PENDAHULUAN
1
lama, maka agar pencapaian hasil belajar dapat dicapai secara optimal, guru perlu
memperhatikan karakteristik siswa Sekolah Dasar.Menurut Permendiknas Nomor
57 Tahun 2014, karakteristik yang dimiliki anak-anak usia SD pada umumnya
adalah :
(a) Senang bergerak
Berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak
usia SD lebih senang bergerak. Anak-anak usia ini dapat duduk dengan
tenang maksimal sekitar 30 menit.
(b) Senang bermain
Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian
juga dengan anak-anak usia SD, mereka masih sangat senang bermain.
Apalagi anak-anak SD kelas rendah.
(c) Senang melakukan sesuatu secara langsung
Anak-anak usia SD akan lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan
guru jika ia dapat mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
(d) Senang bekerja dalam kelompok
Pada usia SD, anak-anak mulai intens bersosialisasi. Pergaulan dengan
kelompok sebaya, akan membuat anak usia SD bisa belajar banyak hal,
misalnya setia kawan, bekerja sama, dan bersaing secara sehat.
Pada prinsipnya metode pembelajaran demonstrasi ini akan mampu
menciptakan suasana atau hubungan baik antara sesama siswa sehingga ada
keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang
didemonstrasikan. Selain itu, ketika demonstrasi dilaksanakan, siswa akan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan
dan dengan adanya model demonstrasi ini, siswa akan lebih giat belajar karena
mereka semua berharap tidak ada kendala ketika mereka diminta untuk
mendemonstrasikan materi yang dipelajari. (Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
2016: 85). Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dengan judul penelitian “ Penggunaan
Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi Sumber Energi Untuk
2
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 61/X Talang Babat Tahun
Pelajaran 2016/2017“.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran, dimulai dengan apersepsi atau pendahuluan,
penjelasan materi, dan diakhiri dengan postest. Pada kenyataannya hasil belajar
siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPA dengan materi Sumber Energi.
Setelah diamati dari kendala yang dihadapi di lapangan, maka masalah yang dapat
diidentifikasi, antara lain :
(a) Rendahnya materi yang dikuasai siswa
(b) Siswa kurang tertarik dalam aktivitas pembelajaran
(c) Hasil belajar siswa masih rendah
3
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, antara lain :
(a) Bagi Siswa
Dengan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
(b) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, menambah
wawasan, dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran dengan
penggunaan metode demonstrasi, selain itu juga diharapkan bagi guru agar
senantiasa menyajikan model pembelajaran yang bervariasi.
(c) Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran jika materi memungkinkan untuk
hal itu dan hasil penelitian ini dapat dijadikan solusi bagi permasalahan
yang timbul dalam proses pembelajaran di SDN 61/X Talang
Babat,khususnya yang berkaitan dengan metode demonstrasi
(d) Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan, dan sekaligus sebagai
pengetahuan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa melalui
metode demonstrasi.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
2.1.2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Setiap model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tidak
lepas dari kelebihan dan kekurangan, menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani
(2016: 85), Berikut ini ada beberapa kelebihan model pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
(a) Guru bisa membuat perhatian siswa menjadi terpusat dan titik tekan dalam
materi yang dianggap penting oleh guru dapat teramati
(b) Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi
proses pembelajaran akan lebih terarah
(c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
(d) Dapat menambah pengalaman anak didik
(e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
(f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan
konkrit
(g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran semua siswa
karena ikut serta berperan secara langsung
Adapun kelemahan model pembelajarandenganmenggunakan metode
demonstrasi, antara lain:
(a) Membutuhkan waktu yang cukup panjang
(b) Media yang digunakan harus lengkap, dan apabila terjadi kekurangan
media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien
(c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahan sebagai alat peraga
(d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
(e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif
Dalam proses kegiatan pembelajaran guru diharapkan memberikan petunjuk
dan arahan kepada siswa agar mampu berpikir dan aktif, guru bukan hanya
berperan sebagai penyaji informasi tetapi juga berperan sebagai mediator,
fasilitator, dan motivator yang dapat mengembangkan aktivitas kegiatan
belajarsiswa agar lebih aktif.
6
2.1.3.Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Hal yang paling pertama dilakukan adalah perencanaan yang baik oleh
guru.Menurut Suyatno, (2009: 127), langkah-langkah penggunaan metode
demonstrasi, yaitu:
(a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(b) Guru menyajikan materi yang akan disampaikan
(c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
(d) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario
yang telah disiapkan
(e) Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya
(f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa diminta untuk didemonstrasikan
(g) Membuat kesimpulan
Sedangkan menurut Daryanto (2013 : 15) dalam pelaksanaan metode
demonstrasi, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilaksanakan yaitu :
(a) Membagi dan menjelaskan lembar kegiatan demonstrasi
(b) Memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan demonstrsi dan
menunjukkan hasil akhirnya
(c) Menghubungkan kegiatan demonstrasi dengan keterampilan yang dimiliki
siswa dan keterampilan yang akan disampaikan
(d) Mendemonstrasikan langkah-langkah secara perlahan dan memberikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk mengamatinya
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi, hal-hal penting yang harus
dilakukakan guru, menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2016: 87), adalah:
(a) Memeriksa kembali segala peralatan yang telah disiapkan
(b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
(c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai
sasaran pembelajaran
(d) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik, jika ada siswa yang tidak berkonsentrasi, pastikan
penyampaian lebih menarik lagi
7
(e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, seperti bertanya atau
mencoba mendemonstrasikan alat atau bahan yang ada
(f) Menghindari ketegangan
Tabel 1 :Langkah-langkah Metode Demontrasi
8
2.2 Mata Pelajaran IPA
9
(g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek yaitu :
(a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
(b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas
(c) Energy dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
(d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya dan benda-benda
langit lainnya
Sumber Energi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam mata
pelajaran IPA, di mana sumber energi terdiri dari energi panas, energi cahaya,
energi gerak dan energi bunyi.
10
2.3. Hasil Belajar
11
respon fisik.Jadi, sikap ini harus ada kekompakkan antara mental dan fisik
secara serempak.
2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
13
3.1.4 Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan secara garis besar, peneliti pada umumnya mengenal
adanya empat langkah penting, yaitu pengembangan plan(perencanaan),act
(tindakan), observer (pengamatan), dan reflect (perenungan) atau disingkat
PAOR, yang dilakukan secara intensif dan sistematis atas seseorang yang
mengerjakan pekerjaan sehari-harinya (Sukardi, 2010: 212).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
yaitu berbentuk spiral dan saling terkait dari sklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi).
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 2 :Siklus Model Kemmis
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Seterusnya
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
14
Penjelasan alur di atas adalah:
15
(c) Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA
pada materi Sumber Energi.
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa dan juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar, setiap akhir pembelajaran dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir pembelajaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
(a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan:
X=
∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
16
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P=
∑ Siswa . yang . tuntas . belajar x 100 %
∑ Siswa
Kriteria ketuntasan
Kualifikasi
Klasikal Individual
≥85% ≥ 62 Tuntas
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga
kegiatan, yaitu (1) pratindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II.Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar sebanyak empat
jam pelajaran perminggu (4 x 35 menit), pada umumnya dilaksanakan sebanyak
dua kali pertemuan dalam satu minggu dan ini juga dilaksanakan di SD Negeri
61/X Talang Babat.
4.1 Pratindakan
Deskripsi awal tentang hasil belajar test formatif pada materi Sumber Energi
, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
18
24 OD 60 62 Tidak Tuntas
25 Pei 65 62 Tuntas
26 RP 70 62 Tuntas
27 RAC 80 62 Tuntas
28 SRo 70 62 Tuntas
29 Sara 65 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 50 62 Tidak Tuntas
32 Ran 70 62 Tuntas
33 Az 60 62 Tidak Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 70 62 Tuntas
37 NPJ 70 62 Tuntas
Jumla
h 2380
Rata – rata 64,32
Jumlah Siswa yang Tuntas 21 Orang Siswa
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 16 Orang Siswa
Persentase Ketuntasan Siswa 56%
Persentase Siswa yang tidak tuntas 44%
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar kelas II pada mata pelajaran
IPA di SD Negeri 61/X Talang Babat masih rendah. Siswa yang tuntas dalam
belajar hanya 21 orang siswa atau hanya 56 % dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar berjumlah 16 orang siswa
atau sekitar 44 %, selain itu juga untuk nilai rata-rata siswa yaitu 64,32 dan
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh guru yaitu
62.
Dari hasil test formatif di atas dapat disimpulkan bahwa nilai test pada mata
pelajaran IPA di kelas II masih rendah karena nilai rata-rata siswa tersebut tidak
jauh dari nilai KKM yang telah ditetapkan.
Hasil test formatif di atas, menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode demonstrasi
sebagai alat bantu dalam prose pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas II SD Negeri 61/X Talang
Babat tahun pelajaran 2016/2017.
4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
19
a. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus pertama, soal test
formatif dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Pada siklus pertama
peneliti melaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua jam pelajaran
(2 x 35 menit) dan pertemuan kedua juga dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi
yang disajikan dalam siklus pertama ini yaitu “ Sumber Energi “
20
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan pertemuan kedua ini merupakan lanjutan materi dari
pertemuan sebelumnya yaitu “ Sumber Energi “. Skenario pembelajaran yang
digunakan pada pertemuan ini peneliti lebih mempersiapkan lampu senter dan
batrai dengan menggunakan metode demonstrasi.
21
Tahap Observasi dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, kemudian dilaksanakan
observasi yang dilakukan oleh observer. Objek yang menjadi sasaran dalam
observasi adalah :
1) Aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran
2) Keefektifan penggunaan metode demonstrasi
3) Tanggapan siswa dalam proses pembelajaran
4) Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan posttest
Dalam pelaksanaan postest tentang materi “ Sumber Energi “, hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
22
27 RAC 80 62 Tuntas
28 SRo 75 62 Tuntas
29 Sara 65 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 60 62 Tidak Tuntas
32 Ran 75 62 Tuntas
33 Az 60 62 Tidak Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 75 62 Tuntas
37 NPJ 75 62 Tuntas
Jumla
h 2595
Rata – rata 70,13
Jumlah Siswa yang Tuntas 27 Orang Siswa
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 10 Orang Siswa
Persentase Ketuntasan Siswa 72 %
Persentase Siswa yang tidak tuntas 28 %
23
a. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan siklus kedua ini, peneliti hanya melanjutkan
dengan memperhatikan observasi pada siklus sebelumnya.Pada tahap ini peneliti
melaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua jam pelajaran (2 x 35
menit) dan pertemuan kedua juga dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang
disajikan dalam siklus pertama ini yaitu “Sumber Energi “.Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), soal test formatif dan alat-alat pembelajaran yang
mendukung.
24
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan pertemuan kedua ini merupakan lanjutan materi dari
pertemuan sebelumnya yaitu “ Energi yang sering di gunakan dan cara
menghemat energi “. Skenario pembelajaran yang digunakan pada pertemuan ini
peneliti mempersiapkan media gambar dan peralatan serta bahan yang akan
digunakan dalam metode demonstrasi.
25
Tahap Observasi dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, kemudian dilaksanakan
observasi yang dilakukan oleh observer. Objek yang menjadi sasaran dalam
observasi adalah :
1) Aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran
2) Keefektifan penggunaan torso/alat bantu lainnya
3) Keefektifan penggunaan metode demonstrasi
4) Tanggapan siswa dalam proses pembelajaran
5) Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan posttest
26
24 OD 75 62 Tuntas
25 Pei 75 62 Tuntas
26 RP 80 62 Tuntas
27 RAC 85 62 Tuntas
28 SRo 75 62 Tuntas
29 Sara 75 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 60 62 Tidak Tuntas
32 Ran 80 62 Tuntas
33 Az 65 62 Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 75 62 Tuntas
37 NPJ 80 62 Tuntas
Jumla
h 2745
Rata – rata 74,18
Jumlah Siswa yang Tuntas 32 Orang Siswa
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 5 Orang Siswa
Persentase Ketuntasan Siswa 86 %
Persentase Siswa yang tidak tuntas 14 %
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dari nilai sikus pertama.Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran dengan metode demonstrasi.Disamping itu peningkatan kemampuan
guru dalam mengelola pengajaran dengan metode demonstrasi semakin mantap.
Siswa yang tuntas dalam belajar yaitu dari 27 orang siswa bertambah
menjadi 32 orang siswa atau dari 72 % menjadi 86 % berarti peningkatan ini
sekitar 14 % dari jumlah keseluruhan siswa. Untuk siswa yang tidak tuntas dalam
belajar dari 10 orang siswa berkurang menjadi 5 orang siswa atau dari 28 %
menjadi 14 %. Berarti terjadi pengurangan sekitar 14 %, selain itu nilai rata-rata
siswa dari 70,13 menjadi 74,18. Dari nilai di atas dapat disimpulkan bahwa
kembai terjadi perubahan/peningkatan nilai siswa dengan niai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dan melampaui nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditentukan oeh guru, yaitu 62
Refleksi
27
Dari pengumpulan data hasil observasi dan evaluasi tindakan pada siklus
pertama, dapat disimpulkan bahwa siklus kedua pada kegiatan penelitian ini telah
mendapatkan perubahan hasil belajar yang cukup signifikan dari siklus
sebelumnya, meskipun tidak semua siswa yang tuntas dalam pembelajaran.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus kedua mencapai ketuntasan.
Pada siklus kedua ini guru telah menerapkan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa.Maka tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan pembelajaran dengan metodedemonstrasi dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru. Berikut dapat
dilihat rekapitulasi hasil belajar siswa dari kondisi awal,siklus pertama dan siklus
kedua pada tabel di bawah ini :
28
Awal Pertama Kedua
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
1 Rata-rata 64,32 70,13 74,18
2 Jumlah siswa yang tuntas 21 27 32
3 Jumlah siswa yang tidak tuntas 16 10 5
4 Persentase ketuntasan siswa 56% 72% 86%
5 Persentase siswa yang tidak tuntas 44% 28% 14%
BAB V
PENUTUP
29
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di atas dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap pembelajaran yaitu
pada kondisi awal (56 %), siklus pertama (72 %), dan siklus kedua (86 %).
5.2 Saran
Adapun saran pada penilitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
(a) Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
(b) Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif
dan yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan,
sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
(c) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SD Negeri 61/X Talang Babat di tahun pembelajaran
2016/2017.
(d) Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
30
Daryanto. 2015. Strategi dan Tahapan Mengajar bekal Keterampilan Dasar
BagiGuru. Bandung:CV. Yrama Widia.
Kurniasih, Imas. dan Sani, Berlin. 2016. Model pembelajaran. Kata Pena.
Rustaman, Nuryani. dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta :
Universitas jambi.
Saefuddin, Asis. dan Berdianti, Ika. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta : kencana
Prenadamedia Grup.
31