PENDAHULUAN
1
Sebagai refleksi diri dari kesadaran akan tugas dan tanggung jawab
moral yang diemban, guru sebagai peneliti mencoba melakukan analisis
untuk mencari gambaran sesungguhnya dari permasalahan yang ada dan
akhirnya ditemukan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab
permasalahan tersebut. Mengkaji semua permasalahan yang ada antara lain:
Pertama, pendekatan yang dilakukan guru lebih berorientasi pada
kemampuan kognitif, mengabaikan aspek afektif dan psikomotornya,
kalaupun disinggung sangat kecil intensitasnya. Kedua, problema yang
bersumber dari anak didik sendiri, yang berdatangan dari latar belakang
keluarga yang beraneka ragam yang sebagiannya ada yang sudah tertata
dengan baik dalam lingkungan keluarga dan ada yang belum. Ketiga,
terkesan bahwa tanggung jawab Pendidikan Bahasa Indonesia dan moral
berada di pundak Guru Bahasa Indonesia saja.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran
demonstrasi. Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara
mengajar, di mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru.
Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan tugas tertentu
seperti halnya seorang guru di tuntut agar menjalankan kewajiban itu
sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas
harus di laksanakan. Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai
apabila tujuan yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut
harus merasa yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai
kepada tujuan dapat dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan
cocok untuk diterapkan kepada peserta didiknya.
Memperhatikan ilustrasi pembelajaran di atas, maka hasil belajar
siswa yang merupakan bagian cara belajar sangat penting untuk pendalaman
pemahaman suatu pengetahuan ataupun ilmu pengetahuan, seharusnya
digunakan dengan baik oleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa
menggugah peneliti guna melakukan perbaikan pembelajaran. Langkah awal
2
untuk mengetahui secara jelas alasan rendahnya hasil belajar siswa adalah
melalui tes hasil belajar. Tes ini disusun dengan sederhana sehingga siswa
dapat mengemukakan alasan-alasan yang sebenarnya. Rendahnya hasil
belajat siswa terutama terjadi pada siswa kelas V di SD No 2 Werdi
Bhuwana tahun pelajaran 2016/2017.
Rendahnya hasil belajar siswa menjadi masalah sangat penting
untuk dicari solusinya. Mengatasi permasalahan utama yang dihadapi siswa
tersebut maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan penerapan metode
demontrasi. Penerapan metode demontrasi ini akan berperan memberikan
intervensi terhadap hasil belajar siswa.
Keunggulan dari metode demontrasi adalah pertama membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda/peristiwa, kedua memudahkan berbagai jenis penjelasan, ketiga
kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, keempat perhatian anak dapat lebih
terpusatkan, kelima anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung
dilanjutkan dengan eskperimen, keenam mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri, ketujuh
beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat
suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
Langkah-langkah pembelajaran di atas, peneliti meyakini bahwa
pendekatan model pembelajaran metode demontrasi berbantu media gambar
dapat hasil belajar siswa pada sasaran penilaian. Berdasarkan keyakinan
tersebut peneliti menetapkan judul penelitian “Penerapan Metode
Demontrasi Berbantu Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Indonesia Siswa SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun pelajaran
2016/2017”.
3
Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas V SD No 2 Werdi
Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui penerapan
metode demontrasi berbantuan media gambar?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut :
Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas V
SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan penerapan
metode demontrasi berbantuanan media gambar.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
3 Lakukan Metode Demonstrasi dengan sederhana, terang dan mudah
sehingga dapat mengikuti dengan jelas, berikan penjelasan yang siswa-
siswi mudah di tangkap dan teratur.
4 Harus di pelihara minat para peserta didik agar selalu murid dapat di
konsentrasikan pada Metode Demonstrasi yang dikerjakan. Misalnya :
dengan menyelipkan pertanyaan dalam lelucon.
5 Waktu penyelenggaraan harus di atur setepat-tepatnya sehingga isi/bahan
yang disampaikan dapat terlaksana di demonstrasikan.
6 Tempat penyelenggaraan Metode Demonstrasi harus di atur sedemikian
rupa sehingga semua yang hadir (Murid) dapat mengikuti semua Metode
Demonstrasi yang dilaksanakan.
Keuntungan yang diperoleh dari Metode Demonstrasi ini adalah
1. Perhatian peserta dapat dipusatkan pada pokok persoalan dan terhindar
dari hal-hal yang lain.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibanding dengan cara/teknik-
teknik yang lain.
3. Para peserta mendapat pengalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh penghargaan akan kemampuannya.
4. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat di jawab sendiri oleh peserta
pada saat dilaksanakan Metode Demonstrasi tersebut.
6
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan
perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Brigs Sadiman,
2002:6).
Kesimpulan dari pendapat Gagne dan Brigs bahwa media merupakan
alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan
pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga
dapat merangsang siswa untuk belajar. Kata media berasal dari bahasa
latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Namun penegertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan
sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah
pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara
sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Sedangkan menurut AECT
(1977:162) media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media
merupakan segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai
perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi belajar mengajar (Rohani,
1997:2-3).
Dari pengertian beberapa ahli mengenai definisi media pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan
pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi
atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara
efektif dan efesien. Selain itu, media pembelajaran merupakan unsur atau
7
komponen sistem pembelajaran maka media pembelajaran merupakan
media integral dari pembelajaran. Ada beberapa batasan atau pengertian
tentang media pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari
batasan-batasan tersebut, dapat dirangkum bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang
dapat digunakan untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke
pebelajar (individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses
belajar (di dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
8
bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya. Kemampuan
gambar dapat berbicara banyak dari seribu kata hal ini mempunyai makna
bahwa gambar merupakan suatu ilustrasi yang memberikan pengertian dan
penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya
membaca dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena
sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam
pembelajaran adalah: (1) menerjemahkan symbol verbal, (2)
mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi
lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan
motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas (I Made Tegeh, 2008).
Media gambar sangat baik digunakan dan diterapkan dalam proses
belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini
cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi
untuk lebih ingin mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan gurupun
dapat menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar
tersebut dalam pembelajaran di SD.
9
yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya.
Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel
atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa
memerlukan peralatan yang khusus.
2) Kekurangan Media Gambar:
a. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media
gambar hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup
kuat untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga
materi yang akan dibahas kurang sempurna.
b. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif
untuk kegiatan pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
10
pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Muhibbin Syah (2008) dikutip dari blog http://devamelodica.com
“Pengungkapan hasil belajar meliputi segala ranah psikologis yang berubah
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun demikian
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah afektif
sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan
data hasil belajar siswa adalah garis-garis besar indikator dikaitkan dengan
jenis hasil yang hendak diungkapkan atau diukur. Di bawah ini adalah tabel
yang menunjukan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar:
Tabel 01 : Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil
11
menghargai) dan bermanfaat penilaian/sikap
2. menganggap indah dan 2. pemberian tugas
harmonismengagumi 3. observasi
12
belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas
belajar siswa; 2) hasil hasil belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana
kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih
penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat
belajar, baik secara individu maupun kelompok (Sardiman 1988:25).
Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai hasil belajar
sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan
pula hasil belajar sebagai alat motivasi. Hasil belajar sebagai hasil penilaian
sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga
diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan
rendahnya hasil belajar itu sendiri.
Bila dilihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka hasil belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor
dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,
etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada hasil
belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar
dan dapat pula dari sudut situasi belajar (Mohammad Surya, 1999).
Penjelasan Surya berikutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
hasil belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani
siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan
berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan
hasil belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik,
menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola
kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan
motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif
terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang
13
ditandai dengan perubahan tingkah laku menyangkut ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap setelah terjadinya interaksi dengan lingkungan.
14
Werdi Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017 dapat ditingkatkan melalui
penerapan metode demonstrasi berbantuan media gambar.
BAB III
METODE PENELITIAN
15
laki dan 7 orang perempuan dijadikan subjek penelitian ini. Sedangkan obyek
penelitian adalah peningkatan hasil belajar melalui tindakan pembelajaran
menggunakan penerapan metode demontrasi berbantuanan media gambar.
6. Perencanaan
tindakan II
7. Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
8.
pengumpulan data
II
9. Refleksi II
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
Permasalahan Pengamatan/
Refleksi
baru hasil refleksi Pengumpulan
Perencanaan Pelaksanaan
16 II
Tindakan Tindakan II
Apabila Pengematan/
Gambar 01. Alur Penelitian Tindakan Kelas (dalam Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006:74)
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan diawali dengan mengidentifikasi masalah sehingga
ditemukan masalah utama berupa rendahnya kualitas pertanyaan dimensi
konsep siswa kelas V yang desebabkan oleh rendahnya pengetahuan dasar
siswa. Solusi untuk masalah tersebut dalam pembelajaran diterapkan
pendekatan saintifik teknik teks pesan singkat. Kejelasan masalah dan
solusinya akan berdampak jelasnya instrument yang digunakan dalam
penelitian. Adapun instrument peneltian dalam penelitian ini:
1)Pemetaan silabus untuk menentukan indikator pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas V.
2)Materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas V berdasarkan silabus dan
indikator materi pembelajaran.
3)Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan skenario
pembelajaran sesuai langkah-langkah pendekatan penerapan metode
demontrasi berbantuanan media gambar .
4) Instrumen obseravsi tentang aktivitas tindakan guru dan aktivitas siswa.
5)Membuat media/ alat bantu pembelajaran berupa teks pesan singkat
yang memuat materi pelajaran.
6)Instrumen evaluasi untuk validasi kualitas pertanyaan hasil belajar siswa
dalam materi pelajaran.
7)Jurnal untuk pemetaan pelaksanaan tindakan guru dan aktivitas belajar
siswa sehingga dapat disusun kemajuan maupun kelemahan proses
pembelajaran yang dituangkan pada refleksi tindakan.
2. Tindakan Pembelajaran.
17
Kegiatan pembelajaran mengikuti langkah-langkah pendekatan metode
demontrasi berbantuanan media gambar. Pelaksanaan pendekatan metode
demontrasi berbantuanan media gambar tidak harus mengikuti langkah-
langkah
logis secara berdiri sendiri, artinya pada langkah pertama tidak harus
mengamati saja, langkah kedua tidak hanya menanya, langkah ketiga tidak
hanya mengumpulkan data,langkah keempat tidak hanya mengaosiasi, dan
kelima mengomunikasikan saja.Kelima urutan logis akan digunakan sesuai
kebutuhan secara sinergi. Langkah logis pendekatan metode bercerita melalui
penerapan penerapan metode demontrasi berbantuanan media gambar sebagai
berikut: 1) Mengamati, guru membagikan teks pesan singkat kepada siswa,
siswa mengamati isi teks dengan membaca isi teks secara sungguh-sungguh.
2) Menanya, sejalan dengan kegiatan membaca, maka setelah aktivitas
membaca siswa difasilitasi untuk menanyakan isi materi pelajaran. 3)
Mengumpulkan data, dari pertanyaan yang muncul pada masing-masing
siswa, guru memfasilitasi memilah pertanyaan yang merupakan dimensi
konsep. 4) Mengasosiasi, guru memifasilitasi siswa melakukan asosiasi untuk
menyusun jawaban atas pertanyaan yang telah dipilah. 5) Mengomunikasikan,
guru memfasilitasi siswa mengumunikasikan atau menuturkan kembali
jawaban atas pertanyaan yang telah disusun.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi didasarkan pada keunggulan dan kelemahan
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan penerapan metode demontrasi
18
berbantuanan media gambar . Keunggulan penerapan metode demontrasi akan
digunakan pada setiap pembelajaran dalam penelitian ini, sedangkan
kelemahannya akan menjadi pertimbangan untuk direkomendasikan dalam
rangka perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan kegiatan pembelajaran
tahap ini hasil yang diperoleh pada tindakan, observasi dan evaluasi dilakukan
analisis dan temuan terhadap keberhasilan serta kelemahan-kelemahannya
untuk dalakukan refleksi serta perbaikan pada siklus berikutnya.
19
pendekatan penerapan metode demontrasi berbantuanan media gambar.
Penerapan metode demontrasi berbantuananan media gambar dikategorikan
berhasil apabila minimal 85% aktivitas siswa telah mencapai keaktifan
dengan nilai minimal rata-rata 70,0 sesuai skenario pembelajaran..
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
21
Data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia pada
pembelajaran prasiklus dari 20 siswa. menunjukkan ada 11 orang siswa
11
mendapat nilai di bawah KKM adalah x 100=55 % , ada 3 orang siswa
20
3
mendapat nilai di atas KKM adalah x 100=15 %. Dan 6 siswa medapat
20
6
nilai sesuai dengan KKM adalah x 100=30 %. Ketuntasan hasil belajar
20
9
siswa secara keseluruhan adalah 9 siswa atau x 100=45 % Pencapaian
20
tersebut memperoleh predikat sangat kurang.
22
2. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut
dihitung terlebih dahulu
a. Banyak kelas ( K ) = 1 +3,3 x Log (N )
= 1 + 3,3 x Log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29 = 5,29
b. Rentang Kelas ( r ) = 80 – 60 = 20
r 20
c. Panjang kelas interval ( I ) = = =4
k 5
3. Tabel 03. Data Kelas Interval Siklus I
Tabel 03. Data Kelas Interval Siklus I
No Nilai Frekuensi Frekuensi
Interval
Urut Tengah Absolut Relatif
1 60-63 60 2 10
2 64-67 65 4 20
3 68-71 70 5 25
4 72-75 75 6 30
5 76-79 0 0 0
6 80-83 80 3 15
Total 20 100
20
18
16
14
12
ABSULUT
10
8
6
4 5 6
2 2 4 0 3
0
60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83
NILAI
Gambar 02.
Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Siswa
Kelas V SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017
23
24
Deskrifsi Hasil Belajar Siklus I
a. Perencanaan
Pada hari hari Kamis, tanggal 01 Maret 2017 di SD No 2 Werdi
Bhuwana peneliti membuat lembar kerja siswa yang akan ditampilkan
dalam. pembelajaran siklus I untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
tentang materi tentang mengenal cara memelihara kesehatan tubuh.
Pembuatan lembar kerja siswa disesuaikan dengan model pembelajaran
demonstrasi berbantuan media gambar.
Pembuatan soal atau tes disesuaikan dengan model pembelajaran
yang digunakan oleh peneliti yaitu model pembelajaran demonstrasi
berbantuan media gambar. Soal tes ini terdiri dari soal kelompok dan soal
tes indidu di akhir kegiatan.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Di dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Kamis, tanggal
08 Maret 2017. Sebelum pelaksanaan tindakan guru menjelaskan tahap
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada saat guru menjelaskan, siswa
kelihatan tegang. Apabila guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada
siswa terlihat beberapa siswa diam dan tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru hal itu dilihat dari data yang terangkum mengenai
partisipasi siswa, dalam pembelajaran siswa antara lain ;
1) Banyak siswa yang aktif 40 % dari jumlah siswa
2) Banyak siswa yang kurang terlibat dan tidak aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran 60% atau 15 siswa.
3) Siswa yang memperoleh nilai > 70 sebanyak 9 dari 25 siswa.
(berdasarkan hasil belajar siswa)
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merasa
takut untuk bertanya kepada guru hal itu menyebabkan ketidak aktifan
siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan
skenario yang telah di tentukan , yakni guru menjelaskan mengenal cara
memelihara kesehatan tubuh .
25
c. Refleksi Siklus I
Hasil belajar siswa dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil belajar
siswa, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan
dan kendala berlangsungnya proses pembelajaran. Data yang diperoleh
digunakan sebagai dasar dan acuan bagi untuk mengevaluasi keberhasilan
guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar
siswa digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.
26
= 1 + 4,29 = 5,29
b. Rentang Kelas ( r ) = 90 – 70 = 20
r 20
c. Panjang kelas interval ( I ) = = =4
k 5
20
18
16
14
5.
12
ABSULUT
10
8
6
4 6 6
2 5 0
1 2
0
70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93
NILAI
Gambar 03. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II Siswa Kelas V
SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Ajaran 2016/2017
27
ini merupakan persiapan untuk melakukan tindakan sehingga pada saat
melaksanakan tindakan tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Adapun
rencana tindakan ke dua adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen berupa lembar kerja siswa, Lembar hasil belajar sebagai
alat penilaian, lembar pengamatan guru, dan siswa serta alat peraga yang
relevan. Perencanaan siklus II peneliti akan lasanakan pada hari Rabu, 04
April 2017 pukul 08.10 – 09.20 di SD No 2 Werdi Bhuwana
b. Pelaksanaan tindakan
28
c. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II
Hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis. Ternyata pada siklus II, siswa
kelas V SD No 2 Werdi Bhuwana semua sudah tuntas hasil belajarnya atau
semua siswa menguasai materi pelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia semakin
tinggi. Melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi berbantuan media
gamabar, pembelajaran bahasa indonesia menjadikan kemampuan guru dalam
menyampaiakan materi pelajaran semakin baik, sehingga guru merasa lebih
menguasai pelaksanaan proses belajar mengajar dan siswa mengikuti
pembelajaran dengan menyenangkan.
4.2 Pembahasan
1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Hasil belajar Bahasa Indonesia pada pembelajaran prasiklus dari 20
siswa. menunjukkan ada 11 orang siswa mendapat nilai di bawah KKM
11
adalah x 100=55 % , ada 3 orang siswa mendapat nilai di atas KKM
20
3
adalah x 100=15 % . Dan 6 siswa medapat nilai sesuai dengan KKM
20
6
adalah x 100=30 %. Ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan
20
9
adalah 9 siswa atau x 100=45 % Pencapaian tersebut memperoleh
20
predikat sangat kurang.
a. Konsep yang dijelaskan guru kepada siswa bersifat abstrak.
b. Guru tidak memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan siswa.
Karena kegagalan dalam pembelajaran tersebut di atas, maka
peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I.
2. Perbaikan Pembelajaran Siklus I
29
6
bawah KKM adalah x 100=30 %. , ada 9 orang siswa mendapat nilai
20
9
di atas KKM adalah x 100=45 %. Dan 5 siswa medapat nilai sesuai
20
5
dengan KKM adalah x 100=25 % . Ketuntasan hasil belajar siswa
20
14
secara keseluruhan adalah x 100=70 % . Pencapaian tersebut
20
memperoleh predikat belum sesuai dengan harapan. Untuk data ini belum
sesuai dengan harapan indikator keberhasilan penelitian yang dicanangkan
yaitu lebih dari 80% siswa mampu mencapai keberhasilan sesuai KKM.
Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan pembelajaran
siklus I, ternyata dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Jumlah kelompok diskusi terlalu banyak.
b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Pada pembelajaran inquiri, siswa yang pasif tidak peduli pada
pembelajaran, ada siswa yang bermain-main sendiri atau memperhatikan
sesuatu di luar kelas sehingga berakibat kegagalan dalam pembelajaran.
Dengan masih adanya siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran
siklus I maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran
siklus II.
30
Alat peraga adalah alat bantu untuk menunjukkan kreatifitas guru maupun
siswa, sehingga dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat
memperlancar serta meningkatkan proses belajar.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Agar para guru Sekolah Dasar menerapkan metode demontrasi
berbantuanan media gambar pada karakteristik materi yang relevan.
2. Agar peneliti lainnya melakukan penelitian pada substansi menalar dan
mengomunikasikan, karena pada bagian ini pembelajarannya belum
optimal.
3. Agar kepala sekolah mensosialisasikan hasil penelitian ini untuk
diimplementasikan dalam mewujudkan proses pendidikan dan
pembelajaran bermutu.
32
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York:
Holt, Reinhart and Winston.
33
http://devamelodica.com/teori-hasil -belajar-untuk-skripsi-pendidikan-lengkap-
dengan-daftar-pustaka/
http://kbbi.web.id/hasil
http://www.parisada.org/index.php?
option=com_content&task=view&id=797&Itemid=81.
34