Anda di halaman 1dari 8

BEST PRACTICE

MENARIK PERHATIAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL


PEMBELAJARAN DEMONSTRASI
DENGAN ALAT SEDERHANA

Penulis:
Velly Syafriani, S.Pd
NIP. 19860722 201001 2033
SMP Negeri 47 Sijunjung

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIJUNJUNG


BEST PRACTICE 2014
Biodata Penulis :

Nama : Velly Syafriani, S.Pd


NIP : 19860722 201001 2033
Tempat /Tgl lhr : Solok Bio-Bio/22 Juli 1986
Tempat tugas : SMP N 47 Sijunjung
Alamat
 Kantor : Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur
Kudus, Kabupaten Sijunjung
 Tempat Tinggal : Nagari Unggan, Kecamatan Sumpur
Kudus, Kabupaten Sijunjung
 No HP : 085274060614
MENARIK PERHATIAN PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DENGAN ALAT SEDERHANA

Oleh
Velly Syafriani, S.Pd
(Guru IPA SMPN 47 Sijunjung)

A. Latar Belakang
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut
adalah dengan pendidikan. Pendidikan dapat terjadi melalui proses belajar-mengajar. Pada
hakekatnya kegiatan belajar-mengajar adalah suatu proses komunikasi. Lufri (2007: 1)
menyatakan bahwa “ proses belajar- mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang
bernilai edukatif”. Dalam proses belajar mengajar komunikasi dan interaksi itu dapat
terjadi antar guru dan anak didik, antar anak didik dengan sesamanya, serta antar anak
didik dan lingkungannya. Melalui proses interaksi dan komunikasi itu diharapkan suatu
konsep dapat diterima oleh anak didik.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang di
dalamnya mencakup tiga bidang ilmu yaitu fisika, biologi dan kimia. Belajar IPA tidak
sekedar belajar informasi tentang fakta, konsep, prinsip dan hukum dalam mewujudkan
pengetahuan deklaratif, akan tetapi belajar IPA juga belajar tentang cara memperoleh
informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural,
termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Mata pelajaran
fisika adalah salah satu mata pelajaran IPA yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir analitis dedukatif dengan menggunakan berbagai peristiwa alam dan penyelesaian
masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan matematika serta
dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri (Holil, 2005).
Mata pelajaran IPA fisika di SMP N 47 Sijunjung dianggap sebagai mata pelajaran
yang menakutkan bagi sebagian besar peserta didik, karena mereka manganggap mata
pelajaran ini sama saja dengan mata pelajaran matematika yang dipenuhi dengan rumus-
rumus dan angka. Anggapan ini akan secara otomatis mempengaruhi minat dan perhatian
mereka terhadap mata pelajaran IPA fisika. Selama ini penulis mengajarkan materi IPA
fisika hanya dengan menggunakan modul yang di dalamnya telah dilengkapi dengan teori,
rumus, contoh soal dan pembahasan. Sehingga peserta didik dituntut untuk menghafalkan
rumus untuk dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi. Peserta didik tidak
pernah tahu dari mana asal usul rumus tersebut dan yang paling penting apa manfaatnya
rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Hal inilah yang membuat penulis berfikir bagimana caranya agar pembelajaran IPA
fisika ini menarik dan setelah belajar diharapkan peserta didik mengetahui korelasinya
dengan kehidupan nyata, karena tujuan pembelajaran IPA yang sesungguhnya adalah
menuntut peserta didik mampu menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan cara analitis.
Menurut Nurhadi (2004:4) hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk
memecahakan persoalan, berfikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik
kesimpulan dalam jangka panjang.
Salah satu metode yang mungkin dapat menarik perhatian peserta didik dalam
pembelajran IPA fisika ini adalah metode demonstrasi. Menurut Nuryani (2005:105)
metode demostrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan suatu
proses kejadian. Sedangkan menurut Verdiana (2012) metode demostrasi adalah metode
penyajian pembelajaran dengan memperagakan dan menunjukkkan kepada peserta didik
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik yang sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. Jadi demonstrasi ini adalah sebuah metode pembelajaran dengan memperagakan
suatu alat untuk menunjukkan suatu proses atau situasi yang terjadi pada alat tersebut.
Metode demonstrasi ini memiliki banyak manfaat, menurut Darajat (dalam Agus:
2012) manfaat metode pembelajaran demonstrasi ini adalah:
1. Perhatian peserta didik lebih terfokus
2. Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang dipelajari
3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri peserta
didik
Selain itu metode pembelajaran demonstrasi ini memiliki banyak kelebihan, menurut
Syaiful Bahri Djamarah (dalam Masita: 2009) kelebihan metode demonstrasi ini adalah:
1. Membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3. Kesalahan yang terjadi dalam hasil ceramah dapat diperbaiki melalui contoh
konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya
Namun, metode pembelajaran demonstrasi ini juga memiliki kelemahan menurut Syaiful
Bahri Djamarah (dalam Yuanita: 2011) kelemahan metode demonstrasi ini adalah:
1. Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik
2. Terbatasnya sumber belajar, alat pembelajaran, media pembelajaran situasi yang
tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu
3. Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan ceramah dan tanya jawab
4. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang
Dalam pembelajaran IPA fisika banyak sekali materi yang dapat didemonstrasikan
apalagi didukung oleh sarana alat laboratorium yang lengkap. Akan tetapi kenyataan yang
penulis temui di SMP N 47 Sijunjung kelengkapan alat-alat laboratorium belum memadai
bahkan ruang laboratoriumpun kami belum memilikinya. Oleh karena itu dalam
melaksanakan model demonstasi ini penulis hanya menggunakan alat-alat sederhana yang
didapat dari lingkungan sekitar.

B. Langkah-Langkah yang Dilakukan


Langkah pertama yang penulis lakukan dalam melaksanaka model pembelajaran
demostrasi ini adalah menyusun RPP sesuai dengan SK, KD dan indikator. Metode
demonstasi ini pertama kali penulis cobakan untuk materi Pesawat Sederhana. Hal
terpenting dalam metode demonstrasi adalah persiapan alat dan bahan. Karena
keterbatasan yang dimiliki sekolah kami maka alat dan bahan yang digunakan adalah alat-
alat yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung materi pesawat sederhana
ini.
Langkah-langkah menggunakan metode demonstasi terdiri atas 2 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan yang penulis lakukan adalah:
a. Merumuskan tujuan yang harus dicapai peserta didik setelah proses demonstrasi
berakhir
b. Mempersiapkan garis-garis besar langkah demonstrasi sebagai panduan untuk
menghindari kegagalan
c. Mempersiapakan alat dan bahan. Dalam materi pesawat sederhana ini ada dua
demonstrasi yang akan penulis lakukan yaitu tentang cara penggunaan
tuas/pengungkit dan cara penggunaan bidang miring. Alat yang penulis gunakan
untuk mendemonstrasikan penggunaan tuas adalah: papan sebagai tuas, batu
sebagai beban dan balok kayu sebagai penumpu sedangkan untuk
mendemonstrasikan penggunaan bidang miring penulis menggunakan mobil
mainan, papan sebagai bidang miring dan balok kayu.
2. Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
1) Atur tempat duduk peserta didik sedemikian rupa sehingga memungkinkan
semua peserta didik dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan
2) Guru menjelaskan tujuan yang harus dicapai peserta didik
3) Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan peserta didik selama
demonstrasi berlangsung misalnya membuat kesimpulan dari hasil
demonstrasi
b. Langkah pelaksanaan demonstrasi
1) Guru menanyakan kepada peserta didik apakah mereka pernah
menggunakan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip pesawat sederhana
dalam kehidupan sehar-hari
2) Untuk kegiatan pertama guru mendemontrasikan penggunaan tuas dengan
mengunakan alat yang telah disiapkan
3) Melalui demonstrasi tersebut guru menjelaskan bagian-bagian sebuah tuas
dan membimbing peserta didik membuat formula rumus sebuah tuas
4) Dengan menggunakan tuas yang panjangnya sama dan beban yang sama
guru memvariasikan letak titik tumpu, kemudian guru meminta peserta
didik untuk membuat kesimpulan dari hal tersebut
5) Kegiatan kedua guru mendemonstrasikan penggunaan bidang miring
dengan menggunakan mobil mainan yang dipasang papan sebagai bidang
miring
6) Guru memvariasikan papan sebagai bidang miring mulai dari papan yang
ukurannya pendek dan papan yang ukurannya panjang untuk mengangkat
beban yang sama dan meminta peserta didik membuat kesimpulan dari
kegiatan tersebut
c. Langkah penutupan demonstrasi
1) Guru memberikan soal-soal berkaitan dengan rumusan yang telah didapat
melalui demonstrasi
2) Membuat kesimpulan
C. Hasil yang Diperoleh
Hasil yang penulis peroleh dari model pembelajaran demonstrasi ini adalah:
1. Selama proses pembelajaran perhatian peserta didik terpusat pada demonstasi yang
dilakukan
2. Peserta didik mampu membuat kesimpulan dari apa yang mereka amati
3. Peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang cara penggunaan tuas dan bidang
miring yang mungkin dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari

D. Kesimpulan dan Saran


Model pembelajaran demostrasi ini dapat menarik perhatian peserta didik dalam
belajar. Selain itu model pembelajaran ini juga mampu membuat peserta didik berfikir
kritis dan membuat kesimpulan dari apa yang mereka amati. Model pembelajaran ini lebih
mendekatkan peserta didik dalam kehidupan nyata, sehingga diharapkan peserta didik
mampu menyelesaikan masalah yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari dengan
menggunakan ilmu yang mereka miliki.
Sebagai saran semoga model pembelajaran demonstrasi ini dapat ditepakan dalam
materi pembelajaran lainya.

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2012. Model Pembelajaran Demonstrasi [ online]


tersedia: http:/blogopiniinformasipendidikan.com/ 12 September 2012/
[ 27 Februari 2014]
Holil, Anwar. 2009. Hakikat Pembelajaran IPA. anwarholil. Blogspot.com. Diakses: 10
September 2013

Lufri, dkk. 2007. Starategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP.

Masita, Yaya. 2009. Sebuah Metode dalam Pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan (PAKEM). [ online]
tersedia: http://justanotherwordpress.com/ 23 Oktober 2009/
[ 27 Februari 2014]
Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan
Penerapannya dalam KBK. Malang: UNM
Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UNM
Verdiana, Riska. 2012. Model Demonstrasi dan Penerapannya dalam Pembelajaran IPA.
[ online]
tersedia: http://metodedemonstrasi.com/22 Oktober 2012/
[ 27 Februari 2014]
Yuanita, Eva. 2011. Model Pembelajaran Demonstrasi. [ online]
tersedia: http://rumahdesakoe.com/ 05 Maret 2011/
[ 27 Februari 2014]

Anda mungkin juga menyukai