Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN DEMONSTRATION AND EXPERIMENT SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN PRESTASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN


PEKERJAAN DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA

Agus Efendi, Budi Siswanto

Prodi. Pend. Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan Jl. Ahmad Yani 200, Surakarta, Telp/Fax 0271 718419

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik serta
mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran aktif metode demonstration dan experiment dalam mata
pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) di SMK Negeri 2 Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan luaran dari penelitian ini adalah
memperbaiki proses pembelajaran dalam pelajaran PDKB di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Surakarta
melalui penerapan metode pembelajaran aktif metode demonstration dan experiment.
Penelitian PTK ini dilakukan di SMK Negeri 2 Surakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dilaksanakan dalam waktu 6 bulan mulai bulan Mei sampai Oktober 2010. Subjek dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) pada Tahun Pelajaran 2009/2010. Data dalam penelitian
ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap peserta didik terhadap
pemahaman mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) melalui model pembelajaran aktif
metode demonstration dan experiment. Sumber data dalam penelitian ini adalah Pendidik dan peserta didik pada
mata pelajaran PDKB kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB) SMK Negeri 2 Surakarta sebagai kolaborasi
peneliti. Validitas data, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data yang
digunakan adalah model analisis interaktif. Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berlangsung sampai pada dua siklus dengan tahapan langkah mencakup 1) perencanaan tindakan , 2)
pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.
Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa dengan penerapan metode demonstration and
experiment pada mata pelajaran PDKB, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan peningkatan ketuntasan
belajar peserta didik dari 67,65% (siklus I) menjadi 85,30%(siklus II), Selain itu dengan penerapan metode
demonstration dan experiment pada mata pelajaran PDKB dapat meningkatkan keaktifan peserta didik kelas X
Teknik Gambar Bangunan (TGB).

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Keaktifan Siswa, Demonstration and Experiment

dan kurang efektif karena terlalu lamanya rentang


PENDAHULUAN waktu pembelajaran yang akan dilaksanakan
Belajar adalah proses mendapatkan selanjutnya dan materi yang akan disampaikan
pengetahuan. Belajar dalam idealisme yang masih cukup banyak dibandingkan waktu yang
merupakan kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke diberikan,
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, Selama proses pembelajaran di SMK
realitas yang dipahami oleh sebagian masyarakat Negeri 2 Surakarta yang telah ada pendidik
tidaklah demikian. Belajar dianggap property menyampaikan materi masih menggunakan
sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan metode konvensional yang menjadikan pendidik
tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat sebagai pusat kegiatan belajar mengajar. Peserta
menganggap belajar disekolah adalah usaha didik pada umumnya hanya menghafal informasi
penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan yang diperoleh, sehingga konsep yang tertanam
tersebut tidaklah seluruhnya salah, sebab seperti kurang begitu kuat. Data sekunder hasil
dikatakan Reber, belajar adalah the process of pembelajaran PDKB tahun 2009/2010 semester
acquiring knowl-edge.(Agus Suprijono, 2009: 3) gasal untuk kelas X Teknik Gambar Bangunan
Salah satu komponen yang penting dalam (TGB) menunjukkan nilai produktif sebanyak
sistem pelaksanaan pendidikan adalah bagaimana 61,2% untuk nilai terendah dengan range antara
meningkatkan kualitas pembelajarannya. Pada 60-70, sedangkan nilai dengan range 73-76
pelaksanaanya dalam upaya meningkatkan hanya mencapai 38,8% saja. Dari data tersebut
kualitas pembelajaran khususnya dalam hal dapat dilihat bahwa hasil pencapaian nilai
produktif masih terdapat beberapa hambataan produktif kurang optimal sesuai yang
diharapkan.
JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 16
Berdasarkan masalah-masalah tersebut di Metode pembelajaran demonstration
atas, perlu dilakukan penerapan metode merupakan metode mengajar yang sangat efektif
pembelajaran yang lebih strategis yaitu metode untuk membantu peserta didik dalam memahami
(demonstration dan experiment). Metode konsep-konsep praktek. Dengan metode
demonstration dan experiment merupakan salah demonstration peserta didik dapat belajar
satu tipe dari pembelajaran aktif. Metode ini langsung dan mendapat pengalaman yang lain
dimana peserta didik dapat berinteraksi langsung dibandingkan jika peserta didik mendengarkan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan ceramah pendidik atau sebatas membaca buku
pemahaman, daya berkomunikasi yang dapat teks. Jalannya pengajaran dengan metode ini
memacu peningkatkan keaktifan peserta didik. adalah pendidik menerangkan dan menjelaskan
Pendidik bertindak langsung dalam penyampaian tujuan dari diadakannya demonstration dan
materi dan melaksanakan inservice training dan experiment.
ungrading dalam penumbuhan potensi Metode experiment adalah cara penyajian
meningkatkan pengetahuannya. pelajaran dengan menggunakan percobaan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah Dengan melakukan experiment, peserta didik
penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dirancang menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada
dan mengkaji: “ Upaya Peningkatan Prestasi hanya menerima dari pendidik dan buku, dapat
Belajar dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap
Metode Pembelajaran Demonstration dan ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama
Expriment Pada Pembelajaran Pekerjaan Dasar dalam ingatan peserta didik. Metode ini paling
Konstruksi Bangunan Di SMK Negeri 2 tepat apabila digunakan untuk merealisasikan
Surakarta”. pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau
pendekatan penemuan yaitu dilakukan dengan
LANDASAN TEORI menerangkan sejelas-jelasnya tujuan-tujuan
Penerapan metode demonstration dan pelajaran pada peserta didik, sehingga peserta
experiment merupakan salah satu tipe dari didik mengetahui pertanyaan yang perlu dijawab
pembelajaran aktif. Dimana pada metode ini, dengan experiment. Setelah experiment selesai
peserta didik dapat berinteraksi langsung peserta didik membandingkan hasilnya dengan
sehingga dapat melihat pembelajaran melalui hasil experiment orang lain dan mendiskusikan
proses demonstration dan experiment dimana bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-
nantinya dapat meningkatakan pemahaman, dan kekeliruan. Dalam langkah ini diadakan penilaian
daya berkomunikasi yang dapat memacu dan atau membicarakan kebaikan-kebaikan dari apa
merangsang peningkatkan keatifan serta yang telah dikerjakan atau membicarakan
pemahaman kepada peserta didik. Dalam hal ini kekurangan-kekurangan dan cara-cara
pendidik bertindak langsung dalam menangulanginya. Pendidik dalam proses
menyampaikan materi yang disampaikan melalui pembelajarannya selalu aktif dan memantau
metode demonstration dan experiment dan perkembanagan peserta didik terhadap
pendidik harus melaksanakan inservice training pemahaman materi dalam demonstration dan
dan ungrading dalam penumbuhan potensi experiment tersebut, selain itu untuk
meningkatkan pengetahuannya. merangsang keaktifan peserta didik dan
Pada metode pembelajaran demonstration menumbuhkan rasa percaya diri dalam
dan experiment menonjolkan pada pemberian mengungkapkan sikap kritis peserta didik dalam
materi dengan cara demonstration dimana peserta berexperiment.
didik secara langsung mengamati dan keterlibatan Dengan pelaksanaan model pembelajaran
langsung pada pembelajaran. Pada demostrasi demonstration dan experiment yang efektif
tersebut pendidik menyampaikan materi berarti pelaksanaan metode tersebut mendukung
pembelajaran dengan media pembelajaran berupa untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
alat peraga yang sudah disiapkan bisa berbentuk Diterapkannya model pembelajaran aktif dengan
alat asli maupun imitasi alat peraga yang bisa metode demonstration dan experiment pada
digunaan dan dipahami dalam proses mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstrusi
pembelajaran. Sedangkan experiment sendiri Bangunan ( PDKB), diharapkan dapat membantu
adalah peserta didik belajar melakukan dan peserta didik lebih aktif dalam proses menerima
mencoba tentang materi yang telah disampaikan. pembelajaran dan lebih memahami penjelasan

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 17


pendidik sehingga tujuan pembelajaran dapat Dengan penerapan prosedur pembelajaran
tercapai secara optimal. aktif metode demonstration dan experiment ini
Pengembangan strategi pendekatan maka akan dicapai pembelajaran yang efektif.
pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Penerapan pembelajaran metode demonstration
Bangunan (PDKB) melalui metode dan experiment turut menentukan kualitas
demonstration dan experiment. Akan dapat pembelajaran serta meningkatkan hasil nilai
meningkatkan mutu hasil belajar serta keaktifan pembelajaran dan keaktifan pembelajaran
peserta didik dalam pembelajaran Pekerjaan Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB)
Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB). peserta didik TGB SMKN 2 Surakarta. Oleh
Pelaksanaan pembelajaran aktif yang efektif karena itu perbaikan perencanaan, pelaksanaan
berarti mendukung untuk meningkatkan hasil tindakan, pengamatan sampai pada refleksi dan
belajar baik peserta didik sebagai sasaran utama, evaluasi terhadap penerapan metode
pendidik, serta yang lain dalam hal keuntungan, demonstration dan experiment sangat perlu untuk
pengetahuan, pengalaman kerja dan bidang- mencapai proses pembelajaran yang efektif.
bidang lainnya yang mendukung pelaksanaan Lebih jelasnya kerangka berfikir dapat
pembelajaran aktif. Pelaksanaan pembelajaran digambarkan seperti diagram alir berikut ini :
aktif harus dikelola secara profesional dan
berkompetensi dan bila masing-masing bidang
atau aspek dapat mendukung peningkatan hasil
belajar peserta didik melalui pembelajaran aktif,
kondisi kesiapan Pendidik dan sekolah dalam
penyusunan program pembelajaran pembelajaran
aktif yang meliputi penyusunan program semester
dan jadwal. Proses pembelajaran pembelajaran
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB)
lebih menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan yaitu
daya critis dan daya ekspresi. Sementara daya
pikir kritis sebagai indikator dari perkembangan
kognitif itu sendiri bukan merupakan akumulasi
kepentingan perubahan perilaku terpisah
melainkan merupakan pembentukan oleh anak,
suatu kerangka teori belajar terhadap usaha
seseorang dalam mengkonstruksi
pengetahuannya. Gambar 1. Kerangka Berpikir.
Dengan diterapkannya pembelajaran
pembelajaran aktif dalam pembelajaran METODE PENELITIAN
pembelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Penelitian dilakukan di SMK Negeri 2
Bangunan (PDKB), diharapkan dapat membantu Surakarta, dengan subjek penelitian ini siswa
peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran dan kelas X Teknik Gambar Bangunan (TGB)
lebih memahami penjelasan Pendidik sehingga Tahun pelajaran 2009/2010. Data dalam
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk penelitian ini diperoleh dari hasil observasi,
meningkatkan hasil belajar pembelajaran wawancara dan tes yang dilakukan terhadap
Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) peserta didik. Berkaitan dengan pemahaman
dalam pembelajarannya harus menarik sehingga peserta didik mengenai mata pelajaran
peserta didik termotivasi untuk aktif belajar. pekerjaan dasar konstruksi bangunan (PDKB)
Diperlukan metode pembelajaran interaktif setelah diterapkan metode pembelajaran aktif
dimana Pendidik lebih banyak memberikan peran metode demonstration dan experiment. Teknik
kepada peserta didik sebagai subjek belajar, pengumpulan data menggunakan : 1)pedoman
Pendidik mengutamakan proses dan hasil. observasi, 2) pedoman wawancara, 3)
Pendidik merancang proses belajar mengajar wawancara, 4) kajian dokumen, 5) tes.
yang melibatkan peserta didik secara integratif Validitas data, dalam penelitian ini
dan komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi
psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. data mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan
data dengan menggunakan beberapa sumber data
JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 18
yang berbeda sehingga apa yang diperoleh dari
sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya.
Data dianalisis dengan analisis interaktif yang
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan dilakukan dalam bentuk
interaktif dengan pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
Untuk mengukur keberhasilan tujuan
penelitian di atas dirumuskan indikator kinerja
sebagai berikut. Pada siklus terakhir, sekurang-
kurangnya:
1. 70% Kesiapan peserta didik dalam
menerima pelajaran.
2. 70% Keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran.
3. 70% Peran serta peserta didik dalam
penerima pembelajaran. Gambar 2. Ilustrasi Langkah-langkah penelitian.
4. 70% Penguasaan pembelajaran.
5. 70% Kemampuan melakukan A. HASIL DAN PEMBAHASAN
Demonstration dan Experiment. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus
6. 70% Keaktifan dalam interaksi I
berdiskusi. Sebelum dilakukan penelitian tindakan
7. 70% Pengkomunikasian hasil kelas, diperoleh data hasil belajar peserta didik
pengamatan dan percobaan. kelas X TGB Program Keahlian Bangunan SMK
8. 70% Kejelasan dalam mengemukakan Negeri 2 Surakarta sebagai berikut :
ide/konsep. 1. Peserta didik yang tuntas belajar
9. 70% Kemampuan peserta didik sebanyak 32,35 % (11 peserta didik).
membandingkan pembelajaran dengan 2. Peserta didik peserta didik yang
kehidupan nyata. belum tuntas belajar sebanyak
10. 70% Kemampuan memecahkan 67,65% (23 peserta didik).
masalah. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran
11. 70% Membandingkan hasil. dengan standar kompetensi menerapkan teori dan
Prosedur yang dilaksanakan dalam praktik kerja batu dengan materi pelajaran
penelitian tindakan kelas ini yang dipilih yaitu tentang pasangan bata / dinding / bricklayer /
dengan menggunakan model spiral dari Kemmis bricklaying ikatan setengah batu dengan satu batu
dan Mc Taggart (1998). Langkah-langkah pada bentuk siku.
modul siklus Kemmis dan Taggart di atas yaitu Hasil Tes
sebagai berikut Hasil tes pada siklus I terhadap 34 peserta
1. Perencanaan tindakan didik, diperoleh data sebagai berikut :
2. Pelaksanaan tindakan a. Peserta didik yang tuntas belajar
3. Observasi dalam kompetensi sebanyak 23
peserta didik (67,65%).
4. Refleksi.
b. Peserta didik yang belum tuntas
belajar dalam kompetensi sebanyak
11 peserta didik (32,35%).
Hasil Observasi Afektif dan Psikomotorik
Siklus I:

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 19


Evaluasi
Penelitian pada tindakan kelas siklus II
diperoleh hasil bahwa peserta didik kelas X TGB
Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2
Surakarta telah menunjukkan peningkatan
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran,
kemampuan melakukan demonstration dan
experiment, keaktifan interaksi dan diskusi dalam
pemecahan masalah, serta keantusiasan siswa
pada pelajaran pekerjaan dasar konstruksi
bangunan. Hasil observasi dan wawancara dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
Evaluasi demonstration dan experiment dapat
Hasil penelitian pada tindakan kelas menunjukkan hasil belajar siswa yang meningkat
siklus I bahwa tindakan pendidik pada pelajaran bila dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan
praktik dasar kerja batu kelas X TGB Program tindakan kelas.
Keahlian Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta,
belum memenuhi tolak ukur keberhasilan yaitu Pembahasan Observasi Peserta Didik
70% kecuali pada indikator demonstration dan 1. Kesiapan Peserta Didik Dalam Menerima
experiment (70,58%). Untuk selanjutnya Pelajaran Menggunakan Model
penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Pembelajaran Aktif Demonstration dan
2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Experiment
Siklus II Kesiapan peserta didik dalam menerima
Peneliti pada siklus II melaksanakan pelajaran cenderung mengalami peningkatan.
pembelajaran pada pokok bahasan teori dan Hasil pengamatan terhadap kesiapan peserta didik
praktik pembelajaran tentang pasangan bata / dalam menerima pelajaran pada siklus I adalah
dinding / bricklayer / bricklaying ikatan setengah 67,64% dan pada siklus II adalah 80,14% ini
batu dengan satu batu bentuk silang. Siklus II menunjukkan sudah ada peningkatan pada tiap–
terdiri dari dua pertemuan. Guru melakukan tiap indikator dari kesiapan peserta didik saat
pembelajaran dengan standart kompetensi pembelajaran menggunakan model pembelajaran
pasangan bata / dinding / bricklayer / bricklaying aktif metode demonstration dan experiment.
ikatan setengah batu dengan satu batu bentuk Proses peningkatan kesiapan peserta
silang. didik keberanian peserta didik dalam bertanya
Hasil Tes Kognitif dan mengemukakan pendapat pada masing –
Hasil tes pada siklus II terhadap 34 siswa masing siklus tersebut terjadi karena usaha dari
diperoleh data sebagai berikut : pendidik yaitu : memberikan atensi kepada
a) Siswa yang tuntas belajar sebanyak 29 peserta didik untuk mengonsentrasikan dan
siswa (85,30%). memfokuskan sumber daya mental, memberikan
b) Siswa yang belum tuntas belajar motivasi yang membangun serta menumbuhkan
sebanyak 5 siswa (14,70%). aspek-aspek kritis dari apa yang akan dipelajari
Hasil Observasi Afektif dan Psikomotorik Siklus dalam proses pembelajaran, sehingga para peserta
II didik memperhatikan serta menunjukkan sikap
kritis dalam materi yang disampaikan.
2. Keaktifan Peserta Didik Dalam Mengikuti
Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Aktif Demonstration dan
Experiment
Keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran yang terlihat dari
indikator – indikator diatas cenderung mengalami
peningkatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh
setiap putaran terjadi peningkatan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
dalam mengikuti pembelajaran. Adapun hasil
JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 20
yang diperoleh pada siklus I sebanyak 63,32% peningkatan. Hasil pengamatan terhadap
dan pada siklus II mencapai sebanyak 80,14%. kemampuan melakukan demonstration dan
Dari siklus I sampai siklus II keaktifan peserta experiment peserta didik dalam pembelajaran
didik dalam mengikuti pembelajaran mengalami pada siklus I adalah 70,58% terjadi pada proses
peningkatan yang berarti. Peningkatan keaktifan pelaksanaan demonstration dan experiment
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran disetiap anggota kelompok terlihat aktif dan
dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi dalam bersemangat serta sesuai prosedur pelaksanaan
tiap – tiap indikatornya. Proses peningkatan dengan arahan pendidik sedangkan pada siklus II
tersebut terjadi karena pemusatan perhatian, adalah 80,88%.
bimbingan dari pendidik terhadap peserta didik Dari siklus I sampai siklus II
yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan kemampuan melakukan demonstration dan
tugas yang diberikan. experiment peserta didik dengan pengamatan dari
3. Peran Serta Peserta Didik Dalam pendidik cenderung mangalami peningkatan yang
Menerima Pembelajaran Menggunakan berarti. Proses peningkatan tersebut terjadi karena
Model Pembelajaran Aktif Demonstration adanya kesempatan kepada peserta didik untuk
dan Experiment mencoba melakukan demonstration dan
Hasil pengamatan terhadap peran serta experiment dengan perhatian, bimbingan dan
peserta didik dalam penerima pembelajaran pada dorongan pendidik terhadap peserta didik.
siklus I adalah 66,17%. Sedangkan pada siklus II Sehingga peserta didik dapat mencoba dengan
adalah 78,67%. Hal ini menunjukkan adanya baik dan apabila kesulitan peserta didik bertanya,
peningkatan pada tiap – tiap indikator dari peran memberikan pendapat dan menyampaikan
serta siswa dalam menerima pembelajaran dengan informasi menjadi lebih aktif.
menggunakan model pembelajaran aktif 6. Keaktifan Dalam Interaksi Dan Diskusi
demonstration dan experiment. Menggunakan Model Pembelajaran Aktif
4. Penguasaan Pembelajaran Menggunakan Demonstration dan Experiment
Model Pembelajaran Aktif Demonstration Keaktifan dalam interaksi dan diskusi
dan Experiment peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
Penguasaan pembelajaran peserta didik cenderung mengalami peningkatan. Terjadi
dalam mengikuti pembelajaran yang terlihat dari peningkatan partisipasi pada peserta didik dalam
indikator – indikator diatas cenderung mengalami mengikuti pembelajaran. Adapun hasil yang
peningkatan. Hasil yang dipeoleh pada siklus I dipeoleh pada siklus I sebanyak 67,64% dan pada
sebanyak 69,85% dan pada siklus II mencapai siklus II mencapai sebanyak 80,14%.
sebanyak 79,41%. Pada siklus I sampai siklus II Dari siklus I sampai siklus II keaktifan
penguasaan pembelajaran peserta didik dalam dalam interaksi dan diskusi peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan
yang berarti. Proses peningkatan tersebut terjadi yang berarti. Proses peningkatan tersebut terjadi
karena kejelasan materi yang disampaikan dengan karena dorongan dan arahan serta bimbingan
bimbingan dan dorongan dari pendidik tehadap pendidik terhadap interaksi dan diskusi dari
peserta didik yang sangat baik sehingga peserta didik dan pembagian kelompok yang
penguasaan pembelajaran peserta didik merata antara cekatan dan yang kurang cekatan
meningkat dari sebelumnya, ketika digunakan agar saling mengisi kekurangan. Sehingga peserta
model pembelajaran aktif demonstration dan didik merasakan kesamaaan dan terbimbing untuk
experiment ini para peserta didik menyukainya aktif dalam melakukan interaksi dan diskusi yang
karena berbeda dengan pola mengajar yang baik dan dapat meningkat dari sebelumnya.
sebelumnya dan mereka mudah mengikuti 7. Pengkomunikasian Hasil Pengamatan dan
pembelajaran yang disampaikan dengan jelas. Percobaan Menggunakan Model
5. Kemampuan Melakukan Demonstration Pembelajaran Aktif Demonstration dan
dan Experiment Menggunakan Model Experiment
Pembelajaran Aktif Demonstration dan Hasil pengamatan terhadap
Experiment pengkomunikasian hasil pengamatan dan
Kemampuan melakukan demonstration percobaan peserta didik dalam pembelajaran pada
dan experiment peserta didik dengan arahan siklus I adalah 67,64%. Sedangkan pada siklus II
pendidik yang terlihat dari indikator – indikator adalah 79,41%. Hal ini menunjukkan adanya
diatas pada setiap tindakan cenderung mengalami peningkatan pada tiap – tiap indikator dari

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 21


pengkomunikasian hasil pengamatan dan nyata semakin meningkat pada masing – masing
percobaan peserta didik dalam pembelajaran siklus tersebut terjadi karena usaha dari peneliti
dalam penguasaan materi. Pengkomunikasian dan pendidik yaitu:
hasil pengamatan dan percobaan peserta didik 1) Pemberian penekanan penjelasan lmiah
pada masing – masing siklus tersebut terjadi dilakukan dengan jelas dengan
karena usaha dari peneliti dan pendidik yaitu: pembelajaran dari contoh bangunan
1) Pemberian materi dilakukan dengan jelas dialam sekitar.
sebelum diskusi dan dalam pemberian 2) Pemberian percontohan karakteristik
materi juga diberikan pertanyaan yang keterkaitan materi dengan alam sekitar
ada hubungannya dengan materi sehingga yang dilakukan pendidik kepada peserta
peserta didik lebih punya semangat untuk didik dengan jelas mengenai hal
berfikir dan bertanya apabila ada materi kemampuan peserta didik
yang belum jelas. membandingkan pembelajaran dengan
2) Pemberian demonstration dan experiment kehidupan nyata.
yang dilakukan peserta didik dengan jelas 10. Kemampuan Memecahkan Masalah
sebelum diskusi sehingga peserta didik Menggunakan Model Pembelajaran Aktif
paham mengenai hal apa yang akan Demonstration dan Experiment
dibicarakan dalam komunikasi Hasil pengamatan terhadap kemampuan
pengamatan dan percobaan. memecahkan masalah dalam pembelajaran pada
3) Pengkomunikasian hasil pengamatan dan siklus I adalah 69,58% dan pada siklus II adalah
percobaan peserta didik dilakukan 80,14% ini menunjukkan sudah ada peningkatan
dengan penuh tanggung jawab karena itu kemampuan memecahkan masalah pada peserta
akan mempengaruhi hasil yang akan didik saat pembelajaran menggunakan model
dicapai. pembelajaran aktif metode demonstration dan
8. Kejelasan Dalam Mengemukakan Ide / experiment.
Konsep Menggunakan Model Proses peningkatan kemampuan
Pembelajaran Aktif Demonstration dan memecahkan pada peserta didik terjadi karena
Experiment usaha dari pendidik yaitu memberikan alur
Kejelasan dalam mengemukakan ide / pelaksanaan yang jelas mengenai prosedur dan
konsep dari peserta didik cenderung mengalami langkah-langkah yang dianggap baik dalam
peningkatan. Hal ini dapat dilihat data yang pemecahan masalah kepada peserta didik untuk
diperoleh pada hasil pengamatan terhadap bersama dalam pemecahan masalah terhadap
kejelasan dalam mengemukakan ide / konsep materi yang disampaikan.
peserta didik dalam pembelajaran pada siklus I 11. Pembandingan Hasil Menggunakan
adalah 69,85 %, sedangkan pada siklus II adalah Model Pembelajaran Aktif Demonstration
77,20 %. dan Experiment
9. Kemampuan Peserta Didik Hasil pengamatan terhadap peningkatan
Membandingkan Pembelajaran Dengan pembandingan hasil dalam pembelajaran adalah,
Kehidupan Nyata Menggunakan Model pada siklus I adalah 65,44 %, sedangkan pada
Pembelajaran Aktif Demonstration dan siklus II adalah 80,88 %. Pada siklus I sampai
Experiment siklus II peningkatan pembandingan hasil dalam
Hasil pengamatan kemampuan peserta pembelajaran peserta didik cenderung mengalami
didik membandingkan pembelajaran dengan peningkatan yang berarti. Proses peningkatan
kehidupan nyata dalam pembelajaran yang tersebut terjadi karena adanya perhatian,
terlihat cenderung mengalami peningkatan. Hasil bimbingan dan masukan pendidik terhadap
pengamatan pada siklus I adalah 69,11%. peserta didik dalam setiap tindakan.
Sedangkan pada siklus II adalah 81,61%. Hal ini Berdasarkan data-data yang diperoleh
menunjukkan adanya peningkatan pada tiap – tiap dari siklus I dan siklus II ini maka dapat
indikator dari kemampuan peserta didik dalam dikatakan bahwa penggunaan model
membandingkan pembelajaran dengan kehidupan pembelajaran aktif demonstration dan experiment
nyata dalam pembelajaran dalam penguasaan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
materi. kelas X TGB SMK Negeri 2 Surakarta.
Kemampuan peserta didik
membandingkan pembelajaran dengan kehidupan
JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 22
Pembahasan Observasi Pendidik
1. Pendahuluan Dalam Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Aktif
Demonstration dan Experiment
Kemampuan pendidik dalam
pelaksanaan kegiatan pokok pembelajaran
semakin meningkat pada masing – masing siklus
tersebut terjadi karena usaha dari peneliti dan
pendidik yaitu:
a. Adanya evaluasi pembelajaran
bersama.
b. Komunikasi antara peneliti
dengan pendidik di setiap waktu Rekapitulasi Hasil Pengamatan Kognitif:
untuk optimalisasi pelaksanaan
tindakan kelas.
Hasil pengamatan terhadap peningkatan
penutup dalam pembelajaran dari pendidik pada
setiap tindakan cenderung mengalami
peningkatan, bahwa pada siklus I adalah 68,26 %, KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
sedangkan pada siklus II adalah 80,76 %. Proses Kesimpulan
peningkatan tersebut terjadi karena adanya Berdasarkan hasil penelitian dan
komunikasi bersama antara peneliti dengan pembahasan pada pelaksanaan Penelitian
pendidik dalam perhatian, bimbingan dan Tindakan Kelas pada peserta didik kelas X TGB
masukan terhadap peserta didik dalam setiap Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2
tindakan. Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Berdasarkan data-data yang diperoleh 1. Penerapan motode demonstration dan
dari siklus I dan siklus II ini maka dapat experiment dapat meningkatkan hasil
dikatakan bahwa penggunaan model belajar peserta didik kelas X Teknik Gambar
pembelajaran aktif demonstration dan experiment Bangunan (TGB) di SMK Negeri 2
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Surakarta dalam mata pelajaran Pekerjaan
kelas X TGB SMK Negeri 2 Surakarta. Dasar Konstruksi Bangunan (PDKB) .
2. Penerapan motode demonstration dan
Pembahasan Penilaian Hasil Belajar experiment dapat meningkatkan keaktifan
1. Penilaian Hasil Belajar Dengan peserta didik X Teknik Gambar Bangunan
Menggunakan Model Pembelajaran Aktif (TGB) di SMK Negeri 2 Surakarta pada
Demonstration dan Experiment mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
Hasil pengamatan hasil belajar siswa Bangunan (PDKB).
dalam pembelajaran pada 34 peserta didik Implikasi
diperoleh bahwa : Penggunaan pembelajaran aktif metode
Sebelum Tindakan : Peserta didik yang tuntas demonstration dan experiment merupakan salah
belajar dalam kompetensi satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar
sebanyak 11 peserta didik Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan peserta
(32,35%). didik kelas X TGB Program Keahlian Bangunan
Siklus I : Peserta didik yang tuntas belajar dalam SMK Negeri 2 Surakarta yang nantinya akan
kompetensi sebanyak 23 peserta didik mempengaruhi efektivitas pada aktivitas dam
(67,65%). keaktifan peserta didik dalam pembelajaran pada
Siklus II : Peserta didik yang tuntas belajar dalam mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
kompetensi sebanyak 29 peserta didik Bangunan serta ketuntasan indikator kinerja. Di
(85,30%). dalam proses pembelajaran aktif metode
Rekapitulasi Hasil Pengamatan Afektif demonstration dan experiment, peserta didik
belajar memahami materi dan melaksanakan
demonstrasi eksperimen serta diskusi dan
pemecahan masalah dalam mengerjakan tugas
dan kompetensi, sehingga sikap kristis dan aktif
JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 23
selalu ada, sedangkan pendidik bertindak sebagai berlangsung, untuk dijadikan sebagai bahan
fasilitator yang akan membantu mengarahkan dan evaluasi dan perbaikan. Metode ini tidak semua
membimbing peserta didik. cocok penerapannya untuk pokok bahasan materi
Saran yang lain, disarankan bahwa pendidik harus
Agara supaya penerapan metode mampu menggunakan berbagai model
demonstration dan experiment dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
pembelajaran berlangsung efektif hendaknya pendidik dan materi yang diajarkan, sehingga
pendidik lebih peka terhadap masalah – masalah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
yang timbul selama proses pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Bumi Aksara.


Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.
Boeree, George. 2008. Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta : Arruzz Media.
Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran.Bandung : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Echolis Jhon M., dan Hasan Shadily.1984. Andas Inggris Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.Cet. Ke-8.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendaktan Sistem. Jakarta : Bumi
Aksara.
Joni, Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui Strategi Pembelajaran
Aktif (Cara Belajar Siswa Aktif) dan Pembinaan Profesional Guru, Kepala Sekolah serta
Pembina Lainnya. Jakarta: Rinehart and Wiston.
J.J. Hasibuan dan Mujiono. 1993.Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Moleong, L, J. 1989. Metodelogi penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya.
Mulyono, Anton. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suharsini Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Suradji, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan ( UNS Press).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Depdiknas.
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.

JIPTEK, Vol. VII No.1, Januari 2014 _______________________________ 24

Anda mungkin juga menyukai