PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
IPA berasal dari kata sains yang berarti alam. Menurut Suyoso (1998:23) Sains merupakan
pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta
diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara
universal. Menurut Abdullah (1998:18) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau
disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi,
penyimpulan, penyusunan yang terkait. Dari kesimpulan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA
merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-
langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang
bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan .
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis melalui suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami
alam sekitar yang dilakukan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Carin dan sund (1993)
mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku
universal dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.
Pada proses pembelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda terhadap siswa kelas IV SDN
Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk, guru melaksanakan appersepsi dengan
menjelaskan materi yang akan disampaikan yaitu sifat dan perubahan wujud benda dan mengajukan
pertanyaan pada siswa 1. Pernahkah kalian memegang es batu ? ; 2. Pernahkah kalian memanaskan
es batu?apa yang terjadi pada es batu setelah di panaskan?. Pada kegiatan inti guru menjelaskan
perubahan wujud benda dari padat menjadi cair,menguap dan menyublin, dengan menunjukkan
alat peraga berupa gambar. Pada saat penjelasan terlihat beberapa siswa sibuk sendiri dan terkesan
bosan dengan penjelasan guru. Ketika pemeriksaan LK yang telah dikerjakan siswa pada kegiatan inti
hanya 7 siswa dari 22 siswa yang dapat mengerjakan LK dengan benar dan saat kegiatan akhir ketika
guru memberi pertanyaan pada siswa sekitar materi yang dijelaskan ternyata ada 2 siswa yang tidak
memahami sifat dan perubahan wujud benda.
Untuk memecahkan masalah diatas guru melakukan perbaikan pembelajaran yang menekankan
pada PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA MATERI SIFAT DAN
PERUBAHAN WUJUD BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SDN
JOGOMERTO I KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan masalah
yang dikemukakan yaitu : bagaimana metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa terhadap pelajaran IPA meteri sifat dan perubahan wujud benda bagi siswa kelas IV SDN
Jogomerto I ?
C. TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mendeskripsikan efektifitas metode demonstrasi dan
menganalisis tingkat keberhasilan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi sifat dan
perubahan wujud benda pada sisiwa kelas IV SDN Jogomerto I.
D. MANFAAT PERBAIKAN
1. Guru
Sebagai bahan kajian dalam meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan di kelasnya.
2. Siswa
Sebagai masukan bagi siswa untuk benar-benar memanfaatkan metode demonstrasi di kelasnya
dalam rangka meningkatkan prestasi belajar dan pemahaman terhadap pelajaran IPA.
3. SDN Jogomerto I
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Jogomerto I dapat lebih meningkatkan penerapan
metode demonstrasi agar hasil belajar dan pemahaman siswa lebih baik dan dimungkinkan untuk
diterapkan pada pelajaran lain dan tingkat kelas lainnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di SD
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dengan segala
jenis isinya. Menurut Powler (dalam Winataputra, 1993), sains adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan dengan mengamati gejala-gejala kebendaan, dan didasarkan terutama atas pengamatan
induksi. Carin dan Sund (1993) mendefinisikan sains sebagai pengetahuan yang sitematis atau
tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan dat hasil observasi dan eksperimen.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Carin dan Sund (1993:26) menyimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu :
1. Sikap; rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makluk hidup, serta hubungan sebab
akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA
bersifat open head.
2. Proses; prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi penyusunan
hipotesis, perancangan eksperimen, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan
4. Aplikasi; penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD adanya
kemampuan murid untuk memiliki sikap ilmiah dan berproses secara ilimiah terhadap berbagai
aspek dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan alam sekitar manusia dengan melakukan
penyelidikan ilmiah dalam membuktikan teori.
C. Pengertian Metode
Metode merupakan pengimplementasian rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata untuk
merealisasikan strategi yang merujuk pada perencanaan untuk mencapai suatu keberhasilan.
D. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas temtang hal-hal
yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, membuat sesuatu membandingkan sesuatu
cara dengan cara lain dan untuk mengetahui aatu melihat kebenaran sesuatu (Hamalik, 1991).
a. demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di demonstrasikan tidak
bisa di amati dengan seksama oleh siswa siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktifitas mereka sebagai pengalaman
yang berharga.
c. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karena sebab alat yang terlalu besar atau
berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
3. Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Perhatian anak didik di pusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat
diamati
b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan, jadi proses anak
didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalh lain
c. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
e. Dapat membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan
g. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karena ikut
berperan serta secara langsung
e. Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstrasi menjadi tidak efektif
a. Tahap persiapan
1) Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan yang dapat
tercapai setelah metode demonstrasi berakhir.
b. Tahap Pelaksanaan
6) Menghindari ketegangan
c. Evaluasi
E. Prestasi Belajar
1. Teori Belajar
a. Behaviorisme
b. Kognitivisme
Berdasarkan empat teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perbuatan
yang dilakukan secara sengaja oleh seseorang sehingga terjadi perubahan pada dirinya baik dari
aspek wawasan, pengetahuan, psikologis, dan hal ini dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
yang datangnya dari dalam diri individu dan yang datangnya dari luar diri individu.
2. Pengertian Belajar
Belajar diidentifikasikan oleh para ahli dengan sudut pandang yang berbeda meskipun pada
dasarnya tidak terlalu jauh, berikut definissi belajar menurut beberapa ahli ;
a. Roestiyah (1995: 8), belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuhan dan
sikap.
b. Sudjana (1989 :28), belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri melalui proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
c. Slameto (1995: 5), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secar keseluruhan, sebagian hasil pengalaman sendiri dan
interaksi dengan lingkungan.
d. Hamalik (1993: 6), belajar merupakan suatu bentuk perubahan dari seseorang yang dinyatakan
dalam cara bertingkah laku yang baru.
Masalah hasil belajar anak didik tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan belajar atau prestasi
belajar , beberapa pendapat dari para ahli mengenai hal yang terkait dengan prestasi atau hasil
belajar ;
a. Menurut WJS Poerwadarminta (1993 :768) prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau yang
dikehendaki
b. Menurut Soemartono (1971 : 8) prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan nilai hasil
belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat itu
c. Menurut Simon Blom (dalam Piet Sihertian dan fran Mataheru, 1981 : 68 ) menjelaskan bahwa
prestasi belajar mencakup beberapa aspek yaituaspek kognitif, aspek efektif dan aspek
psikomotorik.
d. Djamarah dan Zain (2002: 121), mengatakan setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil
belajar
e. Djamarah (2000: 119), mengemukakan suatu proses belajar dinyatakan berhasil apabila tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
1) Faktor Stimulus
Segala hal diluar individu yang merangsang untuk mengadakan reaksi atau perubahan belajar,
penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari.
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain yang dipakai
guru dalam mengajar sangat memberikan rangsangan dalam mencapai prestasi belajar.
3) Faktor Individual
Selain kedua faktor tersebut, faktor individu sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin dewasa suatu individu semakin tua usia individu
berarti semakin kuat dan lebih sanggup melaksanakan tugas yang lebih berat.
b) Metode pembelajaran
a) Faktor internal anak, yang meliputi; faktor psikis dan psikologis (intelegensi, sikap, bakat, minat,
dan motivasi)
b) Faktor eksternal anak, yang meliputi lingkungan social, non social dan pendekatan belajar
c. Bentuk prestasi belajar yang dijadikan acuan pengembangan instrumen adalah pilihan
kemampuan siswa pada taraf kemampuan kognitif. Adapun domain kognitif dalam taksonomi Bloom
dapat dipilih atas 6 tingkatan diantaranya :
1) Pengetahuan (ingatan)
Dalam taksonomi Bloom, pengetahuan merupakan sasaran belajar tingkat paling rendah.
2) Pemahaman
Kemampuan pada tingkat ini memilki tingkat yang lebih baik dibandingkan kemampuan yang
berupa pengetahuan.
3) Penerapan
Tingkah laku pada tingkat ini mleiputi kemampuan siswa untuk menggunakan konsep, metode,
hukum, teori yang terdapat pada suatu bidang ilmu. Hasil belajar pada tingkat ini mencerminkan
pengertian yang lebih tinggi dibandingkan pemahaman.
4) Analisis
Analisis menyangkut pemahaman dan penerapan yaitu materi menjadi bagian-bagian tersebut.
5) Sintesis
Sintesis merupakan kemampuan siswa untuk memadukan teori yang satu dengan yang lain,
prinsip yang satu dengan prinsip yang lain, hukum yang satu dengan yang lain sehingga
menghasilkan suatu teori, prinsip atau hukum yang sifatnya baru. Untuk tingkatan ini siswa benar-
benar dituntut kretifitasnya.
6) Evaluasi
Evaluasi ini merupakan tertinggi domain kognitif. Pada tingkat ini siswa dituntut untuk
mempertimbangkan suatu pernyataan, uraian, pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu yang telah
ditetapkan.
12
BAB III
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Jogomerto I Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Kelas IV
semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud
benda. Penelitian ini dilakukan 2 siklus, siklus I dilaksanakan hari senin tanggal 17 Oktober 2011.
Siklus II dilaksanakan hari senin tanggal 24 Oktober 2011.
2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV SDN Jogomerto I dengan jumlah siswa 22 yang terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
No
Nama
Laki-laki / Perempuan
Adi Junianto
L
Ayu Oktafiana
Ade Suryatika
Bagus Riyan P
10
11
L
12
M. Dany Kurniawan
13
M. Dony Kurniawan
14
M. Ardian
15
Risma Andantyas A
16
Regar Andhika B
17
Riskha May S
18
Shelvi Rahmawati
19
Sherli Rahmawati
20
Tri Sandi
21
Saga P
22
Ibnu Salis
Proses dan hasil belajar mata pelajaran IPA merupakan bahan untuk menyusun rencana
perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini penulis dibantu teman sejawat untuk menetapkan materi dan
strategi pelajaran agar kualitas pembelajaran lebih baik lagi. Pelaksanaan perbaikan ini
menggunakan siklus untuk mengevaluasi dan mengetahui permasalahan dalam proses
pembelajaran. Siklus ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II yang menggunakan
metode demonstrasi dengan alur pelaksanaan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus I direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Sifat dan
Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I pada hari senin tanggal 17 Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
1) Menyusun RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk mata pelajaran IPA (terlampir)
3) Disamping itu dalam penelitian untuk memperoleh data pembelajaran perlu dilakukan
pengamatan/ observasi oleh karena itu perlu dibuat pedoman pengamatan sebagaimana
dikemukakan dalam lampiran
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I sesuai dengan yang tertuang dalam RPP (Rencana
Perbaikan Pembelajaran) yaitu ;
No
Kegiatan
Pengelolaan
Waktu
Siswa
1
2
3
Kegiatan Awal
- Apersepsi
Menggali pengetahuan awal, guru bertanya Bagaimana bentuk air yang diletakan di dalam gelas?
Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang sifat berbagai wujud benda.
Anak-anak tujuan pembelajaran kali ini adalah agar kalian tahu jenis benda dan sifat benda.
Kegiatan Inti
Menggali pengetahuan prasyarat bertanya Bagaimana bentuk air di dalam gelas?apakah sama
dengan air di gallon?
Guru membagi LK percobaan sekarang coba kalian demonstrasikan percobaan ini sesuai
perintah pada LK
Kelompok melakukan percobaan dan pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, mencatat data
percobaan dengan dipandu guru
Siswa mendiskusikan data percobaan dan membuat kesimpulan dari hasil percobaan
Kegiatan Akhir
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari materi yang kita pelajari hari ini
ada yang bertanya atau masih bingung?
Guru memberi kesimpulan dan penguatan dari materi yang telah dibahas.
Siswa mengerjakan post tes pembelajaran sekarang kalian kerjakan soal ini secara individu!
Refleksi
5
45
20
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Individu
Klasikal
Klasikal
c. Tahap Observasi
Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap
peneliti meliputi;
3) Pengelolaan Kelas
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan sangat
membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan pembelajaran berikutnya
d. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus I peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. kegiatan yang dilakukan untuk mencari kelemahan di dalam
proses pembelajaran yang telah berlangsung. Apabila hasil yang dicapai dalam perbaikan
pembelajaran belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, maka hasil refleksi digunakan untuk
merancang tindakan pembelajaran selanjutnya dengan memperbaiki kelemahan pada pembelajaran
sebelumnya. Berikut hasil refleksi selama kegiatan pembelajaran berlangsung ;
1) Kegiatan awal
Pada kegiatan awal dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ditemukan beberapa kekurangan yang meliputi; beberapa anak kurang aktif dan
terlihat bingung saat demonstrasi.
3) Kegiatan akhir
Pada kegiatan akhir dapat terlaksana dan berjalan sesuai rencana perbaikan pembelajaran
4) Hasil
Hasil yang diperoleh kurang memuaskan, hal ini terbukti pada kegiatan inti ada beberapa siswa
kurang aktif dan ada yang terlihat bingung. Maka dari itu dilaksanakan suklus berikutnya untuk
memperbaiki kekurangan dan kesalahan pada siklus I.
2. Siklus II
Pada tahap ini dilaksanakan karena pada siklus I kurang berhasil, dan pada tahap ini langkah-langkah
kegiatan disesuaikan dengan siklus I tetapi ada beberapa perbedaan pada kegiatan inti adapun
tahapan pada siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Sifat dan
Perubahan Wujud Benda kelas IV di SDN Jogomerto I pada hari senin tanggal 24 Oktober 2011.
Pada tahap ini kegiatan berupa penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi:
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam penelitian. Hal-hal
yang disiapkan pada tahap ini antara lain adalah :
1) Menyusun Rencana Pembelajaran (RP) dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) (terlampir)
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada dasarnya pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I. Hal-hal yang sudah baik pada siklus I tetap
dipertahankan, sedangkan kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Setelah perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan, terlihat bahwa siswa mengalami kemajuan
dan peningkatan. Untuk menambah peningkatan pemahaman siswa perlu dilakukan perbaikan
siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut :
No
Kegiatan
Pengelolaan
Waktu
Siswa
1
2
3
Kegiatan Awal
- Apersepsi
Menggali pengetahuan awal, guru bertanya Bagaianakah bentuk air didalam gelas?
Anak-anak hari ini kita akan mempelajari tentang sifat berbagai wujud benda.
Anak-anak tujuan pembelajaran kali ini adalah agar kalian tahu jenis benda dan sifat benda.
Kegiatan Inti
Menggali pengetahuan prasyarat bertanya Coba kalian lihat bagaimana bentuk air di dalam gelas
di depan ini?
Siswa diberi informasi singkat terkait dengan percobaan yang akan dilakukan hari ini hari ini kita
akan melakukan percobaan tentang sifat dan berbagai wujud benda.
Kelompok melakukan percobaan dan pengamatan sesuai petunjuk dalam LK, mencatat data
percobaan dengan dipandu guru
Siswa mendiskusikan data percobaan dan membuat kesimpulan dari hasil percobaan
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan
Kegiatan Akhir
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dari pembelajaran yang kita lakukan
hari ini ada yang masih bingung atau ada yang ingin bertanya?
Guru memberi kesimpulan dan penguatan dari materi yang telah dibahas.
Siswa mengerjakan post tes pembelajaran sekarang kalian kerjakan soal ini secara individu!
Pembahasan soal post tes akhir pembelajaransekarang kita bahas bersama hasil tes yang kalian
kerjakan!
Refleksi
5
45
20
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Individu
Klasikal
Individu
Klasikal
Klasikal
c. Tahap Observasi
Selama dalam kegiatan perbaikan pembelajarn siklus I peneliti dibantu oleh teman sejawat
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap
peneliti meliputi;
3) Pengelolaan Kelas
Dari hasil pengamatan baik yang dilakukan oleh peneliti maupun teman sejawat, akan sangat
membantu untuk mengetahui kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
sehingga peneliti bisa memperbaiki kekurangan tersebut pada kegiatan pembelajaran berikutnya
d. Tahap Refleksi
Pada akhir siklus II peneliti bersama teman sejawat (observer) melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Pelaksanaan pembahasan siklus II berjalan sesuai dengan
yang direncanakan. Peneliti dapat menggunakan metode demonstrasi dan mampu memberikan
pengalaman baru bagi siswa. melalui metode demonstrasi siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran. keaktifan siswa ditunjukkan dengan ketuntasan siswa dalam menyelesaikan soal
evaluasi sifat dan berbagai wujud benda.
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini tidak ditemui kendala, berarti hal ini
mengandung maksud kendala yang muncul dalam kegiatan pembelajaran dapat diselesaikan saat itu
juga. Dengan temuan ini maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian penelitian yang
telah ditentukan diawal penelitian telah tercapai.
BAB IV
1. Siklus I
a. Identifikasi siklus I
Dalam pembelajaran siklus I pemahaman siswa terhadap materi sifat dan perubahan wujud benda
masih kurang, aktivitas belajar siswa masih rendah dan siswa cenderung pasif saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Dari 22 siswa hanya beberapa siswa yang nilainya sesuai dengan KKM.
Hal ini dikarenakan ada beberapa prosedur pembelajaran yang tidak dilaksanakan oleh peneliti
terutama pada kegiatan inti. Permasalahan ini menjadi acuan peneliti untuk melakukan perbaikan
pada siklus II.
Kriteria
Skor
35
II
20
III
30
Jumlah
85
Kriteria penilaian
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
40
35
30
II
30
20
15
III
30
20
15
Jumlah
100
75
60
Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Nama / Kelompok
Jumlah Skor
Nilai Akhir
Keaktifan
Kerjasama
Gagasan/ Ide
1
Kelompok 1
ADI JUNIANTO
67
ADE SURYATIKA
75
BAGUS RIYAN P
8
67
AYU. O
10
83
DELLA ARIES P
67
Kelompok 2
DITA AYU D
67
EFI NUR L
67
EKO ACHMAD M
67
IFA NUR L
67
INDAH DWI R
10
83
Kelompok 3
IVAN ARI S
67
M. DANY K
67
M. ARDIAN
67
RISMA A A
11
92
RISKHAMAY S
10
83
SHELVI R
10
83
Kelompok 4
M DONY K
67
REGAR A B
67
TRI SANDI
67
SHERLI R
10
83
SAGA P
75
IBNU SALIS
67
Indikator Penilaian
A. Keaktifan
1. tidak aktif
2. kurang aktif
3. aktif
4. sangat aktif
B. Kerjasama
Penskoran
Skor Tertinggi : 4 x 3 = 12
Skor tertinggi
Kriteria Penilaian
70 84 : Baik :B
55 69 : Cukup :C
45 54 : Kurang :D
0 44 : Sangat Kurang :E
Dari hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerja sama dan gagasan/ ide siswa
dalam satu kelompok masih kurang. Penilaian juga dilakukan dengan lembar evaluasi, sebagai
berikut :
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jumlah skor
Nilai
5
1
Adi Junianto
60
Ayu Oktafiana
10
100
Ade Suryatika
60
Bagus Riyan P
1
1
80
60
60
8
80
60
60
10
60
11
1
1
10
100
12
M. Dany Kurniawan
60
13
M. Dony Kurniawan
10
100
14
M. Ardian
1
10
100
15
Risma Andantyas A
80
16
Regar Andhika B
60
17
Riskha May S
60
18
Shelvi Rahmawati
1
10
100
19
Sherli Rahmawati
60
20
Tri Sandi
60
21
Saga P
1
1
80
22
Ibnu Salis
60
Jawaban salah =0
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab benar 4 soal
sebanyak 4 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 13 siswa. Ini dapat dikatakan bahwa
siswa banyak yang kurang menguasai materi pembelajaran dan pembelajaran belum sepenuhnya
berhasil,. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan yang dinamakan siklus II.
2. Silklus II
a. Identifikasi Siklus II
Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan rencana yang dibuat yaitu
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Semua siswa terlihat aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Disamping itu, anak-anak sudah kelihatan aktif mengikuti pembelajaran walaupun
masih ada seorang siswa yang tidak memperhatikan. Dalam mengerjakan tes evaluasi anak-anak
tampak antusias.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan teman sejawat, pembelajaran siklus II sudah sesuai
dengan rencana yang dibuat. Dalam pelaksanaan pembelajaran tidak ditemui kendala berarti.
Dengan temuan ini, maka peneliti berkesimpulan bahwa kriteria pencapaian penelitian yang telah
ditentukan diawal peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran ipa materi sifat dan
perubahan wujud benda dengan metode demonstrasi bagi siswa kelas IV SDN Jogomerto I
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk berhenti pada siklus ini dan tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
Kriteria
Skor
40
II
20
III
30
Jumlah
90
Keterangan Aspek Yang diamati :
Kriteria penilian
Jumlah Penskoran
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
40
35
30
II
30
20
15
III
30
20
15
Jumlah
100
75
60
Penilaian Proses : 1 + 2 + 3
Berikut adalah hasil pengamatan kerja kelompok dalam siklus II diperoleh data sebagai berikut :
Nama / Kelompok
Jumlah Skor
Nilai Akhir
Keaktifan
Kerjasama
Gagasan/ Ide
Kelompok 1
ADI JUNIANTO
75
ADE SURYATIKA
75
BAGUS RIYAN P
67
AYU. O
10
83
DELLA ARIES P
67
Kelompok 2
DITA AYU D
75
EFI NUR L
67
EKO ACHMAD M
67
IFA NUR L
67
INDAH DWI R
10
83
Kelompok 3
IVAN ARI S
10
83
M. DANY K
67
M. ARDIAN
67
RISMA A A
11
92
RISKHAMAY S
10
83
SHELVI R
10
83
Kelompok 4
M DONY K
11
92
REGAR A B
11
92
TRI SANDI
67
SHERLI R
10
83
SAGA P
75
IBNU SALIS
10
83
Indikator Penilaian
A. Keaktifan
1. tidak aktif
2. kurang aktif
3. aktif
4. sangat aktif
B. Kerjasama
C. Gagasan / Ide
Penskoran
Skor Tertinggi : 4 x 3 = 12
Skor tertinggi
Kriteria Penilaian
70 84 : Baik :B
55 69 : Cukup :C
45 54 : Kurang :D
0 44 : Sangat Kurang :E
Berdasarkan hasil pengamatan diskusi kelompok tingkat keaktifan, kerjasama dan gagasn / ide
siswa dalam satu kelompok sudah baik. Hasil yang dicapaipun sangat memuaskan.
Selain itu penilaian juga dilakukan dengan lembar evaluasi, sebagai berikut
No
Nama Siswa
Nomor Soal
Jumlah skor
Nilai
Adi Junianto
80
Ayu Oktafiana
1
1
10
100
Ade Suryatika
80
Bagus Riyan P
80
10
100
80
80
10
100
1
1
80
10
10
100
11
10
100
12
M. Dany Kurniawan
1
8
80
13
M. Dony Kurniawan
10
100
14
M. Ardian
10
100
15
Risma Andantyas A
60
16
Regar Andhika B
0
80
17
Riskha May S
80
18
Shelvi Rahmawati
10
100
19
Sherli Rahmawati
1
1
10
100
20
Tri Sandi
80
21
Saga P
80
22
Ibnu Salis
80
Dari 22 siswa yang menjawab benar semua sebanyak 8 siswa, siswa yang menjawab benar 4 soal
sebanyak 11 siswa, siswa yang menjawab benar 3 soal sebanyak 1 siswa. Ini dapat dikatakan siswa
sudah banyak yang menguasai materi dan dapat dikatakan bahwa pembelajaran sepenuhnya
berhasil
B. PEMBAHASAN
1. Silkus I
Pada siklus I keberhasilan pemebelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) tentang sifat dan
perubahan wujud benda masih sangat rendah. Hasil evaluasi belajar yang dicapaipun masih sangat
rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siklus I ada beberapa langkah atau prosedur
pembelajaran yang terlewatkan.
Dari 22 siswa yang nilainya sesuai KKM dan yang diatas KKM hanya sebanyak 9 siswa,
kenyataan tersebut menunjukkan belum sepenuhnya pembelajaran siklus I berhasil. Oleh karena itu,
perlu diadakan perbaikan yang dinamakan siklus II.
2. Siklus II
Berdasarkan tes evaluasi seluruh siswa sudah menguasai materi pelajaran, berarti ada
peningkatan. Ini berarti pembelajaran siklus II dapat dikatakan berhasil.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan seperti terlihat pada bab IV, hasil penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi sifat dan perubahan wujud benda
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada siswa kelas IV SDN Jogomerto I Kecamatan
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.
2. Suatu penjelasan akan lebih menarik dan mudah dimengerti jika disertai dengan demonstrasi
3. Dengan demonstrasi dapat mengembangkan rasa tanggung jawab dan merangsang siswa untuk
berpikir secara ilmiah
4. Metode Demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat menambah pengalaman siswa,
membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa mengalamiya sendiri.
B. Saran
1. Kepada Guru Sekolah Dasar agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan
berbagai macam strategi dan metode, salah satunya metode Demonstrasi
2. Kepada Guru hendaknya mempunyai kreatifitas dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran.
33
DAFTAR PUSTAKA
Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV,
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional
34
www.dedenbinlaode.blogspot.com/hasil belajar