Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003


menyatakan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah Dasar
merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan pada jalur pendidikan formal
yang melandasi jenjang pendidikan menengah.Sekolah dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
(Permendiknas Nomor 23 tahun 2006)
IPA atau sains merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan.
Proses tersebut bergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena
dan pada teori-teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. Sains
merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena memberikan suatu cara
berpikir sebagai struktur pengetahuanyang utuh.Secara khusussains menggunakan
suatu pendekatan empiris untuk mencari penjelasan alami tentang fenomena alam
yang diamati. (Nuryani Rustaman dkk, 2011: 1)
Berdasarakan analisis yang didasari suatu bukti nyata berdasarkan
pengalaman sendiri saat melakukan obeservasi, ternyata sulitnya guru dalam
mengaplikasikan materi sehingga rendahnya pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan khususnya tentang alat pernapasan manusia dan berimbas kepada
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut ditandai oleh
rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan guru.Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan
salah satu metode pembelajaran yaitu metode demonstrasi.
Mengingat pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan awal kegiatan wajib
belajar dan merupakan jenjang pedidikan yang ditempuh dalam waktu paling

1
lama, maka agar pencapaian hasil belajar dapat dicapai secara optimal, guru perlu
memperhatikan karakteristik siswa Sekolah Dasar.Menurut Permendiknas Nomor
57 Tahun 2014, karakteristik yang dimiliki anak-anak usia SD pada umumnya
adalah :
(a) Senang bergerak
Berbeda dengan orang dewasa yang betah duduk berjam-jam, anak-anak
usia SD lebih senang bergerak. Anak-anak usia ini dapat duduk dengan
tenang maksimal sekitar 30 menit.
(b) Senang bermain
Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian
juga dengan anak-anak usia SD, mereka masih sangat senang bermain.
Apalagi anak-anak SD kelas rendah.
(c) Senang melakukan sesuatu secara langsung
Anak-anak usia SD akan lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan
guru jika ia dapat mempraktikkan sendiri secara langsung pelajaran tersebut.
(d) Senang bekerja dalam kelompok
Pada usia SD, anak-anak mulai intens bersosialisasi. Pergaulan dengan
kelompok sebaya, akan membuat anak usia SD bisa belajar banyak hal,
misalnya setia kawan, bekerja sama, dan bersaing secara sehat.
Pada prinsipnya metode pembelajaran demonstrasi ini akan mampu
menciptakan suasana atau hubungan baik antara sesama siswa sehingga ada
keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang
didemonstrasikan. Selain itu, ketika demonstrasi dilaksanakan, siswa akan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan
dan dengan adanya model demonstrasi ini, siswa akan lebih giat belajar karena
mereka semua berharap tidak ada kendala ketika mereka diminta untuk
mendemonstrasikan materi yang dipelajari. (Imas Kurniasih dan Berlin Sani,
2016: 85). Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dengan judul penelitian “ Penggunaan
Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Materi Sumber Energi Untuk

2
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 61/X Talang Babat Tahun
Pelajaran 2016/2017“.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam proses pembelajaran, dimulai dengan apersepsi atau pendahuluan,
penjelasan materi, dan diakhiri dengan postest. Pada kenyataannya hasil belajar
siswa masih rendah terhadap mata pelajaran IPA dengan materi Sumber Energi.
Setelah diamati dari kendala yang dihadapi di lapangan, maka masalah yang dapat
diidentifikasi, antara lain :
(a) Rendahnya materi yang dikuasai siswa
(b) Siswa kurang tertarik dalam aktivitas pembelajaran
(c) Hasil belajar siswa masih rendah

1.3 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, dapat ditegaskan bahwa yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi
Sumber Energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 61/X Talang
Babat Tahun Pelajaran 2016/2017?

1.4 Rumusan Masalah


Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi Sumber
Energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 61/X Talang Babat
Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.5 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN 61/X Talang Babat pada mata
pelajaran IPA materi Sumber Energi Tahun Pelajaran 2016/2017.

3
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, antara lain :
(a) Bagi Siswa
Dengan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
(b) Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, menambah
wawasan, dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran dengan
penggunaan metode demonstrasi, selain itu juga diharapkan bagi guru agar
senantiasa menyajikan model pembelajaran yang bervariasi.
(c) Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran jika materi memungkinkan untuk
hal itu dan hasil penelitian ini dapat dijadikan solusi bagi permasalahan
yang timbul dalam proses pembelajaran di SDN 61/X Talang
Babat,khususnya yang berkaitan dengan metode demonstrasi
(d) Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan, dan sekaligus sebagai
pengetahuan untuk mengetahui meningkatnya hasil belajar siswa melalui
metode demonstrasi.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Metode Demonstrasi

2.1.1. Pengertian Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana


dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi
adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai
pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan
dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya.Tujuan pengajaran
menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya
suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya, dan kemudahan untuk
dipahami oleh siswa dalam kelas. (Syaiful Sagala, 2013: 210)
Metode demonstrasi menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2016: 84)
ialah sebuah upaya atau praktek dengan menggunakan peragaan yang ditujukan
pada siswa agar semua siswa lebih mudah dalam memahami dan mempraktekkan
apa yang telah diperoleh dan didapatkan ketika berhasil mengatasi suatu
permasalahan ketika ada perbedaan. Dalam kaitannya untuk proses pembelajaran,
metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukkan tertentu pada siswa. Sedangkan metode demonstrasi
menurut Daryanto (2013: 14) adalah suatu cara penyajian informasi dalam
kegiatan belajar mengajar dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan
sesuatu disertai penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.
Model ini bisa diterapkan pada pembelajaran untuk
memeragakan/mendemonstrasiakan sesuatu secara lisan berdasarkan langkah-
langkah. Misalnya, bagaimana cara membuat sesuatu, mengungkapkan langkah-
langkah, cara menggunakan sesuatu atau cara-cara mengoperasikan sesuatu.
Asis saefuddin dan Ika Berdiati (2014: 151). Metode demonstrasi menurut Wina
Sanjaya (2013: 152) adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang sutau proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

5
2.1.2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Setiap model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas tidak
lepas dari kelebihan dan kekurangan, menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani
(2016: 85), Berikut ini ada beberapa kelebihan model pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi, antara lain:
(a) Guru bisa membuat perhatian siswa menjadi terpusat dan titik tekan dalam
materi yang dianggap penting oleh guru dapat teramati
(b) Perhatian siswa akan lebih terpusat pada apa yang didemonstrasikan, jadi
proses pembelajaran akan lebih terarah
(c) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
(d) Dapat menambah pengalaman anak didik
(e) Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
(f) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran lebih jelas dan
konkrit
(g) Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran semua siswa
karena ikut serta berperan secara langsung
Adapun kelemahan model pembelajarandenganmenggunakan metode
demonstrasi, antara lain:
(a) Membutuhkan waktu yang cukup panjang
(b) Media yang digunakan harus lengkap, dan apabila terjadi kekurangan
media, metode demonstrasi menjadi kurang efisien
(c) Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-
bahan sebagai alat peraga
(d) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit
(e) Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif
Dalam proses kegiatan pembelajaran guru diharapkan memberikan petunjuk
dan arahan kepada siswa agar mampu berpikir dan aktif, guru bukan hanya
berperan sebagai penyaji informasi tetapi juga berperan sebagai mediator,
fasilitator, dan motivator yang dapat mengembangkan aktivitas kegiatan
belajarsiswa agar lebih aktif.

6
2.1.3.Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Hal yang paling pertama dilakukan adalah perencanaan yang baik oleh
guru.Menurut Suyatno, (2009: 127), langkah-langkah penggunaan metode
demonstrasi, yaitu:
(a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(b) Guru menyajikan materi yang akan disampaikan
(c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
(d) Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai scenario
yang telah disiapkan
(e) Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya
(f) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa diminta untuk didemonstrasikan
(g) Membuat kesimpulan
Sedangkan menurut Daryanto (2013 : 15) dalam pelaksanaan metode
demonstrasi, ada beberapa langkah-langkah yang harus dilaksanakan yaitu :
(a) Membagi dan menjelaskan lembar kegiatan demonstrasi
(b) Memberikan gambaran tentang seluruh kegiatan demonstrsi dan
menunjukkan hasil akhirnya
(c) Menghubungkan kegiatan demonstrasi dengan keterampilan yang dimiliki
siswa dan keterampilan yang akan disampaikan
(d) Mendemonstrasikan langkah-langkah secara perlahan dan memberikan
waktu yang cukup kepada siswa untuk mengamatinya
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi, hal-hal penting yang harus
dilakukakan guru, menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2016: 87), adalah:
(a) Memeriksa kembali segala peralatan yang telah disiapkan
(b) Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
(c) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar mencapai
sasaran pembelajaran
(d) Memperhatikan keadaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi
dengan baik, jika ada siswa yang tidak berkonsentrasi, pastikan
penyampaian lebih menarik lagi

7
(e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, seperti bertanya atau
mencoba mendemonstrasikan alat atau bahan yang ada
(f) Menghindari ketegangan
Tabel 1 :Langkah-langkah Metode Demontrasi

Tahapan Instrumen Guru Instrumen Prilaku Siswa


Pembelajaran
Introduction Menyampaikan tujuan Memperhatikan apa
(Pembukaan) pembelajaran yaitu siswa dapat yang disampaikan oleh
menunjukkan sumber-sumber guru.
energi dan kegunaanya melalui Menjawab pertanyaan
alat rumah tangga. yang diajukan oleh guru
Memperkenalkan dan mengarah
siswa terhadap materi yang
akan dipelajari.
Implementing Membagi siswa dalam Menggunakan alat dan
(Pengimplementa kelompok kerja. bahan. Yaitu senter dan
sian) Menuntun siswa dalam batrai
menggunakan alat dan bahan. Melakukan prosedur
Menuntun siswa dalam demonstrasi.
melakukan kegiatan Memperhatikan
demonstrasi kegiatan demonstrasi
Concluding Menuntun siswa untuk Merumuskan suatu
(Penyimpulan) merumuskan suatu kesimpulan kesimpulan berdasarkan
berdasarkan bukti-bukti yang bukti-bukti yang didapat
didapat
Reporting Menuntun siswa dalam Melaporkan hasil yang
(Pelaporan) melaporkan hasil demonstrasi telah diperoleh dan
yang telah dilakukan melalui mempresentasikan
kegiatan diskusi kepada teman-temannya
di depan kelas dengan
bahasa yang sederhana

8
2.2 Mata Pelajaran IPA

Dalam Standar Isi (Badan standar Nasional pendidikan 2006) menyatakan


bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah.
Untuk kelas II jumlah alokasi waktu untuk mata pelajaran IPA yaitu
sebanyak empat jam dalam satu minggu. Beban belajar kegiatan tatap muka per
jam pembelajaran masing-masing satuan pendidikan untuk kelas II berlangsung
selama 35 menit .

2.1.2. Tujuan Mata Pelajaran IPA


Dalam standar isi IPA untuk SD/MI dijelaskan bahwa tujuan dari mata
pelajaran IPA adalah :
(a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-NYA
(b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
(c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
(d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
(e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
(f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan

9
(g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs

2.2. Sumber Energi

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek yaitu :
(a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
(b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas
(c) Energy dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
(d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya dan benda-benda
langit lainnya
Sumber Energi merupakan salah satu materi yang terdapat dalam mata
pelajaran IPA, di mana sumber energi terdiri dari energi panas, energi cahaya,
energi gerak dan energi bunyi.

Gambar1 : Sumber energi panas dan cahaya

10
2.3. Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Ahmad Susanto (2014: 5) yaitu perubahan-perubahan


yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.Secara sederhana yang dimaksud
dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relative menetap.

2.3.1. Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman


konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa
(aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a) Pemahaman Konsep (aspek kognitif)


Pemahaman menurut Bloom dalam Ahmad Susanto (2014: 6), diartikan
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari.Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa
mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa
hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
(b) Keterampilan proses (aspek psikomotor)
Menurut Usman dan Setiawati dalam Ahmad Susanto (2014: 9),
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam
diriindividu siswa.
(c) Sikap (aspek afektif)
Menurut Lange dalam Azwar dalam Ahmad Susanto (2014: 10), sikap tidak
hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

11
respon fisik.Jadi, sikap ini harus ada kekompakkan antara mental dan fisik
secara serempak.
2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.


Artimya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan.Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari
diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman dalam Ahmad Susanto
(2014: 12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai
berikut :
(a) faktor internal ; faktor internal merupakan factor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi :kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
(b) Faktor eksternal ; faktor yang berasal dari diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang
morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami isteri, perhatian
orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari
berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana
dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2013: 52), bahwa gruru adalah komponen yang
sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.Berdasarkan
pendapat ini dapat ditegaskan bahwa salah satu faktor eksternal yang sangat
berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam proses
pembelajaran memegang peranan penting.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Setting Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Tempat dilaksanakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah


tempat yang digunakan untuk memperoleh data yang diinginkan.Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 61/X Talang Babat pada mata pelajaran IPA di kelas II
Tahun Pelajaran 2016/2017.

3.1.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada semester dua (genap) tahun pelajaran
2016/2017 selama tiga bulan,di mulai bulan Januari 2017 sampai dengan bulan
Maret 2017.

Tabel 2 :Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian


Bulan
No Kegiatan Januari Februari Maret
M M M M M M M M M M M M
                           
1 Penyusunan proposal x x x                  
2 Pelaksanaan Tindakan       x x x          
3 pengumpulan data             x x x      
4 Penyusunan Laporan                   x x x
                           

3.1.3 Subyek Penelitian


Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subyek penelitian
adalah siswa-siswi Kelas II SD Negeri 61/X Talang Babat yang terdiri dari 37
orang di tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA dengan materi
Sumber Energi.

13
3.1.4 Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan secara garis besar, peneliti pada umumnya mengenal
adanya empat langkah penting, yaitu pengembangan plan(perencanaan),act
(tindakan), observer (pengamatan), dan reflect (perenungan) atau disingkat
PAOR, yang dilakukan secara intensif dan sistematis atas seseorang yang
mengerjakan pekerjaan sehari-harinya (Sukardi, 2010: 212).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
yaitu berbentuk spiral dan saling terkait dari sklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi).
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 2 :Siklus Model Kemmis

Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Putaran 2

Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Seterusnya

Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

14
Penjelasan alur di atas adalah:

(a) Perencanaan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti


menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
(b) Tindakan/observasi atau pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan
oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode demonstrasi.
(c) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
(d) Perencanaan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat, membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Data-data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
(a) Data observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi
(b) Data observasi tentang aktivitas siswa
(c) Data evaluasi siswa

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
(a) Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
(b) RPP, yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RPP berisi SK, KD, indikator, tujuan pembelajaran, dan kegiatan
belajar mengajar.

15
(c) Tes formatif, tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA
pada materi Sumber Energi.
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa dan juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa
setelah proses belajar mengajar, setiap akhir pembelajaran dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir pembelajaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
(a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif yang dapat dirumuskan:

X=
∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

(b) Untuk ketuntasan belajar


Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994
(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai
skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut
terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

16
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:

P=
∑ Siswa . yang . tuntas . belajar x 100 %
∑ Siswa

Tabel 3 : Kriteria Ketuntasan Siswa

Kriteria ketuntasan
Kualifikasi
Klasikal Individual

≥85% ≥ 62 Tuntas

<85% < 62 Tidak Tuntas

17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga
kegiatan, yaitu (1) pratindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II.Mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar sebanyak empat
jam pelajaran perminggu (4 x 35 menit), pada umumnya dilaksanakan sebanyak
dua kali pertemuan dalam satu minggu dan ini juga dilaksanakan di SD Negeri
61/X Talang Babat.
4.1 Pratindakan
Deskripsi awal tentang hasil belajar test formatif pada materi Sumber Energi
, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4 : Hasil Test Formatif Mata Pelajaran IPA


No Nama Siswa Nilai KKM Kriteria
1 AS 70 62 Tuntas
2 AA 70 62 Tuntas
3 Ag 65 62 Tuntas
4 Arf 50 62 Tidak Tuntas
5 AAB 65 62 Tuntas
6 At 70 62 Tuntas
7 FA 70 62 Tuntas
8 Fi 75 62 Tuntas
9 IM 50 62 Tidak Tuntas
10 Is 50 62 Tidak Tuntas
11 JF 50 62 Tidak Tuntas
12 JA 75 62 Tuntas
13 KS 60 62 Tidak Tuntas
14 M.D 50 62 Tidak Tuntas
15 M.F 50 62 Tidak Tuntas
16 M.fid 50 62 Tidak Tuntas
17 M.FR 80 62 Tuntas
18 ZT 60 62 Tidak Tuntas
19 NA 70 62 Tuntas
20 NH 80 62 Tuntas
21 NO 75 62 Tuntas
22 NU 60 62 Tidak Tuntas
23 NHi 70 62 Tuntas

18
24 OD 60 62 Tidak Tuntas
25 Pei 65 62 Tuntas
26 RP 70 62 Tuntas
27 RAC 80 62 Tuntas
28 SRo 70 62 Tuntas
29 Sara 65 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 50 62 Tidak Tuntas
32 Ran 70 62 Tuntas
33 Az 60 62 Tidak Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 70 62 Tuntas
37 NPJ 70 62 Tuntas
Jumla
h   2380  
Rata – rata 64,32  
Jumlah Siswa yang Tuntas 21 Orang Siswa  
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 16 Orang Siswa  
Persentase Ketuntasan Siswa   56%  
Persentase Siswa yang tidak tuntas 44%    

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar kelas II pada mata pelajaran
IPA di SD Negeri 61/X Talang Babat masih rendah. Siswa yang tuntas dalam
belajar hanya 21 orang siswa atau hanya 56 % dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas dalam belajar berjumlah 16 orang siswa
atau sekitar 44 %, selain itu juga untuk nilai rata-rata siswa yaitu 64,32 dan
dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh guru yaitu
62.
Dari hasil test formatif di atas dapat disimpulkan bahwa nilai test pada mata
pelajaran IPA di kelas II masih rendah karena nilai rata-rata siswa tersebut tidak
jauh dari nilai KKM yang telah ditetapkan.
Hasil test formatif di atas, menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan metode demonstrasi
sebagai alat bantu dalam prose pembelajaran dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas II SD Negeri 61/X Talang
Babat tahun pelajaran 2016/2017.
4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

19
a. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)

Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus pertama, soal test
formatif dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Pada siklus pertama
peneliti melaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua jam pelajaran
(2 x 35 menit) dan pertemuan kedua juga dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi
yang disajikan dalam siklus pertama ini yaitu “ Sumber Energi “

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan


a) Kegiatan Awal
Pertemuan awal dimulai dengan memberi salam, mempersiapkan siswa,
berdoa, mengabsen siswa, selanjutnya membuka pelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan motivasi. Kegiatan awal ini berlangsung sekitar 15
menit.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit, dengan materi“ Sumber Energi“.
Guru mempersilahkan siswa membuka buku paket, membaca dan memahami
materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk mengemukakan tentang
Sumber,Energi, macam-macam energi . Guru juga meminta siswa untuk
menyebutkan macam-macam energi serta kegunaanya masing-masing dalam
kehidupan sehari-hari.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama
berlangsung selama 15 menit, dengan meminta kepada siswa untuk memberikan
tanggapan tentang materi pembelajaran dengan tanya jawab, selanjutnya guru
memberikan kesimpulan dan arahan untuk pembelajaran berikutnya.

b. Pertemuan Kedua (2 x 35 menit)

20
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan pertemuan kedua ini merupakan lanjutan materi dari
pertemuan sebelumnya yaitu “ Sumber Energi “. Skenario pembelajaran yang
digunakan pada pertemuan ini peneliti lebih mempersiapkan lampu senter dan
batrai dengan menggunakan metode demonstrasi.

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan


a) Kegiatan Awal
Pertemuan awal dimulai dengan memberi salam, mengkondisikan kelas,
berdoa, mengabsen siswa, selanjutnya membuka pelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan motivasi. Kegiatan awal ini berlangsung sekitar 15
menit.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit, guru menyiapkan lampu senter
dan batrai sebagai media untuk menjelaskan tentang salah satu sumber energi.
Guru meminta siswa untuk menghidupkan lampu senter tanpa memakai batrai
dan meminta siswa memberikan komentar tentang kejadian yang terjadi.
Selanjutnya Guru meminta siswa untuk memasang batrai kedalam lampu senter
tersebut dan meminta siswa memberikan komentar. Guru memberikan penjelasan
dan bersama-sama siswa menyimpulkan hasil Tanya jawab/diskusi yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua
berlangsung selama 15 menit, dengan memberikan motivasi dan penguatan
kepada siswa agar mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya
dalam kegiatan akhir, guru memberikan posttest berupa isian untuk mengetahui
tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

21
Tahap Observasi dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, kemudian dilaksanakan
observasi yang dilakukan oleh observer. Objek yang menjadi sasaran dalam
observasi adalah :
1) Aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran
2) Keefektifan penggunaan metode demonstrasi
3) Tanggapan siswa dalam proses pembelajaran
4) Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan posttest
Dalam pelaksanaan postest tentang materi “ Sumber Energi “, hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5 : Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada siklus Pertama


No Nama Siswa Nilai KKM Kriteria
1 AS 80 62 Tuntas
2 AA 70 62 Tuntas
3 Ag 70 62 Tuntas
4 Arf 55 62 Tidak Tuntas
5 AAB 70 62 Tuntas
6 At 75 62 Tuntas
7 FA 80 62 Tuntas
8 Fi 75 62 Tuntas
9 IM 60 62 Tidak Tuntas
10 Is 70 62 Tuntas
11 JF 60 62 Tidak Tuntas
12 JA 75 62 Tuntas
13 KS 60 62 Tidak Tuntas
14 M.D 60 62 Tidak Tuntas
15 M.F 70 62 Tuntas
16 M.fid 60 62 Tidak Tuntas
17 M.FR 80 62 Tuntas
18 ZT 65 62 Tuntas
19 NA 80 62 Tuntas
20 NH 80 62 Tuntas
21 NO 80 62 Tuntas
22 NU 75 62 Tuntas
23 NHi 75 62 Tuntas
24 OD 65 62 Tuntas
25 Pei 65 62 Tuntas
26 RP 75 62 Tuntas

22
27 RAC 80 62 Tuntas
28 SRo 75 62 Tuntas
29 Sara 65 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 60 62 Tidak Tuntas
32 Ran 75 62 Tuntas
33 Az 60 62 Tidak Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 75 62 Tuntas
37 NPJ 75 62 Tuntas
Jumla
h   2595    
Rata – rata 70,13    
Jumlah Siswa yang Tuntas 27 Orang Siswa  
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 10 Orang Siswa  
Persentase Ketuntasan Siswa   72 %    
Persentase Siswa yang tidak tuntas 28 %    

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode


demonstrasi terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari nilai
test formatif pada kondisi awal. Siswa yang tuntas dalam belajar yaitu dari 21
orang siswa bertambah menjadi 27 orang siswa atau dari 56 % menjadi 72 %
berarti peningkatan ini sekitar 16 % dari jumlah keseluruhan siswa. Untuk siswa
yang tidak tuntas dalam belajar dari 16 orang siswa berkurang menjadi10 orang
siswa atau dari 44 % menjadi 28 %. Berarti mengalami pengurangan sekitar 16 %,
selain itu nilai rata-rata siswa dari 64,32 menjadi 70,13. Dari nilai di atas dapat
disimpulkan bahwa terjadi perubahan/peningkatan nilai siswa.
Atas dasar hasil observasi dan nilai postest di atas, peneliti masih perlu
untuk melanjutkan kegiatan penelitian dan melanjutkan siklus selanjutnya dan
menguatkan penggunaan metode demonstrasi.

4.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

23
a. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit)
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan tindakan siklus kedua ini, peneliti hanya melanjutkan
dengan memperhatikan observasi pada siklus sebelumnya.Pada tahap ini peneliti
melaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua jam pelajaran (2 x 35
menit) dan pertemuan kedua juga dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang
disajikan dalam siklus pertama ini yaitu “Sumber Energi “.Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), soal test formatif dan alat-alat pembelajaran yang
mendukung.

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan


a) Kegiatan Awal
Pertemuan awal dimulai dengan memberi salam, mempersiapkan siswa,
berdoa, mengabsen siswa, selanjutnya membuka pelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan penguatan/motivasi. Kegiatan awal ini
berlangsung sekitar 15 menit.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada siklus kedua ini berlangsung selama 40 menit, dengan
materi “ Energi yang sering di gunakan “. Guru mempersilahkan siswa membuka
buku paket, membaca dan memahami materi pelajaran. Guru menampilkan media
gambar tentang alat-alat yang menggunakan energi listrik. Guru meminta siswa
untuk menyebutkan tentang kegunaan dari alat-alat yang menggunakan energi
listrik tersebut.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran pada pertemuan pertama
berlangsung selama 15 menit, dengan meminta kepada siswa untuk memberikan
tanggapan tentang materi pembelajaran dengan tanya jawab, selanjutnya guru
memberikan kesimpulan dan arahan untuk pembelajaran berikutnya.

b. Pertemuan Kedua (2 x 35 menit)

24
Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan pertemuan kedua ini merupakan lanjutan materi dari
pertemuan sebelumnya yaitu “ Energi yang sering di gunakan dan cara
menghemat energi “. Skenario pembelajaran yang digunakan pada pertemuan ini
peneliti mempersiapkan media gambar dan peralatan serta bahan yang akan
digunakan dalam metode demonstrasi.

Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan


a) Kegiatan Awal
Pertemuan awal dimulai dengan memberi salam, mengkondisikan kelas,
berdoa, mengabsen siswa, selanjutnya membuka pelajaran, menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberikan pritest. Kegiatan awal ini berlangsung sekitar 15
menit.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit, Guru media menyiapkan gambar
tentang alat-alat yang menggunakan energi listrik, supaya siswa dapat lebih
memahami tentang sumber energ listrik.Guru mempersilahkan siswa untuk duduk
berkelompok serta menyiapkan bahan dan alat-alat yang dibawa (lampu sumbu,
minyak tanah,bohlam, colokan listrik,senter, batrai).Guru menuntun siswa dalam
melakukan kegiatan demonstrasi yang dilakukan untuk menemukan kelebihan
penggunaan sumber energi listrik di banding sumber energi lain. Kemudian siswa
menguraikan dan memberikan komentar tentang materi.Setelah siswa
mengemukakan pendapatnya secara acak, guru memberikan penejelasan dan
bersama-sama siswa menyimpulkan hasil Tanya jawab/diskusi yang telah
dilaksanakan.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua
berlangsung selama 15 menit, dengan memberikan motivasi dan penguatan
kepada siswa agar mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. Selanjutnya
dalam kegiatan akhir, guru memberikan posttest berupa isian untuk mengetahui
tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

25
Tahap Observasi dan Evaluasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, kemudian dilaksanakan
observasi yang dilakukan oleh observer. Objek yang menjadi sasaran dalam
observasi adalah :
1) Aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran
2) Keefektifan penggunaan torso/alat bantu lainnya
3) Keefektifan penggunaan metode demonstrasi
4) Tanggapan siswa dalam proses pembelajaran
5) Hasil belajar siswa dalam pelaksanaan posttest

Hasil pelaksanaan postest tentang materi “ Sumber Energi “,


Tabel 6 : Hasil Belajar Siswa Kelas II Pada siklus II
No Nama Siswa Nilai KKM Kriteria
1 AS 80 62 Tuntas
2 AA 80 62 Tuntas
3 Ag 70 62 Tuntas
4 Arf 60 62 Tidak Tuntas
5 AAB 75 62 Tuntas
6 At 75 62 Tuntas
7 FA 80 62 Tuntas
8 Fi 80 62 Tuntas
9 IM 60 62 Tidak Tuntas
10 Is 70 62 Tuntas
11 JF 70 62 Tuntas
12 JA 80 62 Tuntas
13 KS 75 62 Tuntas
14 M.D 70 62 Tuntas
15 M.F 75 62 Tuntas
16 M.fid 70 62 Tuntas
17 M.FR 85 62 Tuntas
18 ZT 75 62 Tuntas
19 NA 85 62 Tuntas
20 NH 85 62 Tuntas
21 NO 80 62 Tuntas
22 NU 75 62 Tuntas
23 NHi 80 62 Tuntas

26
24 OD 75 62 Tuntas
25 Pei 75 62 Tuntas
26 RP 80 62 Tuntas
27 RAC 85 62 Tuntas
28 SRo 75 62 Tuntas
29 Sara 75 62 Tuntas
30 TSi 60 62 Tidak Tuntas
31 VAp 60 62 Tidak Tuntas
32 Ran 80 62 Tuntas
33 Az 65 62 Tuntas
34 TN 60 62 Tidak Tuntas
35 LM 65 62 Tuntas
36 DM 75 62 Tuntas
37 NPJ 80 62 Tuntas
Jumla
h   2745    
Rata – rata 74,18    
Jumlah Siswa yang Tuntas 32 Orang Siswa  
Jumlah Siswa yang tidak Tuntas 5 Orang Siswa  
Persentase Ketuntasan Siswa   86 %    
Persentase Siswa yang tidak tuntas 14 %    
Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dari nilai sikus pertama.Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
pembelajaran dengan metode demonstrasi.Disamping itu peningkatan kemampuan
guru dalam mengelola pengajaran dengan metode demonstrasi semakin mantap.
Siswa yang tuntas dalam belajar yaitu dari 27 orang siswa bertambah
menjadi 32 orang siswa atau dari 72 % menjadi 86 % berarti peningkatan ini
sekitar 14 % dari jumlah keseluruhan siswa. Untuk siswa yang tidak tuntas dalam
belajar dari 10 orang siswa berkurang menjadi 5 orang siswa atau dari 28 %
menjadi 14 %. Berarti terjadi pengurangan sekitar 14 %, selain itu nilai rata-rata
siswa dari 70,13 menjadi 74,18. Dari nilai di atas dapat disimpulkan bahwa
kembai terjadi perubahan/peningkatan nilai siswa dengan niai rata-rata kelas
mengalami peningkatan dan melampaui nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditentukan oeh guru, yaitu 62

Refleksi

27
Dari pengumpulan data hasil observasi dan evaluasi tindakan pada siklus
pertama, dapat disimpulkan bahwa siklus kedua pada kegiatan penelitian ini telah
mendapatkan perubahan hasil belajar yang cukup signifikan dari siklus
sebelumnya, meskipun tidak semua siswa yang tuntas dalam pembelajaran.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus kedua mencapai ketuntasan.
Pada siklus kedua ini guru telah menerapkan pembelajaran dengan metode
demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa.Maka tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan pembelajaran dengan metodedemonstrasi dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman dan
penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru. Berikut dapat
dilihat rekapitulasi hasil belajar siswa dari kondisi awal,siklus pertama dan siklus
kedua pada tabel di bawah ini :

Tabel 7 : Rekapitulasi Hasil Belajar siswa Pada Setiap Siklus


Jumlah atau Persentase
No Aspek yang dinilai
Kondisi Siklus Siklus

28
Awal Pertama Kedua
Rata-rata Rata-rata Rata-rata
1 Rata-rata 64,32 70,13 74,18
2 Jumlah siswa yang tuntas 21 27 32
3 Jumlah siswa yang tidak tuntas 16 10 5
4 Persentase ketuntasan siswa 56% 72% 86%
5 Persentase siswa yang tidak tuntas 44% 28% 14%

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses


pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap proses mengingat
kembali materi pelajaran yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.

BAB V
PENUTUP

29
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di atas dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan metode demonstrasi
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap pembelajaran yaitu
pada kondisi awal (56 %), siklus pertama (72 %), dan siklus kedua (86 %).

5.2 Saran
Adapun saran pada penilitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
(a) Untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru
harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
(b) Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran yang variatif
dan yang sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan,
sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
(c) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SD Negeri 61/X Talang Babat di tahun pembelajaran
2016/2017.
(d) Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar
diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

30
Daryanto. 2015. Strategi dan Tahapan Mengajar bekal Keterampilan Dasar
BagiGuru. Bandung:CV. Yrama Widia.

Kurniasih, Imas. dan Sani, Berlin. 2016. Model pembelajaran. Kata Pena.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK Itu Mudah.Jakarta : PT. Bumi


Aksara.

Permendiknas Nomor 23 tahun 2006

Permendiknas Nomor 57 Tahun 2014

Rustaman, Nuryani. dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta :
Universitas jambi.

Saefuddin, Asis. dan Berdianti, Ika. 2014. Pembelajaran Efektif. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV.


Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan.Jakarta : Kencana Prenadamedia Grup

Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta : kencana
Prenadamedia Grup.

Standar Isi, Badan Standar Nasional Pendidikan 2006

Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana


Pustaka.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

31

Anda mungkin juga menyukai