Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan

dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan

yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas

hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya

peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan

pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas

pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan

tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi

apapun.

Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,

peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana

mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga

pendidik/guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup,

dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.

Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal

belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan

pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat

evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran

1
berlangsung (Combs, 1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan

melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan

professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-

siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan

diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk

membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan

cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas

yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan

pelajaran, tetapi teaching is primarily and always the stimulation of learner

(Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai

dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah

perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan

memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan

kesanggupan yang konstruktif.

Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa

guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan berbagai faktor yang

sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat

keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan

persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran

khusus. Jika hanya 75% atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti

proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf

2
minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau

kembali.

Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka

melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam

perisiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan

diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga, dan teknik evaluasi

yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan

mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan, dan

menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan

pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.

Khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Lingsar

Kab. Lombok Barat kelas IX-D, agar siswa dapat memahami materi yang

disampaikan guru dengan baik dan meningkatkan aktivitas belajar siswa,

maka dalam penelitian ini peneliti selaku guru Bahasa Indonesia di SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat menerapkan suatu metode dalam

pembelajaran yaitu metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode

mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan

melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan

media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang

sedang disajikan (Syah, 2000:22). Dengan metode demonstrasi, proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secra mendalam,

sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Selain itu juga

3
siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama

pelajaran berlangsung.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong

melakukan penelitian tindakan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa

indonesia siswa dengan mengangkat judul, “Penerapan Metode

Demonstrasi upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas

IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017-

2018”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa

permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi upaya peningkatan hasil

belajar bahasa Indonesia Kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat tahun pelajaran 2017-2018?

2. Bagaimanakah efektivitas penerapan metode demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia kelas IX-D SMP Negeri 3

Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2017-2018?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar atas perumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian

ini adalah untuk mengetahui:

4
1. penerapan metode demonstrasi upaya peningkatan hasil belajar bahasa

Indonesia Kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun

pelajaran 2017-2018, dan

2. efektivitas penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil

belajar bahasa Indonesia kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat tahun pelajaran 2017-2018.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil dan temuan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

penggunaan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran bahasa indonesia yang akan dipelajari oleh siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagia siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menjelaskan

materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa melalui metode

pembelajaran demonstrasi.

c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas pada

khususnya, dan mutu pendidikan di sekolah pada umumnya.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu

peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang

dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara

nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008:210). Metode demonstrasi adalah

metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan,

dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun

melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2000:22).

Sementara menurut Djamarah (2000:2) bahwa metode demonstrasi adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara

kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Sedangkan

menurut Syaiful (2008:210) metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk

mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-

gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode

demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan

mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat

mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

6
2. Tujuan Metode Demonstrasi

Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk

memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara

pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam

pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan

kelekurangan.

3. Manfaat Metode Demonstrasi

Manfaat psikologis dari metode demonstrasi antara lain, yaitu: a) perhatian

siswa dapat lebih dipusatkan, 2) proses belajar siswa lebih terarah pada

materi yang sedang dipelajari, 3) pengalaman dan kesan sebagai hasil

pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

4. Kelebihan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (2008:211) kelebihan metode demonstrasi adalah

sebagai berikut.

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting

oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di

samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada

proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya.

b. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu

saluran pikiran yang sama.

c. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu

yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu

yang pendek.

7
d. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan

hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan

gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya.

e. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan

keterangan-keterangan yang banyak.

f. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan

dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

5. Kekurangan Metode Demonstrasi

Adapun kelebihan metode demonstrasi menurut Djamarah (2008:211)

adalah sebagai berikut.

a. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau

mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan

kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol.

b. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus,

kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode

yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati

secara seksama.

c. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang

didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini

banyak diabaikan leh peserta didik.

d. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas.

e. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat

minimum.

8
f. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika

proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya.

g. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketekitian

dan kesabaran.

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran

akan lebih berkesan secra mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan

baik dan sempurna. Selain itu juga siswa dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih

jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu,

proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan atau

menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,

membandingkan suatu cara engan cara lain dan untuk mengetahui atau

melihat kebenaran sesuatu.

B. Hasil Belajar Siswa

1. Pengertian Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena

“belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari

proses pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).

Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya

seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang

dialami oleh siswa tersebut.

9
Menurut Logan, dkk (dalam Sudjana, 1998) belajar dapat diartikan

“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997:

231) berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan

sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-

perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

relatif konstan dan berbekas”.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat

dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan

masyarakat. Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan

proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi

dalam jangka waktu tertentu” Menurut Sardiman(2006: 56) belajar

adalah: “usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”.

Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi

tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55). Belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu,

pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas

hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa,

namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena

10
perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang

khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau

praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini

siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti

penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan

serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru,

yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan

tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat

tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya

perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif

11
menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi

siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Menurut Chaplin (1992: 159) bahwa, hasil belajar merupakan suatu

tingkatan khusus yang diperoleh sebagai hasil dari kecakapan kepandaian,

keahlian dan kemampuan di dalam karya akademik yang dinilai oleh

guru atau melalui tes prestasi.

Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa prestasi itu

hakikatnya berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah,

perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami

proses belajar mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin

menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari

kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang

dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993: 768) adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar menurut pendapat Buchari

(1986 : 94) adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai

hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam

periode tertentu.

Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan

anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah

mengikuti program belajar secara periodik. Dengan selesainya proses

12
belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu

evaluasi. Dimana evaluasi ini mengandung maksud untuk mengetahui

kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi yang

diberikan oleh guru.

Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang

biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Dengan demikian

hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar dari

aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif sebagai perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap menurut

kemampuan anak dalam perubahan baru. Dalam proses belajar mengajar

anak didik merupakan masalah utama karena anak didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang diprogramkan

didalam kurikulum.

C. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

1. Pengertian Bahasa

Kata bahasa kerap digunakan dalam berbagai konteks dengan bermacam

makna. Ada bahasa tubuh, bahasa isyarat, bahasa cinta, bahasa pokem,

bahasa bunga, bahasa lisan, bahasa militer, serta berbagai ungkapan lain

yang disandingkan dengan kata bahasa. Pengertian bahasa menurut

beberapa ahli yang dikutip dari Haerudin, dkk. (2007) sebagai berikut.

a) Bahasa adalah sebuah simbul bunyi yang arbiter yang digunakan untuk

komunikasi manusia ( Wardhaugh, 1972 ).

13
b) Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau

perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda suara, gerak, atau

tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang di pahami

( Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981 ).

c) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan

oleh para anggota sosial untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan

mengidentifikasi diri ( Kentjono, Ed, 1984:2 ).

d) Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara

bersama-sama membentuk budaya manusia ( Halliday dan Hasan,

1991 ).

Rumusan tersebut di atas mencerminkan minat dan sudut pandang para

ahli.

2. Tujuan Bahasa Indonesia

Menurut Nasution (1986) mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai

tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa sebagai berikut.

a. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif.

b. Siswa menghargai dan membanggakan baha Indonesia sebagai bahasa

persatuan (nasional) dan bahasa negara.

c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan

kematangan sosial.

14
3. Fungsi Bahasa Indonesia

Pendidikan bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pembinaan kesatuan

dan persatuan bangsa dan sarana untuk meningkatkan pengetahuan serta

keterampilan siswa untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, pengembangan budaya dan seni melalui khazanah kesastraan

Indonesia.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa

Indonesia Kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun

pelajaran 2017-2018.

2. Metode demonstrasi efektif meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia

kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran

2017-2018.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian

tindakan menjadi empat macam, yaitu: (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b)

penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi

sosial ekperimental.

Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai peneliti, dibantu oleh

kolaborator (pengamat) yang bertugas untuk mengamati jalannya proses kegiatan

belajar mengajar. Kehadiran peneliti sebagai guru dalam kelas dilakukan seperti

biasanya tanpa ada perbedaan dari hari biasa.

A. Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

bertempat di kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun

pelajaran 2017-2018.

16
2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25

Juli s.d 29 Agustus 2017 ( Semester Ganjil) tahun pelajaran 2017-2018.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2017-2018. Jumlah dan nama siswa yang

menjadi subjek dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.

TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS IX-D SMP NEGERI 3
LINGSAR KAB. LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2017-2018
No Nama Siswa L/P Keterangan
1 Abdul Halid L
2 Agus Satriadi L
3 Ahmad Amiril L
4 Alan Sandri L
5 Alfian Adiansyah L
6 Amaldi L
7 Febriani P
8 Hariana Herawati P
9 Hazmi L
10 Hazril Aqsaradiatma L
11 Hendra Ardian L
12 Hendri Ardian L
13 I Wayan Sumantra L
14 Lalu Basarudin L
15 Lalu Khaerul Anam L
16 Lalu Moh Maldini Razak L
17 Lalu Syahrul Azkia L
18 M Alfaizin L
19 M Husen L
20 M Rido L
21 Maharani P

17
22 Marlina P
23 Mayani P
24 Munandar Husaen L
25 Muslimah P
26 Mutmainah P
27 Nia Agustina P
28 Niswatun Hasanah P
29 Rul Febi Tamara L
30 Sudiana Parhati P
31 Sugianti P
31
TOTAL
Orang

Sumber Data : Dokumen SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2017-2018.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim

Pelatih Proyek PGSM. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam

Mukhlis, 2000: 3). Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu

bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama

dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran

secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah

menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

18
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-

tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan

Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Putaran 3

Tindakan/
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

19
Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran demonstrasi .

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2 dan 3, dimana masing

siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan

membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di

akhir masing-masing siklus. Dibuat dalam tiga siklus dimaksudkan untuk

memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah peningkatan

hasil belajar bahasa indonesia dengan menggunakan metode demonstrasi pada

siswa kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat tahun pelajaran

2017-2018.

20
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan : Peningkatan hasil belajar bahasa indonesia kelas

IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat.

Variabel Tindakan : Penerapan pembelajaran dengan metode

demonstrasi

Adapun indikator yang diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :

1. Peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IX-D.

2. Keefektifan penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil

belajar bahasa Indonesia.

3. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dalam

pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan pembelajaran

2. Kualitas perangkat observasi pelaksanaan pembelajaran.

3. Kualitas operasional tindakan.

4. Keseuaian perencanaan dengan tindakan kelas.

5. Kesesuaian materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan.

6. Tingkat efektifitas metode demonstrasi.

7. Kemampuan siswa dalam memahami konsep bahasa Indonesia.

8. Kemampuan guru meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa.

21
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu sebagai

berikut.

1 Siswa : Diperoleh data tentang peningkatan hasil belajar

siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas IX-D

2 Guru : Diperoleh data tentang efektivitas metode

demonstrasi.

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam Pengumpulan data menggunakan Observasi dan Tes.

E. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah

berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa mencapai 85% siswa

(kelas yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan standar ideal 75. Jika

peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2, maka siklus

selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kelas yang dilakukan

sudah dinilai efektif.

F. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode

demonstrasi dengan menggunakan persentase (%).

22
2. Kualitatif

Teknik analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran hasil

penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan simpulan.

G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut disajikan jadwal kegiatan penelitian yang dilaksanakan mulai tanggal,

25 Juli s.d. 29 Agustus 2017 ( 6 Minggu efektif ) yang dibuat dalam bentuk

gambar diagram ( gant chart ) sebagai berikut :

Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Waktu ( Minggu ) ke,...
No Rencana Kegiatan 1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X
Menyusun Konsep X
Pelaksanaan
Menyepakati Jadwal dan X
Tugas
Menyusun Instrumen X
2 Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan X
alat
Melakukan Tindakan X X
Siklus I
Melakukan Tindakan X X
Siklus II
Melakukan Tindakan X X
Siklus III
3 Menyusun Laporan
Menyusun Konsep X X

23
Laporan
Perbaikan Laporan X
Penggandaan Hasil X
Penelitian

24
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran

adalah siswa dapat memahami tujuan dari penerapan metode demonstrasi

dalam mendeskripsikan materi pelajaran bahasa indonesia. Agar tercapai

tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan langkah-

langkah sebagai berikut.

a) Menyusun instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Menyusun Instrumen observasi pelaksanaan pembelajaran.

c) Menyusun soal tes formatif siswa.

d) Sosialisasi kepada siswa

e) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

f) Melakukan refleksi

g) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

h) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

i) Melakukan Observasi

j) Melakukan refleksi pada siklus kedua

k) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

25
l) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

m) Melakukan Observasi

n) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

o) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari

enam kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah

2 x 40 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 25 Juli s.d 01

Agustus 2017, siklus kedua pada tanggal 08 s.d 15 Agustus 2017, dan

siklus ke tiga pada tanggal 22 s.d 29 Agustus 2017. Penelitian tindakan

kelas dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

SIKLUS 1

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi

aktivitas pembelajaran, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 25 Juli s.d 01 Agustus 2017 di SMP Negeri 3 Lingsar

Kab. Lombok Barat tahun pelajaran 2017-2018 dengan jumlah siswa

31 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

26
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan

belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes

formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data

hasil penelitian pada siklus I adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1 :
Distribusi Nilai Tes Bahasa Indonesia Dengan Menerapkan
Metode demonstrasi Pada Siklus I
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Abdul Halid L 76 √
2 Agus Satriadi L 76 √
3 Ahmad Amiril L 72 √
4 Alan Sandri L 70 √
5 Alfian Adiansyah L 60 √
6 Amaldi L 50 √
7 Febriani P 64 √
8 Hariana Herawati P 60 √
9 Hazmi L 70 √
10 Hazril Aqsaradiatma L 78 √
11 Hendra Ardian L 60 √
12 Hendri Ardian L 80 √
13 I Wayan Sumantra L 76 √
14 Lalu Basarudin L 78 √
15 Lalu Khaerul Anam L 54 √
16 Lalu Moh Maldini Razak L 60 √
17 Lalu Syahrul Azkia L 64 √
18 M Alfaizin L 66 √
19 M Husen L 76 √
20 M Rido L 80 √

27
21 Maharani P 76 √
22 Marlina P 78 √
23 Mayani P 80 √
24 Munandar Husaen L 82 √
25 Muslimah P 64 √
26 Mutmainah P 66 √
27 Nia Agustina P 62 √
28 Niswatun Hasanah P 76 √
29 Rul Febi Tamara L 78 √
30 Sudiana Parhati P 60 √
31 Sugianti P 50 √
Jumlah Total 31
2142 14 17
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor maksimum Kelas - 3100 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 14 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 17 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, pembelajaran dengan

metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata hasil belajar bahasa

Indonesia siswa pada siklus I adalah 69,1%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum

tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 hanya sebesar

45,2% atau ada 14 siswa dari 31 siswa yang sudah tuntas, hasil ini

tentu lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu

sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan

28
belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

penerapan metode demonstrasi.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari

hasil pengamatan sebagai berikut.

1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.

3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus

berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

29
SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi

aktivitas pembelajaran, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 08 s.d 15 Agustus 2017 di SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat tahun pelajaran 2017-2018. Dalam hal ini peneliti

bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu

pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I,

sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi

pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II

adalah sebagai berikut.

30
Tabel 4. 2 :
Distribusi Nilai Tes Bahasa Indonesia Dengan Menerapkan
Metode demonstrasi Pada Siklus II
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Abdul Halid L 80 √
2 Agus Satriadi L 82 √
3 Ahmad Amiril L 78 √
4 Alan Sandri L 76 √
5 Alfian Adiansyah L 70 √
6 Amaldi L 60 √
7 Febriani P 74 √
8 Hariana Herawati P 72 √
9 Hazmi L 78 √
10 Hazril Aqsaradiatma L 82 √
11 Hendra Ardian L 70 √
12 Hendri Ardian L 86 √
13 I Wayan Sumantra L 84 √
14 Lalu Basarudin L 86 √
15 Lalu Khaerul Anam L 64 √
16 Lalu Moh Maldini Razak L 70 √
17 Lalu Syahrul Azkia L 74 √
18 M Alfaizin L 76 √
19 M Husen L 80 √
20 M Rido L 84 √
21 Maharani P 80 √
22 Marlina P 82 √
23 Mayani P 84 √
24 Munandar Husaen L 86 √
25 Muslimah P 74 √
26 Mutmainah P 76 √
27 Nia Agustina P 72 √
28 Niswatun Hasanah P 80 √
29 Rul Febi Tamara L 82 √
30 Sudiana Parhati P 70 √
31 Sugianti P 64 √
Jumlah Total 31 2376
19 12
orang

31
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor maksimum Kelas - 3100 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 19 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 12 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa

adalah 76,6%, dengan ketuntasan belajar klasikal siswa mencapai

61,3% atau ada 19 siswa dari 31 siswa yang telah tuntas. Hasil ini

menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara

klasikal telah mengalami peningkatan cukup lebih baik dari siklus I.

Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru

menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan

tes, sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk

belajar. Selain itu, siswa juga sudah mulai mengerti apa yang

dimaksudkan dan diinginkan guru dalam menerapkan pembelajaran

dengan metode demonstrasi.

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut.

1) Memotivasi siswa.

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep.

3) Pengelolaan waktu.

32
d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat

kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan

pada siklus III antara lain sebagai berikut.

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

SIKLUS III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi

aktivitas pembelajaran, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

33
b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan

pada tanggal 22 s.d 29 Agustus 2017 tahun pelajaran 2017-2018

dengan jumlah siswa 31 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses

belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 :
Distribusi Nilai Tes Bahasa Indonesia Dengan Menerapkan
Metode demonstrasi Pada Siklus II
Keterangan
No NAMA SISWA L/P Skor Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Abdul Halid L 84 √
2 Agus Satriadi L 86 √
3 Ahmad Amiril L 82 √
4 Alan Sandri L 80 √
5 Alfian Adiansyah L 76 √
6 Amaldi L 72 √
7 Febriani P 78 √
8 Hariana Herawati P 76 √
9 Hazmi L 80 √

34
10 Hazril Aqsaradiatma L 86 √
11 Hendra Ardian L 76 √
12 Hendri Ardian L 88 √
13 I Wayan Sumantra L 86 √
14 Lalu Basarudin L 88 √
15 Lalu Khaerul Anam L 78 √
16 Lalu Moh Maldini Razak L 76 √
17 Lalu Syahrul Azkia L 78 √
18 M Alfaizin L 80 √
19 M Husen L 82 √
20 M Rido L 84 √
21 Maharani P 82 √
22 Marlina P 86 √
23 Mayani P 86 √
24 Munandar Husaen L 88 √
25 Muslimah P 78 √
26 Mutmainah P 80 √
27 Nia Agustina P 78 √
28 Niswatun Hasanah P 82 √
29 Rul Febi Tamara L 84 √
30 Sudiana Parhati P 76 √
31 Sugianti P 74 √
Jumlah Total 31
2510 29 2
orang
Skor Maksimum Individu - 100 - -
Skor maksimum Kelas - 3100 - -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 29 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Orang

Klasikal : sudah tuntas.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar

80,9% dan dari 31 siswa secara keseluruhan telah tuntas. Maka secara

35
klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 93,5%

(kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan

lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus

III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

menerapkan metode demonstrasi, sehingga siswa menjadi lebih

terbiasa dengan pembelajaran seperti ini, dan siswa lebih mudah

dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu

ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah

menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya yang belum

menguasai.

c. Refleksi

Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun

yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode demonstrasi. Berdasarkan data-data yang telah

diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

36
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode demonstrasi dengan

baik, dan dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa, maka

pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Oleh

karena itu, tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada

pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dengan penerapan

metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan

hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4 :
Analisis Hasil Tes Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode
demonstrasi dari Siklus I s.d. III
Skor Akhir Skor Akhir Skor Akhir
No Nama Siswa Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 Abdul Halid 76 80 84
2 Agus Satriadi 76 82 86
3 Ahmad Amiril 72 78 82
4 Alan Sandri 70 76 80
5 Alfian Adiansyah 60 70 76
6 Amaldi 50 60 72
7 Febriani 64 74 78
8 Hariana Herawati 60 72 76
9 Hazmi 70 78 80

37
10 Hazril Aqsaradiatma 78 82 86
11 Hendra Ardian 60 70 76
12 Hendri Ardian 80 86 88
13 I Wayan Sumantra 76 84 86
14 Lalu Basarudin 78 86 88
15 Lalu Khaerul Anam 54 64 78
16 Lalu Moh Maldini Razak 60 70 76
17 Lalu Syahrul Azkia 64 74 78
18 M Alfaizin 66 76 80
19 M Husen 76 80 82
20 M Rido 80 84 84
21 Maharani 76 80 82
22 Marlina 78 82 86
23 Mayani 80 84 86
24 Munandar Husaen 82 86 88
25 Muslimah 64 74 78
26 Mutmainah 66 76 80
27 Nia Agustina 62 72 78
28 Niswatun Hasanah 76 80 82
29 Rul Febi Tamara 78 82 84
30 Sudiana Parhati 60 70 76
31 Sugianti 50 64 74
Jumlah Total 2142 2376 2510
Skor Maksimum Individu 100 100 100
Skor Maksimum Kelas 3100 3100 3100

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan metode

demonstrasi pada siklus I

= 2142 x 100% = 69,1%


3100

2. Pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan metode

demonstrasi pada siklus II

38
= 2376 x 100% = 76,6%
3100

3. Pencapaian hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan metode

demonstrasi pada siklus III

= 2510 x 100% = 80,9 %


3100

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Terjadi peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia siswa setelah diberi

tindakan dengan penerapan pembelajaran melalui metode demonstrasi,

yaitu dari 69,1% pada siklus I menjadi 76,6% pada siklus. Terdapat

peningkatan sebesar 7,5%.

b. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia

setelah menerapkan pembelajaran melalui metode demonstrasi juga

mengalami peningkatan, yaitu dari 76,6% pada siklus II menjadi 80,9%

pada siklus III. Terdapat peningkatan sebesar 4,3%.

c. Rata-rata peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa pada mata

pelajaran bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya, yaitu dari 45,2% pada siklus II, menjadi 61,3% pada siklus

III, dan 93,5% pada siklus III. Terdapat peningkatan ketuntasan belajar

klasikal siswa sebesar 16,1% pada siklus ke dua, dan 32,3% pada siklus

ketiga.

39
Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan

sebagai berikut.

1) Siklus pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan metode

demonstrasi belum berhasil, karena dalam pembelajaran masih terlihat

siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain.

2) Pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dalam hal

peningkatan hasil belajar siswa belum tampak, sehingga hasil yang dicapai

tidak tuntas.

3) Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan adalah melalui

penerapan metode demonstrasi yang baru mereka laksanakan sehingga

siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

4) Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

siklus kedua dan ketiga proses kegiatan belajar-mengajar berjalan baik,

semua siswa aktif, dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan hasil belajar siswa;

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penerapan metode demonstrasi

memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari semakin

mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

40
(ketuntasan belajar siswa meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu

masing; 69,1%; 76,6% ; 80,9%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa

secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran;

Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dalam setiap siklus

mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak

positif terhadap kemampuan belajar siswa, yaitu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa, guru dapat dan

mampu mengelola pembelajaran dengan baik.

3. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran;

Berdasarkan analisis data diktehaui bahwa, aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan metode demonstrasi

yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan aktivitas guru selama proses pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari

aktivitas guru yang muncul diantaranya, aktivitas membimbing dan

mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan,

41
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana persentase untuk

aktivitas di atas cukup besar.

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa penerapan pembelajaran bahasa

Indonesia dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal itu tampak pada kegiatan pembelajaran pada setiap

siklusnya yang telah dilakukan nilai rata rata ketuntasan belajar siswa

mencapai 69,1% pada siklus I, 76,6% pada siklus II, dan 80,9% pada siklus

III.

Berdasarkan analisis data di atas bahwa, penerapan metode demonstrasi dalam

kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia efektif meningkatkan hasil belajar

siswa, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat

meningkatkan kemampuan belajar siswa khususnya pada siswa kelas IX-D di

SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat. Oleh karena itu, diharapkan

kepada para guru SMP dapat menerapkan metode demonstrasi dalam

pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan indikator keberhasilan bahwa siswa dikatakan tuntas apabila

mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85%. Sedangkan pada penilitian

ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 ) telah melebihi target yang ditetapkan

yaitu mencapai 100%. Dengan demikian, maka hipotesis yang diajukan

dapat diterima.

42
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, pembahasan, dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam

meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IX-D di SMP

Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat yang ditandai dengan peningkatan

hasil belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu 69,1% pada siklus I, 76,6%

pada siklus II, dan 80,9% pada siklus III.

2. Ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus menunjukan bahwa, penerapan

metode demonstrasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia efektif

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX D SMP Negeri 3 Lingsar Kab.

Lombok Barat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar

proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, makan disampaikan saran sebagai berikut.

1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup

matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang

43
benar-benar bisa diterapkan dengan metode demonstrasi proses belajar

mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang

sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemuan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau

mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan pada siswa kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok

Barat Tahun Pelajaran 2017-2018.

44
DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Mochtar. 1986. Dasar- Dasar Kependidikan. Bandung: Tarsito.

Chaplin, J.P.. 1992. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and


Bacon, Inc. Boston.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Mukhlis, Abdul. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitian Pelatihan


Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-Guru se Kabupaten Tuban.

Nasution. 1972. Psikologi Pengajaran Nasional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution. 1986. Teori dan Praktik Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Poerwadarminta, W.J.S.. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta.

Sardiman, A.M.. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Sugiarti, Titik. 1997. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disajikan dalam Pelatihan
Peningkatan Kualifikasi Guru S1 PGSD. Universitas Jember.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

45
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.

Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:


PT. Grasindo.

46
47
Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT IJIN PENELITIAN


Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat, bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas
(PTK) dalam upaya peningkatan hasil belajar bahasa indonesia siswa kelas IX-D
di SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat, maka kepada :
Nama : Dra. AYUNI RIHANA
Nip. : 19681015 199303 2 014
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr. Taliwang Cakranegara
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
:“ Penerapan Metode Demonstrasi upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun
Pelajaran 2017-2018.“ Mulai bulan Juli 2017 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Lingsar, 22 Juli 2017
Kepala Sekolah

SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001

48
Lampiran 2

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 3 LINGSAR
Jl. Sonokeling Desa Dasan Geria Kec. Lingsar Telp. (0370) 6590930

SURAT KETERANGAN
Nomor : 896 / / SMPN.3 / 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok
Barat , menerangkan bahwa :

Nama : Dra. AYUNI RIHANA


Nip. : 19681015 199303 2 014
Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a
Mengajar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alamat : Kr Taliwang Cakranegara
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :et“Penerapan
Metode Demonstrasi upaya Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Kelas IX-D SMP Negeri 3 Lingsar Kab. Lombok Barat Tahun Pelajaran
2017-2018“, Sejak tanggal 25 Juli sampai dengan 29 Agustus 2017.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Lingsar, 31 Agustus 2017


Kepala Sekolah

SARINGIN, S.Pd
NIP.19650707 198505 1 001

49
Lampiran 3

DAFTAR HADIR SISWA


DALAM KEGIATAN PENELITIAN

KEHADIRAN
I II III IV V VI
No NAMA L/P Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl. Tgl.
25-07 01-08 08-08 15-08 22-08 29-08
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 Abdul Halid L

2 Agus Satriadi L

3 Ahmad Amiril L

4 Alan Sandri L

5 Alfian Adiansyah L

6 Amaldi L

7 Febriani P

8 Hariana Herawati P

9 Hazmi L

10 Hazril Aqsaradiatma L

11 Hendra Ardian L

12 Hendri Ardian L

13 I Wayan Sumantra L

14 Lalu Basarudin L

15 Lalu Khaerul Anam L

16 Lalu Moh Maldini L


Razak
17 Lalu Syahrul Azkia L

18 M Alfaizin L

19 M Husen L

50
20 M Rido L

21 Maharani P

22 Marlina P

23 Mayani P

24 Munandar Husaen L

25 Muslimah P

26 Mutmainah P

27 Nia Agustina P

28 Niswatun Hasanah P

29 Rul Febi Tamara L

30 Sudiana Parhati P

31 Sugianti P

Lingsar, 25 Juli 2017


Peneliti

Dra. AYUNI RIHANA


NIP. 19681015 199303 2 014

51
Lampiran : 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU


SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas guru selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Guru : ………………....................................….


NIP : ………………....................................….
Kelas : ………………....................................….
Semester : ……………….................................…....
Mata Pelajaran : ………………....................................…..

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan 1 2 3 4
1 Guru melakukan apersepsi
2 Guru memberikan motivasi
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3
capai
Guru menjelaskan langkah-langkah
4
KBM dengan Metode demonstrasi
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi
7 Guru mengamati jalannya diskusi
8 Guru intervensi terhadap jalannya

52
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10
materi pelajaran
Guru melaksanaan kegiatan belajar
11 mengajar dengan pengelolaan waktu
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas guru tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Guru
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

Lingsar, 2017
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 5

53
ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Nama : Dra. AYUNI RIHANA


Nip. : 19681015 199303 2 014
Kelas/Semester : IX-D / I
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No. Kegiatan Skor

A. Pendahuluan Siklus I Siklus II Siklus III


1 Guru melakukan apersepsi 3 3 4
2 Guru memberikan motivasi 3 4 4
Guru menjelaskan tujuan yang akan di
3 3 4 4
capai
Guru menjelaskan langkah-langkah
4 3 4 4
KBM dengan metode demonstrasi
B. Kegiatan Inti
5 Guru mengelompokan siswa 3 4 4
6 Guru mengontrol kesiapan diskusi 2 3 4
7 Guru mengamati jalannya diskusi 2 3 4
Guru intervensi terhadap jalannya
8 2 3 4
diskusi
Guru membimbing dan memberikan
9 waktu siswa untuk mempersentasikan 3 4 4
hasil diskusinya
Guru melakukan pengembangan
10 3 3 4
materi pelajaran
Guru melaksanaan kegiatan belajar
11 mengajar dengan pengelolaan waktu 2 3 4
yang baik
C. Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada
12 3 4 4
kelompok siswa terbaik
13 Guru melaksanakan tes 3 4 4
Jumlah Skor 35 46 52
Skor Maksimal 52 52 52

54
Skor Akhir 67,31% 88,46% 100%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik

Lingsar, 29 Agustus 2017


Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 6

55
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh observer untuk menilai aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai dengan pernyataan
aktivitas yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Kelas : ……..................................…………….
Semester : ……………….................................…..
Mata Pelajaran : ……………….................................…..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan pendapat baik teman
kelompoknya maupun kelompok lain
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif berdiskusi bersama teman
kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas
dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok lain dengan baik
8 Siswa membuat kesimpulan dengan baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab pertanyaan
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :

56
Skor akhir menggunakan persentase penilaian rata-rata (%)
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Jumlah Skor
Prosentase penilaian rata−rata= × 100 %
Skor maksimum

Kriteria prosesentase penilaian rata-rata aktivitas siswa tercantum dalam tabel


berikut.

Kriteria Prosentase Penilaian


Keterangan
Rata-Rata Aktivitas Siswa
> 90% Sangat Baik
< 90% - 70% Baik
< 70% - 50% Cukup
< 50% - 30% Kurang
< 30% - 10% Sangat Kurang

Lingsar, 2017
Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004

Lampiran : 7

57
ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kelas : IX D
Semester : I (Satu)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Skor
No Aspek Pengamatan
Siklus I Siklus II Siklus III
1 Siswa memperhatikan informasi yang
3 3 4
disampaikan oleh guru
2 Antuasias siswa dalam mengikuti KBM 3 4 4
3 Siswa mengerjakan tugas yang telah
3 4 4
diberikan oleh guru
4 Siswa menghargai dan mengeluarkan
pendapat baik teman kelompoknya 3 4 4
maupun kelompok lain
5 Siswa dapat bekerjasama dan aktif
2 3 4
berdiskusi bersama teman kelompoknya
6 Siswa mempersentasikan hasil
2 3 4
diskusinya didepan kelas dengan baik
7 Siswa menanggapi presentasi kelompok
2 3 4
lain dengan baik
8 Siswa membuat kesimpulan dengan
2 3 3
baik
9 Kelancaran siswa dalam menjawab
2 3 4
pertanyaan
Jumlah Skor 22 30 35
Skor Maksimal 36 36 36
Skor Akhir 61,1% 83,3% 97,2%
Sangat
Kategori Cukup Baik
Baik

Lingsar, 29 Agustus 2017


Kolaborator,

(..................................................)
NIP. 19590101 198010 2 004
Lampiran : 8

58
FOTO-FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

SMP Negeri 3 Lingsar sekolah tempat peneliti bertugas sebagai guru

Guru ( peneliti ) sedang mendemonstrasikan


materi peembelajaran kepada siswa

59
Siswa yang terbagi dalam kelompok kecil
Sedang mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru ( peneliti )

60

Anda mungkin juga menyukai