Anda di halaman 1dari 31

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Demonstrasi" menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah

peragaan atau pertunjukan atau cara melakukan atau mengerjakan sesuatu ,1

secara bahasa demonstrasi berasal dari bahasa Inggris yaitu demonstrasion

yang berarti peragaan atau pertunjukan. Metode demonstrasi secara istilah

adalah cara yang dilakukan guru dalam penyampaian materi pelajaran dengan

memperagakan atau mempertunjukkan.

Menurut Syaiful seperti yang dikutip oleh Alamsyah Said dan Andi

Budimanjaya demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

perisiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan

agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya. 2

Pendapat ini menyatakan bahwa guru bisa mendemonstrasikan proses suatu

peristiwa atau benda.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah yang juga dikutip oleh Syahraini

Tambak metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 310
2
Alamsyah Said, Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences Mengajar
Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa, ( Jakarta: Kencana, Prenamedia Group, 2015), hlm.245
10
11

kegiatan, baik secara langsung maupun menggunakan media pembelajaran

yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Pandangan ini menggambarkan bahwa metode demonstrasi menitik beratkan

kepada peragaan barang yang dilakukan secara langsung.3

Sementara menurut Wina Sanjaya dikutip oleh Syahraini Tambak

metode demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya tiruan.4

Dari beberapa pendapat para tokoh di atas, bahwa dalam pelaksanaan

metode demonstrasi dalam Pendidikan agama Islam penulis sependapat

dengan Wina Sanjaya bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian

materi pembelajaran dengan memperagakan kepada siswa tentang suatu

proses, situasi, atau benda tertentu sehingga siswa tidak hanya memiliki

pengetahuan akan tetapi juga memiliki pengalaman langsung dari pelaksanaan

metode demonstrasi tersebut.

2. Prinsip Pelaksanaan Metode Demonstrasi

a. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan

kerja.

3
Syahriani Tambak, 6 Metode Ilmiah Dan Inovatif Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2014), hlm. 196
4
Syahriani Tambak, 6 Metode Ilmiah Dan Inovatif ..., hlm 198
12

b. Bila materi pembelajaran berbentuk materi gerak, petunjuk sederhana

untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan-

prosedur melaksanakan suatu gerakan.

c. Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud melaksanakan penyelesaian

kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur

maupun dasar suatu materinya.

d. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

e. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktik yang ingin

dilaksanakan.

f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan

kegiatan yang hanya mendengar ceramah atau membaca buku, karena

siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

g. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi.5

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat penting untuk

dikembangkan oleh guru Pendidikan agama Islam dalam pembelajaran.

Penggunaan metode ini tidak terlepas dari kemampuan guru Pendidikan

agama Islam dalam mengimplementasikan langkah demi langkah yang

tersusun dalam desain metode demonstrasi berikut:

5
Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press Jakarta, 2008), hlm. 155
13

a. Merumuskan Tujuan

Tidak semua materi PAI yang diajarkan dapat menggunakan metode

demonstrasi, karena materi tersebut berbeda titik penguasaan yang

diinginkan. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis rumusan tujuan

pembelajaran PAI untuk metode demonstrasi tersebut.

Pada tahapan ini, yang harus dipersiapkan oleh guru PAI untuk

menjalankan metode demonstrasi ini adalah:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan

metode demonstrasi

2) Merumuskan kecakapan kognitif, afektif dan psikomotorik yang akan

dicapai melalui metode demonstrasi

3) Merumuskan indikator pembelajaran yang akan dilakukan melaui

metode demonstrasi.

b. Mempersiapkan garis besar langkah-langkah

Dalam mempersiapkan garis besar langkah-langkah metode

demonstrasi, maka yang harus diperhatiakan oleh guru PAI dalam tahap

ini adalah:

1) Mempersiapkan tahapan yang harus dilakukan dalam menggunakan

metode demonstrasi tersebut.


14

2) Mempersiapkan alat peraga yang memungkinkan untuk

dipergunakan dalam mencapai keberhasilan metode demonstrasi

tersebut.

3) Mempersiapkan alokasi waktu yang dibutuhkan dalam

menggunakan metode demonstrasi.

4) Menyiapkan tempat yang dibutuhkan dalam proses menjalankan

metode demonstrasi tersebut.

c. Melakukan uji coba

Pada tahap ini, seorang guru PAI harus memperhatikan hal hal

penting untuk dijadikan rujukan, yaitu:

1) Mencobakan materi yang harus didemonstrasikan dihadapan siswa.

2) Meminta satu atau dua orang siswa untuk melakukan uji coba

tersebut.

3) Guru PAI mengamati bagaimana proses percobaan yang dilakukan

siswa secara seksama.

4) Guru PAI mencoba semua hal yang telah dipersiapkan hingga dapat
berjalan sesuai dengan harapan saat pelaksanaan.
d. Pembukaan

Tahapan memulai metode demonstrasi yang sesungguhnya. Seorang

guru PAI memulai kegiatan inti dari metode demonstrasi dalam

pembelajaran.
15

Pada tahapan pembuka ini, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan guru PAI, yaitu:

1) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

2) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

3) Kemukakan tugas tugas yang harus dilakukan siswa.

e. Pelaksanaan demonstrasi

Langkah pelaksanaan metode demonstrasi terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan:

1) Memulai kegiatan demonstrasi dengan kegiatan yang meransang

siswa untuk berpikir.

2) Ciptakan suasana menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

3) Guru meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya

demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi

tersebut.

5) Guru PAI melakukan demonstrasi yang dituntut oleh materi

pembelajaran dengan baik dan benar dan siswa memperhatikan

bagaimana gerakan tersebut.


16

6) Guru PAI meminta kepada seluruh siswa untuk mengikuti

demonstrasi yang dilakukan oleh guru hingga mereka bisa melakukan

dengan baik dan benar.

Melaksanakan metode demonstrasi menuntut berbagai keterampilan

dari seorang guru PAI karena mengajarkan materi yang berkarakter

keterampilan.

f. Mengakhiri

Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran

perlu diakhiri dengan memberikan tugas tertentu yang berkaitan dengan

pelaksanaan metode demonstrasi. Hal-hal yang harus dilakukan guru PAI

dalam tahapan ini, yaitu:

1) Memberikan tugas kepada siswa terkait pelaksanaan demonstrasi

tersebut baik secara lisan, tulisan, maupun tindakan.

2) Guru PAI melakukan Tanya jawab pada siswa tentang pengetahuan

mereka berkaitan dengan materi yang diajarkan melalui metode

demonstrasi.

3) Guru PAI dan siswa membuat kesimpulan bersama tentang materi

yang diajarkan melalui metode demonstrasi.6

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Dalam setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan

kekurangan karena tidak ada metode pembelajaran yang memiliki banyak


6
Syahriani Tambak, 6 Metode Ilmiah Dan Inovatif ..., hlm. 212-218
17

kelebihan namun sedikit kekurangan, Oleh karena itu penulis akan

menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode demonstrasi

sebagai berikut.

a. Kelebihan

1) Perhatian anak didik dapat dipusatkan.

2) Mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain.

3) Akan memperoleh pengalaman yang melekat pada jiwanya dan ini

berguna dalam mengembangkan kecakapan.7

4) Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara

teori dan praktik.

5) Dapat memperbaiki kesalahan pemahaman melalui pengamatan dan

contoh konkret.

6) Kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.8

b. Kekurangan

1) Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan

yang memadai demonstrasi bisa gagal.

2) Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai.

3) Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus.

4) Memerlukan waktu dan persiapan yang matang dan banyak.9

7
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama islam,( Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
hlm. 297
8
Syahriani Tambak, 6 Metode Ilmiah Dan Inovatif ..., hlm. 207-209
9
Syahriani Tambak, 6 Metode Ilmiah Dan Inovatif ..., hlm. 210-212
18

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian PAI

Pengertian Pendidikan Agama Islam menurut M. Arifin adalah proses

yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan

mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah)

dan kemampuan ajaran luarnya ( pengaruh dari luar). 10

Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran wajib yang diberikan

oleh guru SMK kepada siswanya. Pendidikan agama Islam di SMK

diharapkan akan menyiapkan siswanya untuk meyakini, memahami,

pengajaran, dan latihan dari guru untuk mewujudkan tujuan Pendidikan yang

telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMK

Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah melayani pertumbuhan siswa

dalam aspek spritual, intelektual, imanjinasi ilmiah maupun bahasa sehingga

menumbuhkan pola kepribadian yang baik. 11 Selain itu Pendidikan Agama

Islam juga mengupayakan merealisasikan keseimbangan antara kepentingan

duniawi dan ukhrawi, Firman Allah yang berbunyi:

10
H. TB.Aat Syafaat, Sohari Sahrani, dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam
Mencegah Kenakalan Remaja ( Jakarta: Rajawali Pers, 2008) , hlm. 15-16
11
H. TB.Aat Syafaat, Sohari Sahrani, dan Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam ...,
hlm. 34
19

         


  
Artinya :”dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi ...”( QS Al-Qashash : 28 :
77 )
Dalam Permendikbud, No. 21 Tahun 2016, terdapat standar isi yang

memuat kompetensi dan merupakan patokan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang akan dicapai setelah siswa melaksanakan proses

pembelajaran, salah satunya pembelajaran PAI. Kompetensi yang akan

dicapai itu dibentuk dalam kompetensi inti. Adapun kompetensi inti yang

akan dicapai di tingkat SMK/MAK ialah:

a. Sikap Spritual yaitu Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya.

b. Sikap Sosial yaitu Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung

jawab, responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,

penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan

serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

c. Pengetahuan yaitu Memahami, menerapkan, menganalisis, dan

mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


20

metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian pada bidang kerja yang spesifik untuk

memecahkan masalah.

d. Keterampilan yaitu Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan

menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,

komunikatif, dan solutif. Dalam ranah konkret dan abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.12

Kompetensi inti tersebut akan dijabarkan menjadi kompetensi dasar di

setiap bab materi pembelajaran PAI yang akan di capai oleh siswa setelah

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran PAI merupakan mata pelajaran yang di dalamnya memiliki

4 bidang studi yang menjadi satu kesatuan dan menjadi satu mata pelajaran

wajib yang diajarkan di sekolah umum. Maka pembelajaran PAI memiliki

fungsi yaitu:

a. Fungsi bidang studi aqidah akhlak yaitu membantu siswa untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dan memiliki

sifat kepribadian muslim yaitu mempunyai akhlak mulia.

12
http://bsnpindonesia.org/wpcontent/uploads/2009/06/
Permendikbud_Tahun2016_Nomor021_Lampiran.pdf, di Ambil pada Hari Rabu, Tanggal 01 Mei
2019, Pukul 13:35
21

b. Fungsi bidang studi al-qur’an hadits yaitu membimbing siswa agar

mampu membaca, menulis dan memahami kandungan dari ayat-ayat

Al-Qur’an yang berkaitan dengan keimanan, ibadah, akhlak , hukum,

dan kemasyarakatan.

c. Fungsi bidang studi fiqih yaitu menumbuhkan pemahaman dan

pembiasaan yang lebih luas dan mendalam terhadap fikih Islam kepada

siswa seperti taat beribadah kepada Allah swt, mampu melakukan dzikir

dan berdoa, mampu menyampaikan khutbah/ceramah agama Islam , dan

mampu menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syari’ah Islam

dengan baik dalam kehidupan masyarakat.

d. Fungsi bidang studi sejarah Islam yaitu membantu siswa untuk

memahami, menghayati, dan mengambil manfaat sejarah dan

perkembangan agama Islam.13

3. Materi Mata Pelajaran PAI di SMK Kelas XI

Dalam struktur program sekolah, pengajaran agama Islam merupakan

suatu kesatuan dan dipandang sebagai satu bidang studi yaitu: bidang studi

agama Islam. Pengajaran Agama Islam di SMK telah di bagi menjadi empat

bidang studi, yaitu:

13
Muhaimin, Suti’ah, dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 81-82
22

a. Bidang Studi Aqidah Akhlak

Suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat

mengetahui, memahami dan meyakini akidah Islam, serta membentuk

dan mengamalkan tingkah laku yang baik sesuai dengan ajaran Islam.14

Materi pembelajaran PAI yang di ajarkan di SMK kelas XI dilihat

dari bidang akidah akhlak yaitu : memahami hidup nyaman dengan

prilaku jujur, memahami cara membangun bangsa melalui perilaku taat,

kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja, memahami makna bahwa

rasul-rasul itu kekasih allah,memahami cara hormati dan sayangi orang

tua dan gurumu, memahami makna toleransi sebagai alat pemersatu

bangsa.15

b. Bidang Studi Al-Qur’an Hadits

Perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan

mengartikan tau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis

tertentu, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari,

meresapi, dan menghayati pokok-pokok Al-Qur’an dan Hadits serta

menarik hikmah yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan hadits secara

keseluruhan.16

14
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ..., hlm. 172-173
15
Buku GuruPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, 2014
16
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ..., hlm. 173
23

Materi pembelajaran PAI yang di ajarkan di SMK kelas XI dilihat

dari bidang Al-Qur’an danHadits yaitu: Memahami Al-Quran Sebagai

Pedoman Hidup.17

c. Bidang Studi fiqih

Pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui syari’at Islam, yang di

dalamnya mengandung perintah-perintah agama yang harus diamalkan

dan larangan atau perintah untuk melakukan sesuatu perbuatan. Hal ini

berisikan norma-norma hukum, nilai-nilai dan sikap-sikap yang menjadi

dasar dan pandangan hidup sorang muslim yang harus dipatuhi dan

dilaksanakan olehdirinya, keluarganya, dan masyarakat lingkungannya.18

Materi pembelajaran PAI yang di ajarkan di SMK kelas XI dilihat

dari bidang fiqih yaitu: memahami tata cara mengurus jenazah,

memahami tata khutbah, tabligh, dan dakwah, serta memahami tata cara

praktik ekonomi dalam Islam.19

d. Bidang Studi Sejarah Islam

Studi sejarah Islam merupakan pengetahuan tentang sejarah dan

kebudayaan Islam yang meliputi masa sebelum kelahiran Islam, masa

Nabi dan Sesudahnya, baik pada daulah Islamiah maupun negara-negara

lainnya di dunia, khususnyla perkembangan agama Islam di tanah air.20

17
Buku GuruPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, 2014
18
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ..., hlm. 173
19
Buku GuruPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, 2014
20
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam ..., hlm. 173
24

Materi pembelajaran PAI yang di ajarkan di SMK kelas XI dilihat

dari bidang sejarah Islam yaitu: memahami masa kejayaan Islam yang

dinantikan kembali, dan memahami sejarah bangun dan bangkitlah wahai

pejuang Islam.21

Dari beberapa materi di atas materi yang sesuai dalam pelaksanaan

metode demonstrasi yaitu kepedulian umat Islam terhadap jenazah,

karena materi ini sesuai dengan prinsip metode demonstrasi yaitu materi

pembelajaran tidak hanya membahas teori akan tetapi dapat

didemonstrasikan dengan gerak atau petunjuk sederhana dalam

melakukan keterampilan.

Tujuan dari materi ini adalah siswa mengetahui bahwa

penyelenggaraan jenazah harus segera dilaksanakan ketika ada orang

yang meninggal dunia dan siswa bisa memahami dan mengaplikasikan

dengan baik. Adapun sub materi yang dibahas pada bab kepedulian umat

Islam terhadap jenazah di kelas XI yaitu sebagai berikut:

1) Kewajiban Umat Islam Terhadap Jenazah

Kewajiban orang yang masih hidup terhadap yang telah meninggal

dunia ada empat, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan

menguburkannya. Namun sebelum jenazah dimandikan, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan, yaitu:

21
Buku GuruPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI, 2014
25

a) Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt

atas segala dosanya.

b) Tutuplah seluruh badanya dengan kain sebagai penghormatan dan

tidak kelihatan auratnya.

c) Ditempatkan diteman yang aman dari jangkauan binatang.

d) Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak melarang

mencium jenazah.

e) Siapkan peralatan yang diperlukan untuk memandikan, kain kafan,

dan liang kuburnya.22

2) Perawatan Jenazah

a) Memandikan Jenazah

Memandikan jenazah ialah membasahi air keseluruh tubuh

jenazah dan membersihkan dari najis yang ada pada tubuhnya.

Orang yang berhak memandikan jenazah adalah ahli warisnya dan

orang yang tahu tata cara dalam mengurus jenazah. Adapun orang

yang berhak memandikan jenazah ialah:

(1) Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya

hendaklah laki-laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan

laki-laki, kceuali istri dan mahram-nya.

22
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
26

(2) Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah yang dimandikan

oleh perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan

perempuan, kecuali suami dan mahram-nya.

(3) Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan

Imahram-nya ada semua, suami lebih berhak untuk

memandikan istrinya.

(4) Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan

Imahram-nya ada semua, istri lebih berhak untuk

memandikan istrinya.

(5) Jika jenazah anak laki-laki atau anak perempuan yang masih

kecil, perempuan atau laki-laki dewasa boleh

memandikannya.

Sebelum memandikan jenazah, adapun alat-alat yang

diperlukan untuk memandikan jenazah yaitu: air mutlak ( air

yang suci menyucikan), sabun, kapur barus, sarung tangan,

kain basahan, dipan (tempat memandikan), handuk bersih,

gayung, dan ember.23

Setelah semua dipersiapkan, jenazah langsung dimandikan.

Adapun tata cara memandikan jenazah sebagai berikut:

(1) Angkat jenazah ke dipan (tempat memandikan jenazah).

bersihkan seluruh tubuh jenazah dengan air yang tidak


23
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
27

bercampur dengan sesuatu apapun, sabuni dengan sabun mandi

dan gosok-gosok dengan tangan yang pakai sarung tangan

sambil mengurut-urut perutnya dengan perlahan-lahan agar

kotorannya keluar, kecuali wanita yang sedang hamil tidak

diurut-urut perutnya mengingat bayi dalam kandungannya.

(2) Bersihkan semua kotoran yang ada dimulut, telingan dan

hidungnya sampai bersih.24 Pada waktu membersihkan

qubulnya hendaknya pakai niat sebagai berikut:

‫َنَو ْيُت ِالْس ِتْنَج اَء ِم َن اَملْي ِت َفْر ًض اَعَّيَل ِهللا َتَع ٰالى‬
Artinya : sengaja aku mengistinjakkan mayit ini fardhu atasku
karena Allah Ta’ala.

(3) Setelah di istinjakan barulah memasang niat dalam hati

memandikan jenazah dengan lafaz berikut:

(a) Lafaz niat untuk memandikan mayit laki-laki dewasa:

‫َنَو ْيُت اْلُغْس َل ِل ٰهَذ ااْلَم ِّي ِت َفْر َض ْا لِكَفاَيِة ِهللا َتَع ٰالى‬
(b) Lafaz niat untuk memandikan mayit perempuan dewasa:

‫َنَو ْيُت اْلُغْس َل ِل ٰهِذِه اْلَم ِّي َتِة َفْر َض ْا لِكَفاَيِة ِهللا َتَع ٰالى‬
(c) Lafaz niat untuk memandikan anak laki-laki (belum

dewasa):

24
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
28

‫َنَو ْيُت اْلُغْس َل ِل ٰهَذ ااْلَم ِّي ِت ْا لِط ْفِل َفْر َض ْا لِكَفاَيِة ِهللا‬
‫َتَع ٰالى‬
(d) Lafaz niat untuk memandikan anak perempuan (belum

dewasa):

‫َنَو ْيُت اْلُغْس َل ِل ٰهِذِه اْلَم ِّي َتِة ْا لِط ْفِل َفْر َض ْا لِكَفاَيِة‬
‫ِهللا َتَع ٰالى‬
(4) Setelah memasang niat maka miringkan mayit kekiri siram

dengan air mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil

membaca do’a:

X 3 ‫ُغْفرَاَنَك اَي ُهللا َرُّبَناَو ِا َلْي َك ْاَملِص ُرْي‬


(5) Setelah memasang niat maka miringkan mayit kekanan siram
dengan air mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki sambil
membaca do’a:

X 3 ‫ُغْفرَاَنَك اَي َر مْح ُٰن رُّبَناَو ِا َلْي َك ْاَملِص ُرْي‬


(6) Terakhir terleentangkan, siram dengan air mulai dari ujung
kepala sampai ujung kaki tiga kali dan membaca do’a :

X 3 ‫ُغْفرَاَنَك اَي ُهللا اَي َر ِح ُمْي رَُّبَناَو ِا َلْي َك ْاَملِص ُرْي‬


(7) Setelah dimandikan, mayit diwudhukan sebagaimana wudhu

yang dilakukan sebelum shalat. Lafaz niatnya sebagai berikut:


29

(a) Lafaz niat untuk mewudhu’kan mayit laki-laki:

‫َنَو ْيُت الُو ُض ْو َء ِلهَٰذ ااْلَم ِّي ِت ِهللا َتَع الٰى‬


(b) Lafaz niat untuk mewudhu’kan mayit perempuan:

‫َنَو ْيُت الُو ُض ْو َء ِلٰهِذِه ْا َملِّي َتِة ِهللا َتَع الٰى‬


Air untuk memandikan mayat sebaiknya dingin. Kecuali udara

sangat dingin atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh

menggunakan air hangat.25

b) Mengkafani Jenazah

Setelah selesai dimandikan, jenazah selanjutnya dikafani.

Pembelian kain kafan diambilkan dari uang si mayat sendiri.

Apabila tidak ada, orang yang menhidupinya yang membelikan

kain kafan. Jika tidak mampu, boleh diambilkan dari uang kas

masjid atau kas RT/RW, atau yang lainnya secara sah.

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengafani jenazah yaitu:

(1) Siapkan kain kafan, sekurang-kurangnya yang dapat

menutupi seluruh tubuh si mayat.

(2) Kayu cendana yang dihaluskan seperti bubuk kopi.

(3) Minyak wangi.

25
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
30

(4) Kapas.26

Sekurang-kurangnya kain kafan itu satu lapis yang dpat

menutup seluruh tubuh baik laki-laki maupun perempuan.

Langkah pertama hendaklah anda ukur panjang badan si

mayat, kemidian tambah sepanjang dua hasta dari ukuran

panjang mayit.27

Mayit laki-laki dikafani sebanyak tiga lapis, sebaiknya

ketiga lapisnya dapat menutup seluruh tubuh mayit (sama

panjang), jika hendak dikafani tiga lapis ditambah dengan

baju kurung dan surban. Mayat perempuan disunatkan lima

lapis yang terdiri dari satu helai sarung, satu helai baju, satu

helai kerudung, dua lapis yang dapat menutupi seluruh

tubuhnya. Cara mengafani jenazah yaitu:

(1) Ambillah kain untuk sarung (basahan), kemudian untuk

baju, bagi wanita ditambah tutup kepala/kerudung,

sedangkan sisanya untuk membungkus seluruh badannya.

(2) Sebelung dibungkus, lubang-lubang yang mungkin masih

mengeluarkan kotoran supaya ditutup dengan kapas,

seperti mulut, hidung, telinga, dubur dan lain sebagainya,

26
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
27
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
31

bhakan dianjurkan sela-sela jari tangan dan jari kaki

supaya diberi kapas.

(3) Setelah sempurna semuanya yangsekiranya tidak ada lagi

yang tertinggal, kemudian bungkuslah dengan baik dan

rapi, ingat tiap lembar/lapis kain kafan itu diberi harum-

haruman seperti minyak wangi.

(4) Adapun cara mengikatnya yaitu: posisi kedua tangannya

sudah dalam keadaan bersedekap (tangan kanan di atas

tangan kiri). Dalam mengikat kain kafan ialah mulai dari

ujung kakinya, kaki, perut, dada, leher dan ujung kepala.

(5) Setelah selesai dikafani dengan sempurna, kemudian

angkatlah ketempat yang baik dan layak seperti, balai

atau keranda atau yang lainnya.

(6) Setelah jenazah terletak di balai atau keranda, kemudian

tutuplah dengan kain yang rapi untuk dishalatkan.28

c) Menshalatkan Jenazah

Orang yang meninggal dunia dalam keadaan Islam berhak

untuk di shalatkan adapun orang yang telah murtad dilarang untuk

di shalatkan. Adapun syarat-syarat shalat jenazah yaitu:

(1) Mayit harus muslim

28
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
32

(2) Orang yang akan mensholatkannya menutup aurat, suci dari

hadats besar dan kecil. Bersih badan, pakaian dan tempatnya

serta menghadap kiblat

(3) Mayit sudah dimandikan dan dikafani

(4) Jenazah sudah di depan orang yang menshalatkan atau

sebelah kiblat.

Tata cara pelaksanaan shalat jenazah adalah sebagai berikut:

(1) Jenazah diletakkan di depan jamaah. Apabila mayat laki-laki,

imam berdiri di dekat kepala jenazah. Apabila mayat

perempuan imam berdiri di dekat perut jenazah.

(2) Imam berdiri paling depan diikuti oleh makmum, jika yang

menshalatkan sedikit, usahakan dibuat 3 baris/shaf.

(3) Mula-mula semua jamaah berdiri dengan berniat melakukan

shalat jenazah dengan empat takbir. Apabila dilafalkan, maka

bacaan niat shalat jenazah sebagai berikut:

(a) Niat Shalat jenazah laki-laki

‫ُاَص ِّل َعٰلى ه@@@َٰذ اْا َملِّي ِت َاْر َب َع َتْكَرِب اٍت َف ْر َض‬
‫ْا لِكَفاَيِة ِٰلّلِه َتَع ٰالى‬
(b) Niat shalat jenazah perempuan
33

‫ُاَص ِّل َعٰلىَ ِلٰه ِذِه ْاَملِّي َت ِة َاْر َب َع َتْكَرِب اٍت َف ْر َض‬
‫ْا لِكَفاَيِة ِٰلّلِه َتَع ٰالى‬
(4) Kemudian takbiratul ihram yang pertama, setelah takbir

pertama membaca surah al-Fatihah.

(5) Takbir yang kedua, membaca shalawat atas Nabi Muhammad

saw.

‫َال ّٰلُهَّم َص ِّل َع ٰلى َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى آِل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد‬
‫اَمَك َص َلْي َت َعلٰى َس ِّي ِد اَن ِإ ْبَر اِه مْي َو َعلٰى آِل َس ِّي ِد اَن ِإ ْبَر اِه مْي‬
‫َو اَب ِر ْك َع ٰلى َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد َو َعلٰى آِل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد‬
‫اَمَك اَب َر ْك َت َعلٰى َس ِّي ِد اَن ِإ ْبَر اِه مْي َو َعلٰى آِل َس ِّي ِد اَن ِإ ْبَر اِه مْي‬
‫ىِف ْا لَع اَلِم َنْي َّنَك ِمَح ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
(6) Takbir ketiga, membaca do’a untuk jenazah. bacaan do’a
‫ِإ‬
bagi jenazah adalah sebagai berikut:

)‫َال ّٰلُهَّم اْغِفْر ُهَل(ها)َو ْر اْمَح ُه(ها)َو َعاِف ِه (َها)َو اْع ُف َع ْنُه(َها‬
(7) Takbir yang keempat, dilanjutkan dengan membaca do’a

sebagai berikut:

)‫َال ّٰلُهَّم اَل ْحَت ِرْم َناَاْج َر ُه (َها)َو اَل َتْفِتَّناَبْع َد ُه (َها)َو اْغِفْر ُهَل(ها‬
(8) Mengucapkan salam sambil menoleh ke kakan dan kekiri.29
29
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
34

d) Menguburkan Jenazah

Mengubur jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah bagi orang

yang masih hidup jenazah sebelum dimakamkan maka perlu

diperhatikan tata cara menguburnya, antara lain:

(1) Ada tiga orang turun dahulu ke dalam liang kubur

untuk menerima mayat.

(2) Ada beberapa orang di atas mengangkat mayat dengan

pelan-pelan dari keranda kemudian diserahkan kepada tiga

orang yang sudah siap menerima(berada dalam liang kubur)

(3) Sewaktu akan memasukkan jenazah ke dalam liang

kubur hendaklah yang memasukkan jenazah membaca do’a:

‫ِبْس ِم ِهللا َو َع ٰلى ِم ِةَّل َر ُس ْو ِل ِهللا‬


(4) Setelah jenazah beradaa dalam kubur hendaknya

dimiringkan menghadap kiblat

(5) Tali-tali yang ada terutama dibagian kepala supaya

dilepas

(6) Dibagian kepala, punggung dan belakang paha diberi

penyangga atau pengganjal, agar posisi mayat dalam keadaan

tetap miring

(7) Pipi mayat sebelah kanan harus menempel pada tanah


35

(8) Setelah posisi mayat sudah tertib, mayat dizankan

sebelum liang kubur ditutup dengan papan atau bambu atau

benda lainnya.30

(9) Sesudah diazankan, baru ditutup dengan papan, atau

bambu atau benda lainnya, kemudian ditmbuni tanah. Maksud

di tutup dengan papan atau bambu itu untuk menjaga agar

mayat tidek terkena timbunan tanah.

(10) Timbunan tanah diratakan dan diberi nisan atau tanda, dalam

memberi nisan dapat menggunakan kayu atau batu atau benda

lainnya.31

4. Evaluasi Pembelajaran PAI di SMK

Berdasarkan lampiran Permendikbud No 66 Tahun 2013 tentang standar

penilaian guru, penilaian guru merupakan proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa.

Penilaian adalah bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

mengetahui pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

Ada tiga istilah yang digunakan terkait dengan konsep penilaian yang

digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa, yaitu pengukuran,

penilaian,dan evaluasi.

30
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
31
Kementrian Agama Petunjuk Praktis Ilmu Keterampilan Agama, Muara Enim
36

Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut

aturan tertentu. Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes. Kemudian

Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa

digunakan untuk menilai kerja individu atau kelompok siswa. Proses penilaian

mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar siswa.32

Evaluasi merupakan suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,

pertumbuhan, dan perkembangan siswa dalam mencapai tujuan Pendidikan.

Dalam Pendidikan Islam evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan

taraf kemajuan serta aktifitas di dalam Pendidikan islam.

Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat

keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan pelajaran, menemukan

kelemahan-kelamahan yang dilakukan baik berkaitan dengan materi, metode,

fasilitas dan sebagainya. Selain dari itu kegiatan evaluasi juga berfungsi untuk

mendapatkan umpan balik (feed back) dari kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui apakah siswa telah

mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum. Dari jabaran

diatas dapat dipahami bahwa evaluasi mempunyai fungsi ganda, yakni

penilaian untuk siswa dan penilaian untuk guru. Dalam melakukan evaluasi,

langkah petama yang harus ditempuh oleh seorang guru adalah menetapkan

sasaran atau objek penilaian. Sasaran ini penting diketahui agar memudahkan

32
Sunarti dan Selly Rahmawati, Penilaian dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: C.V Andi
Effset, 2014), hlm. 7-9
37

guru dalam menyusun alat evaluasinya. Pada umumnya ada tiga sasaran

pokok yaitu:

a. Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,

keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

b. Segi isi Pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan

guru dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses belajar

mengajar perlu diadakan penilaian secara objektif dari guru, sebab baik

tidaknya proses belajar mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil

belajar yang dicapai oleh siswa. Contohnya keaktifan dan keantusiasan

siswa dalam mengikuti sebuah pelajaran perlu diberi nilai karena setiap

siswa mempunyai sikap yang berbeda dalam mengikuti pelajaran. 33

Ketiga sasaran diatas haruslah dinilai secara menyeluruh, agar

mencapai hasil yang maksimal. Apabila seorang guru telah menetapkan

sasaran penilaian, maka seorang guru akan mudah menetapkan alat

evaluasinya.

Dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, penilaian dilakukan

untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, dan seberapa

besar kemampuan dalam membaca, dan memahami agama Islam. Dengan

mengetahui kadar kemampuan siswa, seorang guru dapat mengukur apakah

33
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2009), hlm.113
38

pembelajaran yang disampaikannya sudah mencapai tujuan yang diharapkan

atau belum. Jika belum sesuai yang diharapkan, maka usaha guru untuk

meningkatkan kinerjanya sangat diperlukan.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa tujuan evaluasi bukan saja untuk

mengukur kemampuan siswa, namun juga sebagai tolak ukur bagi guru sejauh

mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai

tujuan , dan kemauan guru untuk mengoreksi atau memperbaiki diri, salah

satunya jadi guru yang profesional.

Kegiatan evaluasi dalam pembelajaran harus menyentuh aspek

kemanusiaan secara menyeluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Semua aspek ini meliputi empat kamampuan dasar siswa yakni:

sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadi dengan tuhannya, dengan

masyarakat, dengan kehidupan, dan dengan alam sekitarnya serta sikap dan

pandangannya terhadap dirinya sendiri sebagai hamba Allah dan anggota

masyarakat serta sebagai khalifah dimuka bumi.

Untuk mencapai hasil yang maksimal maka dalam pelaksanaan

evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip. Diantara prinsip-prinsip evaluasi

Pendidikan Islam adalah:

a. Prinsip Kesinambungan ( Kontinuitas)


39

Evaluasi bukan dilakukan setahun sekali atau persemester, namun

evaluasi secara terus-menerus, mulai dari proses belajar mengajar sambil

memperhatikan keadaan siswa hingga siswa tamat dari sekolah.

b. Prinsip Menyeluruh ( Komprehensif)

Dalam evaluasi harus meliputi semua aspek, baik itu aspek kognitif,

afektif, maupun aspek psikomotor. Begitu juga dalam pembelajaran

pendidikan Agama Islam aspek yang dinilai itu diantaranya meliputi

kepribadian, pemahaman, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab,

dan sebagainya.

c. Prinsip Objektivitas

Dalam mengevaluasi harus bedasarkan kenyataan yang sebenarnya,

tidak boleh dipengaruhi oleh ha-hal yang bersifat emosional dan irasional

atau subjektif guru. Allah SWT memerintahkan agar berlaku adil dalam

mnengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan ketidak

objektifan evaluasi yang dilakukan.34

Guru tidak boleh membeda-bedakan siswa baik dari segi latar belakang

maupun dari segi hal lain yang berhubungan dengan siswa yang akan pada

akhirnya akan merugikan siswa. Dalam memberikan penilaian, ada beberapa

jenis evaluasi yang dapat digunakan oleh guru PAI. Diantara jenis-jenis

34
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 214
40

evaluasi menurut Ramayulis dalam bukunya metodologi pengajaran agama

islam yang dikutip oleh Abdul Mujib adalah:

a. Evaluasi Formatif. Evaluasi formatif dilakukan setelah selesainya satu

pokok pembahasan dalam setiap mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari, dan

sebgai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki hasil yang dicapai.

b. Evaluasi Sumatif. Evaluasi sumatif dilakukan setelah mengikuti pelajaran

dalam satu semester. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah seorang

siswa pantas untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya atau tidak.

c. Evaluasi Penempatan (Placement). Evaluasi penempatan adalah evaluasi

yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk

kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang diinginkan.

d. Evaluasi Diagnosis. Evaluasi diagnosis dilakukan untuk menganalisis

keadaan belajar siswa, baik merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan

yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.35

35
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam ..., hlm. 217

Anda mungkin juga menyukai