OLEH:
1. PENDAHULUAN
Strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku usaha jasa konstruksi dan jasa
konsultansi adalah “strategi kualitas”. Oleh karena itu, para pelaku usaha jasa konstruksi dan
konsultansi harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi kualitas,
sejalan dengan kecenderungan globalisasi. Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan
salah satu lembaga dalam jasa konstruksi yang berperan dalam proses perencanaan hingga
pengoperasian proyek. Penerapan manajemen mutu sangat perlu diterapkan agar tujuan
proyek mencapai hasil yang optimal dalam aspek biaya, memanfaatkan waktu dan
mempertahankan kualitas proyek. Sehingga akan bermunculan lembaga-lembaga yang
memiliki akreditasi secara nasional maupun internasional khususnya di bidang penerapan
mutu. Hal itu akan memberikan jaminan kepada pihak global mengenai kepuasan terhadap
kualitas barang dan jasa.
2. LANDASAN TEORI
1
penyerahan/pengoperasiannya diperlukan sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan
terpadu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek memperkecil biaya,
memanfaatkan waktu dan mempertahankan kualitas proyek. Tujuan pokok dari manajemen
konstruksi ialah mengelola atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan. Untuk itu perlu diperhatikan mengenai
mutu bangunan, biaya yang digunakan, dan waktu pelaksanaan.
Manajemen konstruksi adalah suatu metode dimana pemilik proyek menunjuk wakilnya
yang disebut konsultan manajemen konstruksi untuk mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, dan juga memproses semua tahapan proyek, mulai dari tahap
perencanaan, perancangan, pelelangan, pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan.
2
2. Membentuk faktor – faktor sistem agar terbentuk pengelolaan kegiatan yang dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik.
1. Pengendalian Mutu.
d. Meneliti, memeriksa dan menyetujui gambar kerja / shop drawing yang dibuat
oleh kontraktor sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan di lapangan.
3
e. Menyusun daftar cacat ( defect list ) sebelum serah terima pertama pekerjaan
dan mengawasi / mengontrol pelaksanaan perbaikannya selama masa
pemeliharaan.
f. Meneliti dan memeriksa gambar (as built drawing ) yang dibuat oleh kontraktor
sebelum serah terima pertama.
2. Pengendalian Waktu.
3. Pengendalian Biaya.
4
d. Membantu Pengelola Proyek mempersiapkan dan menyusun dokumen
pendaftaran Gedung.
Untuk mencapai tujuan seperti apa yang ada pada definisi mutu tersebut maka perlu adanya
pengelolaan mutu. Dengan adanya pengelolaan mutu proyek ini diharapkan tidak ada
pekerjaan yang harus diulang karena ada kerusakan atau pekerjaan yang cacat, sehingga
tidak menimbulkan kerugian.
5
1. Tersedianya detail engineering desain yang lengkap dan bermanfaat bagi pelaksana
fisik/konstruksi sesuai dengan kebutuhan program.
3. Manajemen Mutu untuk meraih kinerja yang memuaskan pada ruang lingkup
Perencanaan dan Pengawasan.
Sistem Manajemen Mutu, khususnya ISO 9001:2008, merupakan sistem manajemen dengan
pendekatan kepada pelanggan. Pelanggan pada Sistem Manajemen Mutu adalah pelanggan
internal, pelanggan eksternal, pihak yang berkepetingan (interested partied). Menurut ISO,
SMM diartikan sebagai sistem penetapan kebijakan, sasaran, dan pencapaian sasaran secara
langsung dan terkendali dalam sebuah organisasi yang berpengaruh terhadap mutu. Menurut
standar tersebut, inti dari sistem manajemen mutu meliputi:
1. Adanya kebijakan mutu, perencanaan mutu, sasaran mutu, prosedur kerja, instruksi
kerja, dan rekaman mutu.
Sementara itu, standar manajemen mutu yang baik didasarkan pada penerapan delapan
prinsip manajemen mutu yang merupakan dasar penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2008, yaitu:
6
kepuasan pelanggan, respon yang cepat terhadap perubahan, dan meningkatkan
efektivitas.
2. Kepemimpinan (leadership).
Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka hendaknya
menciptakan dan memelihara lingkungan internal tempat orang dapat melibatkan
dirinya secara penuh dalam pencapaian tujuan organisasi.
Dengan kata lain, kepemimpinan yang mampu mengarahkan organisasi dalam
kesatuan gerak untuk mencapai tujuan organisasi sangat dibutuhkan agar pegawai
terinternalisasi tujuan organisasi, mengurangi miskomunikasi, sehingga tindakan yang
dilakukan searah dengan tujuan organisasi.
7
seiring peningkatan kapasitas organisasi, dan memberikan fleksibilitas dalam
merespon peluang dengan cepat.
8
proyek tersebut. Perencanaan fisik yang meliputi gambar denah, pandangan atau dampak,
potongan, detail termasuk perhitungan kontruksi, mencakup peraturan dan persyaratan
teknis administrasi. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan serta
pengawasan terhadap pekerjaan. Berikut ini dijelaskan bagaimana tahapan penerapan
manajemen mutu selama tim konsultan manajamen konstruksi bertugas menurut tahapan
kerja.
9
Konsultan perancana harus mempertimbangkan hal-hal berikut sambil mempersiapkan
persiapan desain:
1. Hasil desain konsep
2. Perhitungan untuk mendukung desain
3. Skema sistem untuk sistem elektrikal
4. Koordinasi dengan anggota tim proyek lainnya
5. Persyaratan otoritas
6. Ketersediaan sumber daya
7. Konstrabilitas
8. Kesehatan dan keselamatan
9. Keandalan
10. Masalah konservasi energi
11. Masalah lingkungan
12. Pemilihan sistem dan produk yang mendukung tujuan fungsional dari seluruh
fasilitas
13. Keberlanjutan
14. Persyaratan semua pemangku kepentingan
15. Biaya siklus hidup yang dioptimalkan (rekayasa nilai)
10
2. Digambar pada skala yang disepakati
3. Lokasi situs dalam hubungannya dengan lingkungan yang ada
4. Hubungan dengan rencana awal
5. Sirkulasi
6. Organisasi fungsi bangunan
7. Aspek fungsional / estetika dari konsep desain yang diteliti
8. Deskripsi grafis dari detail
9. Hubungan visual dan fungsional
10. Kesesuaian dengan lingkungan sekitarnya
Bennet (2003) lebih lanjut menyatakan bahwa agensi yang sama membutuhkan profesional
desain untuk menyiapkan deskripsi naratif tentang sistem bangunan berikut setelah
menyelesaikan desain skematik:
1. Struktur
2. Tingkat dan sistem lantai
3. Atap
4. Dinding dan partisi eksterior / interior
5. Interior selesai
6. Mengamati garis
7. Tangga dan lift
8. Item khusus
9. Sistem kelistrikan
10. Sistem mekanik
11. Peralatan bawaan
12. Konstruksi situs
11
pendapatan atau dana yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Anggaran
untuk proyek konstruksi adalah jumlah maksimum yang bersedia dikeluarkan oleh pemilik
untuk desain dan konstruksi fasilitas yang memenuhi kebutuhan pemilik. Anggaran
ditentukan dengan memperkirakan biaya kegiatan dan sumber daya dan terkait dengan
jadwal proyek. Jika arus kas atau anggaran yang dihasilkan tidak dapat diterima, jadwal
proyek harus dimodifikasi. Diperlukan bahwa saat menyiapkan anggaran, penilaian risiko
proyek juga dilakukan.
12
melakukan studi VE bergantung pada klien / persyaratan pemilik. Disarankan bahwa
SIMPAN internasional yang terdaftar bersertifikat nilai spesialis ditugaskan untuk
memimpin penelitian ini.
13
DAFTAR PUSTAKA