuan Menyelesaikan SoalSoal. Jakarta: Bumi Aksara. cet. 1
7
d. Sering memberikan tugas yang monoton (itu-itu saja/tidak bervariasi) dapat
menimbulkan kebosanan siswa.13
A. METODE KARYAWISATA
Karyawisata adalah kegiatan belajar mengajar dengan mengunjungi objek sebenarnya yang
ada hubungannya dengan pelajaran tertentu. Karyawisata memiliki arti kunjungan ke luar
kelas dalam rangka belajar. Sebagai contoh, mengajak siswa ke Balai Desa untuk mengetahui
jumlah penduduk dan mengetahui susunan kepegawaian pada desa tersebut.Sugihartono, dkk.
menyatakan bahwa metode karyawisata merupakan metode penyampaian materi dengan cara
membawa anak didik langsung ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata
agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung 14.Karya wisata juga bisa
diartikan membawa peserta didik ke objek-objek tertentu sebagai pengayaan pengajaran,
pemberian pengalaman belajar yang tidak mungkin diperoleh anak didik di dalam kelas, dan
juga memberi kesempatan untuk anak didik mengobservasi dan mengalami sendiri dari
dekat15.
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa
murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Dalam hubungannya dengan
kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu
obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu
singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. Contoh: Mengajak
siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan,
selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan
tempat yang jauh disebut study tour.
14
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hal. 82.
15
Moeslichatoen, Metode Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2004), Hal.25
16
Syah, Darwyan(2006), et. al., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza
Media, cet. 1
8
Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan di masyarakat.
Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih merangsang kreatifitas
siswa.
Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam dan actual manfaat
Penggunaan
Siswa memperoleh pengalaman yang nyata mengenai obyek studi dalam
kegiatan karyawisata
Dapat memberikan motivasi untuk mendalami materi pelajaran
Kesimpulan
17
Rostiyah, N.K.(1989). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara.
9
Daftar Pustaka
A.M. Sardiman. 1987. Motivasi dan Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Djamarah, Syaiful Bahri.,dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka
Harmawati. 1993. Pengaruh Pemberian Tugas Secara Terstruktur Terhadap Jurnal Al-hikmah Vol. 13, No. 1,
April 2016 ISSN 1412-5382 51 Kemampuan Menyelesaikan SoalSoal. Jakarta: Bumi Aksara. cet. 1
Soekartiwi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. (Cet. I) Jakarta: Dunia Pustaka Raya.
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), hal. 82.
Syah, Darwyan, et. al., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza Media, 2006,
cet. 1
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka, 2007.
10